• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengelolaan Drainase

Kondisi topografi dan kemiringan permukaan tanah pada tiap DPS Bandar Lampung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Dari hasil pengukuran topografi berupa pengukuran alur sungai yang dipandang urgen untuk segera ditindak lanjuti dengan pekerjaan perencanaan, kaitannya dengan penanggulangan banjir dimasa yang akan datang di Kota Bandar Lampung.

Adapun kondisi topografi dan kemiringan permukaan tanah pada tiap DPS Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

 Pada DPS Way Lunik dengan kondisi topografi dan kemiringan bagian hulu berupa daerah perbukitan yang relatif terjal, dengan keadaan sungai yang sempit dan dinding sungai yang terjal, dengan aliran sungai berkelok/meandering. Pada bagian tengah masih pada daerah kaki bukit yang dengan kemiringan yang tidak begitu terjal, dan berbatu, sedangkan pada bagian hilir merupakan daerah industri yang padat penduduk sehingga pemanfaatan bantaran kali banyak dilakukan oleh masyarakat dengan topografi yang relatif datar sampai pada muara Teluk Lampung.

 Kondisi topografi dan kemiringan DPS Way Kuala dengan pada

umumnya bagian hulu merupakan kawasan hutan konservasi, dengan kemiringan yang terjal, serta merupakan daerah penyangga Kota Bandar Lampung, pada bagian tengah DPS Way Kuala merupakan kawasan pemukiman, pusat kota, perdagangan dan perkantoran pemerintah dengan topografi yang relatif datar. Sedangkan pada daerah hilr dengan topografi yang relatif datar, dan kemiringan lereng yang datar juga. Daerah hilir merupakan kawasan industri, baik skala kecil maupun skala besar. Sedangkan kondisi sungai Way Kuala dan anak cabangnya merupakan aliran meandering.

 DPS Way Kuripan pada bagian hulu merupakan daerah penyangga

kebutuhan air Kota Bandar Lampung yaitu PDAM Way Rilau serta merupakan sumber air bagi beberapa industri pengolahan air minum dalam kemasan. Kondisi topografi dan kemiringan pada daerah ini terjal, berbukit, curam dan merupakan kawasan hutan wisata Kota, sedangkan pada daerah tengah kondisi topografi masih relatif terjal, sedikit curam, degan kemiringan lereng berkisar 25-30 %. Sedangkan pada daerah hilir merupakan daerah yang datar, padat penduduk dan merupakan daerah genangan banjir pada musim hujan.

343

 DPS Way Keteguhan dengan kondisi topografi dan kemiringan yang

tidak begitu terjal, karena merupakan daerah perbukitan menengah, terus turun ke tengah dan hilir merupakan daerah yang datar sampai ke laut, sehingga pada saat musim hujan daerah ini sering menerima luapan air hujan dan pasang air laut.

 Pada DPS Way Sukamaju dengan kondisi topografi dan kemiringan

pada umumnya bagian hilir relatif datar dan lurus, pada bagian tengahnya yang landai dan bermeander serta pada bagian hulu yang curam dan bermeander.

 Pada DPS Way Kunyit dengan kondisi topografi dan kemiringan pada umumnya bagian hilir datar dan sempit, pada bagian tengah landai dan sempit, dan pada bagian hulu yang relatif sempit, agak curam. Karena DPS Way Kunyit merupakan kawasan perkotaan.

 Pada DPS Way Kupang dengan kondisi topografi dan kemiringan pada

umumnya bagian hilir datar, lurus dan sempit, pada bagian tengah lurus dan agak landai serta pada bagian hulu yang curam dan berbatu, terutama sekitar Hotel Indrapuri yang merupakan hulu Way Kupang.

 Pada DPS Way Galih Panjang dengan kondisi topografi dan kemiringan

pada umumnya bagian hulu merupakan daerah perbukitan yang terjal, dengan kemiringan yang tinggi serta kondisi sungai yang sempit dan bermeander. Pada bagian tengah umumnya relatif datar, sempit dan berupa kawasan perumahan dan beberapa bangunan pabrik, pada bagian hilir merupakan kawasan industri dan pelabuhan yang mempunyai topografi yang relatif datar.

 Pada DPS Way Pidada dengan kondisi topografi dan kemiringan pada

umumnya bagian hilir datar dan sempit, bagian tengah yang relatif datardan lurus, dan pada bagian hulu yang relatif lurus dan agak curam.

Sistem drainase Kota Bandar Lampung terbagi menjadi 4 sistem, adapun sistem tersebut adalah sebagai berikut :

• Sistem Tanjung Karang, terdiri atas beberapa sungai yaitu : Way Kuripan (Way Simpang Kanan, Way Simpang Kiri dan Way Betung), Way Kupang, Way Kunyit serta Way Bakung.

• Sistem Teluk Betung, dengan Way Kuala sebagai Main drain, yang meliputi sungai ; Way Kemiling, Way Pemanggilan, Way Langkapura, Way Kedaton, Way Balau, Way Halim, Way Durian Payung, Way Simpur, Way Awi dan cabangnya, Way Penengahan serta Way Kedamaian.

• Sistem Panjang, meliputi sungai-sungai; Way Lunik Kanan, Way Lunik Kiri, Way Pidada, Way Galih Panjang dan Way Srengsem.

• Sistem Kandis, yang terdiri dari Way Kandis 1, Way Kandis 2 dan Way

Kandis 3.

Dari pembagian sistem tersebut diatas Sistem Tanjung Karang, Teluk Betung dan Sistem Panjng bermuara ke Teluk Lampung, sedangkan Sistem Kandis bermuara ke Laut Jawa melalui Way Sekampung.

Aspek Teknis

Secara garis besar kapasitas tampung saluran drainase Kota Bandar Lampung masih mampu untuk menampung debit banjir yang terjadi, tetapi ada beberapa saluran eksisting yang perlu mendapat perhatian serius karena sudah tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi, memang ada beberapa kasus yang terjadi karena saluran terjadi pendangkalan/penimbunan lumpur/sampah, kerusakan saluran maupun karena pada beberapa tempat di sepanjang bantaran sungai/saluran

345

drainase dimanfaatkan untuk keperluan sosial kemasyarakatan dan keperluan pribadi.

Tabel 7.35Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase di Kota Bandar Lampung

Panjang

Jalan Lebar Lebar Tinggi

(m) atas bawah (m) Permanen Sal. Tanah Baik Sedang Rusak

1 Way Kupang Jl. W.R. Supratman 450 0,6 0,5 0,65 P P

Jl. W.R. Supratman 420 0,8 0,6 0,8 P P

2 Way Keteguhan Jl. R.E. Martadinata 350 1,3 1 1,8 P P

Jl. R.E. Martadinata 300 0,8 0,6 0,5 P P

3 Way Belau Kuripan Jl. W.R. Supratman 1220 2,6 2,1 2,6 P P Jl. R.E. Martadinata 423 0,8 0,8 1 P P Jl. Laks. Malahayati 423 0,8 0,8 1 P P

Jl. R.E. Martadinata 543 0,6 0,4 0,6 P P

4 Way Lunik Jl. Yos Sudarso 550 0,6 0,5 0,6 P P

Jl. Yos Sudarso 600 0,8 0,8 0,8 P P

Jl. Yos Sudarso 275 0,6 0,5 0,7 P P

Jl. Yos Sudarso 620 0,7 0,6 0,75 P P

Jl. Yos Sudarso 550 0,6 0,5 0,6 P P

5 Way Galih Panjang Jl. Yos Sudarso 340 1,4 1 1,4 P P

Jl. Tambon 300 0,8 0,8 0,8 P P

Jl. Soekarno-Hatta 700 1,3 0,8 0,8 P P

Jl. Soekarno-Hatta 382 2,1 2,1 1 P P

Jl. Yos Sudarso 345 1,5 1,3 1 P P

Dimensi Saluran

Konstruksi Saluran Kondisi

Panjang

Jalan Lebar Lebar Tinggi

(m) atas bawah (m) Permanen Sal. Tanah Baik Sedang Rusak

6 Way Kandis Jl. Z.A. Pagar Alam 500 0,7 0,6 1 P P

Jl. Sultan Agung 800 1,4 0,6 0,8 P P Jl. Bunga Raflesia 600 0,5 0,4 0,8 P P Jl. Ratu Dibalau 500 0,8 0,7 0,8 P P Jl. Abdul Haq 400 0,8 0,6 0,6 P P Jl. Haji Komarudin 500 P P Jl. Soekarno-Hatta 400 0,8 0,7 0,8 P P Jl. Untung Suropati 600 P P Jl. Pulau Pandan 600 0,8 0,7 0,7 P P Jl. Letkol. E.Suratmin 900 P P Jl. Pangeran Tirtayasa 800 0,6 0,5 0,5 P P

7 Way Kuala Jl. Arief Rahman Hakim 340 0,6 0,4 0,5 P P

Jl. Pagar Alam 700 0,6 0,5 0,6 P P Jl. Palapa V 600 0,6 0,4 0,6 P P Jl. Pajajaran 980 1 0,9 1 P P Jl. Hayam Wuruk 500 0,6 0,5 0,6 P P Jl. Mayjen. Riacudu 600 P P Jl. Hayam Wuruk 420 0,7 0,5 0,65 P P Jl. Hayam Wuruk 354 0,5 0,5 0,7 P P Jl. Pulau Kelagian 750 0,3 0,2 0,3 P P Jl. P. Antasari 700 0,7 0,6 0,9 P P Jl. Hanoman 600 0,7 0,5 0,7 P P Jl. Teuku Umar 700 0,6 0,6 0,5 P P Jl. Hayam Wuruk 800 1,2 1,1 1,2 P P Jl. Way Sabu 150 1,2 1 0,8 P P Jl. K.H. Ahmad Dahlan 500 0,6 0,5 0,7 P P Jl. Sutan Syahrir 600 2 1,6 1 P P Jl. Jend. Sudirman 800 0,5 0,4 0,8 P P Jl. M. Yamin 650 0,5 0,5 0,5 P P Jl. Kemuning Atas II 600 0,5 0,4 0,5 P P Jl. Nusa Indah 800 P P Jl. Nusa Indah 320 0,7 0,4 0,8 P P Jl. Way Sekampung 600 0,6 0,4 0,4 P P Jl. Way Mesuji 600 0,5 0,4 0,6 P P Jl. Way Pengubuan 520 0,6 0,5 0,5 P P Jl. Cendana 400 0,6 0,4 0,6 P P Jl. Mawar 600 0,8 0,6 0,5 P P Jl. Dr. Gele Harun 600 0,6 0,5 0,7 P P Jl. Melati 420 0,6 0,5 0,5 P P Jl. Ridwan Rais 500 P P Jl. Jati 300 P P Jl. Jati 500 0,6 0,4 0,6 P P Jl. KH. Mas Mansyur 756 1 0,9 1 P P Jl. HOS. Cokroaminoto 800 1,75 1,75 1,75 P P Jl. Arjuna 300 0,3 0,2 0,2 P P Jl. Suprapto 780 0,9 0,8 0,6 P P Jl. Raden Intan 420 0,7 0,45 0,75 P P

Jl. Gajah Mada (kiri) 430 0,6 0,5 0,9 P P

Jl. Gajah Mada (kanan) 430 1,1 1 0,8 P P

Jl. Kutilang 300 0,9 0,8 1,1 P P Jl. Adi Sucipto 400 0,5 0,4 0,4 P P Jl. M.T. Haryono 345 0,7 0,6 0,7 P P Jl. Ahmad Yani 560 0,6 0,5 0,6 P P Jl. Kotaraja 300 1 0,8 1 P P Jl. Hayam Wuruk 530 0,7 0,5 0,6 P P

Konstruksi Saluran Kondisi

No Nama DAS Nama Jalan

347

Gambar 7.6Sistem Drainase Kota Bandar Lampung Panjang

Jalan Lebar Lebar Tinggi

(m) atas bawah (m) Permanen Sal. Tanah Baik Sedang Rusak

Jl. Harimau 800 0,6 0,6 0,5 P P Jl. Harimau 500 0,5 0,4 0,4 P P Jl. Zebra 600 1 0,9 1 P P Jl. Badak 600 0,4 0,4 0,4 P P Jl. DR. Soetomo 600 0,7 0,7 0,5 P P Jl. Onta 500 0,6 0,5 0,8 P P Jl. Pahlawan 640 0,3 0,2 0,3 P P Jl. Kiwi 500 0,6 0,6 1 P P Jl. Romeo 300 0,3 0,2 0,2 P P Jl. Gatot Subroto 825 0,5 0,5 0,6 P P Jl. Perintis Kemerdekaan 200 P P Jl. Teuku Umar 800 1 1 1 P P Jl. Tupai 350 0,4 0,4 0,3 P P Jl. Kancil 320 0,3 0,3 0,3 P P Jl. Kijang 390 0,5 0,4 0,4 P P Jl. Urip Sumoharjo 700 0,6 0,5 0,6 P P Jl. Pelita II 900 0,4 0,4 0,4 P P Jl. Palapa 750 P P

No Nama DAS Nama Jalan

Dimensi Saluran

Konstruksi Saluran Kondisi

K E C . T E L U K B E T U N G B A R A T K E C . P A N J A N G K E C . T A N J U N G K A R A N G T I M U R K E C . S U K A B U M I K E C . T A N J U N G K A R A N G P U S A T K E C . T E L U K B E T U N G U T A R A K E C . T A N J U N G K A R A N G B A R A T K E C . T E L U K B E T U N G S E L A T A N K E C . K E M I L I N G K E C . T A N J U N G S E N E N G K E C . R A J A B A S A K E C . S U K A R A M E K E C . K E D A T O N Way S re ng s em W a y L un i k W ay Ku a l a WAY S IMP ANG K AN AN W A YS I M P A N GK I R I WA Y KU RIP AN WA Y KUN YIT W AY KA NDIS WA Y KA ND IS W AY T A TA A N W A YK E T EG U H A N WAY S U KA MAJ U W AY KU PAN G Way Ga li h Way Balau Wa y Ke mi li n g Wa y P em an gg i la n W ayK e d a t o n 1 0 1 1 4 3 2 5 1 6 7 8 9 S Y S T E M I V S Y S T E M I I I S Y S T E M I I S Y S T E M I

Aspek Kelembagaan

Kelembagaan dalam pengelolaan sistem jaringan drainase yang ada di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

A. SusunanSteering Comitte

♦ Ketua Walikota Bandar Lampung.

♦ Wk Ketua dijabat oleh :

1. Ketua Bappeda Bandar Lampung. 2. Ka Dinas PU Kota Bandar Lampung. 3. Ketua DPRD Bandar Lampung. B. Badan Pelaksana

Direktur Utama dibantu oleh 3 (tiga) direktur yang masing-masing membidangi Teknologi, Sumber Daya Manusia dan Keuangan yang dari kalangan profesional. Badan Pelaksana bertanggung jawab pada Steering Comitte.

Garis Besar Tugas Utama Badan Pelaksana 1. Fungsi :

Badan Pelaksana mempunyai fungsi membantu walikota dalam rangka melaksanakan tanggung jawab koordinasi tata pengaturan air di Bandar Lampung.

2. Tugas :

b. Menghimpun, mengolah dan menyiapkan bahan yang diperoleh dari unit teknis wilayah sungai dan instansi terkait yang diperlukan untuk menetapkan kebijaksanaan penyediaan dan penggunaan alokasi air.

c. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan keputusan

349

e. Personil lembaga Otorita bersifat purna waktu (penuh) dan sedapat mungkin tidak dirangkap dengan tugas lain.

f. Mengkoordinasi penanganan masalah : Alokasi air, pencemaran air, pengelolaan banjir, pengelolaan drainase, Konservasi Sumber Daya Air, dan peningkatan kesadaran masyarakat.

g. Mengusulkan pertimbangan penarikan restribusi dengan sistem meteran digital sehubungan dengan penggunaan air tanah. h. Memberikan saran jangka menengah dan jangka panjang untuk

pengembangan Sumber Daya Air.

i. Memonitor dan mengawasi pelaksanaan keputusan koordinasi

yang ditetapkan Walikota Bandar Lampung

Aspek Pendanaan

Strategi pendanaan yang diterapkan pada penanganan masalah sistem drainase Kota Bandar Lampung adalah dari dana APBD dan kucuran dana APBN jika dialokasikan. Pendanaan yang dibutuhkan akan diarahkan pada beberapa permasalahan yang mendesak untuk diselesaikan, secara garis besar strategi pendanaan diarahkan pada:

 Sistem Saluran drainase, baik desain maupun pekerjaan fisik

 Pembangunan waduk retensi di daerah Batuputu dan alokasi bagi

pengerukan sedimen yang telah menumpuk di embung Way Balak di Sukadanaham.

 Pemeliharaan dan perbaikan rutin pada badan saluran yang telah ada

Aspek Peraturan Perundangan

Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang terkait dan menjadi landasan hukum dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air, antara lain sebagai berikut :

 UUD 1945 pasal 33, ayat (3) yang menetapkan bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.

 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan

Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan.

 UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

 PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air

 PP No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi

 PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.

 PP No. 35 Tahun 1991 tentang sungai.

 Perpen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai.

 Perpen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Atas Air dan atau Sumber Air pada Wilayah Sungai.

 Kepmen PU No. 239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai Drainase Kota dan Fungsi sebagai pengendali banjir

 Kepmen PU No. 179/1996 tentang Pembentukan Balai Pengelolaan

Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi.

 Keppres No. 9 Tahun 1999 tentang Tim Koordinasi Pendayagunaan

Sungai dan Pemeliharaan Kelestarian DAS.

 Peraturan dan produk hukum lain yang terkait.

Aspek Peran Serta Masyarakat

Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam memelihara fungsi saluran drainase dan pembangunan serta pengelolaan drainase. Pembangunan drainase lingkungan dengan pola kerja pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat (POKMAS) disetiap lokasi di Kota Bandar Lampung telah dilaksanakan melalui program-program nasional

351

melalui program-program tersebut disetiap kelurahan diadakan kegiatan rutin ”Jum’at Bersih” yang melibatkan aparat kelurahan dan masyarakat, dimana dalam program tersebut dilakukan pembersihan saluran air dari sampah dan rumput.

Dokumen terkait