• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Eksisting Pengelolaan Air Limbah

E. Program Pengamanan Air Minum

7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

7.4.1 Kondisi Eksisting Pengelolaan Air Limbah

Secara sistematis prasarana dan sarana air limbah di Kota Bandar Lampung yang berlangsung saat ini mencakup antara lain:

1. Aspek Teknis

- Sistem prasarana dan sarana air limbah adalah sistem sanitasi setempat/on-site

- Jumlah prasarana dan sarana air limbah antara lain terdiri dari:

 Jamban pribadi dengan Septictank = 50.403 unit

 Jamban pribadi dengan Cubluk = 63.347 unit

 MCK Umum/Komunal dengan Septictank = 90 unit

 IPLT = 1 unit

 Truk Tinja = 5 unit

- Tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah = 113.750 jiwa

2. Aspek Pendanaan

Biaya pengelolaan air limbah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan selama ini dibiayai dari dana APBD. Restribusi pelayanan air limbah di Kota Bandar Lampung untuk masing-masing klasifikasi WC adalah sebagai berikut:

 WC klasifikasi A sebesar Rp. 75.000/tangki

 WC klasifikasi B sebesar Rp. 100.000/tangki

 WC klasifikasi C sebesar Rp. 110.000/tangki

 WC klasifikasi D sebesar Rp. 125.000/tangki

 Masing-masing golongan dikenakan biaya operasional petugas

307

disampaikan ke Bendahara Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk selanjutnya disetorkan ke Rekening Pemerintah Kota Bandar Lampung. Biaya operasi dan pemeliharaan yang dibelanjakan selama ini terdiri dari biaya BBM, biaya servis dan onderdil kendaraan, serta biaya personil.

Tabel 7.23 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kota Bandar Lampung Prasarana

dan Sarana

Jumlah Kapasitas Sistem

Pengolahan

Lembaga Pengelola

Keterangan Kondisi

Truk Tinja 4unit 5 m3 Kawasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Berfungsi

IPLT 1 unit 2000 m3 Kawasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kurang Berfungsi

IPAL 2 unit 432 m3 Komunal Dinas PU Berfungsi

Sanimas 7 unit 200 KK Swadaya Masyarakat Berfungsi

Sumber : Profil Sanitasi Kota Bandar Lampung

Tabel 7.24Cakupan Pelayanan Sistem On Site Kota Bandar Lampung

No Kecamatan

Jumlah PS Sanitasi Sistem On Site

Pengumpulan Pengolahan

Jamban

Keluarga MCK Lainnya Septictank Cubluk Lainnya

1 Teluk Betung Barat 8.345 362 1 362 8.345 1

2 Teluk Betung Selatan 15.593 660 240 660 15.593 240

3 Panjang 8.779 657 108 657 8.779 108

4 Tanjung Karang Timur 15.332 1.341 2.016 1.341 15.332 2.016 5 Teluk Betung Utara 12.982 681 163 681 12.982 163 6 Tanjung Karang Pusat 11.691 2.831 13 2.831 11.691 13 7 Tanjung Karang Barat 11.447 155 141 155 11.447 141

8 Kemiling 15.325 315 60 315 15.325 60

9 Kedaton 18.420 540 30 540 18.420 30

11 Tanjung Senang 7.682 120 100 120 7.682 100

12 Sukarame 11.380 170 165 170 11.380 165

13 Sukabumi 8.934 140 38 140 8.934 38

Sumber : Profil Sanitasi Kota Bandar Lampung

Tabel 7.25 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat di Kota Bandar Lampung No Lokasi Sistem Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi MCK ++ IPAL Komunal 1 Kel. Sawah Brebes, Kedamian - 1 unit 2011 500 KK Berfungsi

2 Kel. Beringin Raya

Kemiling - 1 unit 2011 500 KK Berfungsi

3 Teluk Betung

Utara 1 unit - 2012 200 KK Berfungsi

No Lokasi Sistem Dibangun

Tahun

Cakupan

Pelayanan Kondisi

4 Teluk Betung

Selatan 1 unit - 2012 200 KK Berfungsi

5 Kel. Ketapang -Teluk Betung Selatan

1 unit - 2013 200 KK Berfungsi

6 Jl. Teluk Ratai Kel. Kota Karang -Teluk Betung Timur

1 unit - 2013 200 KK Berfungsi

7 Jl. Teluk Bone Kel. Kota Karang Raya - Teluk Betung Timur

1 unit - 2013 200 KK Berfungsi

Sumber : Profil Sanitasi Kota Bandar Lampung

Tabel 7.26 Parameter Teknis Wilayah

No Uraian Besaran Keterangan

1 Jumlah Penduduk 1.212.129 Jiwa

309

No Uraian Besaran Keterangan

- Sedang (200-300 jiwa/hektar) ... Ha

- Rendah (<200 jiwa/hektar) 90 Jiwa/Ha 2 Tipe Bangunan Rumah Tangga

- Permanen ... % KK atau ... unit

- Semi Permanen ... % KK atau ... unit

- Tidak Permanen ... % KK atau ... unit 3 Badan Air

- Nama Sungai/Danau/Waduk Sungai Way Kuripan

- Peruntukkan Kawasan Lindung

- Debit ... Liter/Detik

- Kualitas BOD 9,2 Mg/Liter

COD 52 Mg/Liter

- Nama Sungai/Danau/Waduk Sungai Way Keteguhan

- Peruntukkan Kawasan Lindung

- Debit ... Liter/Detik

- Kualitas BOD 8,25 Mg/Liter

COD 76 Mg/Liter

Sumber : Profil Sanitasi Kota Bandar Lampung

Sasaran pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di Kota Bandar Lampung ditekankan pada pengelolaan air limbah permukiman yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dengan pengembangan sistem sanitasi perpiaan. Diharapkan masyarakat semakin mengerti pentingnya sanitasi lingkungan melalui pengolahan air limbah yang dihasilkan tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri/ rumah tangga sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan. Pada akhir tahun perencanaan (tahun 2013) diharapkan pencemaran

lingkungan akibat kurangnya sarana sanitasi dapat ditekan dengan tersedianya sarana dan prasarana sanitasi sistem perpipaan.

Sekitar 75% dari kakus yang ada dialirkan ke septic-tank dan

selebihnya, sebagian besar, dibuang ke lubang rembesan atau lubang kering. Sembilan puluh persen dari septic-tank membuang effluent ke saluran setempat, dan 10% sisanya membuang effluent ke saluran atau alur terbuka. Pada umumnya air limbah dari kamar mandi dan dapur dialirkan secara terpisah dari buangan manusia. Secara keseluruhan, 57% air limbah kamar mandi dan dapur (sullage) dialirkan ke saluran atau alur drainase dan 40% lainnya dialirkan ke lubang rembesan.

Perlu dicatat, bahwa saat ini di Bandar Lampung belum memiliki peraturan dan belum melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septic-tank dan sistem rembesan setempat. Oleh sebab itu, saluran drainase kota yang pada umumnya berupa alur sungai alami menjadi tempat pembuangan effluent dari septic-tank serta air limbah kamar mandi dan dapur.

Untuk itu, bagaimana menurunkan tingkat pencemaran tersebut atau setidaknya mempertahankan kondisi perairan yang ada agar tidak tercemar lebih tinggi lagi dan yang lebih penting lagi mencegah penyebaran penyakit melalui air (waterborne desease) untuk melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan.

Badan sungai dan jaringan drainase di Kota Bandar Lampung selain berfungsi menerima dan mengalirkan limpasan air permukaan juga berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah domestik, industri maupun aktifitas perkotaan lain. Oleh karena itu beberapa indikator kondisi

311 ♦ kualitas air sungai,

♦ kondisi Teluk Lampung,

♦ kualitas air tanah, dan

♦ penyakit yang ditularkan melalui air perlu dikaji guna disusun usulan perbaikannya

Dari fenomena diatas dapat ditarik benang merah kondisi lingkungan Kota Bandar Lampung sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Dari kualitas air yang mengalir pada beberapa badan sungai di kota tingkat pencemaran baik dari limbah domestik maupun limbah perusahaan yang sudah melebihi ambang batas. Ketimpangan pemanfaatan air tanah juga terjadi di tingkat masyarakat bawah, dimana masyarakat bawah memanfaatkan air permukaan yang sudah tercemar sedangkan beberapa masyarakat di tingkat yang lebih tinggi dengan leluasa memanfaatkan air bersih dari sumur-sumur bor yang mereka buat. Dengan kondisi lingkungan yang sebenarnya bisa diberdayakan untuk menopang/membantu keadaan diatas pemerintah Kota Bandar Lampung mempunyai kewajiban untuk membenahinya.

Tabel 7.27Permasalahan Pengelolaan Air Limbah yang Dihadapi di Kota Bandar Lampung No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan

A Kelembagaan Sasaran pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di Kota Bandar Lampung ditekankan pada pengelolaan air limbah permukiman yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang

Penyusunan Program Percepatan Sanitasi Permukiman Implementasi Program Percepatan Sanitasi Permukiman melalui pengelolaan air

No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan

berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dengan

pengembangan sistem sanitasi perpiaan

limbah

permukiman yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) dan air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dengan pengembangan sistem sanitasi perpiaan B Perundangan terkait Sektor Air Limbah

Belum memiliki peraturan dan belum melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septic-tank dan sistem rembesan setempat

Penyusunan Program Percepatan Sanitasi Permukiman Penetapan Perda terkait pengelolaan Sanitasi

C Pembiayaan Belum optimalnya pembiayaan sub bidang sanitasi (air limbah permukiman) Penyusunan Program Percepatan Sanitasi Permukiman Pembiayaan sub bidang sanitasi melalui berbagai sumber pendanaan termasuk Swasta, CSR dan Masyarakat D Peran Serta Masyarakat dan Swasta Ketimpangan

pemanfaatan air tanah juga terjadi di tingkat masyarakat bawah,

dimana masyarakat bawah memanfaatkan air

permukaan yang sudah

Penyusunan Program Percepatan Sanitasi Permukiman Sosialisasi dan kampanye PHBS

313 No Aspek Pengelolaan Air Limbah Permasalahan Tindakan Yang Sudah

Dilakukan Yang Akan Dilakukan

tingkat yang lebih tinggi dengan leluasa

memanfaatkan air bersih dari sumur-sumur bor yang mereka buat E Teknis Operasional Penyusunan Program Percepatan Sanitasi Permukiman Sistem On Site Sanitation

Sekitar 75% dari kakus yang ada dialirkan keseptic-tank dan selebihnya, sebagian besar, dibuang ke lubang rembesan atau lubang kering

Sosialisasi dan kampanye PHBS serta stimulan pembangunan kakus leher angsa dan septictank terhadap masyarakat

Sistem Off Site Sanitation

Sembilan puluh persen dari septic-tank membuang effluent ke saluran

setempat, dan 10% sisanya membuangeffluentke saluran atau alur terbuka.

Rehabilitasi IPLT

Sumber : Analisis RPIJM Kota Bandar Lampung, 2014

Analisa Permasalahan dan Rekomendasi

Analisa Permasalahan

Perbaikan sanitasi lingkungan juga perlu dilakukan khususnya pada kawasan padat penduduk dengan lahan dan ruang yang terbatas. Sistem sanitasi komunal menjadi salah satu alternatif pada lokasi-lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi atau pada kawasan kumuh.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya.Selanjutnya air limbah yang terkumpul dialirkan ke suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dibangun di Kelurahan Bumi Waras, dekat muara Way Kunyit.

Sosialisasi atau pemberian informasi mengenai pentingnya kebersihan dan sanitasi lingkungan sejak dini perlu dilakukan dan media pendidikan sekolah sangat efektif dalam penyampaian. Anak-anak sekolah sejak awal diberi pengetahuan dan wawasan pentingnya kebersihan dan sanitasi lingkungan bagi siswa, lingkungan sekolah serta di lingkungan tempat tinggal.

Alternatif Pemecahan Masalah

Sistem pembuangan air limbah rumah tangga sebaiknya dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, namun sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang ke dalam sistem pembuangan air hujan, untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka idealnya pada setiap hunian rumah tangga atau kawasan permukiman harus memiliki sistem penanganan air limbahnya. Sebelum masuk ke dalam saluran/ drainase lingkungan/ kota, dengan demikian air limbah yang masuk ke saluran/ drainase sudah relatif bersih.

Untuk mendukung sanitasi lingkungan di Kota Bandar Lampung menjadi lebih baik maka perlu dilakukan pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara of-site system, untuk itu diperlukan kajian kelayakan pembangunan IPAL terpusat dan pembangunan IPAL terpusat skala rumah tangga, sehingga pencemaran lingkungan dapat dikurangi atau diminimalkan.

315

Rekomendasi

Pemberian sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan warga dan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi pada lingkungan padat penduduk. Untuk skala kota perlunya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung yang sebelumnya perlu dikembangkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) skala rumah tangga.

Tabel 7.28 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Dokumen terkait