• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah Di Kota Surakarta

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

3. Kondisi Geometrik Jalan Satu Arah Di Kota Surakarta

Dalam suatu perencanaan transportasi perkotaan adanya rujukan yang memiliki standar yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) memuat pedoman teknik lalu lintas dan panduan rekayasa lalu lintas yang menyarankan pengguna dengan pemilihan tipe fasilitas dan rencana sebelum memulai prosedur perhitungan rinci untuk menentukan perilaku lalu lintas.

Suatu kota memiliki jaringan jalan yang komplek dengan fungsi dan kedudukan masing-masing. Tiap tipe-tipe jalan memiliki karekteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Perencanaan geometrik yang tepat akan memberikan kenyamanan dan keamanan serta keselamatan lalu lintas bagi pengguna jalan. Parameter karakteristik geometrik jalan satu arah yang disebutkan dalam panduan Manual Kapasitas Jalan Indonesia meliputi semua jalan satu arah dengan lebar jalur lalu lintas dari 5 meter sampai dengan 10,5 meter. Kondisi dasar tipe jalan ini dari mana kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas ditentukan didefinisikan sebagai berikut: (a) Lebar jalur lalu-lintas tujuh meter, (b) Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi, (3) Tidak ada median, (4) Hambatan samping rendah, (5) Ukuran kota 1,0 - 3,0 Juta, (6) Tipe alinyemen datar.

Meskipun tak hanya ditinjau dari satu sudut pandang, kebijakan pelaksanaan Selain dari karakteristik geometrik, kondisi lalu lintas serta kondisi lingkungan yang dihitung secara rinci dan mendalam sebagai bahan pertimbangan agar tidak memberatkan pengguna jalan bila dinilai dari segi uang dan waktu.

Pada penelitian ini lebih menitikberatkan pada kondisi karakteristik geometrik dilapangan apakah sudah memenuhi standar minimal berdasarkan ketentuan yang telah ada mengingat kondisi Kota Surakarta yang relatif lebih kecil dan terpusat dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang di sekitar Kota Surakarta. 1. Karakteristik Geometrik

Lebar lajur lalu lintas yang dimaksud adalah lebar jalur gerak tanpa bahu. Bahu merupakan jalan perkotaan tanpa kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dengan trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan. Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi jalur lalu lintas, tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu. Maka dapat dipertegas bahwa kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas. Lebar jalan yang ada di Kota Surakarta berkisar antara 4-14 meter.

b. Lebar bahu efektif paling sedikit 2 meter pada setiap sisi

Lebar bahu (meter) yang sesungguhnya tersedia untuk digunakan, setelah pengurangan akibat penghalang seperti pohon, kios sisi jalan dan sebagainya. Jika bahu efektif kurang dari 2 meter atau bahkan tidak ada maka akan ada aktivitas pengguna jalan yang akan menggunakan bahu jalan yang seharusnya dilakukan di bahu jalan.

c. Tidak ada median

Median adalah daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada segmen jalan yang berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah yang berlawanan, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan keselamatan lalu lintas. Berbagai bentuk median digunakan seperti : (a) Jalur hijau yang mempunyai lebar antara 2 sampai 20 meter atau lebih sepanjang ruangnya tersedia, (b) Pulau jalan yang dilengkapi dengan kereb, dan (c) Beton pemisah. Pada jalan satu arah tidak memerlukan median karena pergerakan arus lalu lintas hanya searah dan sedikit menimbulkan konflik selain itu pembuatan median pada jalur searah hanyalah suatu tindakan pemborosan yang sia-sia.

d. Hambatan samping rendah

pejalan kaki, angkutan umum atau kendaraan lain yang berhenti, kendaraan lambat misalnya becak atau andong, dan kendaraan keluar masuk dari lahan samping jalan. Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) telah dibagi menjadi 5 kelas klasifikasi dari yang sangat rendah hingga sangat tinggi berdasarkan kondisi khusus wilayah tersebut. Pada perencanaan jalan perkotaan secara umum diharapkan hambatan samping yang ada adalah rendah. Namun, pada kenyataannya di sepanjang sisi jalan selalu ada kegiatan masyarakat sehingga menyebabkan perlambatan laju kendaraan disekitar pusat kegiatan masyarakat seperti jalur pasar yang selalu ramai kendaraan yang bongkar muat barang atau parkir pusat perbelanjaan, perkantoran dan lain sebagainya.

e. Ukuran kota 1 – 3 juta.

Ukuran Indonesia serta keanekaragaman dan tingkat perkembangan daerah perkotaan menunjukan bahwa perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga dan kondisi kendaraan, komposisi kendaraan) adalah beranekaragam.karakteristik ini dimasukkan dalam prosedur perhitungan secara tidak langsung dalam ukuran kota. Kota yang lebih kecil menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang gesit dan kendaraan yang kurang modern menyebabkan kapasitas dan kecepatan lebih rendah pada arus tertentu, jika dibandingkan dengan kota yang lebih besar. Kota Surakarta didiami oleh 522.935 jiwa ( BPS 2008, 33). Pada pagi hingga sore hari penghuni Kota Surakarta dapat meningkat menjadi tiga kali lipat dikarenakan pengaruh para komuter penglaju dari yang ada disekitar Kota Surakarta.

f. Tipe alinyemen datar

Alinyemen jalan adalah lengkung horizontal dengan jari-jari kecil mengurangi kecepatan arus bebas. Tanjakan yang curam juga mengurangi

Data yang diperoleh dari berbagai sumber dirangkum dan diramu sedemikian hingga menghasilkan suatu data dan keterangan baru terkait hasil penelitian. Hasil yang diperoleh dapat disajikan dalam Tabel 26.

Tabel 27 Kriteria Geometrik Jalan Satu Arah di Kota Surakarta Tahun 2010

No Nama Jalan Lebar Median Hambatan samping

Lebar bahu efektif

1 Jalan R.E martadinata 10 m Tidak ada Sangat tinggi 2 m

2 Jalan Ronggowarsito 9 m Tidak ada Tinggi 2 m

3 Jalan Wora-Wari 4 m Tidak ada Rendah

-4 Jalan Kalitan 5 m Tidak ada Sangat rendah -

5 Jalan Slamet Riyadi 14 m Tidak ada Sedang 6 m

6 Jalan May. Sunaryo 9 m Tidak ada Sedang 4 m

7 Jalan Dr. Radjiman 8 m Tidak ada Sangat tinggi -

8 Jalan Masuk Alun-Alun

Utara

7 m Tidak ada Sedang -

9 Jalan Kyai Gede sala 6,5 m Tidak ada Sedang -

10 Jalan Supit urang 4 m Tidak ada Sedang -

11 Jalan Honggowongso 10 m Tidak ada Tinggi 4 m

12 Jalan Kalilarangan 6 m Tidak ada Tinggi -

13 Jalan Gatot subroto 7 m Tidak ada Tinggi 4 m

14 Jalan Diponegoro 10 m Tidak ada Sedang 4 m

15 Jalan Kartini 7 m Tidak ada Rendah -

16 Jalan Siswo 7 m Tidak ada Rendah -

17 Jalan Teuku umar 6 m Tidak ada Sedang 2 m

18 Jalan S.parman 9 m Tidak ada Tinggi 4 m

19 Jalan Sutan syahrir 9 m Tidak ada Sedang 4 m

20 Jalan Sugiyo Pranoto 7 m Tidak ada Rendah -

21 Jalan Saharjo 4m Tidak ada Rendah

-22 Jalan Hasanudin 7 m Tidak ada Tinggi -

23 Jalan RM Said 7 m Tidak ada Tinggi -

24 Jalan Kahar muzakir 6 m Tidak ada Sedang -

25 Jalan KH Hasyim Ashari

6 m Tidak ada Tinggi -

26 Jalan Suryo Pranoto 7 m Tidak ada Sedang -

27 Sekitar Monumen 45 6 m Tidak ada Rendah -

28 Jalan Kapten Mulyadi 9 m Tidak ada Rendah 4 m

Dari Tabel 27 diatas dapat diketahui 28 jalan dari 269 jalan yang ada di Kota Surakarta diberlakukan jalan satu arah. Namun, ada beberapa jalan yang hanya digunakan satu ruas saja karena dianggap berdekatan dan efektif untuk digunakan untuk jalan satu arah dan dapat memberikan pelayanan yang baik.

Penilaian kondisi geometrik jalan satu arah dilakukan dengan memberi skor pada tiap-tiap parameter, tiap parameter memiliki nilai tersendiri berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap kesesuaian kondisi di lapangan dengan standar mnimal yang telah ditetapkan. Dasar dari penilaian ini adalah hasil dari pengamatan langsung dilapangan dan dilengkapi dengan beberapa refrensi sekunder yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

Adapun tahapan dalam penelitian penerapan jalan satu arah di Kota Surakarta tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Memberikan skor pada setiap variabel yang akan diteliti. Nilai skor ditentukan untuk membedakan besar pengaruh antara criteria penilaian dari suatu variabel. b. Mengklasifikasikan kondisi geometrik jalan satu arah yang diteliti berdasarkan

total nilai skor. Skor total penilaian dijumlahkan dan dibuat kisaran penilaian tertinggi dan terendah dari seluruh penilaian kondisi geometrik yang telah dilakukan. Untuk pengklasifikasian menggunakan metode kelas interval

Rumus I = ௔ି௕

Keterangan : I = Interval kelas

ܽ = nilai skor tertinggi

ܾ = nilai skor terendah

݊ ൌjumlah kelas

Kondisi geometrik pada setiap ruas jalan memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda. Berikut adalah tabel penilaian karakteristik kondisi geometrik jalan satu arah yang disajikan pada tabel 28.

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

1 Jl. Slamet Riyadi Jalan Arteri 14 m 2 6 m 3 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 12

2 Jl Honggowongso Jalan Kolektor 10 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Tinggi 2 Datar 2 10

3 Jl Mayor Sunaryo Jalan Kolektor 9 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 11

4 Jl. Dr Radjiman Jalan Kolektor 8 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Sangat tinggi 1 Datar 2 9

5 Jl. Hasanudin Jalan Kolektor 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Sangat tinggi 1 Datar 2 8

6 Jl. Kahar Muzakir Jalan Kolektor 6 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

7 Jl. Kapten Mulyadi Jalan Kolektor 9 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Rendah 4 Datar 2 12

8 Jl. S.Parman Jalan Kolektor 9 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Sangat tinggi 1 Datar 2 9

9 Jl. Sutan Syahrir Jalan Kolektor 9 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 11

10 Jl Kartini Jalan Lokal 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Rendah 4 Datar 2 11

11 Jl Siswo Jalan Lokal 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Rendah 4 Datar 2 11

12 Jl Teuku umar Jalan Lokal 6 m 1 2 m 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

13 Jl. Ahmad Dahlan Jalan Lokal 6 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

14 Jl. Diponegoro Jalan Lokal 10 m 2 4 m 2 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 11

15 Jl. Kalilarangan Jalan Lokal 6 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Tinggi 2 Datar 2 8

16 Jl. Kalitan Jalan Lokal 5 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sangat rendah 5 Datar 2 11

17 Jl. KH Hasyim Ashari Jalan Lokal 6 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Tinggi 3 Datar 2 9

18 Jl. Kyai Gede Sala Jalan Lokal 6,5 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

19 Jl. Alun-Alun Utara Jalan Lokal 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 10

20 Jl. R.E Martadinata Jalan Lokal 10 m 2 2 m 1 Tidak Ada 2 Sangat tinggi 1 Datar 2 8

21 Jl. R.M Said Jalan Lokal 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Tinggi 2 Datar 2 9

22 Jl. Ronggowarsito Jalan Lokal 9 m 2 2 m 1 Tidak Ada 2 Tinggi 2 Datar 2 9

23 Jl. Sekitar monumen 45 Jalan Lokal 6 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

24 Jl. Sugiyo Pranoto Jalan Lokal 7 m 2 - 1 Tidak Ada 2 Rendah 4 Datar 2 11

25 Jl. Supit Urang Jalan Lokal 4 m 1 - 1 Tidak Ada 2 Sedang 3 Datar 2 9

Tabel 28 tersebut menunjukkan karakteristik jalan satu arah di Kota Surakarta berbeda-beda. Dengan penilaian di atas dapat diketahui faktor yang paling mempengaruhi kondisi geometrik pada jalan satu arah. Variabel yang merupakan batas minimal atau lebih akan mendapatkan skor yang tinggi, sedangkan variabel yang kurang dari batas minimal akan mendapatkan skor rendah.

Berdasarkan Tabel 8 (tabel klasifikasi kesesuaian) dapat diketahui jalan yang termasuk dalam klasifikasi kondisi geometrik yang kurang sesuai dan yang sesuai berdasarkan kelas interval yang telah didapat dari hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 29.

.u

n

s.

a

c.

id

d

ig

ilib

.u

c

o

m

m

it

t

o

u

ser

No Lokasi

Kondisi Skor Kondisi Skor Kondisi Skor Kondisi Skor Kondisi Skor skor Geometrik

1 Jl. Slamet Riyadi Jalan arteri 14 m 2 6 m 3 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 12 Sesuai

2 Jl Honggowongso Jalan kolektor 10 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Tinggi 2 datar 2 10 sesuai

3 Jl Mayor Sunaryo Jalan kolektor 9 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 11 Sesuai

4 Jl. Dr Radjiman Jalan kolektor 8 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Sangat tinggi 1 datar 2 9 kurang sesuai

5 Jl. Hasanudin Jalan kolektor 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Sangat tinggi 1 datar 2 8 kurang sesuai

6 Jl. Kahar Muzakir Jalan kolektor 6 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

7 Jl. Kapten Mulyadi Jalan kolektor 9 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 12 Sesuai

8 Jl. S.Parman Jalan kolektor 9 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Sangat tinggi 1 datar 2 9 kurang sesuai

9 Jl. Sutan Syahrir Jalan kolektor 9 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 11 Sesuai

10 Jl Kartini Jalan Lokal 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 11 Sesuai

11 Jl Siswo Jalan Lokal 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 11 Sesuai

12 Jl Teuku umar Jalan Lokal 6 m 1 2 m 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

13 Jl. Ahmad Dahlan Jalan Lokal 6 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

14 Jl. Diponegoro Jalan Lokal 10 m 2 4 m 2 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 11 Sesuai

15 Jl. Kalilarangan Jalan Lokal 6 m 1 - 1 tidak ada 2 Tinggi 2 datar 2 8 kurang sesuai

16 Jl. Kalitan Jalan Lokal 5 m 1 - 1 tidak ada 2 Sangat rendah 5 datar 2 11 Sesuai

17 Jl. KH Hasyim Ashari Jalan Lokal 6 m 2 - 1 tidak ada 2 Tinggi 3 datar 2 9 kurang sesuai

18 Jl. Kyai Gede Sala Jalan Lokal 6,5 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

19 Jl. Alun-Alun Utara Jalan Lokal 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 10 sesuai

20 Jl. R.E Martad inata Jalan Lokal 10 m 2 2 m 1 tidak ada 2 Sangat tinggi 1 datar 2 8 kurang sesuai

21 Jl. R.M Said Jalan Lokal 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Tinggi 2 datar 2 9 kurang sesuai

22 Jl. Ronggowarsito Jalan Lokal 9 m 2 2 m 1 tidak ada 2 Tinggi 2 datar 2 9 kurang sesuai

23 Jl. Sekitar monumen 45 Jalan Lokal 6 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

24 Jl. Sugiyo Pranoto Jalan Lokal 7 m 2 - 1 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 11 Sesuai

25 Jl. Supit Urang Jalan Lokal 4 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

26 Jl. Suryo pranoto Jalan Lokal 6 m 1 - 1 tidak ada 2 Sedang 3 datar 2 9 kurang sesuai

27 Jl. Saharjo Jalan Lokal 4 m 1 - 1 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 10 sesuai

28 Jl. Wora-Wari Jalan Lokal 4 m 1 - 1 tidak ada 2 Rendah 4 datar 2 10 sesuai

Berdasarkan tabel diatas kondisi geometrik jalan satu arah dapat dibedakan menjadi dua yaitu kondisi geometrik yang kurang sesuai dan kondisi geometrik sesuai untuk jalan satu arah adalah :

a. Kondisi Geometrik Kurang Sesuai (berdasarkan urutan kelas jalan) : 1) Jalan Dr. Radjiman

Jalan Dr. Radjiman berlokasi 07o34’31.3”LS-110o49’39.7”BT hingga 07o34’17.4”LS-110o48’37.1”BT. Jalan Dr. Radjiman termasuk dalam kelas jalan kolektor. Jalan ini memiliki panjang keseluruhan 2 km dan lebar 8 meter tidak memiliki bahu efektif dan hambatan sampingnya sangat tinggi dikarenakan Jalan Dr. Radjiman adalah kawasan pasar, pertokoan dan perdagangan yang sangat ramai. Parkir yang memenuhi badan jalan, angkutan yang berhenti ditepi jalan serta adanya percampuran jenis kendaraan bermotor maupun tidak bermotor membuat jalan ini semrawut dan rawan mengalami kemacetan dan kecelakaan. Meski hambatan samping tidak sesuai dengan ketetapan yang ada namun pertimbangan lain yang menyebabkan Jalan Dr. Radjiman dijadikan jalan satu arah karena sejajar dan berdekatan dengan Jalan Slamet Riyadi untuk mendistribusikan arus yang berlawanan arah dengan Jalan Slamet Riyadi. Jalan Dr. Radjiman merupakan pasangan yang sejajar dengan Jalan Ronggowarsito sehingga menjadi jaringan jalan satu arah yang ideal untuk mendistribusikan arus kendaraan agar tidak mengalami penumpukan volume kendaraan di ruas-ruas jalan. tertentu. Jalan Dr. Radjiman merupakan jalan satu arah yang terpadat dan hampir mencapai titik jenuh (V/C •

Jalan Dr. Radjiman yang diberlakukan satu arah ada enam ruas. Ruas 1 (128-309) tingkat kepadatan mencapai 7.749 kendaraan tiap menit per kilometer, Ruas 2 (309-311) tingkat kepadatannya 7.381 kendaraan tiap menit per kilometer, Ruas 3 (311-133) tingkat kepadatannya 6.470 kendaraan tiap menit per kilometer, Ruas 4 (133-619) Tugu Simpang Empat Jalan Yos Sudarso ke timur hingga Tugu Simpang Empat Jalan Gatot Subroto (Matahari Singosaren) tingkat kepadatannya 4.025

2.545 kendaraan tiap menit per kilometer dan ruas 6 (622-601) Tugu Matahari Singosaren hingga Bundaran Baron tingkat kepadatannya 2.009 kendaraan tiap menit per kilometer.

Untuk mengurai kesemrawutan di persimpangan jalan kini dibantu oleh orang-orang yang dilatih atau petugas untuk membantu polisi lalu lintas yang bertugas untuk memberikan aba-aba kendaraan yang akan lewat agar tidak semrawut dan mengurangi angka kecelakaan. Selain pada Jalan Dr Radjiman yang ada petugas lalu lintas juga terdapat pada titik-titik rawan kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan lainnya.

Gambar 9 Kepadatan Arus Lalu Lintas pada Ruas 1 Jalan Dr Radjiman (depan Pasar Klewer)

Gambar 10. Hambatan Samping yang Sangat Tinggi di Ruas jalan Jl. Dr Radjiman – Coyudan

Gambar 11 Simpul Ruas Empat Matahari Singosaren

Gambar 12 Ruas Dua Jalan Dr. Radjiman Komplek Toko Coyudan

2) Jalan Hasanudin

Jalan Hasanudin termasuk dalam kelas jalan kolektor. Lokasi 07o33’29.1” LS -110o49’00” BT hingga 07o33’29.5” LS -110o48’51.5” BT memiliki lebar 7 meter dan hambatan samping sangat tinggi karena terdapat beberapa kantor, pasar, pusat penjualan tanaman hias dan terdapat persimpangan dengan rel kereta api (Solo Balapan-Purwosari). Pergerakan arus kendaraan dari barat ke timur. Namun pada pertemuan simpang tiga dengan Jalan Gajah Mada kendaraan roda dua boleh melintas pada Jalan Hasanudin hingga persimpangan dengan Jalan RM Said dan Jalan Prof Supomo ditandai dengan bundaran untuk mengurangi kecepatan.

Gambar 13 Aktivitas Sekitar Jalan Hasanudin

Gambar 14 Kondisi Ruas Jalan Jl. Hasanudin

3) Jalan Kahar Muzakir

Lokasi Jalan Kahar Muzakir 07o35’25.5” LS- 110o49’38.3”BT hingga 07o35’25”LS-110o49’23.9”BT memiliki lebar 6 meter dengan hambatan sampingnya sedang. Tercatat kepadatan Jalan Kahar Muzakir 1.072 kendaraan tiap menit per kilometer dan termasuk dalam kelas rendah. Hal ini dikarenakan pada jalur Jalan Kahar Muzakir merupakan jalur bus untuk jurusan Solo-Wonogiri dan merupakan industri untuk bengkel dan penjualan besi-besi serta permukiman. Arah pergerakan

Gambar 15 Kondisi Ruas Jalan Jl. Kahar Muzakir (Jalan Kadilangan)

4) Jalan S.Parman

Lokasi Jalan S.Parman berada pada 07o33’53.6”LS-110o49’23.5”BT hingga 07o33’28.1”LS-110o49’27.3”BT memiliki lebar 9 meter dan hambatan sampingnya sangat tinggi. Jalan S.Parman termasuk dalam kelas jalan kolektor. Tercatat kepadatan di Jalan S.Parman pada ruas 711-710 mencapai 5.183 kendaraan tiap menit per kilometer dan pada ruas 710-802 tercatat mencapai 5.450 kendaraan tiap menit per kilometer. Meskipun kepadatannya termasuk dalam kategori sedang tetapi hampir

mencapai derajad kejenuhan (V/C • +DO LWXNDUHQD SDGD MDOXU LQL PHUXSDNDQ

kawasan perdagangan di Pasar Legi, Mall dan pusat pertokoan serta adanya terminal. Adanya kegiatan bongkar muat barang, parkir kendaraan maupu pertemuan arus balik dari Jalan Sutan Syahrir dan Jalan Siswo (Mangkunegaran) yang membuat volume kendaraan terkadang melampaui kapasitas sehingga membuat kemacetan pada persimpangan dan beberapa sisi jalan yang merupakan pertokoaan. Arah pergerakannya dari selatan ke utara.

Gambar 16 Ruas Jalan Jl. S.Parman (depan Pasar Legi)

5) Jalan Teuku Umar

Lokasi Jalan Teuku Umar berada pada 07o33’57.7”LS-110o49’28.1”BT

hingga 07o34’14.1”LS”-110o49’23.5”BT memiliki lebar 6 meter hambatan

sampingnya sedang dikarenakan adanya beberapa toko-toko dan bengkel mekanik serta ruko. Jalan Teuku Umar termasuk dalam kelas jalan lokal. Jalan Teuku Umar terdapat dua ruas yaitu 714-717 dengan kepadatan 1.769 kendaraan tiap menit per kilometer dan 717-715 dengan kepadatan 1.800 kendaraan tiap menit per kilometer. Kedua ruas tersebut termasuk kepadatan yang rendah. Jalan Teuku Umar sejajar dengan Jalan Diponegoro dan menghubungkan antara Jalan Ronggowarsito ke Jalan Slamet Riyadi. Arah pergerakan arus kendaraan dari utara ke selatan.

6) Jalan Ahmad Dahlan

Lokasinya berada di 07o34’14.”LS - 110o49’28” BT hingga 07o34’08.37”LS - 110o49’36.19” BT memiliki lebar 6 meter dan hambatan sampingnya sedang karena sepanjang Jalan Ahmad Dahlan terdapat pertokoan dan rumah makan. Arah pergerakan kendaraan dari selatan ke utara. Jalan Ahmad Dahlan termasuk dalam kelas jalan lokal. Jalan Ahmad Dahlan merupakan jalan penghubung antara Jalan Slamet Riyadi dengan Jalan Ronggowarsito dan merupakan jalan perpanjangan dari Jalan Yos Sudarso sehingga arus kendaraan selalu ramai. Parkir yang menggunakan badan jalan dan sempitnya jalan tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Gambar 18 Kondisi Jalan Ahmad Dahlan

7) Jalan Kalilarangan

Jalan Kalilarangan berada pada koordinat 07o34’23.1”LS-110o48’594”BT dan 07o34’28.3” LS -110o49’13.9”BT. jalan ini termasuk dalam kelas jalan lokal. Jalan Kalilarangan berada disebelah selatan Jalan Honggowongso. Arah pergerakan kendaraan dari arah barat ke timur. Jalan Kalilarangan memiliki lebar 6 meter dan tidak mempunyai bahu efektif karena bagian jalan langsung digunakan untuk parkir kendaraan didepan toko maupun untuk pangkalan becak. Sepanjang jalan ini merupakan pusat pembuatan letter, plat nomor, stempel dan beberapa toko lainnya. Jalan ini dapat digunakan untuk memutar balik ke Jalan Gatot Subroto dan Jalan Yos

Dokumen terkait