• Tidak ada hasil yang ditemukan

d) Penelitian dilakukan pada waktu tidak terjadi gejolak moneter, sosial, politik serta bencana alam yang luar biasa sehingga tidak ada perilaku komponen sistem

ERGONOMICS Praxeologies

4.1. Kondisi Lingkungan Fisik Pabrik

Kondisi lingkungan fisik di pabrik yang diteliti meliputi pencahayaan, temperatur (suhu), kelembaban, kebisingan dan getaran. Data disajikan per stasiun kerja di PG Jatitujuh dan PG Bungamayang yang dibagi menjadi 7 stasiun kerja yaitu Stasiun Gilingan, Stasiun Pemurnian, Stasiun Penguapan, Stasiun Masakan, Stasiun Puteran, Stasiun Boiler dan Stasiun Power house.

Hasil dan gambaran tugas masing-masing stasiun kerja disampaikan pada Tabel 8 sampai 14. Selain stasiun bolier, pekerja secara umum melakukan pekerjaan pemeriksaan pada panel-panel kendali dan membuat catatan secara periodik. Untuk stasiun boiler, sebagian besar memeriksa panel kendali dan membuat laporan periodik, sementara ada satu pekerja yang secara rutin membuka tungku pembakaran bagas, memeriksa dann mengaduk bagas jika ada poenumpukan bagas yang belum terbakar dalam tungku.

Tabel 8 Kondisi fisik stasiun gilingan

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 3598.1 4526.2 6863.3 5492.8 1773.4 1871.8 Suhu (0C) 25-30 2) 30.1 36.9 35.7 35.9 29.9 30.0 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 67.1 51.5 36.3 52.1 72.6 74.6 Kebisingan (dB) 85 4) 85.8 87.7 85.4 87.9 81.8 86.0 Getaran (m/s2) 45) 1.1 3.9 1.6 3.9 1.2 3.8 1)

Tugas dan kegiatan dari stasiun gilingan secara umum adalah sebagai berikut:

a) Pemotongan batang tebu pada CaneCutter

b) Pencacahan potongan-potongan tebu pada Shredder

c) Pemerahan Nira dan mensuplai ampas tebu untuk bahan bakar boiler Dari hasil pengukuran di stasiun gilingan, tingkat pencahayaan pada stasiun gilingan cukup baik. Semua nilai berada dalam ambang batas. Kondisi temperatur cukup tinggi yakni untuk shift pagi dan siang untuk kedua pabrik. Kondisi shift siang cukup ekstrim yakni sampai dengan 35 0C yang secara ergonomi sudah sangat menganggu pekerja. Kondisi kelembaban hanya sedikit di luar ambang batas, sedangkan kondisi kebisingan sebagian besar di luar ambang, hanya 1 kondisi yang dalam ambang yakni shift malam untuk PG Bungamayang. Namun demikian, nilai kebisingan tersebut masih cukup tinggi yaitu 81.8 dB, sebuah nilai yang menurut beberapa literatur cukup membahayakan, sebab beberapa standar menggunakan ambang batas maksimum 80 dB. Kondisi getaran stasiun gilingan seluruhnya memenuhi ambang batas yang diijinkan.

Tabel 9 Kondisi fisik stasiun pemurnian

Param er Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 214.3 30.3 169.1 7.5 11.0 12.0 Suhu (0C) 25-30 2) 33.0 37.0 35.2 29.5 31.8 30.3 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 51.1 42.3 39.0 65.2 63.8 68.0 Kebisingan (dB) 85 4) 86.3 88.7 87.8 87.4 87.1 86.7 Getaran (m/s2) 45) 1.3 1.0 0.9 0.7 0.9 0.8 1)

Grandjean (1988), 2) Menaker (1999), 3) Sulistyadi (2003)

Tugas dan kegiatan dari stasiun pemurnian secara umum adalah sebagai berikut:

a) Menampung nira dari stasiun gilingan b) Pemberian susu kapur dan gas SO2

c) Pengendapan dan pemisahan nira dari kotoran d) Nira jernih dikirim ke stasiun penguapan

Dari hasil pengukuran di stasiun pemurnian, tingkat pencahayaan berada di bawah ambang batas yang diijinkan, artinya kondisi kerja terlalu gelap. Kondisi ini akan mengurangi kenyamanan visual dan mengurangi ketelitian kerja. Kondisi temperatur cukup tinggi, hanya di PG Jatitujuh shift siang yang di bawah ambang, yakni sebesar 29.5 0C, namun nilai ini nilai yang sudah sangat dekat dengan ambang bawah yakni 30 0C. Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi temperatur stasiun pemurnian tidak ergonomis. Kondisi kelembaban dan getaran stasiun pemurnian seluruhnya dalam ambang batas aman. Berbeda halnya dengan kondisi kelembaban, seluruh data kebisingan menunjukkan semua nilai berada di luar ambang batas. Kondisi ini cukup membahayakan bagi pekerja pada stasiun tersebut. Sumber kebisingan pada stasiun kerja ini adalah dari putaran mesin yang cukup tinggi. Putaran tinggi tersebut diperlukan untuk proses pemurnian, namun berakibat negatif terhadap pekerja. Cara mengurangi adalah dengan membuat peredam getar serta membuat ruang isolasi untuk mesin. Kedua cara tersebut tidak mudah dilakukan dan memerlukan biaya yang cukup tinggi. Jika sumber suara penyebab kebisingan tidak dapat dikurangi, satu-satunya cara mengurangi dampak negatif adalah dengan menggunakan pelindung telinga. Kedua perusahaan sudah berusaha menyediakan alat tersebut, namun pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja enggan menggunakan dengan alasan mengganggu gerakan dan menambah panas. Hal lain yang menarik adalah bahwa sebagian pekerja lain mengatakan bahwa kondisi tersebut tidak mengganggu atau sudah terbiasa, sehingga tidak perlu menggunakan alat pelindung.

Tabel 10 Kondisi fisik stasiun penguapan

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 214.3 30.3 169.1 7.5 11.0 12.0 Suhu (0C) 25-30 2) 33.0 37.0 35.2 29.5 31.8 30.3 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 51.1 42.3 39.0 65.2 63.8 68.0 Kebisingan (dB) 85 4) 86.3 88.7 87.8 87.4 87.1 86.7 Getaran (m/s2) 45) 1.3 1.0 0.9 0.7 0.9 0.8 1)

Tugas dan kegiatan dari stasiun penguapan secara umum adalah sebagai berikut :

a) Menampung nira jernih dari stasiun pemurnian b) Penguapan nira jernih pada badan penguapan

c) Pemberian suhu (105 0C – 58 0C) ke badan penguapan untuk menghasilkan nira kental (± 64% brix)

d) Nira jernih direaksikan dengan gas SO2 untuk Bleaching (pemucatan warna)

Dari hasil pengukuran di stasiun penguapan, beberapa nilai tingkat pencahayaan pada stasiun ini berada di bawah ambang batas terutama di PG Jatitujuh. Kondisi temperatur cukup tinggi yakni untuk shift pagi dan siang untuk kedua pabrik. Bahkan ada yang mencapai suhu 37 0C yang secara ergonomi sudah membahayakan pekerja karena sangat potensial mengalami dehidrasi jika terpapar cukup lama. Kondisi kelembaban dan getaran keduanya berada dalam ambang batas aman. Kondisi kebisingan seluruhnya di atas batas aman, sehingga alat pelindung diri (APD) yang melindungi telinga harus digunakan. Seperti halnya pada stasiun pemurnian, pekerja enggan menggunakan alat ini dengan alasan yang sama yakni merasa terganggu dan membuat semakin panas.

Tabel 11 Kondisi fisik stasiun masakan

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 21.7 33.0 104.2 8.8 12.8 15.1 Suhu (0C) 25-30 2) 35.4 34.8 35.8 29.3 31.8 29.7 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 42.1 45.2 36.3 66.1 62.8 70.9 Kebisingan (dB) 85 4) 83.6 91.9 82.7 87.6 83.9 88.1 Getaran (m/s2) 45) 1.4 1.1 0.6 1.1 0.7 1.1 1)

Grandjean (1988), 2) Menaker (1999), 3) Sulistyadi (2003)

Tugas dan kegiatan dari stasiun penguapan secara umum adalah sebagai berikut:

a) Menerima nira kental tersulfitir dari stasiun penguapan

c) Menghasilkan masakan utama (A) dengan ukuran kristal 0.9-1.1 mm d) Menghasilkan masakan bibit (C) dengan ukuran kristal 0.4-0.6 mm e) Menghasilkan masakan akhir (D) dengan ukuran kristal ± 0.3 mm

Dari hasil pengukuran di stasiun penguapan, sebagian besar nilai tingkat pencahayaan pada stasiun ini berada di bawah ambang batas, hanya ada 1 yang masuk dalam ambang yakni di PG Bungamayang shift siang. Kondisi ini secara ergonomis akan cukup mengganggu ketelitian kerja operator. Kondisi temperatur rata-rata cukup tinggi yakni di atas 30 0C, sehingga cukup mengganggu. Dua nilai rata-rata terendahpun masih cukup tinggi walaupun di bawah ambang yakni di atas 29 0C. Kondisi kelembaban sebagain besar di luar ambang batas, namun kondisi getaran keduanya dalam ambang batas aman. Kondisi kebisingan seluruhnya di atas batas aman.

Tabel 12 Kondisi fisik stasiun puteran

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 471.1 32.8 96.9 26.4 55.3 32.1 Suhu (0C) 25-30 2) 35.4 37.5 36.8 29.8 31.7 31.0 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 42.6 44.8 33.1 64.1 55.0 59.3 Kebisingan (dB) 85 4) 82.9 93.3 84.6 89.6 83.6 91.9 Getaran (m/s2) 45) 0.7 2.0 1.2 2.1 0.5 2.2 1)

Grandjean (1988), 2) Menaker (1999), 3) Sulistyadi (2003)

Tugas dan kegiatan dari stasiun puteran secara umum adalah sebagai berikut:

a) Memisahkan kristal gula masakan utama (A), masakan bibit (C), masakan akhir (D) dari stroop dan tetes.

b) Menghasilkan gula SHS (super high sugar) dan tetes

Dari hasil pengukuran di stasiun puteran, sebagian tingkat pencahayaan pada stasiun ini berada di bawah ambang batas, namun lebih baik jika dibandingkan dengan stasiun masakan atau penguapan. Kondisi temperatur rata-rata cukup tinggi yakni di atas 30 0C, bahkan maksimum mencapai 370C. Beberapa nilai kondisi kelembaban beberapa di luar ambang batas. Kondisi getaran semuanya dalam ambang batas aman. Kondisi kebisingan seluruhnya

di atas batas aman dengan nilai tertinggi 93.3 dB yang mengindikasi potensi gangguan pendengaran cukup tinggi.

Tabel 13 Kondisi fisik stasiun boiler

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 239.3 296.2 55.3 10.5 19.6 17.2 Suhu (0C) 25-30 2) 31.8 31.2 34.8 28.3 29.8 28.5 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 45.9 62.0 31.7 63.3 57.9 64.7 Kebisingan (dB) 85 4) 90.1 93.2 90.3 93.1 91.6 92.9 Getaran (m/s2) 45) 1.0 0.3 0.9 0.3 0.5 0.5 1)

Grandjean (1988), 2) Menaker (1999), 3) Sulistyadi (2003)

Tugas dan kegiatan dari stasiun boiler secara umum adalah sebagai berikut:

a) Menghasilkan uap pada tekanan 20 kg/cm2 dengan temperatur 325 0C , dengan memindahkan panas dari bahan bakar ke air dalam suatu bejana tertutup

b) Menyalurkan uap panas antara lain untuk:

1) Stasiun Gilingan untuk Turbin Uap : Cane Cutter, Semi HammerShredder dan Mill

2) Stasiun Listrik untuk Turbin Uap : Generator

Dari hasil pengukuran di stasiun boiler, sebagian tingkat pencahayaan pada stasiun ini berada di bawah ambang batas. Kondisi temperatur dan kelembaban sebagian berada di luar ambang batas. Kondisi kebisingan stasiun boiler seluruhnya berada di atas ambang batas, sehingga sangat mengganggu operator. Nilai getaran seluruhnya dalam batas aman.

Tabel 14 Kondisi fisik stasiun power house

Parameter Ambang Batas Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

PG BM PG JT PG BM PG JT PG BM PG JT

Iluminasi (lux) 2000-100000 (sun) 50-500 (light) 1) 33.9 22.8 24.1 35.7 19.7 74.3 Suhu (0C) 25-30 2) 35.6 34.2 35.7 31.1 31.3 28.4 Kelembaban (% uap air) 50-70 3) 38.7 44.7 35.6 47.4 58.9 64.7 Kebisingan (dB) 85 4) 92.7 95.5 92.5 97.5 91.9 96.3 Getaran (m/s2) 45) 0.6 1.4 0.6 1.5 0.6 1.1 1)

Tugas dan kegiatan dari stasiun power house secara umum adalah memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang selanjutnya akan disalurkan untuk:

a) Memenuhi seluruh keperluan tenaga listrik dalam pabrik b) Bengkel Induk

c) Penerangan Jalan d) Perumahan

Dari hasil pengukuran di stasiun power house, sebagian tingkat pencahayaan pada stasiun ini berada di bawah ambang batas, Demikian juga kondisi temperatur dan kelembaban yang sebagian besar berada di luar ambang batas. Kondisi paling membahayakan pada stasiun ini adalah tingkat kebisingan yang seluruhnya di atas batas aman dengan nilai tertinggi 97.5 dB. Dalam jangka panjang kondisi ini berpotensi membuat gangguan pendengaran serius bahkan dapat menyebabkan ketulian. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja hanya mau menggunakan penutup telinga sederhana yaitu gulungan kapas kecil dan masih enggan menggunakan pelindung telinga standar yang diberikan perusahaan. Bahkan penggunaan alat sederhana tersebut hanya dipakai jika para pekerja harus melakukan pemeriksaan visual berkeliling. Pada posisi di meja kerja, mereka hampir tidak pernah menggunakan alat tersebut.

Dari hasil penelitian kondisi lingkungan fisik untuk seluruh stasiun kerja, dapat disimpulkan bahwa beberapa parameter lingkungan kerja yaitu iluminasi, suhu, kelembaban, kebisingan berada di luar ambang batas yang diijinkan. Data ekstrim yang terjadi di lapangan mencakup iluminasi sangat rendah 7.5 lux, suhu tertinggi mencapai 37 0C, kelembaban terendah 31.7% dan tertinggi 74.6%, serta kebisingan mencapai 93.2 dB. Hal ini secara teoritis akan sangat mengganggu kinerja operator, meningkatkan kelelahan, meningkatkan potensi kecelakaan yang mungkin terjadi, menurunkan semangat kerja dan produktifitas personal.