• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) adalah unit khusus yang menangani kriminal umum termasuk diantaranya adalah mengangi kasus-kasus perjudian. Berdasarkan hasil-hasil operasi yang dilakukan oleh Subdit III Ditreskrimum Polda Sumut ini dapat diperoleh kondisi perkembangan tindak pidana judi di Sumut yang dapat dideskripsikan dari perkembangan penanganan kasus-kasus judi di lapangan.

Subdit III Ditreskrimum Polda Sumut pada bulan Januari 2014 menangkap 101 tersangka pemain judi dari 55 kasus yang diungkap Polda Sumut sejajaran. Hal tersebut disampaikan Direktur Reskrimum Polda Sumut. Ditreskrimum Polda Sumut mengungkap 9 kasus, Polres Asahan dan Labuhan Batu masing-masing 8 kasus, Pematang Siantar 6 kasus, Medan 5 kasus, Binjai 4 kasus, Tobasa dan Serdang Bedagai masing-masing 3 kasus, Tebing Tinggi dan Karo masing-masing 2 kasus, Taput, Dairi dan Batu Bara masing-masing 1 kasus. Para tersangka terdiri dari

pemain judi togel, kim, kartu, bola dan jackpot. Sementara perannya mulai dari penulis, pemain hingga bandar.170

Operasi Pekat Toba Tahun 2015 yang digelar oleh Polda Sumut pada periode Tanggal 5-11 November 2015 tahun lalu menangkap 493 orang tersangka kejahatan dari 264 kasus kriminal umum. Kabid Humas Polda Sumut, Helfi Assegaf dalam keterangannya merincikan, 23 kasus target operasi dengan 38 tersangka dan 241 kasus non target operasi dengan 455 tersangka. Secara terperinci dari 7 daerah prioritas operasi, dirincikan pada Ditreskrimum diungkap 5 kasus, Polresta Medan 159 kasus, Polres P. Belawan 21 kasus, Polres Deli Serdang 19 kasus, Polres Langkat 36 kasus, Polres Dairi 2 kasus, dan Polres Taput 3 kasus. Sementara di daerah lain seperti Polres Padang Sidimpuan terdapat 2 kasus, Polres Batu Bara 3 kasus, Polres Tebing Tinggi 3 kasus, dan Polres Binjai 5 kasus.171

Ditreskrimum Polda Sumut berhasil pula menangkap 32 orang tersangka kasus judi dari berbagai daerah di Sumatera Utara dalam Operasi Pekat Toba 2015 tersebut. Para tersangka yang ditangkap mulai dari kasus judi jenis toto gelap (togel), judi bola dan jackpot. Keseluruhannya merupakan hasil tangkapan Tim Satgas Perjudian yang digelar dalam Operasi Pekat Toba 2015 tersebut. Kasus-kasus perjudian terselubung ini merupakan penangkapan dari beberapa daerah. Sejumlah 18

170

http://www.beritasumut.com/view/Hukum---Kriminal/13563/Polda-Sumut-Amankan-101- Tersangka-Judi.html, diakses tanggal 25 Januari 2016, Berita dipublikasikan berjudul: “Polda Sumut Amankan 101 Tersangka Judi”, Website: Beritasumut.com, Tanggal 20 Januari 2014.

171

http://www.kabarhukum.com/2015/11/19/operasi-pekat-toba-ii-tangkap-493-orang-di-264- kasus-medan-tertinggi/, diakses tanggal 21 Januari 2016, Berita berjudul “Operasi Pekat Toba II Tangkap 493 Orang di 264 Kasus, Medan Tertinggi”, Dipublikasikan di Website Kabar Hukum, Tanggal 19 November 2015.

kasus perjudian berasal dari wilayah Medan, Deli Serdang, dan Labuhan Selatan dan semuanya masih dalam proses sidik. Jika dibandingkan dengan yang lainnya, untuk daerah-daerah tertentu yang paling besar kasus perjudian menurut Ditreskrimum Polda Sumut adalah Kota Medan.172

Sejumlah lokasi yang berpotensi dijadikan sebagai tempat-tempat perjudian di Sumut antara lain, antara lain: judi dadu di Kompleks Plaza Milenium, Spa Bros lantai dua (Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia), judi dadu tenda biru di kawasan Mabar, Tanjung Mulia, (jaringan dari Jalan Kayu Putih), Kecamatan Medan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Kemudian lokasi judi dadu di Selayang atau di belakang Rumah Sakit Umum (RSU) Adam Malik, Medan, Kecamatan Medan Selayang. Selanjutnya, judi kopiok tenda biru di kompleks Daparel, Desa Durin Tonggal, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang dan Judi Samkwan di Kota Bangun, Ocean Pacifik, Kecamatan Medan Belawan.173

Petugas Polda Sumut dan Polres KBPPP Belawan meskipun telah melakukan razia lokasi judi samkwan di kawasan Kota Bangun dan menangkap para pelaku berikut bandarnya, namun perjudian itu tetap saja ada. Diduga para bandarnya sepertinya kebal hukum, sebab ketika bandar itu ditanyai, ternyata bandarnya telah melakukan koordinasi dengan oknum aparat penegak hukum, sehingga para bandar

172

http://www.okebung.com/polda-sumut-amankan-32-pemain-judi/, diakses tanggal 25 Januari 2016, Berita dipublikasikan berjudul: “Polda Sumut Amankan 32 Pemain Judi”, Website Okebung.com, Tanggal 12 Juni 2015.

173

http://waspada.co.id/medan/bandar-judi-kota-bangun-berikan-setoran-kepada-oknum- aparat/, diakses tanggal 21 Januari 2016, Berita dipublikasikan oleh Sastroy Bangun, berjudul “Bandar Judi Kota Bangun Berikan Setoran Kepada Oknum Aparat?”, Website Waspada, Tanggal 1 Oktober 2015.

itu berani membuka lokasi judi Samkwan. Akuang disebut-sebut oleh masyarakat setempat sebagai salah satu bandar judi samkwan di Kota Bangun.174

Penangkapan pelaku judi terus dilakukan oleh Polda Sumut. Ditreskrimum Polda Sumut melakukan penangkapan para pelaku judi di lokasi permainan mesin judi ikan dan hoki game di Jalan Sisingamangaraja, Tebing Tinggi, dan di Medan pada tanggal 19 Desember 2015 dan menangkap 8 (delapan) orang tersangka. Judi ikan ini berpenghasilan Rp.10.000.000,- sampai Rp.20.000.000,- per hari. Penyelidikan sebelumnya dilakukan atas kerjasama Polda Sumut dengan masyarakat setempat diresahkan dengan adanya perjudian tersebut.

175

Polda Sumut kembali menangkap 9 (sembilan) pengelola judi di tempat yang terpisah di Kota Tebing Tinggi dan Simalungun. Para pelaku yang tertangkap terdiri dari dua orang bandar, tiga agen, satu penjemput uang dari agen ke bandar, dan tiga juru tulis pemasangan nomor. Penangkapan berawal ketika pihak kepolisian mengamankan penulis judi togel di Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun yang kemudian dikembangkan sehingga dilakukan penangkapan pelaku lainnya di Tebing Tinggi, di Kabupaten Batubara, Padang Lawas Utara, dan di Medan.176 174 Ibid. 175 http://news.metrotvnews.com/read/2015/12/21/203573/polda-sumut-gerebek-judi-

beromzet-puluhan-juta-per-hari, diakses tanggal 26 Januari 2016, Berita dipublikasikan oleh: Budi Warsito, berjudul “Polda Sumut Gerebek Judi Beromzet Puluhan Juta per Hari”, Website: Metronews.com, Tanggal 21 Desember 2015.

176

http://www.antaranews.com/berita/452750/polda-sumut-tangkap-sembilan-pengelola-judi, diakses tanggal 26 Januari 2016, Berita dipublikasikan oleh Irwan Arfa, berjudul “Polda Sumut Tangkap Sembilan Pengelola Judi”, Website: Antaranews.com, Tanggal 9 September 2014.

Penangkapan dilakukan Ditreskrimum Polda Sumut di tempat perjudian dan narkoba di Jalan Mangkubumi, Kota Medan. Polisi menangkap 80 (delapan puluh) mesin judi jackpot, satu unit senapan angin, sabu-sabu, serta menahan 17 (tujuh belas) orang warga yang diduga pemain judi. Beberapa warga yang diamankan oleh polisi mencoba kabur, namun berhasil ditangkap kembali.177 Jalan Mangkubumi, Kelurahan Aur, Medan Maimun dikenal sebagai lokasi peredaran gelap narkotika dan perjudian di Medan. Penangkapan ini dipimpin langsung Kepala Sub Direktorat III Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Faisal Florentinus Napitupulu.178

Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) Ditreskrimum Polda Sumut juga menangkap 39 (tiga puluh sembilan) orang tersangka judi. Penangkapan dilakukan di enam wilayah di Sumatera Utara. Dari penangkapan diperoleh barang bukti diantaranya uang tunai Rp.14.055.000,-, mesin judi jackpot 53 unit, mesin game tembak gambar dan ikan 4 unit, hanpone 11 unit serta mesin menghitung koin 1 unit. Penangkapan ini merupakan hasil operasi Polda Sumut selama 1 bulan di awal bulan Januari 2016.179

177

http://siantarnews.com/headline/lokasi-judi-di-digerebek-belasan-warga-coba-kabur/, diakses tanggal 25 Januari 2016, Berita dipublikasikan di Website: Antaranews, berjudul “Lokasi Judi di Digerebek, Belasan Warga Coba Kabur”, Tanggal 26 Januari 2016.

178

http://www.tribunnews.com/regional/2015/12/29/kawasan-narkoba-dan-judi-mangkubumi- digerebek-polda-sumut, diakses tanggal 25 Januari 2016, Berita dipublikasikan berjudul: “Kawasan Narkoba dan Judi Mangkubumi Digerebek Polda Sumut”, di Website: Tribunnews.com, Tanggal 29 Desember 2015.

179

http://www.metropolitan.id/2016/01/sebulan-operasi-wilayah-marak-judi%E2%80%8E- tekab-polda-sumut-tangkap-39-tersangka/, diakses tanggal 26 Januari 2016, Berita berudul: “Sebulan Operasi Wilayah Marak Judi‎, Tekab Polda Sumut Tangkap 39 Tersangka”, Dipublikasikan di Website: Metropolitan.id, Tanggal 26 Januari 2016.

Jenis-jenis perjudian yang disangkakan pada 39 orang tersebut antara lain jenis togel, jenis mesin game tembak gambar dan ikan serta jenis mesin jackpot. Juga menangkap tersangka penipuan dan penggelapan, pencurian dengan kekerasan, penadah, pengancaman dan penjualan orang. Untuk pencurian dengan kekerasan ada 6 tersangka, untuk kasus traficking ada 2 tersangka, untuk pengancaman melalui sms 2 orang tersangka dan untuk penadahan ada 1 tersangka.180

Tempat-tempat penangkapan para pelaku tersebut adalah untuk 6 lokasi yaitu Kelurahan Bandar Sono Kecamatan Padang Hulu, Tebing Tinggi, Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah, Serdang Bedagai, Kelurahan Teladan dan Kelurahan Siumbut-umbut Kecamatan Kisaran Timur serta Desa Sukaraja Pekan Kecamatan Simpang Empat, Asahan, Desa Lidah Tanah dan Desa Binjai Baru Kecamatan Talawi serta Desa Sei Balai Kecamatan Sei Balai, Batubara, Desa Patane Kecamatan Porsea, Tobasa serta Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun, Medan.

181

Unit Cyber Crime Polda Sumut juga melakukan penggeledahan terhadap satu unit rumah yang diduga menjadi lokasi judi online sindikat Internasional yang dilakukan beberapa warga negara asing, di Blok E Nomor 81 Komplek Taman Setia Budi (Tasbi), Jalan Setia Budi Medan, Kecamatan Medan Sunggal. Dalam penggeledahan tersebut, petugas Polda Sumut menangkap 11 warga negara Taiwan

180

Ibid. 181

dan 20 warga negara Tiongkok. Dari 31 warga asing tersebut, di antaranya 14 perempuan yang berkulit putih.182

Petugas Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut juga melakukan penggeledahan di lokasi perjudian dengan modus mesin ketangkasan ikan, Planet Fun Zone, di kawasan komplek rumah toko (ruko) Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumut. Penggeledahan permainan judi ini berawal dari adanya informasi dan pengaduan masyarakat yang resah dengan kehadiran jenis perjudian berkedok mesin ketangkasan tersebut.

183

Polda Sumut menindaklanjuti informasi tersebut melakukan penyelidikan, dan ternyata apa ditemukan dari hasil penggeledahan antara lain berhasil ditangkap 19 orang, terdiri dari 9 orang karyawan, 5 orang pemain dan 5 orang yang mengaku sebagai penonton. Berikut nama para tersangka yaitu Cindy Putri, Ani dan Dewi (keempatnya kasir), Sandy (teknisi mesin game), Rudi alias Asui karyawan penukar voucher ke uang. edangkan Suhemi Yusuf alias Fani dan Muhammad Fadli Pohan diketahui berperan sebagai karyawan perantara penukaran uang.184

Polda Sumut juga menangkap 5 orang pelaku judi yaitu Ilham, Fauzy Daulay, Azmi Lubis, Wiwin Herawaty Lubis dan Eric Sianturi, termasuk 5 orang yang mengaku sebagai penonton masing-masing Agustinus Simanjuntak, Idriansyah,

182

http://waspada.co.id/medan/polda-sumut-gerebek-sindikat-judi-online-internasional/, diakses tanggal 26 Januari 2016, Berita dipublikasikan oleh: Sastroy Bangun, berjudul: “Polda Sumut Gerebek Sindikat Judi Online Internasional”, Website: Waspada.co.id, Tanggal 27 Juli 2015.

183

http://bareskrim.com/2015/12/22/judi-berkedok-ketangkasan-di-sergai-dibongkar-polda- sumut/, diakses tanggal 26 Januari 2016, Berita dipublikasikan berjudul: “Judi Berkedok Ketangkasan di Sergai Dibongkar Polda Sumut”, Website: Bareskrim.com, Tanggal 22 Desember 2015.

184

Elman Sihombing, Elfin Afandi dan Agus Supriadi. Selain menangkap 19 orang, turut disita barang bukti dua unit mesin game ikan, kursi, koin, voucher, dan uang, hadiah game.185

Kondisi penanganan kasus-kasus perjudian dapat pula dilihat dari proses penegakan hukum dalam sidang pengadilan, misalnya dalam perkara judi mesin ketangkasan sebagai hasil penangkapan anggota Polda Sumut disidangkan di Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 30 April 2014, saat itu Ketua majelis hakim, Saor Sitindaon mempertanyakan kepada saksi dari aparat Poldasu yang menangkap para pelaku judi, karena pemilik ruko sekaligus pemilik usaha Fantasy Game tidak ikut ditangkap dan diajukan ke sidang pengadilan.186

Jawaban dari anggota Poldasu: “Dari 42 orang termasuk 12 perempuan yang ditangkap dari Ruko tersebut terindikasi melakukan perjudian dengan mesin, sementara pemilik Ruko saat penggerebekan tidak ada sehingga luput dari

Ketua majelis heran dan mempertanyakan berungkali kepada anggota polisi dari Polda Sumut saat menjadi saksi dalam sidang perkara judi tersebut. Seperti ini petikan pertanyaannya “Apa semuanya orang di Ruko itu harus ditangkap? Penyedia tempat itu di mana? Kok malah tokenya nggak ikut ditangkap. Justru dia yang layak dijadikan terdakwa, malah tidak ditangkap?”.

185

Ibid. 186

http://hariansib.co/mobile/?open=content&id=13175, diakses tanggal 18 Januari 2016, Berita dipublikasikan oleh Donna Hutagalung, berjudul “Hakim: Kok Malah Tokenya Ngak Ikut Ditangkap?”, Website Sinar Indonesia Baru, Tanggal 2 Mei 2014. Dari 42 orang yang ditangkap, 12 orang diantaranya perempuan yang ditangkap polisi dari Ruko tersebut, tidak ada berstatus sebagai pemilik usaha. Dalam perkara ini, berjumlah 11 orang terdakwa.

penangkapan dan dia (pemilik Ruko) masih DPO. Lagi pula, saat ditangkap, mereka (para terdakwa) tidak mau memberitahukan siapa pemiliknya”.

Hakim merasa tidak puas jawaban dari anggota Poldasu tersebut karena menurutnya, sudah tugas polisi untuk mencari dan menangkap pemilik usaha Fantasy Game tersebut, “Itu kan bukan alasan, polisi harusnya mencari dan menangkapnya”. Saksi anggota Poldasu tersebt kemudian menjawabnya dengan nada tinggi hanya karena menjalankan perintah atasannya untuk menggerebek Ruko yang menyelenggarakan permainan judi mesin dan menangkap semua orang yang berada di sana, “Memang itu tugas polisi, tapi, saya hanya menjalankan perintah atasan saya”.

Hakim pengadilan Negeri Medan mengakhiri pertanyaannya dengan mengatakan, “Ya sudah, bilanglah karena menjalankan perintah atasan”, sekaligus mengakhiri perdebatan. Berdasarkan hal itu, ada hal yang menarik dalam perhatian yakni selama ini kecenderungan anggota polisi yang secara langsung melakukan penangkapan pelaku khususnya jugi dilakukan didasarkan pada perintah atasannya. Ini artinya sekalipun judi sudah di depan mata bila tidak ada perintah atasan, tidak ditangkap.

Berbicara soal atasan, hal itu tidak terlepas dari siapa saja orang yang ada di atas pelaksanaan tugas penangkapan tersebut, baik secara langsung maupun tidak, baik yang menyuruh menangkap atau tidak/jangan ditangkap sesuai perintah atasan, ini kadang-kadang menimbulkan dilema di lapangan bagi anggota polri, bahkan tidak

jarang dijumpai dimana bila ada anggota polisi yang kritis dan tegas memberantas judi kemudian dimutasi.

Pelaksanaan tugas bagi hakim-hakim yang menyidangkan perkara-perkara judi di Sumut juga patut dipertanyakan, karena telah membebaskan 18 (delapan belas) orang tersangka judi dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Medan. Subdit III/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Sumut menyikapi putusan hakim yang membebaskan 18 orang terkait judi ketangkasan elektronik sangat tidak dapat diterima karena mekanisme penangkapan telah dilakukan sesuai prosedur, sementara Happy Zone telah memiliki izin dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Kota Medan, hanya saja izin tersebut disalahgunakan oleh pihak pengelola untuk lokasi judi dengan modus game ketangkasan.187

Berdasarkan perkembangan situasi penanganan perjudian sebagaimana yang dideskripsikan tersebut di atas, dapat digambarkan pula kondisi perkembangan perjudian sesuai data yang dimiliki oleh Subdit III Krimum Polda Sumut terkait dengan Jumlah Tindak Pidana (JTP) atau Crime Total (CT) dan Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana (JPTP) atau Crime Clearing (CC) dalam lingkup data sejajaran di seluruh Polsek, Polres serta di Polda Sumut.

187

http://sumutpos.co/hakim-bebaskan-18-tersangka-judi/, diakses tanggal 18 Januari 2016, Berita dipublikasikan Sumut Pos, berujudul “Hakim Bebaskan 18 Tersangka Judi”, Website Sumut Pos, Tanggal 10 Juli 2013.

diagram 1

Jumlah Tindak Pidana (CT) dan Penyelesaian Tindak Pidana (CC) Perjudian Untuk Semua Polsek, Polres, dan Polda Sumut Tahun 2010 s/d 2015

No Jenis Kasus 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC 1. Curas 1001 416 837 302 1123 398 1231 517 448 233 987 413 2. Curat 7324 2966 7638 2863 7612 3209 7789 3215 2857 852 6541 3478 3. Curanmor 4999 326 6474 383 7481 647 7098 907 2057 313 4691 437 4. Anirat 4217 2198 3675 1857 3770 1812 3655 2153 1148 763 3797 2276 5. Judi 4051 3697 3963 3963 2374 2415 1850 1774 650 671 1293 1154 6. Peras/ Ancam 379 222 383 190 356 192 596 254 152 69 346 197

Sumber: Data Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut 2016

Berdasarkan data tabel 1 tersebut untuk beberapa kejahatan konvensional menunjukkan kejahatan pencurian berat (Curat), pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), dan penganiayaan berat (Anirat) lebih mendominasi atau lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengan kasus judi. Sedangkan jumlah kasus pencurian dengan kekerasan (Curas) dan pemerasan atau ancaman (Peras/Ancam) berada di bawah kasus judi.

Tindak pidana judi khususnya di wilayah hukum Polda Sumut sesuai tabel 1 di atas termasuk sebagai tindak pidana yang menonjol di antara tindak pidana lainnya. Peningkatan kasus-kasus judi bahkan lebih menonjol bila dibandingkan dengan kejahatan konvensional lainnya antara lain: pencurian dengan kekerasan (Curas), pencurian berat (Curat), pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), penganiayaan berat (Anirat), pemerasan dan ancaman (Peras/Ancam).

Jumlah Tindak Pidana (JTP) atau Crime Total (CT) dan Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana (JPTP) atau Crime Clearing (CC) berdasarkan data Kepolisian Daerah

Sumatera Utara (Polda Sumut) Tahun 2010 s/d 2015, khusus perkara kejahatan yang ditangani oleh Polda Sumut ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Jumlah Tindak Pidana (CT) dan Penyelesaian Tindak Pidana (CC) Perjudian di Polda Sumut Tahun 2010 s/d 2015

No Jenis Kasus 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC 1. Curas 1 4 7 14 7 14 7 12 3 11 6 10 2. Curat 4 7 27 15 36 30 34 25 28 20 60 50 3. Curanmor 4 2 3 1 4 3 9 10 1 1 3 1 4. Anirat 1 - 1 - 2 2 1 - - - 5 3 5. Judi 102 136 153 158 131 150 177 185 49 74 123 106 6. Peras/Ancam 1 - 10 5 12 12 3 4 3 1 19 11

Sumber: Data Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut Tahun 2016

Data yang ditunjukkan pada tabel 2 tersebut menunjukkan peningkatan jumlah kasus judi sangat signifikan dibandingkan dengan kejahatan konvensional lainnya. Berdasarkan peningkatan jumlah kasus judi di Polda Sumut, menggambarkan pula bahwa kejahatan ini sulit diberantas. Faktor ini juga sebagai ekses dari kelemahan substantif pengaturan judi di dalam perundang-undangan (KUH Pidana) sekaligus menimbulkan kendala dari sisi aparat penegak hukum dalam penanganan kasus-kasus perjudian.

Jumlah Tindak Pidana (JTP) kasus-kasus judi di atas menunjukkan peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2011, dan menurun tahun 2012, kembali naik secara signifikan pada tahun 2013. Perkembangan selanjutnya untuk JTP ini mengalami penurunan pada tahun 2014, dan kembali naik pada tahun 2015 yang lalu, sebagaimana ditunjukkan pada diagram berikut ini:

Diagram 1

Jumlah Tindak Pidana (JTP) Judi di Wilayah Hukum Polda Sumut Periode 2010 s/d 2015 0 50 100 150 200 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Kasus Perjudian

Sumber: Data Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut Tahun 2016

Berdasarkan diagram 1 di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus judi di tahun 2014 mengalami penurunan secara signifikan. Faktor ini berkaitan erat dengan dikeluarkannya kebijakan penanggulangan kejahatan yang dikenal dengan istilah Grand Strategy Polri 2005-2025 yang duwujudkan dengan Renstra Polri 2010-2014 dan didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan Grand Strategy Polri 2005-2025, Renstra Polri 2010-2014, Program Reformasi Birokrasi dan Implementasi Struktur Baru Polri yang didasarkan atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo pada masa itu mencanangkan 10 (sepuluh) program prioritas yang dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya pelayanan prima yang dapat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Adapun kesepuluh program prioritas tersebut meliputi:

1. Pengungkapan dan penyelesaian kasus-kasus menonjol;

2. Meningkatkan pemberantasan preman, kejahatan jalanan, perjudian, narkoba, illegal logging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking dan korupsi; 3. Penguatan kemampuan Densus 88 Anti Teror, melalui peningkatan kerjasama

dengan satuan anti teror TNI dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT);

4. Pembenahan kinerja reserse dengan program “keroyok reserse” melalui peningkatan kompetensi penyidik;

5. Implementasi struktur organisasi Polri yang baru;

6. Membangun kerjasama melalui sinergi polisional yang proaktif dalam rangka penegakan hukum dan HAM;

7. Memacu perubahan mind set dan culture set Polri;

8. Menggelar Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) di berbagai sentra kegiatan publik;

9. Mengembangkan Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE);

10.Membangun dan mengembangkan sistem informasi terpadu serta persiapan pengamanan pemilu 2014.

Tujuan agar pelaksanaan 10 (sepuluh) program prioritas berjalan dengan efektif dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka pelaksanaannya dibagi ke dalam tahapan kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Tahapan tersebut sesuai dengan tingkat prioritas berdasarkan tingkatan manfaat dan perhatian masyarakat. Tahapan dalam 10 (sepuluh) program prioritas tersebut dibagi dalam 4 (empat) periode waktu secara berlanjut dan berkesinambungan dengan rincian sebagai berikut:

1. Tahap kesatu, 100 hari pertama (November 2010 s/d Januari 2011) meliputi: pengungkapan dan penyelesaian kasus-kasus menonjol, serta meningkatkan pemberantasan terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat, yaitu preman, kejahatan jalanan, perjudian dan narkoba, serta kejahatan yang merugikan kekayaan negara yaitu illegal logging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking dan korupsi.

a. Penguatan kemampuan densus 88 anti teror melalui peningkatan kerja sama dengan satuan anti teror tni dan bnpt;

b. Pembenahan reserse melalui program “keroyok reserse”; c. Implementasi struktur organisasi Polri yg baru;

d. Membangun kerja sama melalui sinergi polisional yang proaktif dalam rangka penegakan hukum & HAM.

3. Tahap ketiga, Januari-Desember 2012, meliputi: a. Memacu perubahan mind set dan culture set Polri; b. Menggelar SPK di berbagai sentra kegiatan publik; c. Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE).

4. Tahap keempat, Januari-Desember 2013, yaitu: membangun dan mengembangkan sistem informasi terpadu persiapan pengamanan pemilu 2014.

Berdasarkan 10 (sepuluh) program prioritas di atas, seluruh program kerja Polri baik di Polsek, Polres, maupun Polda yang ada di seluruh Indonesia akan mengacu pada program prioritas tersebut. Program kerja Polri akan berfokus pada pengungkapan dan penyelesaian kasus-kasus menonjol, meningkatkan pemberantasan terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat, yaitu preman, kejahatan jalanan, perjudian dan narkoba, serta kejahatan yang merugikan kekayaan negara yaitu illegal logging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking dan korupsi.

Dampaknya yang diperoleh dari pelaksanaan kebijakan penanggulangan kejahatan tersebut adalah kondisi dimana pada tahun 2014 sesuai tabel 2 dan diagram 1 di atas menunjukkan Jumlah Tindak Pidana (JTP) mengalami penurunan secara signifikan. Termasuk untuk kondisi Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana (JPTP) sebagaimana pada diagram 2 berikut ini juga menunjukkan kecepatan penyelesaian kasus-kasus khususnya penyelesaian kasus judi di Wilayah Polda Sumut, berikut ini.

Diagram 2

Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana (JPTP) Judi di Wilayah Hukum Polda Sumut Periode 2010 s/d 2015

0 50 100 150 200 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penyelesaian Kasus Judi

Sumber: Data Direktorat Kriminal Umum Polda Sumut Tahun 2016

Berdasarkan digaram 1 dan diagram 2 di atas jelas kelihatan JTP dan JPTP kasus-kasus judi di Polda Sumut menunjukkan informasi yang menggembirakan, namun di tahun 2015 (setahun yang lalu) kinerja Polda Sumut kembali mengecewakan sebab jumlah kasus judi kembali naik dari tahun 2014 ke tahun 2015. Faktor ini juga tidak bisa dilepaskan dari seberapa jauh program Kapolda pada masa

Dokumen terkait