• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Sosial Asia Tenggara

Kesatuan Republik Indonesia

B. Mengenali Asia Tenggara

2. Kondisi Sosial Asia Tenggara

Kawasan Asia Tenggara memiliki bentang alam yang berbeda-beda. Demikian halnya dengan kondisi sosial ekonomi, kependudukan, dan budayanya.

a. Penduduk

Dari seluruh penduduk Asia Tenggara, 90% di antaranya berasal dari suku Melayu. Mayoritas terdapat di negara Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Singapura juga merupakan wilayah yang penduduknya homogen. Lebih dari 75% penduduknya adalah keturunan Cina.

Namun demikian, penduduk asli Asia Tenggara terdiri atas berbagai macam suku yang jumlahnya sangat banyak. Suku-suku yang terdapat di Asia Tenggara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Suku Bangsa di Asia Tenggara

Negara Suku Bangsa

Kampuchea Suku Khmer (94%), Tionghoa (1%), lainnya (sebagian besar suku Cham) (1%)

Laos Lao Dataran Rendah (56%), Lao Theung (34%), Lao Soung (10%). Myanmar Suku Burma (68%), Shan (9%), Karen (6%), Rakhine (4%), lainnya

(termasuk suku Tionghoa dan Indo-Arya) (13%)

Thailand Suku Thai (75%), Tionghoa (14%), suku Melayu (4%), Khmer (3%), lainnya (4%)

Vietnam Suku Vietnam (88%), Tionghoa (4%), Thai (2%), lainnya (6%) Brunei Melayu (69%), Tionghoa (18%), suku pribumi Brunei (6%), lainnya (7%) Filipina Filipino (80%), Tionghoa (10%), Indo-Arya (5%), bangsa Eropa dan

Amerika (2%), Arab (1%), lainnya (2%)

Indonesia Suku Jawa (45%), Aceh (10%), Sunda (8%), Madura (4%), lainnya (33%)

Malaysia Melayu dan Orang asli (60%), Tionghoa (30%), Tamil (6,4%), lainnya (2%)

Singapura Tionghoa (76%), Melayu (15%), Indo-Arya (7%), lainnya (2%) Sumber:www.wikipedia.org

b. Kebudayaan

Penduduk di kawasan Asia Tenggara memiliki bahasa yang beraneka ragam. Di wilayah Semenanjung Malaysia dan Indonesia, penduduk menggunakan bahasa Melayu. Di Filipina bahasa Melayu juga digunakan meskipun tidak dominan. Bahasa Thai dan Lao digunakan di daratan utama Asia Tenggara.

Penduduk Asia Tenggara menganut berbagai agama dan kepercaya-an. Sebagian besar orang Myanmar, Thailand, Laos, Kampuchea, dan Vietnam beragama Buddha. Agama Islam dianut penduduk Indonesia (90%), Malaysia, sebagian penduduk Filipina Selatan, serta sebagian penduduk Thailand Selatan. Suku bangsa Cina di Asia Tenggara menganut agama Konghucu, Buddha, Taoisme, Kristen, dan pemujaan roh. Di Filipina mayoritas penduduknya beragama Kristen akibat pengaruh penyebaran agama Katolik oleh bangsa Spanyol. Agama Katolik juga dianut penduduk Vietnam meskipun jumlahnya hanya 10%.

Banyak bahasa digunakan di kawasan Asia Tenggara. Beberapa bahasa di antaranya adalah bahasa Melayu, Thai, Filipino, Cina (Mandarin), dan Inggris. Beberapa bahasa digunakan sebagai bahasa resmi. Sebagai contoh, bahasa Vietnam merupakan bahasa resmi di negara Vietnam. Bahasa Thai merupakan bahasa resmi di negara Thailand. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di negara Indonesia. Bahasa resmi tersebut juga digunakan untuk komunikasi antarkelompok atau suku bangsa yang berbeda di suatu negara. Bahasa asing Inggris juga digunakan di Asia Tenggara sebagai warisan peninggalan kolonial negara Barat. Saat ini, bahasa Inggris digunakan secara luas sebagai bahasa perdagangan dan bisnis di banyak negara di Asia Tenggara.

Negara-negara di Asia Tenggara memiliki banyak kesenian tradisional seperti tari. Contohnya tari Barong, Gambyong, dan Saman dari Indonesia, tari Mak Yong dari Malaysia, tari Khon dan Genderang

dari Thailand, serta tari Bambu dari Filipina. Selain itu, tari Ramayana dengan gaya dan kostum yang berbeda ditampilkan di negara Kampuchea, Myanmar, Thailand, dan Indonesia. Pada perayaan khusus seperti perkawinan dan ulang tahun, serta untuk pertunjukan wisatawan tari-tarian tersebut sering ditampilkan. Wayang kulit, selain ada di Indonesia, juga ada di negara Thailand.

Pada saat ini banyak penduduk di Asia Tenggara, khususnya yang tinggal di kota, mengenakan pakaian bergaya Barat. Namun, masih banyak penduduk mengenakan pakaian tradisional. Pakaian wanita kebaya merupakan pakaian wanita tradisional di negara Indonesia dan Malaysia. Pakaian batik menjadi pakaian khas Indonesia. Di Filipina, pakaian tradisional untuk wanita adalah Maria Clara, sedangkan pakaian untuk pria disebut Barong Tagalong. Pakaian ini berbahan kain dari pokok pisang dan nanas. Penduduk wanita Vietnam banyak mengenakan pakaian tradisional yang disebut Ao-dai.

c. Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan

Wilayah Asia Tenggara memiliki sumber daya alam yang menghasilkan komoditas perdagangan. Sumber daya alam itu antara lain kesuburan tanah, kekayaan laut, dan sumber daya minyak bumi.

Tanaman perdagangan utama di kawasan Asia Tenggara adalah karet dan kelapa sawit. Negara-negara penghasil karet utama di dunia adalah Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Penghasil minyak sawit terbesar di dunia adalah Malaysia dan kedua adalah di Indonesia. Tanaman ini dikembangkan pada perkebunan-perkebunan luas di lahan yang subur. Tanaman perdagangan lain yang dihasilkan adalah tebu, teh, kina, kelapa, dan abaka. Asia Tenggara menghasilkan kira-kira 80% dari jumlah gula di dunia. Negara penghasil gula terbesar di dunia adalah Filipina dan dikembangkan di kawasan daratan tengah Luzon, Kepulauan Visayan terutama di Pulau Negros, Panay, dan Cebu. Di Indonesia tanaman tebu dikembangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman teh tumbuh subur di dataran tinggi dengan udara sejuk. Daerah penanaman teh yang utama adalah di Dataran Tinggi Cameron di Malaysia dan Priangan di Jawa Barat, Indonesia. Sementara itu, tanaman kelapa tumbuh subur di daerah berpasir yang panas dan lembap sepanjang tahun. Tanaman ini dikembangkan di pantai barat Pulau Sumatra dan di Kepulauan Visayan (Filipina). Pusat pengumpulan dan pemrosesan kopra yang utama di Filipina adalah di Cebu. Selain itu, Filipina merupakan penghasil terbesar tanaman abaka, yaitu tanaman yang digunakan untuk membuat tali. Tanaman-tanaman tersebut merupakan komoditas perdagangan yang penting dalam menunjang perekonomian negara di kawasan Asia Tenggara. Usaha agroindustri dilakukan di lahan-lahan subur. Usaha ini mendatangkan devisa negara karena hasilnya sebagian besar untuk tujuan ekspor.

Negara Brunei termasuk negara pengekspor minyak dan gas. Produksi minyak Brunei diawali ketika ditemukan minyak bumi di Seria, daerah di sebelah barat Brunei pada tahun 1928. Di Malaysia ladang minyak terbesar terdapat di daerah pantai Trengganu dan ladang gas terbesar terdapat di daerah pantai Sarawak. Separuh jumlah gas alam yang dihasilkan Malaysia diekspor ke berbagai negara.

Komoditas utama yang diperdagangkan sebagai barang ekspor dari tiap negara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 Tabel Komoditas Ekspor Negara-Negara di Asia