• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Disintegrasi Akibat Perubahan Sosial

Kesatuan Republik Indonesia

B. Perilaku Masyarakat dalam Menghadapi PerubahanPerubahan

2) Proses Disintegrasi Akibat Perubahan Sosial

Sejauh mana perubahan sosial dapat menimbulkan ketidakserasian, tergantung pada erat tidaknya integrasi antara unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat yang terintegrasi secara kuat, setiap anggota masyarakat telah melakukan konformitas, yaitu melalui proses penyesuaian diri dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai masyarakat. Sebaliknya, dalam masyarakat yang mengalami disintegrasi sosial, sering anggota-anggotanya menyimpang dari kaidah dan nilai-nilai masyarakat.

Sumber:Pelajaran Baca Tulis Huruf Al Quran (Sampul)

Gambar 3.21Pendidikan agama sangat penting bagi penanaman kaidah moral dalam diri anak.

Sumber:www.bbc.co.uk

Gambar 3.22Lingkungan pergaulan berpengaruh terhadap perilaku remaja.

84

Disintegrasi Sosial dan Disintegrasi Masyarakat

Disintegrasi sosial merupakan awal dari gejala disintegrasi suatu masyarakat. Gejala-gejala ini meliputi hal-hal berikut ini.

a. Tidak adanya persamaan pandangan mengenai

tujuan yang semula dijadikan pegangan ber-sama.

b. Norma-norma masyarakat tidak lagi berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian sosial untuk mencapai tujuan masyarakat.

c. Terjadinya pertentangan antarnorma yang ada dalam masyarakat.

d. Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma, tidak dilaksanakan secara konsekuen.

e. Tindakan-tindakan para anggota masyarakat

tidak lagi sesuai dengan norma-norma masyarakat.

f. Terjadinya proses-proses sosial yang bersifat disosiatif seperti persaingan, pertentangan, dan perang urat saraf.

Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa peristiwa sebagai berikut.

a) Cultural Lag

Salah satu teori terkenal dalam sosiologi mengenai per-ubahan dalam masyarakat adalah dikenalkannya istilah cultural lag. Teori ini dikemukakan oleh William F. Ogburn. Dalam teori ini, disebutkan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya secara keseluruhan, ada bagian yang tumbuh dengan lambat. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat ini dinamakan

cultural lag (ketinggalan kebudayaan).

Ketinggalan yang mencolok terlihat pada penguasaan teknologi seperti komputer. Komputer merupakan hasil dari perkembangan teknologi di negara-negara yang telah memiliki kebudayaan yang maju. Penggunaan alat tersebut harus pula disertai dengan ketersediaan peralatan-peralatan khusus untuk memperbaiki apabila rusak, adanya aliran listrik yang mempunyai tegangan tertentu yang konstan, dan lain-lain. Jika hal-hal tersebut belum tersedia, terjadilah cultural lag karena kurangnya persiapan dalam menyambut teknologi baru.

Dari deskripsi di atas dapat diketahui bahwa secara umum terjadinya cultural lag disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini. Pertama, kurangnya kemampuan daya pikir dalam sektor yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial.

Kedua, adanya hambatan-hambatan terhadap perkembangan pada umumnya. Ketiga, heterogenitas masyarakat. Dalam hal ini berarti ada beberapa golongan masyarakat yang memang sudah siap mental menerima perubahan dari masyarakat luar dan sebaliknya ada sebagian masyarakat yang belum siap menerima perubahan tersebut. Keempat, kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain. Hal ini bisa juga

Foto: Doly Eny Khalifah

Gambar 3.23Penggunaan komputer harus disertai kemampuan mengoperasikannya agar tidak terjadi cultural lag.

Beberapa masyarakat yang memiliki daya adaptasi tinggi, mampu dengan cepat melakukan pengorganisasian kembali fungsi dan peran dari struktur yang dianggap kurang sesuai. Sebaliknya, masyarakat yang kurang mampu beradaptasi secara cepat, pada umumnya akan kesulitan mengorganisasikan fungsi dan peran dari struktur yang kurang sesuai tersebut.

85

berarti bahwa pihak pengambil kebijakan dalam masyarakat perlu meningkatkan kontak langsung dengan budaya material dari masyarakat lain.

Tidak mudah mengatasi persoalan cultural lag. Paling tidak, alam pikiran manusia harus mengalami perubahan terlebih dahulu, yaitu dari alam pikiran tradisional ke alam pikiran modern. Alam pikiran modern ditandai oleh beberapa hal, misalnya sifatnya yang terbuka terhadap pengalaman baru, terbuka terhadap perubahan dan pembaruan, kemampuan untuk berpikir luas dan pendidikan yang mencukupi. Semakin terdidik seseorang itu, akan semakin terbuka pula daya pikirnya.

b) Mestizo Culture

Mestizo culture (percampuran kebudayaan) merupakan suatu proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lainnya yang mempunyai warna dan sifat yang berbeda. Ciri dari perubahan sosial ini adalah sifatnya formal dan hanya dapat meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti arti sesungguhnya.

Masyarakat desa yang mulai tersentuh modernisasi biasanya gemar memiliki benda-benda hasil teknologi modern, seperti mesin cuci, komputer, dan kulkas sebagaimana layaknya gaya hidup masyarakat kota yang sering mereka lihat dari tayangan televisi. Benda-benda ini mereka beli hanya untuk menaikkan status sosial agar dianggap sebagai orang modern. Lebih parah lagi jika ternyata mereka tidak mampu menggunakan barang-barang teknologi tersebut dan tidak mengetahui kegunaan dan manfaatnya.

Dari contoh di atas terlihat bahwa perubahan yang terjadi merupakan perubahan suatu hal baru yang dianggap dapat menaikkan status sosial sebagai lambang pola hidup modern, tanpa menggunakan kontrol. Padahal norma yang dikandung masih tradisional, hanya bentuk luarnya yang modern. Inilah yang dimaksud dengan mestizo culture.

Mestizo culture ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang semakin besar karena pengaruh iklan-iklan produk modern. Kondisi psikologis orang yang terkait dalam gejala mestizo culture ini mudah mengalami keguncangan dan ketidakpuasan.

c) Anomi

Perubahan sosial dapat menyebabkan terjadinya suatu keadaan saat norma-norma atau nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat menjadi pudar padahal norma-norma atau nilai-nilai baru yang akan menggantikannya belum terbentuk. Keadaan ini merupakan suatu masa kritis dalam masyarakat yang disebut anomi. Jadi, anomi adalah suatu keadaan saat tidak ada pegangan terhadap norma yang baik dan apa yang buruk bagi masyarakat.

Perubahan sosial dalam masyarakat memang menimbulkan berbagai dampak yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Tipe-tipe

Sumber:regoljogja.com

Gambar 3.24Semakin terdidik seseorang akan semakin terbuka pula daya pikirnya.

86

masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial beraneka ragam. Keragaman ini berhubungan erat dengan kesiapan masyarakat yang bersangkutan dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Apabila masyarakat siap menghadapi perubahan, perubahan-perubahan tersebut akan membawa kemajuan bagi kebudayaan masyarakat. Jika kondisi yang terjadi sebaliknya, akan terjadi ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.