• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI

4.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar TNGGP

Jumlah wilayah kecamatan dan desa yang terletak disekitar kawasan adalah 7 kecamatan dan 22 desa di Kabupaten Bogor, 8 Kecamatan dan 25 desa di Kabupaten Sukabumi serta 3 kecamatan dan 18 desa di Kabupaten Cianjur. Luas wilayah disekitar taman nasional yang termasuk dalam Kabupaten Bogor adalah 129,40 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 163.844 jiwa, yang terdiri atas 82.338 laki-laki dan 81.506 perempuan, dengan kepadatan penduduk 754 jiwa per km². Sedangkan luas wilayah sekitar taman nasional yang termasuk wilayah Sukabumi adalah 201,54 km² dengan jumlah penduduk 156.043 jiwa, terdiri atas 78.381 dan 77.662 perempuan dengan kepadatan penduduk 692 jiwa per km². Sementara itu luas wilayah di sekitar taman nasional di Kabupaten Cianjur adalah 92,42 km² dengan jumlah penduduk 134.438 jiwa, terdiri atas 65.687 laki-laki dan 68.751 perempuan, dengan kepadatan penduduk 1.262 jiwa per km².

Penduduk sekitar TNGGP sebagian besar memiliki pola usaha dari bertani, sedangkan bidang usaha lainnya seperti pegawai negeri/ABRI, pedagang, dan tukang kayu persentasenya cukup kecil yaitu masing-masing 1,3%, 6,7% dan 2,1%. Dari kenyataan tersebut menunjukkan bahwa lahan merupakan sumber daya yang sangat penting untuk memnuhi kebutuhan hidup. Sementara luas pemilikan lahan di wilayah sekitar kawasan taman nasional tersebut relatif sempit

yaitu di bawah 0,25 Ha per KK. Ditambah dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, sedangkan luas lahan garapan relatif tetap bahkan cenderung berkurang, maka kesempatan kerja di bidang pertanian akan semakin berkurang. Apabila hal tersebut terus berlanjut maka akan dapat berpengaruh terhadap pendapatan perkapita penduduk di wilayah tersebut. Tipe pengunaan lahan dibagi menjadi beberapa peruntukan lahan terdiri dari pemukiman/pekarangan, sawah, ladang, perkebunan/perikanan, padang gebala/hutan negara dan infrastruktur/sungai. Tabel 4 menyajikan penggunaan lahan berikut luasannya untuk setiap kabupaten di sekitar TNGGP.

Tabel 4. Penggunaan lahan setiap kabupaten di sekitar TNGGP

No Penggunaan Lahan Luas (ha) Jumlah %

Bogor Cianjur Sukabumi

1 Pemukiman/pekarangan 753,2 1.129,30 1.000,50 2.883,00 6,97 2 Sawah 4.377,20 1.192,70 4.424,40 9.994,30 24,18 3 Ladang 3.668,70 2.885,50 4.897,20 11.451,40 27,70 4 Perkebunan/Perikanan 1.813,20 1.621,70 2.318,20 5.751,10 13,92 5 Hutan Negara 1.364,20 1.768,30 7.111,70 10.244,20 24,78 6 Infrastruktur 980,80 647,00 413,90 2.041,70 4,94 Jumlah 12.878,70 8.264,80 20.190,80 41.334,30 100,00

Mata pencaharian penduduk di sekitar kawasan TNGGP sebagian besar (75%) bekerja di bidang pertanian dan tidak intensif sehingga memerlukan lahan yang cukup luas. Namun sekita 40% diantaranya adalah buruh tani yang tidak memiliki lahan garapan dan tergantung pada lahan orang lain. Tingkat kepemilikan lahan rata-rata perkeluarga relatif kecil (<0,25 Ha) mengakibatkan tingkat intensitas garapan menjadi sangat tinggi. Sedangkan tingkat pengetahuan intensifikasi pertanian masih rendah dan tingkat pendidikan sebagian besar penduduk (± 70 %) hanya sampai tingakat sekoah dasar (SD dan SLTP) (Balai TNGGP, 1999). Tabel 5 menunjukkan mata pencaharian penduduk sekitar TNGGP.

Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk Sekitar TNGGP

No Mata Pencaharian Kabupaten

Bogor Cianjur Sukabumi 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1.618 2.400 1.234

2 ABRI 192 237 99 3 Petani 19.700 20.586 27.098 4 Pedagang 3.946 6.442 2.839 5 Perikanan/Peternakan/Perkebunan 1.729 1.643 853 6 Buruh Tani 24.358 17.977 32.346 7 Wiraswasta 442 332 2.274 8 Lain-lain 4.447 6.000 3.370 Jumlah 56.961 55.617 68.923

Sebagian besar penduduk yang berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi berasal dari etnik Sunda. Sedangkan agama yang mendominasi di ketiga kabupaten tersebut adalah agama Islam. Saat ini upacara-upacara adat sudah semakin jarang dijumpai. Upacara adat seperti upacara benih desa yang dahulu sering dilaksanakan setiap selesai panen sekarang sudah tidak dilaksanakan lagi. Perayaan-perayaan yang biasa dilaksanakan adalah perayaan hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional.

Ekosistem hutan taman nasional yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai macam flora, fauna dan ekosistemnya, termasuk berbagai macam kondisi fisiknya yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia. Kehidupan masyarakat sekitar hutan yang sudah merupakan hubungan ketergantungan (interaksi) secara tradisional terhadap sumberdaya alam sekitarnya telah membudaya sejak dulu dan berlangsung hingga sekarang, dan dirasakan semakin meningkat seiring peningkatan laju pertumbuhan penduduk sekitar.

4.12.Aksesibilitas

Ada 6 pintu masuk menuju kawasan TNGGP yaitu: Cibodas, Gunung Putri, Bodogol, Cisarua, Selabintana dan Situgunung (Gambar 13). Kantor Balai TNGGP, pusat informasi (visitor center) dan tempat pendaftaran pendakian berlokasi di Cibodas. Pintu masuk Cibodas, Gunung Putri dan Selabintana merupakan akses utama menuju puncak Gunung Gede dan Pangrango. Pintu masuk Situgunung merupakan pintu menuju Danau Situgunung yang sangat

sesuai untuk rekreasi keluarga, sedangkan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol dengan kanopi trail sepanjang 4 km memiliki daya tarik bagi pengunjung dan masyarakat umum yang ingin berekreasi dengan merasakan keindahan hutan hujan tropis. Cisarua juga pintu masuk yang dekat dari Jakarta, mempunyai fasilitas untuk kemping yang cocok bagi keluarga, anak sekolah dan kelompok- kelompok pecinta alam.

Pintu masuk dengan kendaraan pribadi dan dengan transportasi umum: Cibodas

Pintu masuk Cibodas berjarak 100 km dari Jakarta. Dapat ditempuh melalui Jalan Tol Jagorawi dan keluar di Tol Ciawi mengambil jurusan Puncak- Bandung. Setelah 7,6 km dari Puncak Pass Hotel, setelah Outlet DSE, ambil kanan tepat pada pertigaan di Paragajen (Papan nama TNGGP ada disebelah kiri jalan). Jalan lurus kira-kira 3 km dan sampai pada portal pintu Gerbang Wisata Cibodas, dan disini ada restribusi (mobil dan kendaraan roda dua Rp.3000,- dan setiap penumpang Rp. 1000,-/orang). Setelah portal langsung menemukan kantor TNGGP disebelah kanan. Dengan bis umum dari Bogor-Bandung, Jakarta- Bandung melewati Puncak kemudian turun di Pertigaan di Paragajen, dekat Outlet DSE. Setelah pertigaan menggunakan angkot warna kuning (Cibodas, Rarahan) dengan ongkos Rp. 2000 per orang sampai di pintu gerbang TNGGP

Gunung Putri

Pintu masuk Gunung Putri terletak 15 km dari Cibodas. Pengunjung dapat menuju lokasi ini dari Cipanas dengan jarak ± 7 km. Lokasi Kemping Bobojong di Gunung Putri berjarak 1 km jalan kaki dari terminal angkot di Gunung Putri. Pengunjung harus naik angkot dari terminal Cipanas ke Gunung Putri dengan ongkos Rp. 3000,- /orang.

Selabintana

Selabintana Berjarak 10 km atau 30 menit dari Sukabumi, melewati jalan perkebunan teh dan kebun sayur. Pintu masuk Selabintana yaitu di Pondok Halimun berada di Cipelang. Dari terminal bis Sukabumi dengan minibus menuju

pusat kota dan kemudian ganti kendaraan dengan minibus yang menuju Pondok Halimun.

Situgunung

Pintu masuk Situgunung terletak kira-kira 70 km atau 1,5 jam dari Bogor. Dari Bogor mengambil jurusan Sukabumi dan kemudian berbelok di Cisaat menuju Situgunung. Situgunung terletak di sebelah selatan kawasan taman nasional dan akses cukup bagus. Dari Jakarta atau Bogor mengambil bis jurusan Jakarta–Sukabumi–Cisaat. Jika dari terminal Sukabumi, naik minibus yang menuju Cisaat setelah di Cisaat mengambil minibus menuju Situgunung yang berjarak 10 km.

Bodogol

Aksesibilitas dari Bogor ke pintu masuk Bodogol mengambil jurusan Sukabumi dan turun di Lido (± 25 km). Dari Lido menuju desa Bodogol ± 4 km, dan dari desa Bodogol menuju PPKAB ± 3 km melalui jalan berbatu, dan disarankan menggunakan kendaraan roda 4 dengan gardan ganda. Dengan menggunakan bis atau mini bus dari Bogor dengan ongkos Rp. 5,000-/orang, sedangkan dari Lido dapat menggunakan ojek menuju resort Bodogol dengan ongkos Rp. 5,000-/orang dan dari resort Bodogol dapat mengunakan ojek sampai PPKAB.

Cisarua

Pintu gerbang Cisarua berjarak ± 14 km atau 20 menit dari Ciawi dengan mobil. Menuju pintu gerbang akses cukup bagus dengan jalan aspal. Dari Ciawi menggunakan minibus menuju terminal Pasir Muncang dan dari terminal ini sewa ojek menuju pintu masuk Cisarua. (www.gedepangrango.org/290810). Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bisa ditempuh melalui rute Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km) dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (± 52 km).

Dokumen terkait