• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Pengelolaan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah cukup baik. Namun dalam penerapannya perlu ada kerjasama antara pengelola dengan pengunjung dan melakukan pengelolaan secara intensif. Selain pengelolaan terhadap fasilitas, perlu diperhatikan pengelolaan terhadap pemeliharaan habitat satwa dan vegetasi, sebab tujuan semula taman nasional adalah menjamin keberlangsungan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta penanganan khusus terhadap kegiatan vandalisme khususnya masalah sampah. Beberapa rekomendasi yang disusun dapat diterapkan di TNGGP untuk mempertahankan karakter dan untuk meningkatkan kualitas ekologi dan estetika TNGGP. Kerjasama dengan pemerintah, LSM, pengunjung dan masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk mempertahankan karakter dan kualitas ekologi serta estetika TNGGP.

DAFTAR PUSTAKA

Aldridge. 1972. Upgrading Park Interpretation and Communication With the Public, Second World Conference on National Park dalam E.K.S.H. Muntasib.1999. Penyusunan Interpretasi Bagi Pengunjung di Taman Wisata Pananjung Pangandaran. [Tesis]. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Arifin, H.S. dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman. Cetakan VIII Edisi

Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta. 169 hal.

Arifin HS, Munandar A, Arifin NHS, Pramukanto Q dan Damayanti VD. 2008.

Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Bogor. Sampoerna Hijau.

Balai TNGGP. 2004. Rencana Kerja Tahunan Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. TNGGP. Cianjur. Tidak dipublikasikan.

Bell, Simon. 2008. Design For Outdoor Recreation, Second Edition. Taylor & Francis Inc. 270 Madison Avenue, New York.

Departemen Kehutanan. 1990. UU RI No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dephut . Jakarta.

Departeman Kehutanan. 1993. Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Taman Nasional. Ditjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan. Bogor.

Direktorat Jenderal PHPA. 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru dan Hutan Lindung. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Eckbo, G. 1964. Urban Lanskap Design. McGraw-Hill Book, New York.284 p. Haris K. 2001. Mengenal TNGP Volume 2. Cianjur : Balai Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango.

Heise, D. R. 1970. The Sematic Differential and Attitude Research. Chapter 14 in Anttitude Measurement. Chicago : Rand McNally. 235-253p.

Laurie, M. 1976. An Introduction to Landscape Architecture. American Elsevier Publishing Co. Ltd. New York. 130p.

MacKinnon, J., Kathy, M., Graham Child dan Jim Thorsell. 1993. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Muntasib, E.K.S.H. 2003. Perkembangan Interpretasi di Indonesia dalam Pengembangan Interpretasi Wisata Alam dan Ekowisata. Studio Rekreasi Alam. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Partomo. 2004. Formulasi Strategi Pengembangan Ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor.

Permatasari. A. E. 2011. Identifikasi Hubungan Perilaku Vandalisme Dengan Setting Pada Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur [Skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Porteous, J. D. 1977. Environment and Behaviour : Planning and Everyday Urban Life. Addison Wesley Publ, Reading UK. 446p.

Rachman, Z. 1984. Proses Berfikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lansekap. Makalah Diskusi Festa VI-Himagron. Bogor. Hal 3- 8.

Rossi PH dan Howard EF. 1993. Evaluation, A Systematic Approach. Sage Publication, Inc. [terhubung berkala]. http://youfummi.wordpress. com/2008/07/18/evaluasi-adalah/ [3 Desember 2010].

Samsudin, N. 2006. Penentuan Jenis Pohon Serbaguna Secara Partisipasif Dalam Rangka Pembinaan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Sharpe, G. W. 1982. Interpreting the Enviroment. Outdoor Recreation College of Forest Resources University of Washington Seattle, Washington.

Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill Book Co., Inc. New York. 331 p.

Sternloff, R. E. and R. Warren. 1984. Park and Recreation Miantenance management. 2nd Edition. John Wiley and Sons In., New York. 326 P. Thomas, L and J. Middleton. 2003. Guidelines for Management Planning of

Protected Areas. IUCN Gland, Switzerland and Cambridge, UK.

Tilden F. 1957. Interpreting Our Heritage. The University of North Carolina Press. Chapel Hill. New York.

Widada., Sri Mulyanto, dan Hiroshi Kobayashi. 2006. Sekilas Tentang Konservasi, sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Jakarta: Ditjen PHKA-JICA.

Wiratno, Daru I., Ahmad S., Ani K. 2004. Berkaca di Cermin Retak: Refleksi Konservasi dan Implikasi bagi Pengelola Taman Nasional; Edisi Kedua. The Gibbon Foundation Indonesia dan PILI-NGO Movement. Jakarta. Yulianto D. 2006. Persepsi Kualitas Estetika dan Ekologi pada Jalur Wisata Alam

Taman Gunung Gede Pangarango [Skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung atau wisatawan yang dari Cibodas menuju Air Terjun Cibeureum melanjutkan ke air panas. Wisatawan yang menuju Air Terjun Salabintana lewat Salabintana, dari perkemahan Bobojong memasuki Taman Nasional lewat Gunung Putri.

2. Bagi para pendaki gunung harus minta ijin ke kantor pusat taman di Cibodas, 3-30 hari hari sebelum pendakian harus booking terlebih dahulu. Jumlah pendaki dibatasi hanya 600 orang per malam.

3. Penjaga akan memeriksa barang-barang bawaan dan perijinan sebelum memasuki taman.

4. Dilarang membawa binatang ke dalam taman.

5. Dilarang membawa senjata tajam termasuk pisau dan peralatan berburu. 6. Dilarang membawa perlengkapan radio dan bunyi-bunyian ke dalam

taman, ijin khusus diberlakukan bagi pengguna “walkie-talkie”.

7. Dilarang membuat api unggun yang beresiko tinggi penyebab kebakaran hutan.

8. Dilarang mengganggu, memindahkan, atau merusak barang-barang milik taman, termasuk mencorat-coret batu atau pohon.

9. Dilarang memetik bunga atau mencabut tanaman.

10.Mendakilah mengikuti jalur utama. Memotong jalur dapat merusak taman dan juga sangat berbahaya.

11.Jangan tinggalkan sampah, sangat sulit dan lama untuk membersihkan sampah dan botol-botol di gunung. Bawa kembali semua sampah ke luar taman.

12.Jangan mencemari atau mengotori sungai, pada saat mandi jangan menggunakan sabun atau bahan pencemar lainnya.

13.Melapor kembali ke penjaga taman ketika meninggalkan taman dan menyerahkan surat ijin masuk.

Lampiran 2. Lembar Kuisioner Penilaian Integritas Lanskap TNGGP

Lembar Kuisioner

PENILAIAN INTEGRITAS LANSKAP

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE-PANGRANGO Oleh : Sahlan (A44060610)

Departemen Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor

Data Responden

1. Nama : ………..

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan 3. Usia : …….. tahun

4. Pendidikan : SD/SMP/SLTA/S1/S2/S3

5. Pekerjaan : ………

6. Alamat : ………

Sangat tinggi Netral Sangat tinggi 4 3 2 1 0 1 2 3 4

Lokasi yang dievaluasi

Kriteria 4 3 2 1 0 1 2 3 4 Kriteria

Landai Berlereng

Datar Curam

Mudah erosi Tidak mudah erosi

View terbuka View tertutup

Alami Buatan

Estetika indah Estetika kurang

Luas Sempit

Monoton Bervariasi

Focal point nyata Focal point tidak nyata

Biodiversitas tumbuhan rendah Biodiversitas tumbuhan tinggi Peletakan tanaman sejenis Peletakan tanaman campuran Kerapatan tumbuhan rendah Kerapatan tumbuhan tinggi Vegetasi Indigeneus Vegetasi introduksi

Vegetasi biasa Vegetasi unik

Kondisi vegetasi baik Kondisi vegetasi buruk

Vegetasi langka Vegetasi umum

Penanaman teratur (buatan) Alami

Bertema Bebas

Teduh Panas

Soft dan hard material menyatu dengan sekitarnya

Soft dan hard material terpisah dengan sekitarnya

Nyaman Tidak nyaman

Populasi tanaman jarang Populasi tanaman rapat Banyak satwa liar Sedikit satwa liar

Satwa bervariasi Satwa sejenis

Satwa endemik Satwa introduksi

Papan/sarana interpretasi tersedia

Papan/sarana interpretasi tidak ada

Objek interpretasi menarik Objek interpretasi tidak ada

Akses mudah Akses sulit

Murah mahal

Aktivitas yang dilakukan: ya tidak 1. Trekking 2. Camping 3. Foto hunting 4. Interpretasi satwa 5. Interpretasi vegetasi 6. Interpretasi ekosistem 7. Climbing 8. Wading 9. Istirahat 10.Mandi 11.Outbond 12. Lainnya, sebutkan………

Lampiran 3. Lembar Kuisioner Identitas, Persepsi, dan Preferensi Pengunjung Kawasan TNGGP

Lembar Kuisioner

IDENTITAS, PERSEPSI, DAN PREFERENSI PENGUNJUNG KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE-PANGRANGO (TNGGP)

Oleh : Sahlan (A44060610) Departemen Arsitektur Lanskap

Institut Pertanian Bogor

Nama : ………..

Daerah Asal : ……….. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Usia : ( ) < 16 tahun ( ) 16-30 tahun ( ) > 30 tahun Pekerjaan : ( ) Pelajar ( ) PNS ( ) Pegawai Swasta

( ) Wirausaha ( ) Lainnya...

Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3 1. Sudah berapa kali Anda berkunjung ke kawasan ini?

a. Satu kali c. Tiga kali

b. Dua kali d. lebih dari tiga kali 2. Darimana anda tahu tentang TNGGP?

a. Teman c. Media Elektronik (TV, Internet, dll) b. Media publikasi (poster, Koran, dll) d. Lainnya, sebutkan………

3. Tahukan anda fungsi dari taman nasional? a. Tidak tahu

b. Tahu, sebutkan………..

4. Jalur manakah yang sering anda kunjungi dari TNGGP? a. Cibodas c. Bodogol (PPKAB) b. Gunung Putri d. Salabintana

5. Objek wisata apa yang paling menarik menurut anda?

a. Air terjun d. Kawah Gede (Puncak Gunung Gede) b. Telaga Biru e. Alun-alun Suryakencana

c. Air panas f. Lainnya, sebutkan………. 6. Fasilitas apa saja yang anda ketahui yang ada di dalam kawasan TNGGP?

a. Cottage/penginapan c. Tempat ibadah (mushalla)

b. Toilet d. Lainnya, sebutkan…………. 7. Apakah fasilitas di TNGGP sudah memadai?

a. Sudah

b. Belum, alasan………

8. Apakah menurut anda fasilitas yang ada mengganggu keadaan ekosistem TNGGP?

a. Tidak

b. Ya, alasan……….

9. Menurut anda apakah pengelolaan TNGGP sudah baik? a. Sudah

b. Belum, alasan………..

10.Pengelolaan seperti apa yang anda ketahui yang ada di kawasan TNGGP? a. Penutupan sementara kawasan pada bulan-bulan tertentu

b. Membuat papan pengumuman berupa larangan

c. Kerja bakti membersihkan kawasan oleh para relawan d. Lainnya, sebutkan……….

11.Apakah masih terdapat satwa/tumbuhan yang khas dari TNGGP ini? a. Tidak ada

b. Ada, sebutkan……….

12.Adakah kegiatan vandalism/perusakan yang anda ketahui? a. Tidak ada

b. Ada

13.Jenis vandalisme seperti apa yang sering anda temui?

a. Coret-coret d. Membuang sampah sembarangan b. Penebangan pohon e. Membuat bakaran/api unggun c. Memetik bunga/tanaman f. Lainnya, sebutkan………..

14.Apakah terdapat sarana atau media interpretasi di dalam kawasan? a. Tidak ada

b. Ada, sebutkan………. 15.Aktivitas yang dilakukan di dalam kawasan:

ya tidak a. Trekking b. Camping c. Foto hunting d. Interpretasi satwa e. Interpretasi vegetasi f. Interpretasi ekosistem g. Climbing h. Wading i. Istirahat j. Mandi k. Outbond l. Lainnya, sebutkan………

16.Menurut anda, apakah karakter asli atau keadaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango masih terjaga kelestariannya sampai saat ini?

……… ……… ……….... 17.Bagaimanakah konsep pengelolaan yang baik dan berkelanjutan agar karakter

asli dari TNGGP ini tetap terjaga?

……… ……… ………

(Studi Kasus: Jalur Pendakian Cibodas)

SAHLAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Pangrango, Jawa Barat (studi kasus: Jalur Pendakian Cibodas). Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR.

Keberadaan taman nasional saat ini sangat mengkhawatirkan. Intensitas penggunaan baik legal maupun ilegal di kawasan taman nasional semakin meningkat. Kegiatan ilegal di dalam kawasan taman nasional diantaranya pencurian kayu bakar, penebangan pohon, pengambilan tanaman khas/endemik, dan pendakian gunung secara ilegal, sedangkan kegiatan yang legal diantaranya pengelolaan kawasan dan besarnya tekanan pengunjung sehingga melebihi daya dukung kawasan. Jika hal ini tidak diperhatikan maka eksistensi atau karakter dari taman nasional dan kekayaan alam bangsa ini akan hilang. Untuk itu perlu adanya kajian dari pengelola menanggapi permasalahan ini. Salah satu kegiatan manajemen lanskap ialah mengevaluasi atau mengkaji suatu kawasan/lanskap. Melalui evaluasi atau kajian ini, dapat diketahui apakah lanskap tersebut masih terjaga karakter aslinya ataukah tidak. Semua aspek tersebut selanjutnya akan menjadi evaluasi pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi eksisting, kualitas estetika, karakter kualitas ekologi, dan pengelolaan lanskap Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP) khususnya Jalur Pendakian Cibodas. Merumuskan solusi permasalahan, sintesis, sehingga fungsi dan karakter dari taman nasional dapat terwujud secara optimal dan berkelanjutan. Penelitian ini dibatasi pada pengamatan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango khususnya jalur pendakian Cibodas-puncak Gede.

Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengumpulan data ekologis, estetika dan karakter, persepsi dan preferensi pengunjung. Pengolahan data kualitas estetika, karakter ekologi dan evaluasi pengelolaan dengan menggunakan metode Semantic Differential (SD). Dari hasil pengolahan data karakter ekologi dan kualitas ekologi dihasilkan evaluasi sehingga didapatkan gagasan/rekomendasi agar karakter lanskap taman nasional tetap utuh dan terjaga. Secara umum penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data.

TNGGP terletak diantara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000-3.019 mdpl dan terletak di titik 106°51'- 107°02' BT dan 64°1'-65°1' LS. Luas kawasan TNGGP saat ini sekitar 22.851,782 ha. Topografi kawasan ini bervariasi, terdiri dari lahan datar, dataran tinggi, dan bukit sedang sampai terjal. Jenis tanah di TNGGP ialah tanah Regosol dan Litosol, tanah asosiasi Andosol dan Regosol, dan tanah Latosol coklat. Iklim di kawasan ini berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson termasuk tipe iklim A, dengan nilai Q berkisar antara 11.30%-33.30%. Suhu udara berkisar antara 10º-18º C. Kelembaban relative sepanjang tahun berkisar dari 80%-90%. Daerah ini termasuk daerah terbasah di pulau Jawa dengan rata-rata curah hujan tahunan 3.000-4.200 mm. Secara umum jenis vegetasi di TNGGP dapat dibagi dalam tiga zona hutan (Haris, 2001). Urutan ketinggian dari ketiga zona hutan tersebut adalah zona hutan Perum Perhutani, zona hutan Montana, dan zona hutan Sub

antara lain: jenis primata seperti Gibbon Jawa (Hylobates moloch) dan Surili Jawa (Dresbytis aygula), jenis mamalia seperti macan tutul (Panthera pardus), anjing hutan (Cuon alpinus), dan trenggiling (Manis javanica), jenis burung seperti alap- alap (Accipiter soloensis), betet (Lanios scaeh), kutilang (Pycnonotus aurigaster), Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan Burung hantu (Otus angelinae).

Hasil evaluasi terhadap kualitas estetika, karakter kualitas ekologi dan pengelolaan lanskap di tiap lanskap dinilai baik/tinggi. Namun dalam beberapa kriteria misalnya banyaknya satwa liar dan pengelolaan fasilitas masih dinilai kurang. Masih terdapat kegiatan vandalisme yang dilakukan oleh pengunjung seperti membuang sampah, merusak/mencoret-coret fasilitas dan memetik tanaman. Permasalahan lain yang ada di tiap lanskap antara lain fasilitas yang rusak dan kurang memadai serta tidak terdapat tempat pembuangan sampah. Untuk itu disusun beberapa rekomendasi untuk mempertahankan karakter lanskap TNGGP dan juga untuk mencapai tujuan awal pembentukan taman nasional. Rekomendasi tersebut antara lain, pengadaan pelatihan atau penyuluhan singkat tentang pendidikan konservasi, penanganan khusus terhadap kegiatan vandalisme, pengadaan tempat sampah di setiap obyek wisata/tempat pemberhentian pengunjung, pemeliharaan terhadap habitat satwa dan vegetasi, peningkatan fasilitas-fasilitas, pembatasan pengunjung dan larangan berkemah, pengalihan jumlah kuota pengunjung, pengkajian ulang terhadap zonasi taman nasional dan pengkajian ulang terhadap aturan-aturan yang sudah dibuat.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2011 Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, peyusunan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Lanskap Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (Studi Kasus: Jalur Pendakian Cibodas)” adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Sumber informasi yang digunakan berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini

Bogor, Juni 2011

Sahlan A44060610

SAHLAN

A44060610

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Pangrango, Jawa Barat (Sudi Kasus: Jalur Pendakian Cibodas)

Nama : Sahlan

NRP : A44060610

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui: Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Aris Munandar, MS NIP. 1956 1228 198303 1 003

Diketahui:

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisyah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

anak kelima dari enam bersaudara pasangan Bapak H. Syafi’i Ridwan dan Ibu Hj. Maswanih.

Penulis menamatkan pendidikan di SMA Negeri 47 Jakarta pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), kemudian diterima di Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian pada tingkat dua.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan di lingkungan IPB dan kegiatan organisasi di Departemen Arsitektur Lanskap. Penulis tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) selama dua periode yaitu 2007-2008 sebagai staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dan tahun 2008-2009 sebagai Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM). Penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket dan Ikatan Alumni SMAN 47 Jakarta IPB. Pada tahun 2010 penulis ikut serta dalam kepanitiaan Simposium Nasional IALI (Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia). Selain itu penulis juga menjadi asisten Mata Kuliah Lanskap Kota dan Wilayah pada tahun 2010 dan Mata Kuliah Dasar- dasar Arsitektur Lanskap pada tahun akademik 2010/2011. Beberapa projek yang pernah diikuti diantaranya, Tim Perencanaan Ecovillage di Pesantren Pertanian Darul Falah, Bogor bersama dosen Arsitektur Lanskap, Tim Survei Desain Pencetakan Sawah di Kelurahan Gaung Baru, Kalimantan Tengah dengan Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W).

yang tiada hentinya mengalir kepada penulis, serta sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada junjungan Nabi besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman sehingga penelitian yang berjudul “Evaluasi Integritas Lanskap Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (Studi Kasus: Jalur Pendakian Cibodas)” ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih ditujukan kepada:

1. Kedua orang tua, H. Syafei Ridwan dan Hj. Maswanih, kakak dan adikku tersayang Hj. Misliati, H. Zul Akmal, Hj. Lutfiah, Hj. Siti Buraidah dan Farid Syafei, yang doanya tidak pernah berhenti mengalir kepada penulis, serta atas kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materil yang tidak tergantikan.

2. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu dan ilmu selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, MS selaku dosen pembimbing akademik yang banyak memberikan dorongan dan nasehat selama penulis menjalani masa perkuliahan.

4. Dr. Ir. Afra DN Makalew, MSc dan Dr. Ir. Tati Budiarti, MS selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Kepala Balai dan Mba Yani serta seluruh pihak Balai Besar Penelitian Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

6. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Arsitektur Lanskap yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat kepada penulis.

skripsi.

9. Keluarga besar Hikari atas canda, tawa, suka maupun duka. 10. HIMASKAP, HIMAKOVA, KAREMATA dan AGRIC.

11. Keluarga besar Arsitektur Lanskap seluruh angkatan atas kebersamaannya di Bengkel tercinta.

12. Pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuannya. Terimakasih.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan yang berharga bagi pihak yang memerlukan.

Bogor, Juni 2011

DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR ... xv DAFTAR LAMPIRAN ... xvii I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Penelitian ... 2 1.3. Manfaat Penelitian ... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Evaluasi Lanskap ... 3 2.2. Integritas Lanskap ... 4 2.3. Rencana Pengelolaan Taman Nasional ... 5 2.4. Taman Nasional ... 7 2.5. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ... 11 2.6. Interpretasi ... 12

2.6.1. Pengertian Interpretasi ... 12 2.6.2. Tujuan Interpretasi ... 13 2.6.3. Prinsip Interpretasi ... 13 2.6.4. Tipe-tipe Interpretasi ... 14 2.7. Persepsi dan Preferensi ... 15 2.8. Semantic Differential ... 16 III. METODOLOGI ... 17 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17 3.2. Alat dan Bahan ... 17 3.3. Batasan Penelitian ... 17 3.4. Metode Penelitian ... 18 3.4.1. Tahap Persiapan ... 18 3.4.2. Tahap Pengumpulan Data ... 19 3.4.3. Tahap Pengolahan Data ... 21 3.5. Alur Pelaksanaan Studi ... 22

4.3. Tanah ... 27 4.4. Iklim ... 27 4.5. Hidrologi ... 30 4.6. Vegetasi ... 33 4.7. Satwa ... 38 4.8. Objek Penelitian ... 39 4.9. Objek Pariwisata ... 39 4.10. Legenda Rakyat ... 42 4.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Sekitar TNGGP ... 43 4.12. Aksesibilitas ... 45

4.13. Kondisi Supply Kawasan ... 49 4.14. Kebijakan Pengelolaan Kawasan ... 49 4.14.1. Aturan yang Cukup Lengkap dan Akurat ... 50 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51 5.1. Karakteristik, Persepsi dan Preferensi Pengunjung ... 51 5.2. Evaluasi Kualitas Estetika ... 56 5.2.1. Pintu masuk Cibodas dan Telaga Biru ... 56 5.2.2. Air Terjun Cibeureum dan Air Panas ... 58 5.2.3. Perkemahan Kandang Badak dan Puncak Gunung Gede ... 59 5.3. Evaluasi Karakter Kualitas Ekologi ... 63 5.3.1. Pintu masuk Cibodas dan Telaga Biru ... 63 5.3.2. Air Terjun Cibeureum dan Air Panas ... 66 5.3.3. Perkemahan Kandang Badak dan Puncak Gunung Gede ... 68 5.4. Evaluasi Pengelolaan ... 72 5.5. Rekomendasi ... 84 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

6.1. Kesimpulan ... 89 6.2. Saran ... 90

2. Jenis, bentuk dan sumber data ... 20

Dokumen terkait