• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Gorontalo terletak antara 0o 30’ – 0o 54’ Lintang Utara dan 122o

07’ – 123o 44’ Bujur Timur. Pada tahun 2011 Kabupaten ini terbagi menjadi 18

Kecamatan, terdiri dari 205 desa. Kabupaten Gorontalo berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo Utara sebelah utara, kemudian sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo serta sebelah barat berbatasan langsung dengan kabupaten Boalemo. Luas wilayah kabupaten Gorontalo secara keseluruhan sekitar 2.207,58 km2. Kabupaten Gorontalo terdiri dari 19 kecamatan dan 191 Desa dan 14

Kelurahan.

Wilayah penelitian terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Boliyohuto, Tolangohula, Mootilango, Asparaga dan Kecamatan Bilato. Lima kecamatan ini memiliki luas yang berbeda yaitu mulai 60,59 km2 (2,85%) sampai dengan 430,51 km2 (20,25%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas Wilayah tiap Kecamatan di Kabupaten Gorontalo No Kecamatan Luas Wilayah

Persentase Terhadap Luas Kabupaten (Km2) (%) 1 Batudaa Pantai 63,13 2,97 2 Biluhu 79,2 3,73 3 Batudaa 32,86 1,55 4 Bongomeme 144,16 6,78 5 Tabongo 54,8 2,58 6 Dungaliyo 46,62 2,19 7 Tibawa 145,34 6,84 8 Pulubala 240,57 11,32 9 Boliyohuto 60,59 2,85 10 Mootilango 211,49 9,95 11 Tolangohula 171,75 8,08 12 Asparaga 430,51 20,25 13 Bilato 112,34 5,29 14 Limboto 103,32 4,86 15 Limboto Barat 79,61 3,75 16 Telaga 28,16 1,32 17 Telaga Biru 108,84 5,12 18 Tilango 5,79 0,27 19 Talaga Jaya 6,41 0,3 Kabupaten Gorontalo 2 125,47 100 Sumber: BPN Provinsi Gorontalo 2014 dalam BPS Kabupaten Gorontalo (2015)

Iklim

Di Indonesia hanya dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak

berasal dari Asia dan Samudra Pasifik terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April- Mei dan Oktober – November.

Di wilayah penelitian ini memiliki kondisi iklim tropis dengan keadaan temperatur dan curah hujan yang berbeda di tiap bulannya. Berdasarkan badan meteorologi klimatologi dan geofisika stasiun meteorologi Jalaluddin Gorontalo (2014) wilayah penelitian memiliki temperatur pada tahun 2013 yaitu 27,4oC dimana suhu rata-rata bulanan maksimal terjadi pada bulan Oktober yaitu 27,5oC

sedangkan suhu minimum terjadi pada bulan Juli yaitu 26,2oC. Sementra itu wilayah penelitian memiliki kelembaban rata-rata bulanan pada tahun 2014 adalah 82,7 persen dimana kelembaban rata-rata maksimum bulanan terjadi pada bulan Mei dan Juli yaitu 86 persen sedangkan kelembaban rata-rata minimum bulanan terjadi pada bulan September yaitu 77 persen.

Wilayah penelitian memiliki variasi curah hujan di tiap bulannya pada tahun 2014. Jumlah rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan jumlah 308 mm sedangkan jumlah rata-rata curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulan september dengan 37 mm. Jika di jumlahkan pada tahun 2014 curah hujan rata-rata tahunan wilayah penelitian adalah 1893 mm/tahun.

Tabel 9. Temperatur, Kelembaban dan curah hujan Wilayah Boliyohuto Bulan Temperatur Kelembaban

Curah Hujan Hari Hujan (oC) (%) (mm) (HH) Januari 27,0 85 148 19 Februari 26,8 84 152 19 Maret 27,6 82 110 10 April 27,6 83 153 17 Mei 27,3 86 308 26 Juni 27,3 85 99 20 Juli 26,2 86 247 24 Agustus 26,5 82 161 20 September 27,2 77 37 9 Oktober 27,5 78 202 10 November 27,4 81 108 18 Desember 27,2 84 168 24 Jumlah 1893 216 Rata-Rata Tahun 2014 27,4 82,7 157,7 18

Sumber : Berdasarkan BMKG Jalaluddin Gorontalo (2014)

Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan komponen penting dalam pengembangan pertanian. Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman oleh karena itu keragaman jenis tanah merupakan potensi yang ada di Wilayah Boliyohuto ini. Berdasarkan peta landsystem dan peta tanah semi detail Wilayah Paguyaman (1995), di Wilayah Boliyohuto ini terdapat 12 subgroup tanah atau 4 ordo tanah. Jenis tanah yang tersebar di Wilayah Boliyohuto diantaranya, ordo tanah Inceptisols dengan subgroup Fluventic Ustropeps, Fluventic Haplusteps, Typic Eutrudepts, Typic Haplusteps, Typic Tropaqueps, dan Typic Ustropepts dengan luas 68278,01 ha. Kemudian ordo tanah mollisol dengan

subgroup Typic Argiustolls dan Haplustolls seluas 6362,79 ha ordo tanah Alfisol dengan subgroup Typic Haplustalfs dan Ultic Haplustalfs dengan luas 11683,57ha serta ordo tanah dengan subgroup Ustic Endoaquerts dengan luas 12.345,77 ha. Ordo dan subgroup tanah ini tersebar di berbagai satuan lahan yang merupakan unit analisis. Selengkapnya sebaran jenis tanah dan satuan lahan Wilayah Boliyohuto dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Sebaran Jenis Tanah Wilayah Boliyohuto Kabupaten Gorontalo

Jenis Tanah Luas Persentasi

Fluventic Ustropepts 184 0,19 Fluventic Haplustepts 1922 1,95 Typic Argiustolls 3587 3,64 Typic Dystrudepts 2921 2,96 Typic Eutrudepts 2618 2,65 Typic Haplustalfs 11128 11,28 Typic Haplusteps 33078 33,52 Typic Haplustolls 2774 2,81 Typic Tropaquepts 5455 5,53 Typic Ustropepts 22095 22,39 Ultic Haplustalfs 555 0,56 Ustic Endoaquerts 12345 12,51 Jumlah 98670 100,00 Sumber : Puslittanak (1995).

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan juga. Hal ini dikarenakan dengan di identifikasinya penggunaan lahan, maka dapat diketahui potensi lahan yang akan dikembangkan untuk komoditas unggulan pertanian. Peta penggunaan lahan ini di peoleh dari data RTRW tahun 2012 Kabupaten Gorontalo yang di koreksi dengan data citra satelit. Adapun penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Boliyohuto dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar 5.

Tabel 11. Sebaran Luas penggunaan Lahan di Wilayah Boliyohuto

Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentasi

(%)

Hutan Lindung 1289 1,3

Hutan Produksi Dapat Dikonversi 1062 1,1

Hutan Produksi Terbatas 17321 17,6

Hutan Produksi Tetap 15287 15,5

Kawasan Suaka Alam 24519 24,8

Pemukiman 1391 1,4 Perkebunan 4802 4,8 Sawah 13145 13,3 Semak Belukar 7412 7,5 Tegalan 12438 12,6 Jumlah 98670 100

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Gorontalo (2012)

Penggunaan lahan di Wilayah Boliyohuto terdiri dari Hutan lindung, Hutan produksi yang dapat dikonversi, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, kawasan suaka alam (Taman Nasional Hutan Nantu), pemukiman, perkebunan, sawah, semak belukar, dan tegalan. Kawasan yang paling luas adalah kawasan suaka alam atau kawasan taman nasional hutan nantu dengan luas 24.519,12 ha atau 24,85 % dari total luas Wilayah Boliyohuto. Kemudian penggunaan lahan yang paling kecil adalah Hutan yang dapat di konversi yaitu seluas 1.062,39 ha atau 1,08 % dari total luas Wilayah Boliyohuto. Setiap penggunaan lahan ini tersebar di berbagai satuan lahan yang menjadi unit analisis. Dimana salah satu pertimbangannya juga adalah penggunaan lahan.

Kependudukan

Berdasarkan data BPS Kabupaten Gorontalo tahun (2014), jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kabupaten ini berjumlah 408,678 jiwa dengan persentasi jumlah penduduk laki-laki 205,563 jiwa dan perempuan 203,115 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun 2012 sampai 2013 sebesar 0,73 persen. Kepadatan penduduk Kabupaten Gorontalo pada tahun 2013 adalah 166 jiwa/km2,

artinya setiap 1 km2 wilayah Kabupaten Gorontalo dihuni oleh kurang lebih 166 jiwa.

Pada tahun 2013 ini jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo mengalami sedikit penurunan dibandingkan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tahun dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang mencapai 0,76 persen sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 adalah 0,73 persen. Di samping itu Nilai sex ratio Kabupaten Gorontalo untuk tahun 2013 berdasarkan data hasil proyeksi penduduk adalah sebesar 99,81. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk laki laki dan perempuan berimbang. Untuk lebih jelasnya data tentang kependudukan dapat dilihat pada Tabel 12. Wilayah penelitian memiliki jumlah penduduk yang berbeda di setiap kecamatannya. Kecamatan Tolangohula memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan 25.011 jiwa sedangkan Kecamatan Bilato merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang kecil yaitu 10.021 jiwa. Dari segi kepadatan penduduk ke dua kecamatan ini juga berada di posisi yang sama yaitu pada posisi kepadatan penduduk tertinggi dan terendah.

Ketenagakerjaan

Kondisi ketenaga kerjaan berdasarkan data statistik daerah dan daerah dalam angka Kabupaten Gorontalo (2014) yang disajikan pada Tabel 13 menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Gorontalo tahun 2013 sebesar 4,96 persen, yang berarti bahwa sebanyak 4,96 persen dari keseluruhan angkatan kerja di Kabupaten Gorontalo belum memiliki pekerjaan atau belum bekerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. TPAK ini menunjukkan persentase penduduk Kabupaten Gorontalo yang telah masuk usia kerja dan terlibat aktif secara ekonomi. Pada tahun 2012 TPAK Kabupaten Gorontalo sebesar 60,70 persen, menurun menjadi 59,16 persen pada tahun 2013.

Sementara itu dari hasil pengolahan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013 dalam BPS Kabupaten Gorontalo 2014, dilihat dari komposisi penduduk usia kerja didapatkan bahwa penduduk usia kerja berpendidikan SD dan

kurang SD masih mendominasi untuk semua kategori umur. Menilik lebih dalam lagi, didapatkan bahwa sebagian besar dari penduduk usia kerja, yaitu sebesar 53.187 penduduk Kabupaten Gorontalo mempunyai kegiatan utama di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan. Kemudian untuk sektor industri sebesar 21.359 jiwa, pedagang besar, eceran, rumah makan dan hotel sebanyak 22.499 jiwa, sektor jasa kemasyarakatan 19.075 jiwa dan pertambangan, listrik, gas, bangunan, transportasi, dan keuangan sebesar 25.151. Secara keseluruhan sebagian besar penduduk di Kabupaten Gorontalo bermata pencaharian sebagai petani terutama di Wilayah Boliyohuto yang merupakan pusat pengembangan komoditas pertanian.

Tabel 12. Perbandingan Luas wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Gorontalo Kecamatan Luas Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Km2) % Jumlah % (Jiwa/km2) Batudaa Pantai 50,7 2,29 12.943 3,17 255,9 Biluhu 99,0 4,49 8.656 2,12 87,4 Batudaa 208,2 9,43 14.926 3,65 71,7 Bongomeme 30,1 1,36 20.379 4,99 676,4 Tabongo 36,3 1,65 19.216 4,70 528,8 Dungaliyo - 18.458 4,52 - Tibawa 137,6 6,23 43.522 10,65 316,4 Pulubala 247,0 11,19 26.248 6,42 106,2 Boliyohuto 60,6 8,22 17.632 4,31 291,0 Mootilango 211,5 8,4 19.860 4,86 93,9 Tolangohula 171,7 6,76 25.011 6,12 145,6 Asparaga 430,4 24,23 14.178 3,47 32,9 Bilato 112,3 10.021 2,45 89,2 Limboto 86,6 3,92 51.397 12,58 593,4 Limboto Barat 92,3 4,18 26.211 6,41 283,8 Telaga 100,5 4,55 23.155 5,67 230,5 Telaga Biru 57,9 2,62 30.053 7,35 519,4 Tilango 5,1 0,23 14.830 3,63 2879,6 Talaga Jaya 4,9 0,23 11.982 2,93 2406,0 Jumlah 2142,9 100,0 408678 100,00 533,8

Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo (2014)

Tabel 13. Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 – 2013

Jenis Kegiatan utama Tahun

2011 2012 2013

Dokumen terkait