• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Teori Organisasi Industri

3. Konsentrasi Industri

Konsentrasi dapat diartikan sebagai prosentase pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan relatif terhadap pasar total. Pada prinsipnya, konsentrasi tidak disebabkan oleh faktor kebetulan, tetapi karena adanya kekuatan yang permanen yang terletak dibelakang konsentrasi yang biasanya tidak berubah dari waktu ke waktu. Konsentrasi juga menunjukkan tingkat produksi pasar dari industri yang

hanya fokus pada satu atau beberapa perusahaan terbesar (Nurimansjah Hasibuhan, 1993: 106).

Dalam konsentrasi Industri terdapat beberapa cara pengukuran yang digunakan untuk mengetahui jenis konsentrasi Industri. Ada bermacam-macam ukuran tentang konsentrasi Indutri seperti andil beberapa perusahaan terbesar, kurva lorenz, Angka Gini, dan berbagai Indeks lainnya. Pengukuran dengan menghitung indeks konsentrasi antara lain adalah Indeks Lerner, Indeks Bain, dan Indeks Herfindhal. Bahkan seperti telah ditemukan dalam teori Ekonomi Mikro, angka elastisitaspun dapat digunakan sebagai pengukur (Nurimanjsah Hasibuhan, 1993: 106-107).

1. Andil Perusahaan

Carl Keysan dan Donal F. Turner pada tahun 1959 membuat batasan jumlah perusahaan yang menguasai sebagian atau seluruh penjualan disuatu pasar. Dia menyusun dua kelompok oligopoli. Pertama, kelompok oligopoli, di mana delapan perusahaan terbesar setidak-tidaknya mengusasai pasar satu jenis industri. Akan tetapi, bisa juga digunakan ukuran alternatif, yakni 20 perusahaan menguasai pasar sekitar 75%. Kelompok kedua, adalah oligopoli, dimana delapan perusahaan tersebut dapat menguasai sekurang-kurangnya 33% suatu pasar industri, atau sejumlah perusahaan terbesar memegang andil setidak-tidaknya 75% dari pasaran suatu industri tertentu. Selanjutnya, untuk delapan terbesar yang mengusai pasar kurang dari 33% disebut industri tidak terkonsentrasi (Nurimansjah Hasibuhan, 1993 : 107-108).

Dalam mengetahui jenis oligopoli Joe S. Bain memiliki ukuran yang lebih Flexibel. Hal ini tergantung pada tingkat konsentrasi industri. Ada beberapa jenis oligopoli yang dibagi dalam beberapa tipe. Tipe-tipe tersebut antara lain adalah :

a. Tipe I

Tipe I ini disebut tipe pasar oligopoli penuh yang dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, tipe Ia, di mana 3 perusahaan terbesar menguasai sekitar 87% dari total penawaran produk dalam suatu pasar (atau total output). Variasi dari tipe ini adalah 8 perusahaan terbesar menguasai sekitar 99% dari total output. Dan kedua, tipe Ib, di mana 4 perusahaan terbesar menguasai sekitar 99% dari total output dan 8 perusahaan terbesar menguasai sekitar 78% dari total output dan 8 perusahaan terbesar menguasai sekitar 98% dari total output.

b. Tipe II

Pada tipe ini jumlah perusahaan yang ada dalam industri lebih banyak dan bersama mengontrol pasar. Empat perusahaan terbesar menguasai 65% - 75% dari total output, sedangkan 8 perusahaan terbesar menguasai 85% - 90% dari total output. Proporsi dari pasar yang dikontrol oleh beberapa perusahaan besar lebih kecil dengan tipe I.

c. Tipe III

Tipe III ini disebut high moderate concentration. Ciri dari tipe ini adalah 4 perusahaan terbesar menguasai 50% - 65% dari total output. Variasinya adalah 8 perusahaan terbesar kurang lebih menguasai 70% - 85% dari total output dan 20 perusahaan terbesar kurang lebih 70% dari total outputnya. d. Tipe IV

Dalam tipe ini disebut low moderate concentration, di mana 4 perusahaan terbesar menguasai 35% - 50% dari total outputnya, 8 perusahaan terbesar menguasai 45% - 70% dari total outputnya dan 20 perusahaan terbesar kurang lebih70% dari total outputnya.

e. Tipe V

Tipe V ini disebut Low grade oligopoly. Industri yang termasuk dalam kategori ini biasanya mempunyai sejumlah besar penjualan skala kecil, ditandai dengan dikuasainya pangsa pasar kurang dari 45% oleh 8 perusahaan terbesar menguasai kurang lebih 35% dari total outputnya. Tingkat konsentrasi suatu industri menggambarkan pula tingkat kesenjangan dalam suatu industri apakah kesenjangan dalam menciptakan nilai tambah, atau volume barang yang dipasok ke pasar, ataupun tingkat kesenjangan dalam akumulasi modal. Karena itu, tingkat konsentrasi ini dapat pula digambarkan dengan menggunakan Kurva Lorenz (Nurimanjsah Hasibuhan, 1993: 110).

Rasio konsentrasi yaitu ukuran dari tingkat konsentrasi industri yang didapat dengan jalan menjumlahkan pangsa pasar beberapa perusahaan terbesar. Konsentrasi merupakan suatu indeks yang dapat mengukur kekuatan pasar dari sisi produsen. Caranya dengan memilih ukuran dari n perusahaan relatif terbesar terhadap total pasar. Ukuran dapat diambil dari masuknya (kapital atau tenaga kerja) atau keluarannya (penjualannya). Ukuran yang sering digunakan adalah prosentase total penjualan atau tenaga kerja dari 4 atau 8 perusahaan perusahaan terbesar dalam industri (Nurimansjah Hasibuhan, 1993: 109).

CRm =

m i MSi 1 NVt NVi MSi  Dengan penjelasan :

CRm : besarnya tingkat konsentrasi m bank terbesar Msi : pangsa pasar bank ke-i

m : jumlah bank terbesar yang sedang diamati n : jumlah seluruh bank yang diamati

Nvi : nilai variabel bank ke-i, yaitu total aset, besarnya dana pihak ketiga, dan besarnya kredit yang disalurkan; dan NVt merupakan nilai total variabel dari bank yang dimati.

2. Kurva Lorenz

Tingkat konsentrasi industri dapat juga diukur dengan angka Gini, karena dari kurva Lorenz dapat diturunkan angka Gini. Angka ini dapat pula digunakan sebagai pengukur tingkat kesenjangan struktur pasar industri. Dalam kurva Lorenz, sumbu vertikal (y) adalah jumlah kumulatif andil (proporsi) perusahaan di pasar dari yang terkecil hingga yang terbesar.

Dalam kenyataannya kurva Lorenz untuk beberapa industri memang mengindikasikan adanya kesenjangan antara ukuran-ukuran perusahaan. Ukuran ringkas dari kesenjangan yang diindikasikan oleh kurva Lorenz dapat dihitung dengan menggunakan koefisien Gini. Angka Gini dapat dirumuskan dengan (Nurimansjah Hasibuan, 1993: 111) :

G =

X1Yi1

Xi1Yi

Semakin tinggi tingkat kesenjangan maka angka Gini mendekati satu. Angka Gini yang tinggi dapat menunjukkan bahwa struktur pasar tidaklah kompetitif. Kelemahan dari angka Gini adalah tidak terlalu umum, tidak memperhitungkan jumlah perusahaan dalam Industri.

3. Indeks Lerner

Indeks Lerner mengukur kekuatan monopoli. Pengertian monopoli dalam hal ini bersifat relatif. Tidak mengukur secara langsung tingkat konsentrasi Industri, tetapi menyusun sebuah formula yang mengacu pada tingkat laba, yaitu perbandingan antara perbedaan harga yang berlaku dengan ongkos marginal terhadap harga jadi, dalam suatu industri. Bentuk formula dari Lerner:

) (IL H OM H  

di mana IL menunjukkan Indeks Lerner, H adalah tingkat harga produk yang dihasilkan, dan OM adalah ongkos marginal dalam mempoduksi barang tersebut. Karena tingkat harga ditetapkan berdasarkan suatu perilaku dan struktur pasar. Namun dapat saja terjadi bahwa dengan skala perusahaan yang berbeda IL-nya sama, padahal masing-masing perusahaan adalah monopoli. Dalam contoh ini dianggap bahwa masing-masing perusahaan mempunyai pasar masing-masing. Jadi, dalam menggunakan formula ini telah ada anggapan bahwa semakin tinggi konsentrasi (derajat monopoli) semakin tinggi nilai Indeks Lerner.

Dalam bukunya pada tahun 1985, Joe S. Bain menulis tentang Barrier to New Competition yang memuat formula penghitungan laba. Bila dibandingkan konsep laba dengan penghitungan laba dalam akuntansi, tidak sama. Berdasarkan batasan toeritik, laba adalah kelebihan penghasilan dari ongkos total, yang merupakan bagian dari pendapatan perusahaan. Batasan laba secara ekonomis menurut Bain adalah (R – C – D – iV). R adalah revenue; C sama dengan ongkos pada tahun berjalan dalam dalam memproduksi; i, adalah tingkat bunga yang berlaku, yang merupakan resiko dalam nilai investasi (V).

Bain mengukur tingkat keuntungan suatu industri dengan rumusan yang dapat di bandingkan antar industri.

R W D C R IB

Dengan demikian, tingkat laba tidak hanya untuk satu perusahaan, tetapi bersifat agregatif dalam suatu industri yang diamati. Formulanya tidak hanya sekedar mengukur kekuatan monopoli. Apabila tingkat laba itu relatif tinggi, maka strukturnya diperkirakan adalah monopoli.

5. Indeks Herfindahl

Dalam disertasinya, Orris C. Herfindahl mengukur konsentrasi industri dengan formula sebagai berikut :

       n i NVt NVi IH 1 2 ) (

Nilai IH akan berbeda dalam interval 00 IH 1. Dengan penjelasan notasi; IH adalah Indeks Herfindahl; NVi adalah besaran absolut dari variabel yang diamati pada perusahaan ke-i; NVt adalah Jumlah keseluruhan dari nilai

variabel yang diukur; n adalah jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri.

Nilai IH dinyatkan dalam prosentase, maka nilai ini adalah andil perusahaan pertama sampai ke-i yang tersebar dalam suatu industri. Ukuran ini juga mengkombinasikan tentang pangsa pasar dari semua perusahaan di pasar. Apabila suatu industri di-supply oleh perusahaan monopolis maka pangsa pasar perusahaan monopolis tersebut sama dengan satu. Bila ada perusahaan dan masing-masing menguasai setengah pangsa pasar yang ada maka nilai IH sama dengan setengah. Jadi jika ada n perusahaan yang ukurannya sama, maka IH sama dengan 1/n.

Indeks herfindhal ini sangat sensitif terhadap andil perusahaan yang terbesar, karena semakin kecil andil yang diberikan oleh suatu perusahaan, berarti dalam indeks ini. Jadi indeks ini melengkapi kekurangan dari rasio konsentrasi yang hanya memberikan informasi tentang pangsa pasar sedikit perusahaan-perusahaan terbesar dalam industri.

Dokumen terkait