• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

2 Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan.

Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2), mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian mencakup lima pokok yaitu; 1) mengenal dirinya dan lingkungan, 2) menerima dirinya dan lingkungan secara positif dan dinamis, 3) mengambil keputusan, 4) mengarahkan diri sendiri dan 5) mewujudkan diri sendiri.

Lebih lanjut Miller (dalam Pryitno dan Erman Amti, 1999: 3) mengatakan;

”Guideance is that aspect of the educational service which seek to help individual child to understand himself to understand his environment and his demands and to bring reasonable harmony between himself and his external environment”.

(Bimbingan adalah proses layanan untuk mengarahkan individu dalam bidang pendidikan untuk membantu anak didik secara individu agar dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungan sehingga dapat hidup selaras dengan lingkungan atau dunia luar).

Menurut Bimo Walgito (1993: 10) bimbingan mempunyai pengertian bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari, atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

commit to user

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Jumhur dan Moh. Surya (1975: 28) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bantuan ini diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut”.

Menurut Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 12) pengertian bimbingan yaitu, bantuan kepada individu atau beberapa individu yang mempunya problem, agar bisa memiliki kemampuan untuk memecahkan problemanya sendiri dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kebahagiaan dalam kehidupan individu maupun sosial.

Berdasarkan pengertian-pengertian bimbingan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada prinsipnya bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan orang untuk memecahkan suatu masalah atau problem yang dihadapinya yang akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidup, baik hidup sebagai individu maupun hidup sebagai masyarakat.

commit to user

b. Pengertian Konseling.

Konseling merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Menurut Ruth Strang (dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nula Kusmawati, 2008: 4) mengatakan, Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program).

Seperti halnya pengertian bimbingan, tentang pengertian konseling juga ada beberapa pendapat atau pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada prinsipnya juga ada kesamaannya. Berikut ini akan dikemukakan pengertian konseling menurut pendapat Jones (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1999: 6). ”Counseling is the tecnique of guidance which attempt to assist the individual to understand him self his abilities, and characteristic, his environment and his opportunities and prospects with trained counselor and by group discussions in with youth who are faced with the some peoblem participate together”.

(Konseling adalah suatu teknik bimbingan yang mencoba membantu individu untuk memahami akan kemampuan dirinya dan karakteristik diri, lingkungannya serta peluang untuk mencapai suatu yang memuaskan dengan menyediakan informasi yang bermanfaat, konselor itu mengikuti pelatihan, terlatih untuk dapat mendiskusikan secara bersama-sama untuk menyelesaikan beberapa masalah).

Konseling adalah proses menolong orang supaya dapat mengatasi persoalan-persoalan dan menambah penyesuaian dirinya melalui wawancara atau interview serta sifat-sifat hubungan yang lain antara orang dengan orang, misalnya dengan membuat orang yang ditolong tadi supaya merasa bebas dan senang. Pendapat yang sama disampaikan Bimo Walgito (1993: 1) yaitu bahwa konseling atau penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

commit to user

memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 3).

“Konseling ini berupa proses pemberian bantuan dengan jalan wawancara, kedua belah pihak, yaitu pembimbing dan si terbimbing saling mempelajari timbal balik. Pihak pembimbing mempelajari sebanyak-banyaknya tentang keadaan si terbimbing yang meliputi problem yang dialami, seberapa kemampuannya dan sebagainya, sedang pihak terbimbing juga mempelajari saran-saran pembimbing tentang cara-cara pemecahan persoalan, untuk akhirnya terbimbing memilih atas tanggungjawab sendiri cara penyelesaian problem yang paling cocok dengan kemampuan dirinya”.

Setelah kita membaca pendapat-pendapat mengenai konseling di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1). Konseling adalah proses pemberian bantuan dari pembimbing kepada si terbimbing.

2). Proses bantuan tersebut dilakukan dengan wawancara atau interview secara berhadapan muka, agar dapat mempelajari secara timbal balik dan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi (terbimbing).

c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling.

Di dalam pelayanan professional bimbingan dan konseling yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas(2004: 10) disebutkan bahwa :

1) Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Dalam

commit to user

organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan staf administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri.

2) Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrument, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.

3) Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber / bank data yang mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung dengan tenaga administrasi.

4) Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.

5) Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangannya.

Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut pendapat Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan, Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.

commit to user

Bimo Walgito (2010: 38-39) mengatakan bahwa, fungsi pembimbing di sekolah adalah menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak bersifat : (a) preventif, (b) preserveratif, (c) kuratif.

Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2004: 5) menyebutkan fungsi bimbingan dan konseling mengemban ; (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan termasuk ke dalamnya fungsi advokasi, (d) fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Sofyan S. Willis (2010: 19) menjelaskan perbedaan konseling pengembangan dan konsep lama sebagai berikut :

Tabel 1: Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) dan Konseling Gaya Lama.

Konseling Pengembangan

(Orientasi Baru) Konseling Gaya Lama

- Bersifat pedagogis.

- Melihat potensi klien bukan kelemahan.

- Berorientasi pengembangan potensi

positif klien.

- Menggembirakan klien.

- Dialog konselor menyentuh klien, klien terbuka.

- Bersifat humanistik-relegius.

- Klien sebagai subjek memegang

peranan memutuskan tentang dirinya.

- Konselor hanya membantu dan

memberi alternatif-alternatif.

- Bersifat klinis.

- Melihat kelemahan klien.

- Berorientasi pemecahan masalah klien.

- Konselor serius. - Klien sering tertutup.

- Dialog menekankan perasaan klien. - Klien sebagai objek.

commit to user

Jika menyimak pengertian konseling sebagaimana tersebut di atas, maka tersirat di dalamnya tujuan konseling yaitu, membantu individu/klien agar menjadi orang yang lebih fungsional, mencapai integritas diri, identitas diri dan aktualisasi diri.

Lebih lanjut Sofyan S. Willis (2010: 32) menjelaskan penanganan siswa bermasalah seperti tertuang dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2 : Penanganan Siswa Bermasalah.

Ringan Semua Guru/Wali Kelas

Masalah Siswa Sedang Guru Pembimbing

Berat Alih Tangan/Reveral

Dokumen terkait