commit to user
i
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK
YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR
PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO
NIM : S. 810809106
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
commit to user
ii
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK
YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR
PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO
NIM : S. 810809106
Telah disahkan oleh Dosen Pembimbing :
Pada Tanggal : ………
Jabatan Nama/NIP Tanda Tangan
Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Soetarno J., M.Pd
NIP. 19480713 197304 1 001 ………
Pembimbing 2 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd
NIP. 19440404 197603 1 001 ………
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd
commit to user
commit to user
iv
P E R S E M B A H A N
Tesis ini aku persembahkan kepada :
1. Orang tuaku tercinta.
2. Istriku tersayang.
3. Anak – anakku tercinta.
4. Semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat
commit to user
v
M O T T O
Dengan ilmu hidup menjadi mudah; dengan seni hidup menjadi indah; dengan
agama hidup menjadi berarti.
(Abdul Mukti Ali).
“Bila seseorang berbicara atau bekerja dengan pikiran yang suci, ia senantiasa
akan diikuti oleh kebahagiaan, laksana bayang-bayang yang tak pernah
meninggalkannya”
commit to user
vi
P E R N Y A T A A N
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : Hadi Sugiharto
NIM :
S. 810809106
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul :
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI
MEDIA LCD PROYEKTOR PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN
KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, adalah betul – betul karya sendiri.
Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh dari institusi.
Kediri, 25 Pebruari 2011 Yang Membuat pernyataan,
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Do’a dan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan
petunjuk-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga terselesaikannya tesis yang
berjudul, ”Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok yang Efektif Melalui
Media LCD Proyektor Siswa SMA Negeri 1 Plemahan Tahun Pelajaran 2010 –
2011”.
Penyusun tesis ini bertujuan memberikan kajian tentang pendiskripsian
penerapan dan penggunaan kegiatan bimbingan konseling kelompok yang efektif
melalui media LCD proyektor siswa SMA Negeri 1 Plemahan Kediri tahun
pelajaan 2010 – 2011. Semoga temuan penelitian ini berguna sebagai tambahan
wawasan para konselor dan pemerhati pendidikan pada umumnya.
Sebagai rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan
kepada ;
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Direktur Program Pasca
Sarjana dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, beserta seluruh
civitas akademi yang telah membantu dalam berbagai kepentingan yang
berhubungan dengan perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.
2. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmodjo, M.Pd. dan Prof. Dr. Samsi Haryanto,
M.Pd. selaku dosen pembimbing, yang telah memberi dorongan dan
semangat yang tiada hentinya mulai dari penulisan proposal sampai
commit to user
viii
3. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri beserta
staf, yang telah membantu demi selesainya tesis ini.
4. Drs. H.M. Parlan M., M.Pd selaku Kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan
serta rekan-rekan konselor yang telah membantu dan memberi motivasi
untuk kelancaran jalannya penelitian.
5. Seluruh pihak yang telah membantu baik materi maupun non materi demi
selesainya tesis ini.
Segala kebaikan, kesempatan dan bantuan yang diberikan, untuk selesainya
penulisan tesis ini penulis berharap, semoga Allah SWT mencatat sebagai amalan
yang baik. Amin.
Kediri, 25 Pebruari 2011
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ….……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
HALAMAN MOTTO ……… v
HALAMAN PERNYATAAN ………... vi
KATA PENGANTAR ………... vii
DAFTAR ISI ……….. ix
DAFTAR TABEL ……….. xiv
DAFTAR GAMBAR ………. xv
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xvi
ABSTRAK ………. xvii
ABSTRACT ………... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 4
C. Tujuan Penelitian ……… 5
commit to user
x BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ……… 8
1 Media Pembelajaran ………. 8
a. Jenis Media ……….………...………... 12
b. Pemilihan Media ………...………...……... 15
c. Manfaat Media dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok………... 22
2 Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling …………...……… 28
a. Pengertian Bimbingan ………. 28
b. Pengertian Konseling ………... 30
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling ………... 31
3 Bimbingan Kelompok yang Efektif ……….…………... 34
a. Pengertian Bimbingan Kelompok …………..………... …………. 34
b. Tahap – Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ………....…... 39
c. Materi Bimbingan Kelompok ………..……… 43
d. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok…. 44 4 Pengembangan Profesionalisme Guru Pembimbing………….……... 45
a. Standarisasi Unjuk Kerja Profesional Guru Pembimbing ………... 46
b. Standarisasi Penyiapan Guru Pembimbing ………. 52
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………...……… 54
C. Kerangka Berfikir Penelitian ………...……... 55
commit to user
xi
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 56
C. Sumber Data………... 57
D. Teknik Pengumpulan Data………. 58
1 Observasi………...…... 58
2 Wawancara………... 58
3 Analisa Dokumen………. 58
E. Teknik Cuplikan………. 59
1 Obyek Penelitian………... 59
2 Subyek Penelitian………. 59
3 Sampel Penelitian………. 59
F. Validitas Data………. 59
1 Triangulasi……… 60
2 Review Informan………... 60
G. Analisis Data………... 60
H. Prosedur Kegiatan………... 62
I. Perkiraan Waktu yang Digunakan………... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri……… 64
1. Profil UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri………... 64
2. Visi dan Misi Sekolah………...…… 66
3. Struktur Organisasi……… 67
commit to user
xii
B. Temuan Penelitian ………. 80
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD Proyektor . ... 80
a. Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling………. 80
b. Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling……. 88
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling……… 92
d. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor……….. 96
2 Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok ………... 99
a. Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor………... 100
b. Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Bimbingan Kelompok …………. 103
3 Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor ……….. 105
a. Tugas dan Fungís Konselor……….. 105
b. Peningkatan Profesionalisme Konselor.………... 106
4 Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok………... 108
a. Sarana Prasarana……….. 109
b. Persiapan Guru………. 110
c. Biaya………. 112
commit to user
xiii
1 Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD
Proyektor………. 113
2 Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok………... 119
3 Penggunaan Media LCD Proyector dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor………... 124
4 Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok……….. 127
D. Keterbatasan Penelitian ………. 129
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A Kesimpulan………. 131
B Implikasi………. 133
C Saran-saran………. 134
Daftar Pustaka……… 136
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel Nama Tabel Halaman
01 Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi
Baru) dan Konseling Gaya Lama. 33
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar Nama Gambar Halaman
01 Kerucut Pengalaman Edgar Dale 18
02 Penanganan Siswa Bermasalah 34
03 Skema Kerangka Berfikir 55
04 Jalar Analisis Data 61
05 Struktur Organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri 68
06 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling UPTD
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Nama Lampiran Halaman
01 Keadaan Guru dan Karyawan UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011 139
02 Keadaan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri Tahun
Pelajaran 2010/2011 142
03 Pedoman Observasi dan Wawancara 143
04 Kisi-kisi Catatan Observasi dan Wawancara 147
05 Catatan Lapangan Observasi 155
06 Catatan Lapangan Wawancara 159
07 Rencana Layanan Bimbingan dan Konseling 205
08 Lembar Tanggapan Guru Pembimbing 218
09 Lembar Tanggapan Siswa 220
10 Dokumen Foto Kegiatan Penelitian 230
commit to user
xvii
ABSTRAK
Hadi Sugiharto, S. 810809106, 2010. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok yang
Efektif melalui Media LCD Proyektor Siswa UPTD SMA Negeri 1 Plemahan
Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011. Pembimbing 1). Prof. Dr. H. Soetarno
Joyoadmodjo, M.Pd. 2). Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta 2011.
Penelitian berikut betujuan untuk mengungkap 1). Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif. 2). Bagaimana penggunaan media LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keefektifan layanan bimbingan. 3). Apakah penggunaan media LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan profesionalisme konselor. 4). Apa hambatan dan solusi dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor.
Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, analisis dokumen, catatan lapangan. Kemudian data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan validitas triangulasi sumber yaitu membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, dan triangulasi metode untuk menentukan langkah yang mendukung kegiatan pelaksanaan penelitian.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa. 1). pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang efektif, yaitu kegiatan layanan
bimbingan yang menggunakan media LCD Proyektor. 2). Alat ini menyebabkan proses layanan bimbingan kelompok menjadi menarik, transformatif, aktif, efektif dan efisien. Proses layanan ini dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan konselor yang memadai dalam menyiapkan dan menyajikan materi. Konselor yang mempunyai kompetensi tinggi untuk mengolah materi ke dalam bentuk program power point akan mempengaruhi tingkat keberhasilan layanan. 3). Dampak lain dari penggunaan media ini adalah semakin meningkatnya profesionalisme konselor, karena konselor dituntut untuk selalu mengembangkan diri seiring kemajuan teknologi. 4). Temuan penelitian ini berimplikasi kepada sekolah dan segenap stageholder untuk pengadaan media pembelajaran yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mutu pendidikan semakin berkualitas.
commit to user
xviii
ABSTRACT
Hadi Sugiharto. S810809106. The Implementation of Effective Group
Guidance through the LCD Projector Media of the Students the Sub-district Technical Implementing Unit at SMA Negeri 1 Plemahan Kediri in the
Academic Year of 2010/2011. Principal Advisor: Prof. Dr. H. Soetarno
Joyoadmodjo, M. Pd. Co-advisor: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology. Sebelas Maret University, Surakarta. 2011.
The objectives of this research are to investigate: (1) how effective the group guidance is; (2) how the use of LCD Projector media in the implementation of group guidance can increase the effectiveness in the guidance service; (3) whether or not the use of LCD Projector media in the guidance service can increase the professionalism of the counselor; (4) what constraints and solutions are found in the implementation of group guidance in the use of the LCD Projector media.
This research used the descriptive qualitative approach. The data of this research were gathered through the interview, observation, document analysis, and field note methods. The data were then analyzed through the steps of data reduction, data presentation, and conclusion. The data source triangulation in which the validity degree of all pieces of information was rechecked through the different instrument and in the different time and the method triangulation to determine the steps which supported the activities in conducting the research were used in order to guarantee the data validity.
The results of this research are as follow: (1) the effective group guidance is the guidance which uses the LCD Projector media in its service activities; (2) this device causes the processes in the group guidance service to be interesting, transformative, active, effective, and efficient. These service processes are affected by the counselor’s adequate knowledge and skill in preparing and presenting the material. The counselor with high competence in processing the material into the form of Microsoft Power Point program will affect the success level of the service; (3) there is another impact of the use of this device, which is the increasingly rising professionalism of the counselor since the counselor is demanded to keep developing him/herself in line with the technological advancement; and (4) the findings of this research have implications on the school principal and all school stakeholders for the procurement of high-quality learning media so that the learning objectives can be achieved and the quality of education increases.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman di sejumlah sekolah, bahwa kurangnya persiapan
pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling, menimbulkan banyak
kesulitan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk beberapa
lama, yang pada akhirnya dapat dikatakan bimbingan itu praktis tidak berjalan.
Berlakunya kurikulum 1975 memberikan landasan resmi bagi masuknya
bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan di Indonesia, khususnya sistem
pendidikan formal, dengan sumbangan bagi keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan.
Penggunaan sarana pendukung untuk kegiatan bimbingan juga dapat
berupa teknologi, yang berfungsi untuk membantu menyampaikan informasi
bimbingan. Makna teknologi pengajaran dan bimbingan dalam pengertian
mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, biaya, mesin dan manusia di
dalam proses pengajaran dan bimbingan yang melibatkan peralatan fisik yang
berfungsi menyalurkan informasi (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2007:71).
Yang dimaksud peralatan fisik dalam hal ini adalah penggunaan media elektronik
berupa LCD Proyektor dalam proses bimbingan dan konseling agar penyampaian
informasi bimbingan kepada siswa dapat lebih menarik dan efektif.
Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang
commit to user
Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personel sekolah dan
siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu. Konselor
harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu keharmonisan
hubungan antara konselor dengan personel sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal
ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari
sikap elitis atau kesombongan atau keangkuhan profesi. Konselor
bertanggungjawab untuk memahami perannya sebagai konselor professional dan
menterjemahkan perannya itu ke dalam kegiatan yang nyata. Konselor harus pula
mampu dengan sebaik-baiknya menjabarkan programnya kepada orang-orang
dengan siapa ia akan bekerjasama, tentang tujuan yang hendak dicapai, serta
tanggungjawab yang dipikul di pundaknya, serta bertanggungjawab kepada semua
siswa baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang mempunyai
kemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emosional, yang
mengalami kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istimewa, yang
berprestasi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta
yang bersikap menarik perhatian guru, konselor dan personal sekolah lainnya.
Kondisi yang sangat berat itu tidak dapat diselenggarakan dengan cara
seadanya, melainkan memerlukan usaha dan sarana teknologi yang mendukung
terlaksananya proses bimbingan dan konseling. Perwujudan tugas dan peranan
konselor di masyarakat berupa unjuk kerja pelayanaan bimbingan dan konseling.
Unjuk kerja itulah yang menjadi ukuran apakah konselor dengan pelayanan
bimbingan dan konselingnya benar-benar mempunyai peran yang berharga dan
commit to user
Konselor dalam melaksanakan tugas dan perannya harus menyusun dan
melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan mengadakan orientasi
dan studi kelayakan, yang hasilnya akan dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Penggunaan instrumen
tertentu untuk mengungkap kebutuhan warga sekolah akan pelayanan bimbingan
dan konseling, menyusun konsep program pelayanan bimbingan dan konseling,
serta mendiskusikan dengan personal yang terkait, seperti guru, wali kelas dan
sebagainya tentang konsep-konsep program bimbingan dan konseling. Menyusun
bentuk akhir program bimbingan dan konseling pada suatu lembaga secara
menyeluruh, lengkap dan tepat. Menjelaskan program bimbingan dan konseling
yang disusun pada pimpinan lembaga, mengajak warga sekolah untuk
mewujudkan program bimbingan dan konseling tersebut, memantau pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian
terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan
efisien untuk memenuhi kebutuhan siswa di lembaga tersebut.
Tetapi kenyataan yang ditemui di lapangan, guru pembimbing dalam
memberikan layanan belum melaksanakan tugas dan perannya seperti di atas,
bahkan guru pembimbing ada yang belum menyusun program. Program ini
hendaknya berorientasi kepada seluruh warga sekolah dan bahkan tidak
memperhatikan variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang
diselenggarakan, penggunaan teknologi informasi dan kurangnya kesesuaian
commit to user
dihadapinya, serta pengembangan program bimbingan dan konseling sering kali
terabaikan.
Uraian di atas adalah pandangan secara umum kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah Kabupaten
Kediri belum sepenuhnya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada pada
sekolah yang bersangkutan. Penyelenggaraaan bimbingan dan konseling di
sekolah menengah atas belum dapat memaksimalkan penggunaan media
elektronika sebagai sarana penyampaian informasi secara klasikal kepada siswa,
khususnya media LCD Proyektor.
Kurangnya pemanfaatan media LCD Proyektor untuk membantu
menyampaikan informasi layanan kepada siswa SMA, sangat bergantung pada
mau tidaknya guru pembimbing mengembangkan profesionalisme kerja di
sekolahnya, dalam hal ini mau melibatkan media elektronika sebagai sarana yang
efektif dalam membantu menyampaikan informasi bimbingan dan konseling
secara klasikal. Sampai saat ini penelitian di bidang pendidikan, khususnya bidang
bimbingan dan konseling yang menyoroti penggunaan media elektronika LCD
Proyektor sebagai alat bantu penyampaan informasi yang efektif kepada siswa
secara klasikal, masih perlu banyak dilakukan.
B. Rumusan Masalah.
Setelah peneliti menguraikan latar belakang masalah, dengan bertitik tolak
pada hal tersebut, maka sasaran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
commit to user
1. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan
LCD proyektor di sekolah ?
2. Sejauh mana penggunaan LCD Proyektor meningkatkan keefektifan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah ?
3. Bagaimanakah penggunaan LCD proyektor dalam bimbingan kelompok
dapat meningkatkan profesionalisme konselor ?
4. Apa hambatan dan bagaimana mengatasinya untuk mencapai keefektifan
bimbingan kelompok dengan LCD Proyektor ?
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dideskripsikan untuk mengetahui :
1. Proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif di sekolah.
2. Penggunaan LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat
meningkatkan keefektifan layanan bimbingan di sekolah.
3. Pengaruh penggunaan LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat
meningkatkan profesionalisme konselor.
4. Hambatan dan solusinya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan
menggunakan media LCD Proyektor.
D. Manfaat Penelitian.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
commit to user
pihak lain yang ingin melakukan studi lebih mendalam atas masalah tersebut.
Secara rinci manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Teoritis.
a. Sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang layanan
bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
b. Sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang
layanan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
2. Praktis.
a. Untuk lembaga terkait, temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan
dapat sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan guna
meningkatkan kualitas program dan layanan bimbingan dan konseling.
b. Untuk guru pembimbing, khususnya guru pembimbing SMA Negeri 1
Plemahan Kediri dan para praktisi pada umumnya, temuan-temuan
dalam penelitian ini diharapkan digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan profesionalisme yang berdampak
meningkat pula pada kualitas program dan layanan bimbingan dan
konseling.
c. Berhubungan dengan pengembangan program bimbingan dan
konseling di berbagai lembaga pendidikan, khususnya bagi peneliti
dibidang bimbingan dan konseling, diharapkan penelitian ini menjadi
tambahan wawasan untuk mendorong dilaksanakannya penelitan yang
lebih mendalam, dengan skala yang lebih luas, tentang masalah yang
commit to user
dan konseling melalui media teknologi yang lain di berbagai lembaga
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara
luas. Munculnya berbagai macam difinisi disebabkan adanya perbedaan dalam
sudut pandang, maksud dan tujuannya. NEA (National Education Association)
memaknai media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Penerapan teknologi dalam pembelajaran melalui media pembelajaran
menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, seiring dengan
perkembangan zaman, sehingga guru tidak gaptek (gagap teknologi) khususnya
teknologi yang berkaitan dengan pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara / pengantar. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran baik
di kelas maupun dalam kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, rapat dan kegiatan
ceramah lainnya, juga dalam kegiatan yang bersifat hiburan baik dalam ruang
tertutup maupun di ruang terbuka.
Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. (2008: 8) menyatakan ;
“ A medium (plural media) is means of communication and source of
information. Example includes film, television, diagram, printed materials,
commit to user
(Media adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Contohnya termasuk film,
televisi, diagram, materi cetak, komputer dan instruktur).
Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey. (2002: 202) berpendapat ;
“One of the most interesting and challenging decisions in the instruction design process is the selection of the médium or media that will used to deliver the instruction. The decisión is dependent upon a throught knowledge of what being tought, how it is to be tought, how it will be tested and who will be the learners”.
(Satu bagian yang penting dan utama dalam proses desain pengajaran adalah
pemilihan media yang akan digunakan. Keputusan mengenai pemilihan itu
tergantung pada pengetahuan mengenai media yang akan digunakan, bagaimana
menggunakannya, cara evaluasinya serta siapa yang menjadi siswanya).
Menurut Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (2008: 201) yaitu bahwa
ketika audio dapat digitalisasikan, gambar video dapat diubah dalam format
digital. Gambar video digital dapat dimanipulasikan, disimpan, digandakan dan
diputar ulang tanpa mengurangi kualitasnya. Tapi sejak video disk berformat
analog, kita tidak dapat merubah materi yang ada didalamnya tetapi dengan video
digital yang disimpan dalam CD atau komputer, guru dan murid dapat mengedit
isi dan urutan gambar bergerak. Dalam hal lain terkait proses pembelajaran di
sekolah yang harus bersifat menyenangkan bagi siswa, Heinich, Molenda,
Russell, Smaldino (2008: 201), menyatakan,
“… students can learn by playing with information or exploring topics of interest. Teacher can structure lessons or complete courses around CDI product”.
(...yaitu bahwa murid-murid dapat belajar sambil bermain dengan informasi atau
menggali topik yang diminati. Guru dapat menyusun pelajaran secara bertahap
commit to user
Lebih lanjut, Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (2008:28) mengatakan,
“One the most important roles of media is to serve as a catalyst for change in the whole instructional environment. The effective use of media demands that instructor be better organized in advance, think trough the objectives, alter the everyday classroom routine, and evaluate broadly to determine the impact of instruction on mental ability as, feeling, values, interpersonal skills, and motor skills”.
(Satu dari peran paling penting media adalah menyajikan sebagai katalis bagi
perubahan di dalam keseluruhan lingkungan pembelajaran. Penggunaan media
secara efektif menuntut pengajar mengorganisasikan lebih dulu dengan baik,
berfikir mengenai tujuan pembelajaran, merubah rutinitas kelas tiap hari dan
mengevaluasi tiap kelas untuk menentukan pengaruh dari pembelajaran terhadap
kemampuan mental yang mencakup, rasa, norma/nilai, kemampuan interpersonal
dan kemampuan motorik).
Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2009: 2) “Bahwa guru
sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan”. Jadi penggunaan media dalam penyampaian
informasi dalam pembelajaran sangat ditekankan. Sebagai media pembelajaran,
LCD Proyektor memungkinkan berlangsungnya penyampaian informasi yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa serta memudahkan bagi guru.
AECT (Association of Educational and Communication Technology),
dalam Azhar Arsyad, (2009: 3) menyatakan bahwa media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan
commit to user
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, antara siswa
dan isi pelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2009: 4) mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku-buku, tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik,
televisi dan komputer.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses menyampaikan
informasi sambil bermain, agar apa yang dipelajari dapat mudah diterima. Dari
pendapat tersebut jelaslah bahwa dalam penggunaan media untuk pembelajaran
diperlukan media yang dapat mengajak anak untuk belajar sambil bermain agar
tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 6) berdasarkan uraian beberapa batasan
tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada
setiap batasan tentang pengertian media yaitu :
1). Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar,
atau diraba dengan panca indera.
2). Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft
ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
commit to user
4). Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
mengajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5). Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
6). Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi)
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP, LCD
Proyektor), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio/kaset, video
recorder)
7). Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan managemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
a. Jenis Media.
Pengelompokan jenis media oleh para ahli antara lain media audio seperti
kaset dan CD, media gerak meliputi film dan video, media proyeksi meliputi
slide, OHP, filmstrip, LCD Proyektor, multimedia dan hypermedia, jarak jauh
seperti radio dan TV, media non proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran,
model dan masih banyak media-media lain.
Media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain media
proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, multimedia dan hypermedia
serta media jarak jauh. Kemp & Ayton dalam Azhar Arsyad (2009: 37)
mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu :1) media cetakan, 2)
commit to user
filmstrip, 6) penyajian multi image, 7) rekaman video dan film hidup, 8)
komputer.
Menurut Azhar Arsyad (2009: 29) bahwa berdasarkan perkembangan
teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok
yaitu : 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3)
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, 4) media hasil gabungan
teknologi cetak dan komputer.
Empat kelompok tersebut diuraikan sebagai berikut. Teknologi cetak adalah
cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui
proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks,
grafik, foto dan reproduksi. Sedangkan ciri-ciri teknologi cetak adalah: 1) teks
dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasar ruang, 2) baik teks
maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif, 3) teks dan visual
ditampilkan statis (diam), 4) pengembangannya sangat tergantung kepada
prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual, 5) baik teks maupun visual berorientasi
(berpusat) pada siswa, 6) informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh
pemakai.
Teknologi audio-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio-visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi
media audio-visual adalah sebagai berikut; 1) biasanya bersifat linier; 2) biasanya
commit to user
sebelumnya oleh perancang/pembuatnya, 4) merupakan representasi fisik dari
gagasan real atau gagasan abstrak, 5) dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikroprosessesor. Berarti ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer
adalah sebagai berikut; 1) dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara
linier, 2) dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasar keinginan
perancang/pengembang sebagaimana direncanakan, 3) biasanya gagasan-gagasan
disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol dan grafik, 4) prinsip-prinsip
ilmu kognitif mengembangkan media ini, 5) pembelajaran dapat berorientasi
siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan
materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh beberapa komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini
dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang
memiliki kemampuan hebat seperti jumlah random access memory yang besar,
hard disk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
periperal (alat-alat tambahan seperti video disc player). Ciri utama teknologi
berbasis komputer adalah :
1). dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linier;
2). dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan
commit to user
3). gagasan-gagasan yang sering disajikan secara realistik dalam kontek
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dibawah
pengendalian siswa;
4). prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pembangunan dan penggunaan pelajaran;
5). pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;
6). bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa, sehingga
siswa lebih bergairah dalam belajar;
7). bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
b. Pemilihan Media.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencaaan yang baik, begitu juga
dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,
agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Pertimbangan
lebih lanjut dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar,
ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, mutu, teknis dan kemampuan SDM.
Heinich, Mollenda, Russell dan Smaldino (2008: 34) mengajukan model
perencaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE
(Analyze learners characteristic, State objective, Select or modify media, Utilize,
Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan
commit to user
(A) Analyze learner characteristic. Menganalisis karakteristik umum
kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan, pergutruan tinggi, usia,
jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisis karakteristik khusus
mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap awal mereka.
(S) State objectif. Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu
perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang
diharapkan siswa memiliki dan menguasai setelah proses pembelajaran selesai.
Pemilihan media akan dipengaruhi oleh tujuan pembelajaran dan urutan penyajian
serta kegiatan pembelajaran.
(S) Select, or modify media. Memilih, memodifikasi atau merancang dan
mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media
pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk
menghemat waktu, tenaga dan biaya. Di samping itu, perlu juga diperhatikan
apakah materi dan media pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat
siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki ketepatan kualitas yang baik,
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan
media yang ada tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media
pembelajaran tersebut dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk
memodifikasi media yang telah tersedia, maka ia pilih alternatif merancang dan
mengembangkan materi dan media pembelajaran yang baru. Dilihat dari segi
commit to user
memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(U) Utilize. Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan
media pembelajaran yang tepat, diperlukan untuk menggunakannya. Di samping
diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menggunakannya. Di samping diperlukan latihan dan praktek menggunakan
media pembelajaran, misalnya tata letak dan tempat duduk siswa, dan fasilitas
yang diperlukan antara lain meja, peralatan, listrik, layar.
(R) Require learner response. Meminta tanggapan dari siswa. Guru
sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai
keefektivan proses pembelajaran. Respon siswa dapat berupa mengulangi
fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/materi pembelajaran,
menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian siswa akan
menampakkan partisipasi yang lebih besar atau menjadi interaksi antara siswa
dengan guru.
(E) Evaluate. Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, keefektivan media pembelajaran yang
digunakan, pendekatan, dan guru sendiri.
Edgar Dale dalam Praticia Cranton, (1992: 125) menekankan “Kerucut
Pengalaman”. Dale menunjukkan bahwa potensi pengalaman belajar, semakin
besar ketika materi disampaikan dengan lebih bervariasi. Ketika informasi
commit to user
belajar sangat kecil. Tetapi ketika informasi disampaikan dengan simbol-simbol
visual, gambar, film, demonstrasi, kunjungan lapangan dan bahkan melalui
berbagai aktivitas yang mengkondisikan warga belajar mengalami sesuatu secara
terarah maka potensi pengalaman belajar semakin tinggi. Itu dapat terlihat dari
gambar yang ditunjukkan di bawah ini.
abstrak
Verbal
Simbol
Gambar
Suara & gambar
Gambar bergerak
Televisi
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman dramatisasi
Pengalaman tiruan yang diatur
Pengalaman langsung dan bertujuan
Gambar 1: Kerucut Pengalaman Edgar Dale konkret (Patricia Cranton, 1992:125)
Dari gambar di atas jelas terlihat adanya keikutsertaan media audio visual
yang dapat mengefektifkan proses pemberian informasi kepada siswa secara lebih
commit to user
langsung dalam mempelajari sebuah materi. Siswa merasa terlibat dalam proses
pembelajaran ini sehingga informasi lebih mudah disampaikan.
Secara terperinci disampaikan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali (Yusufhadi Miarso, 2004 :
458). Salah satu kreteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah
dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Untuk itu
dalam proses pemberian informasi/pelajaran bimbingan klasikal guru pembimbing
harus pandai memilih jenis media yang dapat mengefektifkan proses kegiatan
layanan bimbingan klasikal tersebut, dalam hal ini guru pembimbing memilih
media LCD Proyektor dalam menyampaikan informasinya.
Menurut Sri Anitah (2009: 89) mengatakan, pertimbangan lebih lanjut
dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar, ketersediaan,
ketepatgunaan, biaya, mutu teknis dan kemampuan SDM. Menurut Oemar
Hamalik (2001: 202) menyatakan ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
dalam usaha memilih media pembelajaran, yaitu :
1). Dengan cara memilih media yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru
dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan itu
sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk membelinya, lagipula belum
tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dan dengan
commit to user
2). Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya
yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan
bahan pelajaran yang hendak disampaikan.
Dewasa ini kedua pendekatan tersebut banyak digunakan oleh guru-guru,
yakni dengan mempertimbangkan bahan pelajaran yang akan disampaikan serta
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhadap kedua
hal itu menjadi dasar pertimbangan apakah suatu media dipilih untuk dipakai atau
tidak.
Guru hanya memilih media pembelajaran yang bermanfaat dan tidak
memilih media yang tidak terpakai. Disamping itu, segi ekonomis dan
hambatan-hambatan praktis yang mungkin dihadapi oleh siswa dan guru juga menjadi dasar
pertimbangan. Faktor lainnya adalah faktor efektifitas komunikasi dalam
kaitannya dengan siswa, bahan pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai,
merupakan dasar pertimbangan yang mempengaruhi pemilihan media
pembelajaran.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 72) menyebutkan bahwa, sejumlah
kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu, akronim dari Access, Cost, Technology,
Interactivity, Organization dan Novelty.
1) Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih
media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
commit to user
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk
koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya
apakah siswa diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang
terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi
juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh
akses.
2) Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan. Media canggih biasanya mahal, namun kita juga harus
hitung manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost
dari sebuah media akan semakin menurun.
3) Technology.
Keterkaitan guru pada sebuah media harus memperhatikan apakah
teknologinya tersedia dan mudah digunakannya, apakah ada listrik, voltase
cukup dan sesuai.
4) Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda
kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut.
5) Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
commit to user
pengorganisasiannya. Apakah di sekolah itu tersedia satu unit yang disebut
pusat sumber belajar?
6) Novelty.
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi
pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik
bagi siswa.
c. Manfaat Media Dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa di samping media sebagai
sarana untuk menyampaikan materi, juga untuk mengukur kemampuan seseorang
guru dalam penguasaan media pembelajaran yang digunakannya, maka Azhar
Arsyad, (2009: 21) juga menegaskan bahwa meskipun telah lama disadari bahwa
banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimannya serta
pengintegrasiannya ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat
lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian menunjukkan dampak
positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau
sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut :
1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang melihat atau
mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama. Meskipun
para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan
penggunaan media, ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga
informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan
commit to user
2). Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik
perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan
dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan
efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa
terbawa dan berfikir, yang kesemuanya dapat menunjukkan bahwa media
memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3). Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik, dan penguatan.
4). Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan
pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5). Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6). Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan
terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara
individu.
7). Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8). Para guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk
commit to user
bahkan dapat dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai
konsultan atau penasehat siswa.
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan bahwa, manfaat media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah :
1). Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi.
2). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik.
3). Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan
pengajar tidak kehabisan tenaga.
4). Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang
dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Manfaat media di sini yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil
penelitan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan
mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana 11 % dari yang dipelajari
commit to user
Selain itu Moch. Muarifin (2009: 10) mengatakan, berdasarkan hasil
penelitian dari Computer Technology Research (CTR) diketahui bahwa seseorang
akan mengingat 20% dari apa yang dilihat, 30% dari yang didengar, 50% dari
yang dilihat dan didengar, dan 80% dari yang dilihat, didengat dan dilakukan. Hal
tersebut membuktikan bahwa pemakaian media pembelajaran yang tepat,
bervariasi dan optimal akan memudahkan siswa memperoleh kompetensi yang
diharapkan.
Lebih lanjut Moch. Muarifin (2009: 12) mengatakan, media pengajaran
yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1). Relevan. Artinya, media itu sesuai dengan hakikat materi dan tujuan yang
hendak dicapai.
2). Sederhana. Artinya, media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi
peralatan yang mudah digunakan.
3). Esensial. Artinya, media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk
membantu kelancaran proses belajar mengajar.
4). Menarik dan menantang. Artinya, media itu mampu memberikan variasi,
penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok yang
dilaksanakan dengan menggunakan LCD Proyektor diharapkan dapat memberikan
manfaat yang lebih baik bagi guru dan siswa yaitu :
1). Bagi guru pembimbing disamping dapat mempermudah pelaksanaan
commit to user
meningkatkan kualitas kemampuan menggunakan peralatan teknologi
informatika khususnya LCD Proyektor.
2). Manfaat bagi siswa diharapkan dapat memberikan dampak yang positif
dalam menerima informasi sehingga lebih bervariasi, menyenangkan dan
diharapkan informasi yang diterima lebih mudah dipahami serta tahan lama
dalam ingatan siswa.
Menurut Azhar Arsyad (2006: 154) bahwa kefektifan penyajian pelajaran
melalui multimedia terutama LCD Proyektor memerlukan perhatian khusus
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu persatu. Pesan yang lebih dari satu,
baik melalui visual maupun verbal, akan membagi perhatian siswa.
2). Gunakan bidang penanyangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk
menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di
layar mungkin perlu tetap diproyeksikan ke layar selama diperlukan atau
ingin visual itu mendapat penekanan, dan siswa dapat memahami pesan
yang terkandung dalam visual itu.
3). Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur
itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah
layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan.
4). Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut jenis dan estetis.
5). Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi
commit to user
6). Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dan
penyajian.
7). Jangan terlalu banyak narasi, biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan
informasi atau pesan-pesan.
8). Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan
membuat penyajian lebih dinamis.
Langkah-langkah yang lebih khusus dalam rangka keefektifan penyajian
layanan bimbingan dan konseling klasikal melalui media LCD Proyektor perlu
dicermati. Penggunaan barang-barang elektronik yang tidak sesuai prosedur justru
akan mengakibatkan pemborosan dana dan waktu, sedangkan tujuan tidak
tercapai, karena itu perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Sajikan konsep-konsep dan gagasan itu satu persatu yang sesuai dengan
pokok bahasan yang sedang atau dibahas.
2). Susunlah unsur-unsur gambar dan atur letak pesan/informasi yang utama di
tengah layar dengan model tulisan yang bervariasi dan proposional.
3). Pilih program power point dengan animasi-animasi yang menarik agar
informasi mudah diterima oleh siswa.
4). Jangan terlalu banyak awalan/narasi, biarkan gambar yang menyajikan
informasi atau pesan-pesan.
5). Ciptakan suasana diskusi diantara siswa tentang informasi/materi yang telah
commit to user
2. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan.
Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2),
mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Kemandirian mencakup lima pokok yaitu; 1) mengenal dirinya dan lingkungan, 2)
menerima dirinya dan lingkungan secara positif dan dinamis, 3) mengambil
keputusan, 4) mengarahkan diri sendiri dan 5) mewujudkan diri sendiri.
Lebih lanjut Miller (dalam Pryitno dan Erman Amti, 1999: 3) mengatakan;
”Guideance is that aspect of the educational service which seek to help
individual child to understand himself to understand his environment and
his demands and to bring reasonable harmony between himself and his
external environment”.
(Bimbingan adalah proses layanan untuk mengarahkan individu dalam bidang
pendidikan untuk membantu anak didik secara individu agar dapat memahami
dirinya sendiri dan lingkungan sehingga dapat hidup selaras dengan lingkungan
atau dunia luar).
Menurut Bimo Walgito (1993: 10) bimbingan mempunyai pengertian
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
commit to user
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
Jumhur dan Moh. Surya (1975: 28) mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut :
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bantuan ini diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut”.
Menurut Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 12) pengertian
bimbingan yaitu, bantuan kepada individu atau beberapa individu yang
mempunya problem, agar bisa memiliki kemampuan untuk memecahkan
problemanya sendiri dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik
kebahagiaan dalam kehidupan individu maupun sosial.
Berdasarkan pengertian-pengertian bimbingan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, pada prinsipnya bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan orang untuk memecahkan suatu
masalah atau problem yang dihadapinya yang akhirnya dapat mencapai
kebahagiaan hidup, baik hidup sebagai individu maupun hidup sebagai
commit to user
b. Pengertian Konseling.
Konseling merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Menurut Ruth Strang
(dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nula Kusmawati, 2008: 4)
mengatakan, Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan
bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program).
Seperti halnya pengertian bimbingan, tentang pengertian konseling juga
ada beberapa pendapat atau pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada
prinsipnya juga ada kesamaannya. Berikut ini akan dikemukakan pengertian
konseling menurut pendapat Jones (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1999: 6).
”Counseling is the tecnique of guidance which attempt to assist the individual to understand him self his abilities, and characteristic, his environment and his opportunities and prospects with trained counselor and by group discussions in with youth who are faced with the some peoblem participate together”.
(Konseling adalah suatu teknik bimbingan yang mencoba membantu individu
untuk memahami akan kemampuan dirinya dan karakteristik diri, lingkungannya
serta peluang untuk mencapai suatu yang memuaskan dengan menyediakan
informasi yang bermanfaat, konselor itu mengikuti pelatihan, terlatih untuk dapat
mendiskusikan secara bersama-sama untuk menyelesaikan beberapa masalah).
Konseling adalah proses menolong orang supaya dapat mengatasi
persoalan-persoalan dan menambah penyesuaian dirinya melalui wawancara atau
interview serta sifat-sifat hubungan yang lain antara orang dengan orang, misalnya
dengan membuat orang yang ditolong tadi supaya merasa bebas dan senang.
Pendapat yang sama disampaikan Bimo Walgito (1993: 1) yaitu bahwa konseling
commit to user
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang
sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ahmad Badawi (dalam Bimo
Walgito, 1993: 3).
“Konseling ini berupa proses pemberian bantuan dengan jalan wawancara, kedua belah pihak, yaitu pembimbing dan si terbimbing saling mempelajari timbal balik. Pihak pembimbing mempelajari sebanyak-banyaknya tentang keadaan si terbimbing yang meliputi problem yang dialami, seberapa kemampuannya dan sebagainya, sedang pihak terbimbing juga mempelajari saran-saran pembimbing tentang cara-cara pemecahan persoalan, untuk akhirnya terbimbing memilih atas tanggungjawab sendiri cara penyelesaian problem yang paling cocok dengan kemampuan dirinya”.
Setelah kita membaca pendapat-pendapat mengenai konseling di atas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1). Konseling adalah proses pemberian bantuan dari pembimbing kepada si
terbimbing.
2). Proses bantuan tersebut dilakukan dengan wawancara atau interview secara
berhadapan muka, agar dapat mempelajari secara timbal balik dan dengan
cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi (terbimbing).
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling.
Di dalam pelayanan professional bimbingan dan konseling yang
diterbitkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas(2004: 10) disebutkan
bahwa :
1) Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu
commit to user
organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah,
koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan staf
administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri.
2) Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan,
yaitu ruang kerja, peralatan instrument, peralatan administrasi dan sarana
pendukung lainnya.
3) Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber / bank data yang
mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung
dengan tenaga administrasi.
4) Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara
khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling.
5) Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang
tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan
pengembangannya.
Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut pendapat
Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan, Fungsi bimbingan dan
konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan
apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi
commit to user
Bimo Walgito (2010: 38-39) mengatakan bahwa, fungsi pembimbing di
sekolah adalah menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak bersifat : (a)
preventif, (b) preserveratif, (c) kuratif.
Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2004: 5) menyebutkan
fungsi bimbingan dan konseling mengemban ; (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi
pencegahan, (c) fungsi pengentasan termasuk ke dalamnya fungsi advokasi, (d)
fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Sofyan S. Willis (2010: 19) menjelaskan perbedaan konseling
pengembangan dan konsep lama sebagai berikut :
Tabel 1: Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) dan Konseling Gaya Lama.
Konseling Pengembangan
(Orientasi Baru) Konseling Gaya Lama
- Bersifat pedagogis.
- Melihat potensi klien bukan
kelemahan.
- Berorientasi pengembangan potensi
positif klien.
- Menggembirakan klien.
- Dialog konselor menyentuh klien,
klien terbuka.
- Bersifat humanistik-relegius.
- Klien sebagai subjek memegang
peranan memutuskan tentang
dirinya.
- Konselor hanya membantu dan
memberi alternatif-alternatif.
- Dialog menekankan perasaan klien.
commit to user
Jika menyimak pengertian konseling sebagaimana tersebut di atas, maka
tersirat di dalamnya tujuan konseling yaitu, membantu individu/klien agar
menjadi orang yang lebih fungsional, mencapai integritas diri, identitas diri dan
aktualisasi diri.
Lebih lanjut Sofyan S. Willis (2010: 32) menjelaskan penanganan siswa
bermasalah seperti tertuang dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2 : Penanganan Siswa Bermasalah.
Ringan Semua Guru/Wali Kelas
Masalah Siswa Sedang Guru Pembimbing
Berat Alih Tangan/Reveral
3. Bimbingan Kelompok yang Efektif.
a. Pengertian Bimbingan Kelompok.
Menurut Siti Hartinah (2009: 6), menyebutkan; pengertian bimbingan
kelompok yang lebih sederhana menunjuk kepada kegiatan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama.
Pengertian tersebut tidak secara langsung dan sengaja memanfaatkan dinamika