• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Diri

Dalam dokumen KONSEP DIRI PEREMPUAN PECINTA FILM ANIME (Halaman 29-35)

2.2 Kajian Pustaka

2.2.3 Konsep Diri

2.2.3.1 Pengertian Konsep Diri

Menurut William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2007: 99) mendefinisikan konsep diri sebagai “Those physical, social, and psychological perception of ourselves that we have derived from experiences and our interactions with other”.

Jadi, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita. Ini yang disebut konsep diri. Menurut William H Fitts (dalam Agustiani, 2009: 138-139) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts mengatakan bahwa ketika individu mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran diri dan konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang.

Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu. Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hasil ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Menurut Charles Horton Cooley (dalam Rakhmat, 2007: 100), kita melakukannya dengan membayangkan diri kita sebagai orang lain. Cooley menyebutkan gejala ini looking glass self (diri cermin) yang berarti seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa.

Konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Dengan demikian ada dua komponen konsep diri, yaitu: komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif disebut citra diri (self image) dan komponen afektif (self esteem).

2.2.3.2 Faktor Pembentukan Konsep Diri

Faktor yang mempengaruhi konsep diri (Devito, 2009: 55-57 dalam Dewi, 2013: 21-22) :

1. Other Images

Menurut Charles Horton Cooley, other images merupakan orang yang mengatakan siapa Anda, melihat citra diri Anda dengen mengungkapkannya melalui perilaku dan aksi. Konsep diri seseorang dibentuk karena adanya orang-orang yang paling penting dalam hidup seseorang seperti orang tua. Menurut D.H Demo menekankan pada maksud bahwa konsep diri dibentuk, dipelihara, diperkuat, atau diubah oleh komunikasi para anggota keluarga. Mereka itulah yang disebut sebagai significant others. Significant other yang dimaksud ialah orang tua.

2. Orang lain

Menurut Gabriel Marcel menulis tentang peranan orang lain dalam memahami diri kita, “ The fact is that we can understand ourselves by starting from other, or from other and only starting from them.” Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu.

Richard Dewey dan W.J Humber menamai orang lain sebagai Affective Others, di mana orang lain yang mengenal kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan membentuk konsep diri kita melalui senyuman, pujian, penghargaan, pelukan yang menyebabkan kita menilai diri kita secara positif. Ejekan, cemoohan dan hardikan membuat kita memandang diri kita secara negatif.

3. Budaya

Melalui orang tua, pendidikan, latar belakang budaya, maka akan ditanamkan keyakinan, nilai agama, ras, sifat nasional untuk membentuk konsep diri seseorang. Contohnya, ketika seseorang mempunyai latar belakang budaya yang baik dan memiliki etika maka orang tersebut memiliki konsep diri.

4. Mengevaluasi pikiran dan perilaku diri sendiri

Konsep diri terbentuk karena adanya interpretasi dan evaluasi dari perilaku diri sendiri berdasarkan apa yang dilakukan, bagaimana perilaku orang tersebut.

Dari beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri seseorang bukan sesuatu yang langsung terbentuk, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pengalaman, interaksi dengan orang lain serta pengaruh lingkungan tempat tinggal.

Adapun orang-orang yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang (Calhoun & Acocella, 1990 dalam Mariska, 2016: 10) :

1. Orang tua

Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat yang dialami oleh seseorang. Informasi yang diberikan orang tua pada anak lebih tertanam daripada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa.

2. Kawan sebaya

Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur oleh kelompok sebaya sangat berpengaruh pada pandangan individu terhadap dirinya sendiri.

3. Masyarakat

Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang melekat pada seorang anak, seperti siapa orang tuanya, suku bangsa dan lain-lain.

Hal ini pun dapat berpengaruh kepada konsep diri individu.

2.2.3.3 Jenis-Jenis Konsep Diri

Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri (Rakhmat, 2007: 105-106) yaitu:

1. Konsep diri negatif

Menurut William D.Brooks dan Philip Enmert ada beberapa tanda yang memiliki konsep diri negatif, yaitu:

a. Peka terhadap kritikan: orang ini tidak tahan menerima kritikan dari orang lain dan mudah marah.

b. Responsif terhadap pujian: Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasnya pada waktu menerima pujian.

c. Merasa tidak disenangi: Merasa tidak diperhatikan oleh karena itu ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh.

d. Sikap Hiperkritis, mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

e. Pesimis: Menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Orang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru.

2. Konsep diri positif

Konsep diri positif ditandai dengan:

a. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah b. Ia merasa setara dengan orang lain

c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu

d. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat e. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan

aspek aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan mengubahnya

Ada sebelas karakteristik konsep diri positif menurut D.E. Hamachek (dalam Rakhmat, 2007: 106), yaitu:

a. Ia meyakini betul-betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat.

b. Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.

c. Ia tidak menghabiskan waktu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu lalu dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang.

d. Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan.

e. Ia merasa sama dengan orang lain walaupun terdapat perbedaan latar belakang keluarga ataupun yang lain.

f. Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain.

g. Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima penghargaan tanpa rasa bersalah.

h. Ia cenderung menolak usaha orang lain yang mendominasinya.

i. Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.

j. Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, pengungkapan diri, kreatif, persahabatan atau sekedar mengisi waktu.

k. Ia peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri, kualitas ini lebih mengarah ke kerendahan hati dan kedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri positif. Konsep diri positif menghasilkan pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan dengan cermat pula.

2.2.3.4 Pengaruh Konsep Diri dalam Komunikasi Antar Pribadi

Beberapa faktor dalam komunikasi antar pribadi dapat dipengaruhi oleh kualitas konsep diri seseorang (dalam Rakhmat, 2007: 105-110) antara lain:

a. Nubuat yang Dipenuhi Sendiri

Nubuat yang dipenuhi sendiri dapat dijelaskan sebagai kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai konsep diri. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal. Jika seorang gadis merasa dirinya sebagai wanita menarik, ia akan berusaha berpakaian serapi mungkin dan menggunakan kosmetik yang tepat. Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda lekatkan pada diri anda, hubungan konsep diri dan perilaku dapat disimpulkan dalam ucapan you don’t think what you are, you are what you think.

b. Membuka Diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain akan meningkatkan

pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat dengan kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif dan lebih cermat memandang diri sendiri dan orang lain.

c. Percaya Diri

Percaya diri adalah salah satu faktor terpentig dalam proses komunikasi. Kurangnya percaya diri menjadi salah satu penyebab terjadinya aprehensi komunikasi atau ketakutan untuk melakukan komunikasi. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi dan hanya akan berbicara apabila terdesak.

d. Selektivitas

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita, karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apakah seseorang bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif) dan apa yang kita ingat (ingatan selektif).

Dalam dokumen KONSEP DIRI PEREMPUAN PECINTA FILM ANIME (Halaman 29-35)

Dokumen terkait