• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP GRAND DESIGN LAM-PTKes

Dalam dokumen OPERASIONALISASI LAM-PTKes (Halaman 39-46)

Tabel 3.1: Skema Grand Design LAM-PTkes

Tantangan Sub-Sistem Pendidikan Profesi Kesehatan

Orientasi Strategis STRATEGI LANGKAH

 Kompetensi tenaga kesehatan

yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi;

 Kerja sama antar profesi yang

masih rendah;

 Paradigma yang lebih

berorientasi kepada pelayanan medik/pengobatan – bukan Paradigma Sehat yang berorientasi pada manusia sebagai subyek;

 Pelayanan kepada pasien

yang hanya bersifat episodik – bukan holistik yang berkelanjutan (continuous care);

 Orientasi yang lebih condong

ke pelayanan rumah sakit dari pada pelayanan kesehatan dasar;

 Kebutuhan tenaga kesehatan

yang belum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas;

Arogansi profesi (tribalism of

the professions) dalam bentuk elitisme bahkan kompetisi antar profesi kesehatan.

VISI :

Terjaminnya mutu pendidikan tinggi kesehatan yang

berstandar global MISI :

Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan

TUJUAN :

1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional LAM- PTKes;

2. Terpadunya akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi yang saling mendukung

peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan;

3. Terwujudnya kemampuan LAM-PTKes untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang.

1.Menggalang komitmen nasional dari semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi kesehatan.

2. Menggalang kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas sektor;

3. Memfasilitasi (melalui akreditasi) peningkatan kualitas lulusan dan praktisi tenaga kesehatan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna;

4. Memfasilitasi institusi pendidikan kesehatan (melalui akreditasi) agar mampu memantau kinerja

lulusannya di tempat tugasnya; 5. Mewujudkan sistem akreditasi pendidikan kesehatan yang

transparan dan mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan. 6. Mengakreditasi semua prodi baru terlebih dulu sebelum menerima mahasiswa baru.

7. Melakukan koordinasi agar praktisi kesehatan formal hanya mendapat kredensial jika lulus dari institusi pendidikan tinggi kesehatan yang terakreditasi oleh LAM-PTKes. 8. Mulai 2012, LAM-PTKes mulai berusaha untuk mandiri dalam memenuhi biaya operasionalnya, walaupun masih memungkinkan untuk disubsidi sampai 2015.

1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari

 7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan;

 7 Organisasi Profesi;

 Pemerintah :

o Kemendikbud : Ditjen Dikti; o Kemenkes : BPPSDM Kesehatan

Masyarakat Pengguna : YLKI.

2.1. Majelis Pemangku Kepentingan Mengawal Tata Nilai LAM-

PTKes, yaitu :

Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri

 Nilai Operasional :

1. Komitmen untuk meningkatkan kinerja institusi pendidikan tinggi kesehatan (Continuous Quality Improvement); 2. Perpaduan kualitas pendidikan tinggi kesehatan dengan kualitas pelayanan kesehatan (Quality Cascade);

3. Pemetaan jenjang karir tenaga kesehatan mulai dari tahap pendidikannya, penempatannya sampai dengan

pengembangan profesional berkelanjutan

(CPU : Conceptualization - Production - Usability); 4. Mampu dipercaya oleh semua pemangku kepentingan yang meliputi 4 Pilar Utama: institusi pendidikan; organisasi profesi; pemerintah; masyarakat pengguna;

serta mahasiswa dan masyarakat internasional (Trustworthy / Social Accountability).

2.2. Majelis Pemangku Kepentingan mensahkan Rencana

Strategis LAM-PTKes

3.1. Mengelola LAM-PTKes sebagai Sistem Adaptif yang

Kompleks

3.2. Melaksanakan Akreditasi dengan Model 3 Dimensi 3.3. Memfasilitasi penyusunan standar, kriteria dan metode

asesmen Pendidikan Interprofesional menurut kaidah

profesi masing-masing;

3.4. Memfasilitasi integrasi Pendidikan Interprofesional ke

Tantangan Sub-Sistem Pendidikan Profesi Kesehatan

Orientasi Strategis STRATEGI LANGKAH

4. Melaksanakan Standar Akreditasi dengan Model CPU*

5.1. Menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes melalui Sistem

Umpan Balik (Feedback Loops) dengan Ciri Utama :

Tepat waktu;

Spesifik;

Konstruktif; dan

Adil.

5.2. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk memfasilitasi Pembelajaran Transformatif institusi pendidikan kesehatan melalui Manajemen Pengetahuan (Knowledge

Management)

5.3. Mengembangkan pool Asesor dan Fasilitator yang memiliki Integritas dan mampu menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes

5.4. Menyusun SOP Tim Asesor dan Fasilitator

6. Melakukan Akreditasi yang bersifat Formatif untuk prodi

baru

7. Menerapkan Kebijakan Peralihan Status Akreditasi dari

sistem BAN-PT ke sistem LAM-PTKes bagi prodi yang sudah pernah diakreditasi.

8.1. Menyusun Business Plan LAM-PTKes berdasarkan :

 Biaya Satuan Paket Akreditasi

 Pendanaan Paket Akreditasi

 Tarif Paket Akreditasi

8.2. Menyepakati besarnya kisaran Biaya Satuan akreditasi secara nasional

8.3. Menyepakati mekanisme pendanaan akreditasi secara nasional

8.4. Menyepakati Sistem Pendanaan Bersama Akreditasi secara nasional

8.5. Menyepakati besarnya kisaran tarif akreditasi di luar Sistem Pendanaan Bersama

*Standar Akreditasi Menggunakan Model CPU (Conceptualization

– Production – Usability)

[30;48]

Conceptualization : merupakan konsep profesi kesehatan yang dibutuhkan dan konsep sistem pelayanan kesehatan yang akan memanfaatkannya.

1. Acuan

1.1. Nilai-nilai : mengacu kepada nilai-nilai mutu, keadilan, relevansi dan efektifitas 1.2. Masyarakat : mengacu kepada ciri-ciri dan prioritas kebutuhan kesehatannya

1.3. Sistem Kesehatan : mengacu kepada perkembangan sistem kesehatan setempat agar terpadu 1.4. Tenaga Kesehatan : mengacu kepada kebutuhan kualitatif dan kuantitatif (lihat 1.1, 1.2, 1.3) 2. Kegiatan

2.1. Mandat / amanat : Misi dan Tujuan prodi konsisten dengan Acuan (lihat 1)

2.2. Ruang Lingkup : terlibat dalam pengelolaan kesehatan pada wilayah dan masyarakat tertentu 2.3. Kemitraan : kemitraan dengan pemangku kepentingan utama di tingkat lokal dan nasional 2.4. Luaran yang diharapkan : definisi / justifikasi profil kompetensi lulusan (lihat Acuan) 3. Tata Kelola

3.1. Rencana Strategis : meliputi kegiatan dalam rencana pengembangan yang sudah disepakati 3.2. Manajemen : validasi, koordinasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari rencana

3.3. Sumber Daya : Mobilisasi sumber daya internal dan eksternal sesuai dengan Kegiatan (lihat 2) Production : adalah pembelajaran oleh mahasiswa dan pendidikan yang diterimanya

4. Ruang Lingkup : pendidikan, penelitian dan pelayanan yang konsisten dengan Kegiatan (lihat 2) 5. Program Pendidikan

5.1. Tujuan dan substansi : konsisten dengan profil tenaga profesional kesehatan (lihat 2.4)

5.2. Struktur Kurikulum : pemaparan sejak dini dan berkelanjutan kepada isu-isu kesehatan di komunitas 5.3. Proses Pembelajaran : mengatasi persoalan kesehatan yang kompleks pada individu dan komunitas 5.4. Wahana Praktek : utamanya fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang berhubungan dengan tingkat pelayanan kesehatan lainnya

6. Mahasiswa

6.1. Penerimaan : kesempatan yang adil-merata dengan prioritas calon mahasiswa dari komunitas yang kurang mendapat pelayanan publik

6.2. Pengembangan Karir : mengarahkan dan membantu lulusan untuk memperoleh pekerjaan yang berkaitan dengan isu kesehatan prioritas

6.3. Evaluasi : mengacu kepada definisi / justifikasi profil kompetensi lulusan (lihat 2.4) 7. Dosen

7.1. Asal : beragam dari sektor kesehatan dan sosial

7.2. Kemampuan : berperan sebagai teladan mengacu kepada profil kompetensi lulusan (lihat 2.4) 7.3. Dukungan yang diberikan : pelatihan dan insentif untuk meningkatkan kemampuan dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan masyarakat

8. Penelitian : berkaitan dengan manajemen sistem kesehatan (lihat Acuan di butir 1, dan Usability di butir 10 dan 11)

9. Pelayanan/Pengabdian : pelayanan kesehatan dasar yang prima (lihat Usability di butir 10 dan 11)

Usability : merupakan upaya institusi pendidikan untuk menjamin agar lulusannya dimanfaatkan

seoptimal mungkin sesuai dengan kompetensi yang diperolehnya 10. Pekerjaan :

10.1. Peluang Kerja : advokasi dan kemitraan untuk tumbuhnya profesi kesehatan yang menjadi prioritas

10.2. Penempatan / penugasan : retensi dan distribusi lulusan sesuai kebutuhan (lihat 1.1 dan 1.2)

10.3. Mutu pelayanan : mempertahankan kompetensi lulusan (lihat 2.4)

10.4. Praktek : meningkatkan kondisi kerja di tingkat pelayanan kesehatan dasar (lihat butir 4, 9, 10) 11. Dampak

11.1. Kemitraan : bersama pemangku kepentingan memperbaiki manajemen sistem kesehatan

11.2. Imbas pada kesehatan : penurunan risiko dan promosi kesehatan dalam Ruang Lingkupnya (lihat 2.2, 2.3, 4)

Tabel 3.2 : Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari

7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan 7 Organisasi Profesi Kesehatan

Pemerintah :

o Kemendikbud : Ditjen Dikti; o Kemenkes : BPPSDM Kesehatan o KKI

Masyarakat Pengguna : o YLKI

o Praktisi / yang berpengalaman dalam akreditasi pendidikan tinggi

o Peminat / pemerhati akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan

1.1. Melakukan internalisasi antara Task Force dengan Sekretariat HPEQ tentang bahan audiensi dengan Dirjen Dikti yang antara lain meliputi :

a. Konsep LAM

b. Target akreditasi yang berhubungan dengan KPI c. Kemandirian LAM

d. Studi kelayakan perbandingan proses akreditasi BAN PT dan LAM-PTKes 1.2. Melakukan diseminasi informasi kepada 7 Organisasi Profesi dan 7 Asosiasi

Institusi Pendidikan , wakil pemerintah dan wakil masyarakat pengguna tentang hasil internalisasi pada butir 1.1

1.3. Melakukan internalisasi antara 7 Organisasi Profesi dan 7 Asosiasi Institusi Pendidikan, wakil pemerintah dan wakil masyarakat pengguna

1.3.A. Mengumpulkan bukti legal aspek dari 7 Organisasi Profesi dan 7 Asosiasi Institusi Pendidikan

1.3.B. Organisasi Profesi dan Asosiasi Institusi Pendidikan yang belum mendapatkan aspek legal agar mengurus ke Kemenkumham

1.3.C. Konsultan hukum memfasilitasi proses pengumpulan aspek legal Organisasi Profesi dan Asosiasi Institusi Pendidikan

1.4. Meminta 7 Organisasi Profesi dan 7 Asosiasi Institusi Pendidikan, wakil pemerintah dan wakil masyarakat pengguna untuk memberikan usulan calon anggota Majelis Pemangku Kepentingan dengan pertimbangan kriteria :

a. interested; b. concerned; c. committted; d. consistent.

1.5. Menyusun draf Surat Kesepakatan Penetapan Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes

1.6. Memfinalisasi draf AD ART LAM-PTKes

1.7. Menetapkan Surat Kesepakatan Penetapan Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes 1.8. Memilih Ketua dan Sekretaris Majelis Pemangku Kepentingan

1.9. Memilih Ketua dan Sekretaris Badan Pelaksana

1.10. Melakukan konsultasi anggota Majelis Pemangku Kepentingan dengan notaris dalam rangka pembuatan akte pendirian LAM-PTKes

2.1. Majelis Pemangku Kepentingan Mengawal Tata Nilai LAM- PTKes, yaitu :

Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri  Nilai Operasional :

a. Komitmen untuk meningkatkan kinerja institusi pendidikan tinggi kesehatan (Continuous Quality Improvement); b. Perpaduan kualitas pendidikan tinggi

kesehatan dengan kualitas pelayanan kesehatan (Quality Cascade);

c. Pemetaan jenjang karir tenaga kesehatan mulai dari tahap pendidikannya,

penempatannya sampai dengan

pengembangan profesional berkelanjutan (CPU : Conceptualization - Production -

Usability);

d. Mampu dipercaya oleh semua pemangku kepentingan yang meliputi 4 Pilar Utama: institusi pendidikan; organisasi profesi; pemerintah; masyarakat pengguna; serta mahasiswa dan masyarakat internasional (Trustworthy / Social Accountability). 2.2. Majelis Pemangku Kepentingan mensahkan Rencana Strategis LAM-PTKes

2.1. Menetapkan milestones dan kebijakan umum berdasarkan Tata Nilai LAM-PTKes 2.2. Mengintegrasikan Tata Nilai LAM-PTKes ke dalam Naskah Akademik masing- masing profesi kesehatan yang terwakili dalam Majelis Pemangku Kepentingan 2.3. Menyepakati sistematika penyusunan Renstra

2.4. Melakukan review terhadap draf Renstra yang disusun oleh Badan Pelaksana 2.5. Melakukan pertemuan dengan stakeholders untuk mengkomunikasikan draf final Renstra

2.6. Menyepakati dan mensahkan Renstra

3.1.Mengelola LAM-PTKes sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks

3.2 Melaksanakan Akreditasi dengan Model 3 Dimensi

3.3.Memfasilitasi penyusunan standar, kriteria dan metode asesmen Pendidikan

Interprofesional menurut kaidah profesi masing-masing;

3.4. Memfasilitasi integrasi Pendidikan Interprofesional ke dalam instrumen akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan.

3.1. Melakukan diseminasi cara akreditasi oleh BAN PT

3.2. Membentuk Divisi Akreditasi dan Divisi Pengembangan LAM-PTKes 3.3. Menyusun draf Pedoman Akreditasi LAM-PTKes

3.4. Membahas draf Pedoman Akreditasi dengan stakeholders

3.5. Merevisi draf Pedoman Akreditasi berdasarkan masukan stakeholders 3.6. Menetapkan Pedoman Akreditasi LAM-PTKes

4. Melaksanakan Standar Akreditasi dengan Model CPU* dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU

Sisdiknas, PP No 19/2005, Perpres No.8 / 2012 ttg KKNI, UU Guru dan Dosen, dll)

4.1. Melakukan pelatihan Standar CPU kepada Asesor dan Fasilitator 4.2. Melakukan uji coba Standar CPU

4.3. Melakukan perbaikan Standar CPU berdasarkan uji coba 4.4. Melakukan implementasi Standar CPU yang sudah diperbaiki 4.5. Melakukan monitoring dan evaluasi implementasi Standar CPU 5.1.Menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes

melalui Sistem Umpan Balik (Feedback

Loops) dengan Ciri Utama :

Tepat waktu; Spesifik;

Konstruktif; dan Adil.

5.2. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk memfasilitasi Pembelajaran Transformatif institusi pendidikan kesehatan melalui Manajemen Pengetahuan (Knowledge

Management)

5.3. Mengembangkan pool Asesor dan Fasilitator yang memiliki Integritas dan mampu

menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes 5.4. Menyusun SOP Tim Asesor dan Fasilitator

5.1. Menyusun Pedoman Umpan Balik Akreditasi

5.2. Melakukan pelatihan Pedoman Umpan Balik Akreditasi bagi Asesor dan Fasilitator 5.3. Melakukan uji coba Pedoman Umpan Balik Akreditasi

5.4. Melakukan perbaikan Pedoman Umpan Balik Akreditasi berdasarkan uji coba 5.5. Implementasi Pedoman Umpan Balik Akreditasi yang sudah diperbaiki

5.6. Monitoring dan evaluasi implementasi Pedoman Umpan Balik Akreditasi 5.7. Menyusun Prosedur Asesmen untuk Akreditasi dan Fasilitasi Akreditasi

5.8. Melakukan uji coba Prosedur Asesmen untuk Akreditasi dan Fasilitasi Akreditasi 5.9. Melakukan perbaikan Prosedur Asesmen dan Fasilitasi Akreditasi

5.10. Implementasi Prosedur Asesmen dan Fasilitasi Akreditasi yang diperbaiki 5.11. Monitoring dan evaluasi Prosedur Asesmen dan Fasilitasi Akreditasi 5.12. Menyusun cetak biru SIM Akreditasi

5.13. Melakukan uji coba SIM Akreditasi

5.14. Melakukan perbaikan SIM Akreditasi berdasarkan uji coba 5.15. Implementasi SIM Akreditasi yang sudah diperbaiki

5.16. Mengintegrasikan SIM Akreditasi dengan PDPT 6. Melakukan Akreditasi yang bersifat Formatif

untuk prodi baru

6.1. Akreditasi Formatif oleh LAM-PTKes

6.1.A. Melakukan rekrutmen dan pelatihan Akreditasi Formatif bagi Asesor dan Fasilitator 6.1.B. Melakukan uji publik instrumen formatif kepada stakeholders

6.1.C. Melakukan uji coba instrumen formatif

6.1.D Melakukan perbaikan instrumen formatif berdasarkan uji coba 6.1.E. Melakukan penetapan instrumen formatif

6.1.F. Melakukan implementasi instrumen formatif yang sudah diperbaiki 6.1.G. Melakukan monitoring dan evaluasi implementasi instrumen formatif 6.2. Akreditasi Formatif untuk Prodi

6.2.A. Melakukan diseminasi konsep akreditasi formatif 6.2.B. Mendorong internally driven quality assurance 6.2.C. Mengevaluasi penerapan SPMI

6.2.D. Memfasilitasi penerapan SPMI sesuai standar

7. Menerapkan Kebijakan Peralihan Status Akreditasi dari sistem BAN-PT dan Kemkes ke sistem LAM-PTKes bagi prodi yang sudah pernah diakreditasi.

7.1. Melakukan diseminasi akreditasi LAM-PTKes kepada prodi yang sudah diakreditasi oleh BAN-PT dan Kemkes

7.2. Melaksanakan akreditasi oleh LAM-PTKes setelah masa berlaku status akreditasi prodi dari BAN-PT dan Kemkes habis.

8. Upaya LAM-PTKes untuk memenuhi biaya operasionalnya

8.1. Menyepakati besarnya kisaran Biaya Satuan akreditasi secara nasional

8.2. Menyepakati mekanisme pendanaan akreditasi secara nasional

8.3. Menyepakati Sistem Pendanaan Bersama Akreditasi secara nasional

8.4. Menyepakati besarnya kisaran tarif akreditasi di luar Sistem Pendanaan Bersama

8.1. Menyepakati besarnya kisaran Biaya Satuan akreditasi secara nasional

8.1.A. Melakukan exercise Satuan Biaya Khusus (SBK) untuk akreditasi oleh LAM-PTKes 8.1.B.Usulan Satuan Biaya Khusus dari LAM-PTKes kepada Kemendikbud

8.1.C.Usulan Satuan Biaya Khusus dari Kemendikbud kepada Kemenkeu 8.1.D.Penetapan Satuan Biaya Khusus Akreditasi oleh Menteri Keuangan

8.1.E.Melaksanakan kegiatan dengan dukungan dana sesuai dengan SBK dari Kemenkeu 8.2. Menyepakati mekanisme pendanaan akreditasi secara nasional

8.2.A. Memperkenalkan mekanisme pendanaan akreditasi berdasarkan Sistem Arisan / Asuransi Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Kesehatan

8.2.B. Menyepakati besarnya pendanaan yang diperlukan untuk akreditasi secara nasional 8.2.C. Mengidentifikasi sumber pendanaan reguler untuk akreditasi secara nasional

8.2.D. Menyepakati mekanisme penyaluran dana untuk akreditasi secara nasional 8.2.E. Menyusun Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) untuk akreditasi secara nasional

8.3. Menyepakati Sistem Pendanaan Bersama Akreditasi secara nasional 8.3.A. Menyusun rancangan awal Sistem Pendanaan Bersama Akreditasi 8.3.B. Menyepakati sumber daya yang diperlukan agar sistem berfungsi optimal 8.3.C. Menyepakati cara memenuhi sumber daya yang diperlukan oleh sistem

8.3.D. Menyusun Indikator Penentu Kinerja (Key Performance Indicators) untuk sistem 8.3.E. Menyusun sistem monitoring – evaluasi dan pencatatan – pelaporan untuk Sistem 8.4. Menyepakati besarnya kisaran tarif akreditasi di luar Sistem Pendanaan Bersama 8.4.A. Melakukan exercise kisaran tarif akreditasi di luar Sistem Pendanaan Bersama 8.4.B. Mengkomunikasikan hasil exercise kisaran tarif akreditasi kepada Perguruan Tinggi Swasta

8.4.C. Menyusun MoU tentang kisaran tarif akreditasi antara Perguruan Tinggi Swasta dengan LAM-PTKes

4. AKREDITASI FORMATIF

SEBAGAI PERWUJUDAN

Dalam dokumen OPERASIONALISASI LAM-PTKes (Halaman 39-46)