2 ACUAN KEBIJAKAN AKREDITASI LAM-PTKes
2.3 Acuan Operasionalisasi Akreditasi Pendidikan Tinggi Profesi Kesehatan
2.3.1 Pengelolaan LAM-PTKes sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks
Persoalan dalam akreditasi pendidikan tinggi profesi kesehatan bukanlah persoalan yang sederhana maupun pelik/rumit (complicated), tetapi merupakan persoalan yang sulit
(complex). Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan antara persoalan yang sederhana, pelik/rumit
(complicated) dan persoalan yang sulit (complex).
Tabel 2.1 : Contoh Persoalan yang Sederhana, Pelik/Rumit (Complicated) dan Sulit (Complex) [28]
Memasak menurut Resep (Persoalan yang sederhana)
Membuat Roket ke Bulan (Persoalan yang pelik/rumit)
Membesarkan Anak (Persoalan yang
sulit/kompleks)
Resep mutlak diperlukan agar berhasil
SOP / Manual mutlak diperlukan agar berhasil
SOP / Manual terbatas manfaatnya Hasil masakannya sama selama
resep diikuti
Jika prototip berhasil, maka roket-roket sejenisnya akan berhasil juga
Pengalaman membesarkan satu anak tidak menjamin keberhasilan dengan anak-anak yang lain
Walaupun tidak perlu keahlian, namun keahlian memasak meningkatkan keberhasilan
Keahlian yang tinggi dalam berbagai bidang diperlukan agar berhasil
Keahlian bisa membantu tetapi, tidak menjamin keberhasilan
Resep menghasilkan masakan yang standar
Roket-roket yang sejenis memiliki kesamaan
Setiap anak adalah unik dan harus dipahami secara perorangan Resep yang unggul menghasilkan
masakan yang unggul
Keberhasilan akan tinggi jika prototip berhasil
Ketidakpastian tinggi untuk hasil akhir yang baik
Ada harapan mengatasi persoalan Ada harapan mengatasi persoalanAda harapan mengatasi persoalan
Persoalan yang sulit / kompleks pada umumnya ditemukan pada Sistem Adaptif yang
Kompleks (Complex Adaptive System). Sistem Kesehatan maupun Sub-sistem Pendidikan Profesi Kesehatan yang terkait dengannya merupakan Sistem Adaptif yang
Kompleks [29;30].
Ada 3 alasan mengapa Persoalan yang Sulit / Kompleks merupakan tantangan dalam
penerapan kebijakan dan perubahan yang tidak bisa ditangani dengan cara manajemen
konvensional. Pertama, persoalan muncul dalam berbagai bentuk di berbagai tingkat manajemen. Pembuat keputusan di suatu tingkat hanya melihat persoalan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya, sehingga solusi keseluruhannya memerlukan kolaborasi dan negosiasi antar berbagai pelaku. Kedua, persoalan tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Ketiga, interpretasi terhadap persoalan beragam dengan asumsi yang beragam serta usulan
solusi yang beragam juga. [31]
Sistem Adaptif yang Kompleks adalah suatu jejaring (network) komponen / anggota yang
dinamis yang selalu saling berinteraksi sehingga mempengaruhi jejaring secara keseluruhan. Selama saling berinteraksi, komponen-komponen tersebut beradaptasi dan belajar. [32;33]
Berbeda dengan sistem yang tradisional, Sistem Adaptif yang Kompleks bersifat tidak
linier dengan ciri-ciri sebagai berikut : [31;34;35]
Keseluruhan sistem bukan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya;
Perubahan dalam sistem tidak bisa diramal sebelumnya; dan
Proses-proses dalam sistem tidak mengarah kepada tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sifat-sifat lain yang menonjol dari Sistem Adaptif yang Kompleks antara lain adalah
sebagai berikut : [29;36]
1. Pola-pola dalam sistem timbul secara tidak terduga (Emergence) :
Komponen / anggota dalam sistem saling berinteraksi secara acak sampai melahirkan pola-pola tertentu yang mempengaruhi komponen-komponen tersebut dan sistem itu sendiri (Gambar 2.2).
2. Sistem saling berevolusi dengan lingkungan luar (Co-evolution) :
Sebagai bagian dari lingkungan, jika lingkungan luar berubah maka Sistem Adaptif yang Kompleks akan turut berubah. Perubahan sistem akan memicu perubahan lingkungan yang pada gilirannya akan menuntut sistem untuk berubah lagi dan seterusnya secara bergantian (Gambar 2.2).
3. Saling keterkaitan (Connectivity) :
Sifat keterkaitan antar komponen dalam Sistem Adaptif yang Kompleks menentukan keberlangsungan sistem karena dari keterkaitan tersebut akan timbul pola-pola tertentu dan informasi yang perlu diumpanbalikkan (Gambar 2.2).
4. Kebersamaan dalam perbedaan (Requisite variety) :
Selama ada kebersamaan, semakin banyak perbedaan — semakin kuat Sistem Adaptif yang Kompleks. Perbedaan dan kontradiksi akan melahirkan kemungkinan-kemungkinan baru untuk saling belajar dan berevolusi.
5. Saling memberi imbas yang berulang-ulang (Iteration) :
Perubahan-perubahan dalam Sistem Adaptif yang Kompleks yang awalnya kecil akan berdampak besar setelah berulang kali menghasilkan pola-pola tertentu dan informasinya diumpanbalikkan. Fenomena ini dikenal sebagai butterfly effect atau fenomena bola
salju.
6. Mengatur sendiri (Self Organizing) :
Sistem Adaptif yang Kompleks melakukan reorganisasi melalui timbulnya pola-pola tertentu yang diumpanbalikkan secara berulang kali sehingga terjadi pembelajaran dan adaptasi. Oleh karena itu, sistem ini tidak memerlukan hierarki dan pusat komando. Perilaku dalam Sistem Adaptif yang Kompleks lebih mudah dipengaruhi –– bukan
dikendalikan [37].
Berdasarkan sifat-sifatnya, maka perilaku organisasi sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks berbeda dengan perilaku organisasi dengan sistem yang tradisional sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2 di bawah.
Gambar 2.2 : Sistem Adaptif yang Kompleks (Complex Adaptive System)
Tabel 2.2 : Perbedaan Perilaku Organisasi sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks dan sebagai Sistem Tradisional [37;38]
Sistem Tradisional Sistem Adaptif yang Kompleks
Peran yang menonjol Manajemen Kepemimpinan
Metode yang menonjol Komando dan Pengendalian Insentif dan Disinsentif Jenis pengaruh Pengaruh berdasarkan
kekuatan langsung (Hukum Fisika dari Newton)
Pengaruh berdasarkan umpan balik yang tidak linier dan berulang
(Quantum Physics)
Penilaian yang menonjol Kegiatan Luaran / Hasil
Fokus pada Efisiensi Trengginas (Agility)
Sifat hubungan Kontraktual Komitmen pribadi
Bentuk organisasi Hierarki Jejaring seperti anyaman (Heterarchy)
Struktur organisasi Dirancang khusus Mengatur sendiri (Self Organizing) Perilaku organisasi Perilaku organisasi dituntut dari atas Perilaku organisasi tumbuh dari bawah
IMPLIKASI SISTEM ADAPTIF YANG KOMPLEKS BAGI MANAJEMEN
Hubungan dalam Sistem Adaptif yang Kompleks bersifat generatif. Artinya hubungan
ini menciptakan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada. Hubungan generatif ini memungkinkan komponen / anggota sistem untuk saling berkreasi menghasilkan produk / layanan baru dan solusi terhadap persoalan yang sulit (complex). Hubungan generatif membantu organisasi untuk mengatasi persoalan yang sulit (complex) pada tingkat
struktur (para pelaku dalam industri) maupun pada tingkat konsepsual ( pengembangan
produk / layanan baru). [39]
Hubungan Generatif dapat digambarkan sebagai bintang berujung 4 yang masing-masing ujungnya mewakili faktor yang penting dalam Hubungan Generatif sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3. di bawah.
Gambar 2.3 : Hubungan Generatif Berbentuk Bintang dalam Sistem Adaptif yang Kompleks [39;40]
Kesamaan dalam Perbedaan (Similarities and differences)
Para anggota sistem harus memiliki persamaan untuk menyatukan mereka sekaligus perbedaan untuk melahirkan ide-ide baru. Agar produktif, maka anggota-anggota dalam sistem harus belajar mewujudkan kebersamaan dan memanfaatkan perbedaan mereka.
Contoh : [41]
Proyek pengembangan ‗open source software‘ dari Linux menghimpun ribuan relawan di
cyberspace untuk menghasilkan sistem operasi yang mengungguli Microsoft. Komunikasi (Talking and listening)
Saling berbicara dan mendengarkan antara para anggota sistem memberi kesempatan untuk belajar dan berkembang. Demikian pula komunikasi dengan lingkungan luar dari sistem memberi kesempatan pembelajaran dan pemahaman bersama.
Hasil Kerja Nyata (Authentic work products)
Fokus dari Hubungan Generatif adalah hasil kerja yang nyata. Tanpa fokus ini, maka sistem akan kehilangan energinya. Seharusnya Hubungan Generatif melahirkan produk-produk baru untuk diuji coba.
Alasan Bekerja Sama (Reason for working together)
Setiap Hubungan Generatif harus memiliki Orientasi Strategis. Tanpa Orientasi Strategis yang disepakati bersama, maka Hubungan Generatif dapat memburuk menjadi hubungan yang kompetitif.
Sifat-sifat Hubungan Generatif Berbentuk Bintang : [40]
Masing-masing ujung bintang diperlukan untuk menghasilkan hubungan yang produktif dan langgeng;
Penekanan yang berlebih pada salah satu ujung bintang akan menghambat perkembangan sistem;
Jadi fokus para anggota harus bergantian antara keempat ujung bintang;
Para anggota sistem harus memperdalam ketrampilannya dalam tiap ujung bintang;
Persoalan biasanya disebabkan oleh kurang diperhatikannya salah satu atau lebih ujung bintang;
Setiap ujung bintang membutuhkan kepekaan dan ketrampilan yang berbeda dari para anggota sistem; dan
Alasan Bekerja Sama
Kesamaan dalam Perbedaan
Komunikasi
Walaupun anggota sistem secara perorangan mungkin memiliki preferensi terhadap salah satu ujung bintang, namun sistem secara keseluruhan harus seimbang dalam memperhatikan keempat ujung bintang.
Ada 3 langkah untuk mencegah kegagalan dalam Hubungan Generatif, yaitu : [40]
Langkah 1 :
Lakukan evaluasi apakah Hubungan Generatif Berbentuk Bintang dalam keadaan seimbang atau tidak. Tabel 2.3 di bawah menunjukkan berbagai persoalan potensial yang bisa timbul jika salah satu atau lebih ujung bintang tidak optimal.
Tabel 2.3 : Akibat Kelemahan Ujung Bintang dalam Hubungan Generatif [40] Sifat Akibat
Letak Kelemahan Jangka Panjang Jangka Pendek Secara Mikro Secara Makro Kesamaan dalam Perbedaan Dikucilkannya sebagian anggota Hubungan yang hanya bersifat basa-basi
Rapat-rapat yang tidak produktif
Hilangnya energi atau fokus Komunikasi Gosip dan salah
paham
Sebagian mendominasi pembicaraan dan sebagian lagi diam
Sebagian anggota frustrasi
Hilangnya suara atau opini
sebagian anggota Hasil Kerja Nyata Hilangnya minat
dan semangat
Tata nilai dan tujuan kegiatan dipertanyakan Sebagian anggota menjadi tidak sabar Sistem kehilangan kredibilitasnya Alasan Bekerja Sama Fokus teralihkan oleh hal-hal sepele yang tidak relevan Konflik tentang langkah berikutnya dan penggunaan sumber daya Ketidakpuasan antar anggota Penyimpangan dari tujuan atau harapan semula tanpa kelanjutan
Langkah 2 :
Setelah menemukan ujung bintang yang memerlukan perhatian, Tabel 2.4 di bawah menunjukkan berbagai cara untuk memperkuat masing-masing ujung bintang.
Tabel 2.4 : Cara Memperkuat Ujung Bintang dalam Hubungan Generatif [40]
Kesamaan dalam Perbedaan
Saling bertukar pengalaman;
Membahas perbedaan antar anggota;
Saling bertukar informasi;
Mengapresiasi kelebihan atau kontribusi khusus; dan
Variasi tempat pertemuan.
Komunikasi Memberi kesempatan pada tiap anggota untuk berbicara;
Memberi kesempatan pada tiap anggota untuk menjawab pertanyaan yang sama secara
bergiliran;
Menggunakan berbagai media komunikasi sesuai kebutuhan dan preferensi anggota;
Sering berkomunikasi dan dalam berbagai cara.
Hasil Kerja Nyata
Tentukan secara bersama hasil akhir, luaran dan kegiatan;
Buat jadual;
Lakukan pembagian akuntabilitas;
Bekerja dalam kelompok; dan
Buat Rencana Tindak Lanjut secara tertulis.
Alasan Bekerja Sama
Tentukan Misi dan Tujuan organisasi;
Selain agenda bersama, tanyakan masing-masing anggota tentang agenda perorangan
mereka;
Selaraskan agenda bersama dengan agenda perorangan para anggota; dan
Langkah 3 :
Bertindak, evaluasi hasil akhir dan menjaga keseimbangan Hubungan Generatif Berbentuk Bintang lagi.
Kotak 2.3 : LAM-PTKes sebagai Fasilitator Perubahan (Change Agent)