• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAM-PTKes sebagai Fasilitator Perubahan (Change Agent)

Dalam dokumen OPERASIONALISASI LAM-PTKes (Halaman 33-36)

2.3.2. PELAKSANAAN AKREDITASI DENGAN MODEL 3 DIMENSI

Selain Sistem Kesehatan, Sub-sistem Pendidikan Profesi Kesehatan juga merupakan

Sistem Adaptif yang Kompleks. Dengan memperhatikan ciri-ciri Sistem Adaptif yang

Kompleks, maka akreditasi yang dilakukan oleh LAM-PTKes perlu menggunakan suatu Model 3 Dimensi sebagaimana terlihat pada Gambar 2.4 di bawah.

Gambar 2.4 : Model 3 Dimensi untuk Akreditasi Pendidikan Profesi Kesehatan [30]

Dimensi Pertama :

Dimensi Pertama biasanya dipakai untuk mengevaluasi sistem tradisional yang bersifat linier yang terdiri atas :

1) Struktur; 2) Proses; dan 3) Hasil.

Masing-masing unsur di atas dinilai dan hasilnya dijumlahkan untuk melihat kepatuhan program studi terhadap standar. Walaupun proses penilaiannya cukup pelik/rumit (complicated), namun mengingat bahwa Pendidikan Profesi Kesehatan merupakan Sistem Adaptif yang Kompleks, maka penilaian satu dimensi seperti ini tidak memadai.

Dimensi Kedua :

Dimensi Kedua menggambarkan fungsi-fungsi dalam program studi yang harus efektif untuk menghasilkan mutu yang meliputi :

1) Tujuan program studi; 2) Kurikulum;

3) Penilaian mahasiswa; dan

LAM-PTKes berpeluang menjadi Fasilitator Perubahan (Change Agent) bersama dengan akademisi, profesi, pemerintah dan masyarakat melalui pembelajaran yang bersifat transformatif dan interdependensi untuk mewujudkan Reformasi Instruksional dan Institusional pendidikan profesi kesehatan. Kuncinya adalah Pengelolaan LAM-PTKes sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks.

4) Umpan balik.

Masing-masing unsur di atas dapat dinilai menurut Struktur, Proses dan Hasilnya sehingga memberi gambaran penilaian secara 2 Dimensional. Misalnya Kurikulum dapat dinilai isi dan kelengkapan strukturnya dalam menunjang pembelajaran; efektifitas proses pelaksanaannya; dan hasil dari evaluasi Kurikulum untuk perbaikan. Masing-masing kotak 2 Dimensional dapat dibuat standarnya.

Dimensi Ketiga :

Dimensi Ketiga terdiri atas : 1) Mahasiswa;

2) Dosen; dan

3) Program studinya sendiri.

Dimensi Ketiga diperlukan karena standar untuk mahasiswa dan kinerjanya saja tidak cukup. Standar juga diperlukan untuk dosen dan program studinya sendiri.

Penerapan Model 3 Dimensi dalam akreditasi akan memberi gambaran yang lebih holistik tentang Saling Keterkaitan (Connectivity) antar komponen dalam Pendidikan Tinggi Profesi Kesehatan. Contohnya dengan Model 3 Dimensi ini, Uji Kompetensi profesi kesehatan tidak sekedar memberi gambaran tentang lulusan saja, tetapi dapat juga dipakai untuk memberi umpan balik tentang dosen dan program studinya.

2.3.3. PENERAPAN NILAI OPERASIONAL LAM-PTKes MELALUI SISTEM UMPAN BALIK (FEED BACK LOOPS)

Nilai Operasional LAM-PTKes (Continuous Quality Improvement, Quality Cascade, CPU &

Trustworthy) hanya bisa diterapkan melalui Sistem Umpan Balik karena Akreditasi

Pendidikan Profesi Kesehatan bersifat kompleks dan tidak linier dalam Sistem Adaptif

yang Kompleks.

Nilai Operasional LAM-PTKes tidak bisa diterapkan melalui sistem penilaian yang bersifat kuantitatif untuk kepatuhan terhadap standar akreditasi. Penilaian yang kuantitatif cocok untuk persoalan yang pelik/rumit (complicated) –– bukan untuk persoalan yang sulit (complex) dalam mewujudkan Nilai Operasional LAM-PTKes. [30]

Sistem Pengukuran Kuantitatif berbeda dengan Sistem Umpan Balik sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah.

Tabel 2.5 : Perbedaan Sistem Pengukuran Kuantitatif dengan Sistem Umpan Balik [30;42]

Sistem Pengukuran Kuantitatif (Measurement) Sistem Umpan Balik (Feedback) Seragam;

Kriteria ditentukan dari luar;

Informasi dalam kategori yang terbatas; Makna (meaning) sudah ditentukan; Dapat diramal berdasarkan rutinitas; Fokus pada stabilitas dan pengendalian; Makna (meaning) bersifat statis; Sistem mengikuti pengukuran.

Tergantung konteks;

Kriteria ditentukan dari perkembangan di dalam; Informasi dalam kategori yang luas;

Makna berasal dari dalam sistem sendiri; Pembaharuan penting;

Fokus pada adaptasi dan pertumbuhan; Makna berevolusi;

Ciri utama Umpan Balik untuk penerapan Nilai Operasional LAM-PTKes dalam

Akreditasi Pendidikan Profesi Kesehatan adalah : [30]

1) Tepat waktu; 2) Spesifik;

3) Konstruktif; dan 4) Adil.

Sistem Pengukuran Kuantitatif dalam Akreditasi Pendidikan Profesi Kesehatan adalah tidak spesifik; tidak konstruktif; dan tidak adil [30].

Ciri-ciri lain Umpan Balik yang diperlukan untuk mewujudkan komitmen terhadap

peningkatan mutu dan efektifitas pendidikan profesi kesehatan adalah : [30;43]

 Relevan;

 Penting;

 Dijabarkan dari Visi, Tata Nilai dan Misi sistem; serta

Menumbuhkan dan mendukung keterkaitan / hubungan / pertalian (relationship).

Pembelajaran organisasi adalah suatu proses yang bertumpu pada umpan balik.

Ada 3 jenis pembelajaran organisasi berdasarkan sifat umpan baliknya, yaitu : [44-47]

1) Single loop learning :

Proses pembelajarannya bersifat adaptif untuk mengkoreksi penyimpangan pada proses terhadap luaran yang diharapkan.

Mengatasi persoalan yang sederhana (simple problem).

 Contoh :

Dari audit klinis terhadap pasien kebidanan di sebuah rumah sakit, ditemukan berbagai kesenjangan antara kebijakan dan standar yang sudah ditetapkan dengan kenyataan dalam praktek. Solusi yang diterapkan oleh rumah sakit adalah : 1) merubah prosedur pelaksanaan/SOP standar; dan 2) meningkatkan pelaporan kasus serta pemberian umpan baliknya. Perubahan-perubahan tersebut berhasil meningkatkan jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan sesuai standar.

2) Double loop learning :

Proses pembelajarannya bersifat generatif dengan merubah sistem yang lama untuk mengatasi akar masalahnya.

Mengatasi persoalan yang pelik/rumit (complicated problem).

 Contoh :

Masih berkaitan dengan pasien kebidanan di rumah sakit tersebut, ternyata dari hasil wawancara ditemukan berbagai keluhan pasien tentang kesinambungan pelayanan, jam pelayanan, informasi yang diberikan oleh pemberi pelayanan, serta keramahan petugas. Sebagai upaya meningkatkan mutu, maka sistem pelayanan kebidanan di rumah sakit tersebut dirubah dengan memodifikasi kebijakan dan standar yang dipadukan dengan tata nilai dan pola interaksi baru.

3) Triple loop learning /Learning to Learn / Meta-learning :

 Pengalaman pembelajaran diterapkan untuk pembelajaran di tempat dan waktu lain.

Mengatasi persoalan yang sulit (complex problem).

 Contoh 1 : Keberhasilan mengatasi persoalan pelayanan kebidanan dianalisis dan dikomunikasikan untuk pelayanan-pelayanan lain di rumah sakit tersebut sebagai bahan pembelajaran dalam mengatasi masalah yang sejenis.

 Contoh 2 : Kebuntuan dalam mengatasi persoalan pelayanan kebidanan didiskusikan dengan pengelola pelayanan-pelayanan lain di rumah sakit tersebut sebagai bahan pembelajaran dan perbandingan untuk mencari solusi.

Gambar 2.5 : 3 Jenis Pembelajaran Organisasi Berdasarkan Sifat Umpan Baliknya

2.4. RANGKUMAN ACUAN KEBIJAKAN AKREDITASI

UNTUK LAM-PTKes

Dalam dokumen OPERASIONALISASI LAM-PTKes (Halaman 33-36)