• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.3. Gambaran Umum BRI Unit Gagak Hitam

4.3.2. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai

Di Bank BRI Unit Gagak Hitam terdapat struktur organisasi yang terdiri dari beberapa pegawaiyang memilik tugas dan fungsi dari jabatan yang mereka miliki. Berikut adalah tugas-tugas pokok dan fungsi para pegawai di Bank BRI Unit Gagak Hitam dimulai dari jabatan tertinggi.

1. Kepala unit

Tugas pokok dan fungsi dari seorang Ketua Unit yaitu:

a. Memimpin kantor unit di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah kerjanya yang berkaitan dengan usaha bank.

b. Mengelola keuangan dan harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan kantor unit berdasarkan prinsip-prinsip ketatalaksanaan yang sehat dan tertib administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan direksi.

c. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk menunjang operasional kantor unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar instansi pemerintah maupun swasta ataupun lembaga perbankan/nonperbankan di wilayah kantor unit untuk memperlancar kegiatan usaha bank.

e. Mengoptimalisasi pendayagunaan tenaga kerja dan peralatan guna meningkatkan motivasi kerja, keahlian dalam bidangnya, dan hubungan yang baik dengan sesama karyawan sehingga tercapai kerja yang maksimal.

f. Bertanggungjawab atas kebenaran penyusunan laporan keuangan secara berkala dan laporan lainnya yang berhubungan dengan kantor unit.

g. Mengusahakan pengambilan kredit yang telah diterbitkan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.

h. Mengadakan koordinator dan pengawasan terhadap tugas- tugas yang diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas tersebut.

2. Mantri unit

Tugas dan fungsi dari seorang Mantri Unit adalah sebagai berikut:

a. Menangani analisis kredit bagi peminjaman uang di bank dan memastikan bahwa semua data yang diajukan oleh calon debitur itu sudah memenuhi syarat, benar dan layak untuk menerima dana kredit.

b. Melakukan peninjauan langsung ke lokasi dari calon debitur yang akan menerima dana kredit yang diajukannya.

3. Deskman

Tugas dan fungsi dari seorang Deskman yaitu menangani komplain ataupun masukan dari nasabah, serta memberikan solusi bagi permasalahan

perbankan dan keluhan dari para nasabah. Petugas ini harus memiliki hati yang kuat untuk menahan amarah, dan bersedia mendahulukan senyum dibandingkan perasaan dan emosinya.

4. Teller

Tugas dan fungsi dari teller antara lain adalah:

a. Melayani setoran tunai angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cabang sendiri dan cabang lain.

b. Melayani setoran dan pembayaran deposito.

c. Melayani penabungan dan penarikan tabungan tunai.

d. Menerima transaksi giro.

e. Mengelola kas cabang.

f. Melayani kebutuhan nasabah lainnya.

g. Melakukan transaksi penjemputan uang tunai.

h. Melakukan penjualan dana keluar.

5. Security

Satpam bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kantor bank, mulai dari parkir, kenyamanan pelanggan dan keamanan gedung bank.

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

5.1. Penyajian Data

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data dan menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara secara mendalam dan penyertaan dokumentasi. Wawancara sebagai salah satu cara untuk memperoleh data primer dari sebuah penelitian, wawancara secara mendalam ini dilakukan kepada usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang yang menjadi nasabah KUR BRI Mikro Unit Gagak Hitam dan mantri KUR BRI Unit Gagak Hitam.

Wawancara ini guna untuk mengetahui pendapat mengenai Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI dalam pengembangan Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan tambahan. Informan kunci adalah para pelaku usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang yang menggunakan KUR BRI untuk tambahan modal usahanya, sedangkan informan tambahan adalah mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan KUR pada bank BRI Unit Gagak Hitam yang dalam hal ini adalah mantri KUR.

5.1.1. Karakteristik Responden

Informan penelitian adalah pengusaha-pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI Unit

Gagak Hitam di Kecamatan Medan Selayang. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan dari beberapa pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) secara acak sebanyak 30 orang dengan berbagai latar belakang kelompok umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anak dalam keluarga yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

Tabel 5.1.

Data Informan Kunci

No. Nama Usaha Mikro Pinjaman KUR Keperluan KUR

1. Devi Fitri Depot air minum 12.000.000 Investasi 2. Irmansyah Santilana Jual alat-alat

dapur

15.000.000 Modal Kerja

3. Endra Tatiani Sarapan pagi dan gorengan

25.000.000 Investasi

4. Galih Prayetno Jual aqua dan supplier kelapa

25.000.000 Investasi

5. Dewi Maulita Kredit

Tupperware

10.000.000 Modal kerja

6. Ahmad Feri Sate padang 20.000.000 Investasi 7. Hasada Lindawati Jual pakaian 25.000.000 Modal kerja 8. Ayu Syafitri Bakso bakar 10.000.000 Investasi 9. Margiani Sarapan pagi dan

gorengan

10.000.000 Investasi

10. Senen Jual bakso 5.000.000 Investasi

11. Dody Ariadi Warung nasi 25.000.000 Investasi 12. Ceci Kespina Penjahit 15.000.000 Investasi 13. Sri Sudarti Jual kosmetik 10.000.000 Modal kerja 14. Helmina Jual jengkol 10.000.000 Modal kerja 15. Eko suryawan Jual bakso 10.000.000 Investasi 16. Lia Lodiana Bengkel mobil 25.000.000 Investasi

17. Muhardis Burger 10.000.000 Investasi

18. Mindo Karmila Sari Jual ayam dan bengkel las

20.000.000 Investasi

19. Ratna Prikasih Sarapan pagi 25.000.000 Investasi 20. Rubiah Toko kelontong 25.000.000 Investasi 21. Kiki Tantio Bengkel sepeda

motor

20.000.000 Investasi

22. Meinina Sarah Kcb Jual pupuk 15.000.000 Modal kerja 23. Mhd Qussayri Tukang pangkas 20.000.000 Investasi 24. Pipit Triadi Penjahit 15.000.000 Modal kerja

25. Eliyah Kue keliling 10.000.000 Modal kerja

26. Kenny Siringo Ringo Kedai kelontong 20.000.000 Modal kerja 27. Rusda Julieti Jual ayam goreng 10.000.000 Modal kerja

28. Elvi Nirwana Jual Es 10.000.000 Modal kerja

29. Oka Selamat Ngl Kedai makanan 5.000.000 Investasi 30. Temmy Tribiantoro Usaha percetakan 25.000.000 Investasi

Dari tabel diatas terlihat data Usaha Mikro dengan jenis usaha, besaran pinjaman KUR dan untuk keperluan apa KUR tersebut digunakan.

Banyak Usaha Mikro yang menggunakannya untuk modal kerja. Maksudnya adalah untuk tambahan keperluan usaha. Kemudian juga ada investasi, yaitu untuk sewa tempat baru, pembelian gerobak atau steling, dan lain-lain.

Para pelaku Usaha Mikro tersebut diwawancarai. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban yang terkait dengan Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bagi perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang. Pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang penulis lakukan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

Berdasarkan pengambilan data di lapangan diperoleh identitas informan usaha mikro yang menggunakan KUR Mikro BRI:

Tabel 5.2.

Informan Berdasarkan Umur

Sumber: Penelitian Skripsi 2017

No. Umur (Tahun) Jumlah Nasabah (%)

1. ≤ 30 9 30%

2. 31-40 17 56,67%

3. 41-50 3 10%

4. ≥ 51 1 3,33%

Jumlah 30 100%

Dari hasil survey dilakukan, ternyata responden lebih banyak yang memiliki umur ≤ 30 tahun sebesar 30%, diantara 31 – 40 tahun sebesar 56,67%, diantara 41-50 tahun sebesar 10%, dan responden yang berumur ≥ 50 sebesar 3,33%.

Tabel 5.3.

Informan Berdasarkan Jumlah Anak dalam Keluarga No. Jumlah Anak Jumlah Nasabah (%)

1. Belum punya anak 2 6,66%

2. 1 anak 5 16,66%

3. 2-3 anak 18 60%

4. ≥ 3 anak 5 16,66%

Jumlah 30 100%

Sumber: Penelitian Skripsi 2017

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas yang menggunakan dana KUR adalah rumah tangga dengan jumlah anak 2 sampai 3 anak. Meskipun ada juga rumah tangga baru yang belum memiliki anak. Terlihat dari 30 informan yang belum memiliki anak sebesar 6,66%, yang memiliki 1 anak sebesar 16,66%, yang memiliki 2-3 anak sebesar 60%, dan yang memiliki lebih dari 3 anak sebesar 16,66%.

Tabel 5.4.

Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Sumber: Penelitian Skripsi 2017

Berdasarkan tabel tersebut, mayoritas pemilik usaha mikro memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA yakni sebesar 80%. Selanjutnya D3 dan S1 sama-sama sebesar 6,66%, dan tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP sebesar 3,33%.

Dalam menjalankan Usaha Mikro dan Kecil sebelum memperoleh modal Kredit Usaha Rakyat dari bank BRI tentunya para pengusaha tersebut menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya tersebut. Modal usaha disini adalah berupa uang yang dipakai oleh para pengusaha Usaha Mikro dan Kecil dalam menjalankan usahanya.

Efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat ini dapat diukur dengan melihat berdasarkan empat elemen efektivitas program menurut Budiani (2007),

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Nasabah (%)

1. SD 1 3,33%

2. SMP 1 3,33%

3. SMA 24 80%

4. D3 2 6,66%

5. S1 2 6,66%

Jumlah 30 100%

yakni ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan program dan pemantauan program.

Dari hasil wawancara penulis dengan informan sebanyak 30 orang pengusaha Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Selayang ada beberapa poin penting yang termasuk ke dalam efektivitas program tersebut.

A. Ketepatan sasaran program

Yaitu sejauhmana pelanggan dari program tersebut tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Poin penting mengenai ketepatan sasaran program ini adalah:

1. Mengenai penghasilan setelah menggunakan KUR dan penggunaan dana KUR.

Tabel 5.5.

Penghasilan Informan Setelah Menggunakan KUR No. Penghasilan Setelah

Menggunakan KUR

Jumlah Nasabah (%)

1. ≤ 1,5jt 5 16,66%

2. 1,6jt-2jt 7 23,33%

3. 2,1,jt-3jt 12 40%

4. ≥ 3jt 6 20%

Jumlah 30 100%

Sumber: Penelitian Skripsi 2017

Hasil survey menunjukkan bahwa penghasilan usaha mikro meningkat setelah menggunakan KUR. Pelaku usaha mikro menggunakan dana KUR

tidak hanya untuk pengembangan usahanya tetapi juga untuk keperluan lain.

Namun hal seperti ini terjadi hanya pada nasabah perpanjangan (suplesi) bukan nasabah baru. Untuk mengetahui apakah KUR sudah efektif atau tidak dan kemana saja dana tersebut digunakan para pelaku usaha mikro.

Penulis mengajukan pertanyaan:

Secara umum, apakah dengan menggunakan KUR penghasilan Bapak/Ibu meningkat? Pengembangan apa yang pertama kali Bapak/Ibu lakukan setelah dana KUR cair?

Jawaban informan:

“iya, meningkat. Saya menggunakan KUR pertama kali dua tahun yang lalu untuk tambahan keperluan depot ini. Pertama cair kami langsung mengganti alat isi ulangnya dengan yang lebih bagus karena memang punya kami yang lama rusak. Sedangkan alat-alatnya semuanya mahal. Alhamdulillah setelah mengganti peralatan dengan yang baru, langganan kami nambah karena proses kerja alatnya juga lebih cepat. Jadi satu hari bisa antar air lebih dari biasanya.

Penghasilan depot saya juga bertambah sekitar 50% lebih. Bulan ini kredit kami habis. Dan rencananya kami akan meminjam lagi. Orang tua saya rencananya akan pergi umroh bulan depan. Jadi uang pinjamannya nanti rencananya sebagian akan saya kasih untuk jajan orang tua saya selama di Mekkah.

(Devi Fitri, depot air minum isi ulang, Januari 2017)

Hal serupa juga dikatakan pedagang sate Ferry di jalan Ringroad:

“Dulu sebelum jualan sate disini saya jualan siomay pake gerobak. Terus nyoba-nyoba jualan sate di dekat rumah. Pas tau ada tempat kosong di teras ruko ini saya tertarik mau jualan disini. Tapi belum ada duit untuk uang sewanya. Akhirnya istri dapat info KUR ini. Jadi kami pinjam uangnya untuk beli steling sama sewa tempat. Kalau dibanding sama penghasilan dulu pas jualan siomay sama sekarang, udah lumayan kalilah. Ini kami mau minjam lagi.

Mau buka cabang di daerah helvet dek.”

(Ahmad Feri, sate padang, Januari 2017)

2. Mengenai ketepatan waktu pembayaran, penulis mengajukan pertanyaan:

Apakah pembayaran KUR setiap bulannya bagi Bapak/Ibu tepat waktu atau pernah menunggak? Jika pernah, apa alasannya?

Jawaban informan:

“Alhamdulillah sejauh ini belum pernah telat bayar dan ga pernah nunggak saya. Paling telat sehari dua harilah. Itu juga karena ga sempat bayar langsung, karena toko ga ada yang jaga. Kebetulan istri saya juga baru siap melahirkan dan kami biasanya cuma berdua disini ga ada pake orang kerja. Jadi kami aja gentian yang jaga kalo ada yang mau pergi”

(Eko Suryawan, penjual bakso keliling, Januari 2017) B. Sosialisasi program

Yaitu kemampuan penyelenggara program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran program pada khususnya. Poin penting mengenai hal ini adalah:

1. Mengenai awal informan mengetahui program KUR, penulis mengajukan pertanyaan:

Dari mana awalnya Bapak/Ibu tau ada Kredit Usaha Rakyat?

Jawaban informan:

“Waktu itu mantrinya yang kesini langsung nawarkan KUR ke saya. Dari situ saya awalnya tau. Ada beberapa pedagang daerah sini yang mau minjam. Tapi kata pedagang lain yang di sekitar sini ada yang tidak bisa cair juga. Entah apa alasannya saya juga ga tau. Untunglah kami bisa cair dari mantrinya yang pertama nawarin waktu itu.”

(Dewi Maulita, kredit Tupperware, Januari 2017) C. Tujuan program

Yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Poin penting dalam hal ini:

1. Mengenai manfaat dana KUR itu sendiri, penulis mengajukan pertanyaan:

Apa sajakah manfaat yang Bapak/Ibu peroleh dari pemberian KUR?

Jawaban informan:

“Kalau cerita manfaat, banyak kalilah ini yang didapat. Bisa untuk modal antisipasi lebaran terutama. Karena biasanya lebaran lumayan lakunya. Jadi harus stok banyak juga sebelum itu. Makanya perlu modal yang lebih lagi.

Terbantu gara-gara KUR inilah. Apalagi bunganya rendah kan dek, jadi bayar perbulannya pun ga berat kali.”

(Helmina, jualan jengkol, Januari 2017)

2. Mengenai pernah menjalani pinjaman lain sejenis, misalnya koperasi.

Penulis mengajukan pertanyaan:

Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan kredit lain yang mirip dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR)? Apa perbedaan pinjaman tersebut dengan KUR?

Mengapa selanjutnya Bapak/Ibu memilih KUR sebagai pinjaman modal usaha?

Apa kelebihan KUR disbanding dengan kredit lain menurut Bapak/Ibu?

Jawaban informan:

“Sebelum ngambil KUR ini, saya pernah minjam dari koperasi. Enaknya ngambil dari mereka, pengajuan pinjamannya gampang. Kalau butuh dana cepat, hari itu juga bisa langsung cair. Tapi bunganya besar kali jadi bayar perbulannya berat. Susah ngembalikannya. Tapi kalo KUR ini bunganya ringan, jadi ga terasa bayarnya.”

(Rubiah, toko kelontong, Januari 2017)

Hal yang hampir sama juga dijawab informan lain;

“Saya ga pernah ambil dari koperasi. Karena yang saya dengar dari kawan-kawan dan saudara-saudara katanya dari koperasi itu mahal kali jadi bayarannya. Jadi saya ga mau ambil dari situ. Baru dari BRI inilah saya minjam.”

(Mindo Karmila Sari, jual ayam dan bengkel las, Januari 2017)

D. Pemantauan program

Yaitu kegiatan yang dilakukan setelah pemberian hasil dari program sebagai bentuk perhatian kepada pelanggan. Poin penting dalam hal ini:

1. Mengenai pemantauan petugas bank BRI dalam memonitoring usaha mikro, penulis mengajukan pertanyaan:

Apakah petugas bank BRI secara rutin melihat langsung usaha Bapak/Ibu?

Jawaban informan:

“Biasanya sebulan sekali memang ada mereka kesini datang mantau. Kurang tau untuk apa. Mungkin untuk lihat usaha ini ya masih berjalan atau engga.

Tapi kadang-kadang mereka kesini sekalian ngambil tagihannya, kalau saya ga sempat bayar langsung. Kadang pun saya juga yang nyuruh mereka datang kesini langsung untuk ambil duitnya. Sekalianlah mereka nanya-nanya perkembangan usaha saya ini kalau sudah kesini.”

(Irmansyah Santilana, jual alat-alat dapur, Januari 2017)

2. Mengenai prosedur pencairan KUR, penulils mengajukan pertanyaan:

Apakah prosedur sebelum dicairkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Bapak/Ibu dirasa cukup mudah? Persyaratan apa yang paling sulit?

Jawaban informan:

“Awalnya saya kira susah, rupanya gampang. Karena memang syaratnya kartu identitas biasa kayak KTP suami istri sama KK. Yang agak susah cuma ijin usaha. Karena awalnya kami memang ga punya. Tapi diurus pun gampang juga. Kelang berapa hari aja udah langsung cair dananya. Ga ada dipersulitlah sama bank BRI nya”

(Kiki Tantio, bengkel sepeda motor, Januari 2017) Pertanyaan mengenai prosedur selanjutnya;

Apakah ada survey langsung yang dilakukan oleh pihak BRI Unit Gagak Hitam ke Bapak/Ibu sebelum dana KUR dicairkan?

Jawaban informan:

“iya ada. Kemaren itu pas pertama kali minjam ada mantrinya pertama yang datang kesini. Dia yang ambil berkas saya semua. Baru pas udah berapa hari kemudian mantrinya datang sama ibuk kaunit itu kalau ga salah. Mereka survey langsung liat usaha saya ini, terus juga liat rumah saya yang jadi jaminan saya ngambil KUR ini.”

(Temmy Tribiantoro, usaha percetakan, Januari 2017) Jawaban informan lain:

“iya ada nak. Dua kali saya minjam, dua kali juga sebelum dana cair ada petugas BRI yang datang kesini. Mereka lihat kesini langsung, nanya-nanya tentang usaha saya dan pendapatan dari usaha ini, pengeluaran perbulan, dan lain-lain. Pertama datang mantri itu aja sendiri. Baru besoknya ada datang lagi sama bosnya. Baru abis itu, ga berapa lama berapa hari kemudian uang yang mau saya pinjam, cair. Ga sampe seminggulah itu semua.”

(Meinina Sarah br Kacaribu, jual pupuk, Januari 2017)

Wawancara selanjutnya dilakukan dengan mantri KUR BRI Unit Gagak Hitam mengenai tahapan dan syarat sebelum dana KUR dicairkan. Pertanyaan yang diajukan penulis:

1. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, syarat-syarat apa sajakah yang harus dilengkapi oleh calon debitur ketika mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini?

Jawaban informan:

“syarat-syarat yang diperlukan yaitu fotokopi dari surat-surat data diri antara lain fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Pas Photo berwarna 3x4, dan Surat Keterangan Usaha dari kelurahan setempat masing-masing sebanyak 1 lembar.”

(Wendi Meliala, Mantri KUR, Januari 2017)

2. Ada berapa tahap yang harus dilalui oleh calon debitur ketika mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan tahap-tahap apa saja, Pak ? Jawaban informan:

“Ada sekitar 4 tahap yang harus dilewati oleh calon debitur dalam pengajuan sampai pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimulai dari tahap tahap

pengajuan kredit, tahap analisis atau pemeriksaan kredit, tahap pemberian putusan kredit dan yang terakhir adalah tahap pencairan atau akad kredit.”

(Wendi Meliala, Mantri KUR, Januari 2017)

3. Di dalam proses pencairan dana Kredit Usaha Rakyat, sebenarnya apa sih Pak tugas atau fungsi dari seorang Mantri itu sendiri?

Jawaban informan:

“Tugas dari seorang Mantri Unit didalam proses pencairan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah tepatnya di tahap pemeriksaan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Disini Mantri Unit akan melakukan pemeriksaan atau checking dan mencocokkan data diri calon debitur. Tugas selanjutnya yaitu melakukan peninjauan langsung kelapangan untuk menentukan apakah calon debitur tersebut layak diberikan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut.”

(Wendi Meliala, Mantri KUR, Januari 2017)

4. Kalau begitu bagaimana dengan Kepala Unit sendiri ? Jawaban informan:

“Tugas dari Kepala Unit sendiri adalah untuk mengesahkan data permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ketika semua kelengkapannya sudah diperiksa agar dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu dapat dicairkan di tahap fiat bayar.”

(Wendi Meliala, Mantri KUR, Januari 2017) 5.2. Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data sekunder dan data primer, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk dapat menjawab rumusan masalah dari penelitian ini yang berhubungan tentang efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bagi perkembangan usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang.

5.2.1. Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bagi Perkembangan Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang

Data yang dianalisis adalah hasil wawancara yang dilakukan terhadap Bank BRI Unit Gagak Hitam. Dalam hal ini peneliti akan menjawab rumusan masalah yang pertama melalui teori efektivitas menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4) dan teori efektivitas program menurut Budiani (2007) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna: Eka Taruna Bhakti, Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, yang telah ditetapkan.

Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Sejalan dengan pendapat ahli tersebut, penelitian yang dilakukan di Kecamatan Medan Selayang ini membuktikan bahwa pemanfaatan sumber daya seperti sumber daya manusia dan sumber daya alam sudah dimanfaatkan dengan baik. Hal ini terlihat dari berjalannya usaha mikro untuk waktu yang relatif lama dan bertambahnya pendapatan usaha mikro setelah menggunakan KUR.

Kemudian pemanfaatan sarana dan prasarana dalam hal ini adalah bank BRI Unit Gagak Hitam. Dalam KUR, bank merupakan jembatan antara pemerintah dengan rakyat. Pemanfaatan bank sebagai penyedia dana KUR merupakan pemanfaatan yang efektif.

Efektivitas program:

A. Ketepatan sasaran program

Sejauhmana pelanggan dari program tersebut tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Dari hasil wawancara penulis dengan informan tambahan yaitu mantri KUR BRI Unit Gagak Hitam, ketepatan sasaran awal program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini dengan keadaan lapangan sudah tepat. Sasaran awal KUR Mikro adalah pelaku usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang. Usaha mikro ini mencakup pedagang makanan, pedagang kebutuhan pokok, pedagang kebutuhan lain-lain, usaha industri, dan masih banyak jenis usaha mikro lainnya. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro yang dijalankan oleh bank BRI Unit Gagak Hitam menyisir seluruh usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang. Baik usaha yang baru berjalan beberapa bulan, maupun usaha yang sudah lama berdiri. Sebagian besar usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang menggunakan KUR Mikro BRI sebagai tambahan modal usahanya. Mayoritas mereka bahkan merupakan nasabah suplesi atau nasabah perpanjangan.

B. Sosialisasi program

Kemampuan penyelenggara program dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran program pada khususnya.

Dari hasil penelitian di lapangan dengan wawancara langsung dengan pelaku usaha mikro, kebanyakan pelaku usaha mikro tersebut mengetahui adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini dari mantri yang datang langsung

dan menawarkan kepada mereka pinjaman KUR. Sosialisasi dilakukan door to door kepada calon nasabah. Pelaku usaha mikro medapat informasi akurat

dari petugas bank yang datang langsung ke rumah maupun usaha mereka.

Meski begitu masih ada beberapa nasabah yang mengetahui program KUR ini dari teman atau kerabatnya, dari mulut ke mulut.

C. Tujuan program

Sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan program KUR ini adalah

Sejauhmana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan program KUR ini adalah

Dokumen terkait