• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Mariana Pane (2007) dengan judul penelitian “Efektivitas Sistem Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap UKM di Bank BRI Binjai”. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung dengan mantri untuk mendapatkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyaluran KUR di Binjai sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan cukup efektif karna sudah mencapai sasaran dan tujuan serta memberikan manfaat yang cukup positif bagi masyarakat di Binjai dan sekitarnya khususnya bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sandy Whisnu Aditya (2011) dengan judul penelitian “Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Pengembangan Usaha Mikro di PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Diponegoro”. Penelitian ini diambil dengan 60 sampel yang terdiri dari pedagang sayuran, tukang tambal ban, penjual jamu, tukang kerupuk, penjual makanan, dll.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program KUR di BRI Cabang Diponegoro sudah efektif dengan kriteria interval yang telah ditentukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Adrey Julianus Pinem (2011) dengan judul

“Implementasi Kredit Usaha Rakyat Dalam Mengembangkan Usaha Kecil (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kredit usaha rakyat oleh Bank Rakyat Indonesia sudah berjalan dengan baik dan mampu mengembangkan usaha kecil. Hal ini dilihat dari adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung implementasi KUR, kapasitas, fasilitas yang diberikan guna mendukung pelaksanaan KUR, kemudahan prosedur atau proses administrasi, memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, serta adanya komunikasi yang baik antara bank dengan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Anggraini dan Syahrir Hakim Nasution (2013) dengan judul penelitian “Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan pada Bank BRI”. Penelitian ini diambil dengan sampel 67 orang responden dan dibagi berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis usaha, lama usaha dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian dengan menggunakan persamaan regresi menunjukkan bahwa usaha yang dimiliki debitur mengalami perkembangan sejak menggunakan KUR BRI.

Penelitian yang dilakukan oleh Anis Ayu Purwatiningsih (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada Sektor Pertanian di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Kepung dengan perhitungan koefisen regresi menghasilkan bahwa pengaruh KUR bernilai positif.

2.3. Definisi Konsep

Defenisi konsep ialah abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu.

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Menurut Sondang, efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan.

2. Kredit menurut pendapat Brymont P. Kent adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang pada waktu sekarang.

3. Kredit usaha rakyat (KUR) Mikro adalah kredit modal kerja dan atau investasi dengan plafond kredit secara total eksposure sampai dengan Rp.

25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) yang diberikan kepada usaha mikro perorangan yang memiliki usaha produktif yang dilayani oleh BRI Unit yang dimintakan penjaminan kepada Penjamin.

4. Usaha mikro adalah usaha produktif yang dimiliki oleh orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yang didasarkan pada paradigm kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan efektif atau tidaknya Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM).

Pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan tersebut akan berbentuk cerita mendetail (deskripsi-rinci, gambaran mendalam).

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kecamatan Medan Selayang, Kota Madya Medan, Sumatera Utara.

3.3. Informan Penelitian

1. Informan kunci, yaitu para pengusaha Usaha Mikro yang menggunakan KUR BRI sebagai tambahan modal usahanya.

2. Informan tambahan, yaitu mereka yang teribat langsung dalam pelaksanaan KUR pada Bank BRI Unit Gagak Hitam.

3.4. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Jenis Data Primer

Data primer adalah data dan informasi yang diperoleh atau diterima dari hasil penelitian dan/atau narasumbernya dengan melakukan studi

lapangan terhadap objek penelitian di lapangan, yaitu di Bank BRI Unit Gagak Hitam.

b. Jenis Data Sekunder

Data sekunder adalah data tambahan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan meliputi literature/buku-buku yang terkait dengan penelitian, penelusuran internet, dan dokumentasi berkas-berkas penting dari instansi yang diteliti dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Usaha Mikro.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer berupa wawancara dan observasi kepada objek penelitian.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Tahap analisis data menggunakan analisis domain dan taksonomi yang berguna untuk memilah-milah dan memfokuskan data yang dibutuhkan. Selain itu juga dokumen dan data resmi dari Bank BRI Unit Gagak Hitam.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dilakukan dengan wawancara langsung terhadap objek penelitian yang terdiri dari:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tatap muka langsung atau komunikasi dengan responden penelitian ini.

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari literature, peraturan perundang-undangan, keputusan menteri, peraturan BRI.

3.6. Teknik Analisis Data

Penulis menganalisis data bersamaan dengan proses pengumpulan data di lapangan. Data-data yang didapat kemudian direduksi dengan tujuan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif analisis yaitu memaparkan atau menjabarkan dan kemudian dianalisis berdasarkan konsep dan peraturan BRI dan diinterpretasikan dengan memberikan kesimpulan.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Medan Selayang

Menurut data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki luas dengan perkiraan sekitar 23,89 km² atau 4,83% dari seluruh luas wilayah Kota Medan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 26-50 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 1991 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan maka secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi kecamatan defenitif yaitu Kecamatan Medan Selayang. Kantornya pun telah menempati bangunan permanen dengan luas tanah lebih kurang 2000 m² dan luas bangunan 396 m² dan dibangun atas adanya bantuan masyarakat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan maka Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan yaitu:

Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang

Bulan Selayang II, Kelurahan Tanjungsari, Kelurahan Swasembada dan yang terakhir adalah Kelurahan Sempakata.

4.1.2. Letak Geografis

Secara geografis, kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5% (profil Kecamatan Medan Selayang). Wilayah-wilayah yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah:

- Sebelah Utara: Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal - Sebelah Selatan: Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur: Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat: Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah lebih kurang 2.379 Ha. Disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Kelurahan yang terluas di kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha dan memiliki 17 lingkungan. Adapun kelurahan yang lain adalah Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha dan memiliki 14 lingkungan, Sempakata dengan luas 510 Ha dan memiliki 6 (enam) lingkungan, Asam Kumbang dengan luas 400 Ha dan memiliki 10 lingkungan, Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha dan memiliki 10 lingkungan, kemudian yang terakhir adalah Kelurahan Beringin sebagai Kelurahan terkecil dengan luas yang hanya 79 Ha dan memiliki 6 lingkungan.

4.1.3. Demografis

Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 84.913 jiwa. Diantara keenam kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, kelurahan yang terbanyak penduduknya yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 29.319 jiwa dan kelurahan yang paling sedikit penduduknya yaitu Kelurahan Beringin dengan jumlah 7.662 jiwa.

4.1.4. Keadaan Mata Pencaharian dan Potensi Wilayah

Secara garis besar, kawasan Medan Selayang merupakan pemukiman.

Namun masih ada kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Tanjung Sari, Asam Kumbang, dan Padang Bulan Selayang II, yang masih memiliki peluang untuk mengembangkan kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis. Daerah yang subur bagi pertanian ini ternyata tidak dibarengi dengan tingkat pertanian yang semakin tinggi, namun justru lahan pertanian banyak yang dijadikan sebagai komplek/perumahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya komplek/perumahan yang telah berdiri di Kecamatan Medan Selayang seperti Taman Setia Budi Indah, Graha Tanjung Sari, Villa Malina Indah, Taman Asoka dan lain-lain. Adapun jenis pemukiman perumahan yang berkembang tersebut yaitu perumahan/komplek berjumlah 13 unit, asrama 1 (satu) unit, rumah sehat 16.816 unit dan rumah sederhana 924 unit (Profil Kelurahan, tahun 2006). Sejak tahun 2006 hingga tahun 2013 lahan pertanian semakin berkurang karena fungsinya telah berubah menjadi komplek/perumahan.

Terdapat beberapa mata pencaharian bagi penduduk Kecamatan Medan Selayang. Diantaranya yaitu Pegawai Negeri sebesar 16,9%, Pegawai

Swasta sebesar 32,9%, ABRI sebesar 6,3%, Petani sebesar 6,4%, Pedagang sebesar 13,4%, Pensiunan sebesar 3,1% dan usaha lainnya yaitu industry sebesar 0,3%.Berikut ini adalah tabel usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang.

Tabel 4.1.

Data Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2016 No. Sektor

Ekonomi

Jenis Usaha Kelurahan

Asam

Sumber: BRI Unit Gagak Hitam

Dari tabel tersebut didapat data bahwa jumlah Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang adalah 184 dengan berbagai jenis usaha. Tanjung Sari sebagai kelurahan yang paling padat penduduknya disbanding yang lain, juga menjadi kelurahan yang paling banyak Usaha Mikronya dengan jumlah 51 Usaha Mikro.

4.2. Profil Bank BRI

4.2.1. Sejarah umum Bank BRI

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wiraatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang Berkebangsaan Indonesia (Pribumi). Nama lainnya yaitu Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan Milik Kaum Priyayi Purwokerto. Sebutan lainnya yaitu De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tangal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Bank Rakyat Indonesia ini pun ditetapkan sebagai Bank Pemerintah pertama sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946 Pasal 1 di Republik Indonesia. Pada saat terjadi situasi perang mempertahankan untuk kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan dari Bank Rakyat Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah Perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan

perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui Peraturan Perundang-undangan No.41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani dan Nederlandsche Maartrschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No.9 Tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Sebulan kemudian keluarlah Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor Impor (exim). Berdasarkan undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undang undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas Pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang

saat itu kepemilikannya masih 100 % ditangan pemerintah. Sehingga pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual saham dari Bank ini sebesar 30% sehingga Bank ini menjadi Perusahaan Publik dengan nama resmi yang masih dipakai sampai saat ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Sejak didirikan pada tahun 1895, fokus utama dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah konsisten untuk melakukan pelayanan pada masyarakat kecil dan sampai sekarang tetap konsisten yaitu dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini tercermin pada salah satu program perkembangan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 Milyar yg meningkat menjadi Rp. 8.231,1Milyar pada tahun 1995 sampai dengan Bulan September sebesar Rp. 20.466 Milyar dan dengan masih begitu banyaknya program yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yg semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 2 kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

4.2.2. Slogan, Visi dan Misi Bank BRI

BRI ini mempunyai slogan atau motto “Melayani dengan Setulus Hati”. Visi: menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi:

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

4.3. Gambaran Umum BRI Unit Gagak Hitam

Terdapat beberapa Kantor Unit Bank BRI di Kecamatan Medan Selayang.

Penelitian tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) saya ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gagak Hitam dan tepatnya berada di Jalan Gagak Hitam-Ringroad Blok 8 No 5 Medan. Bank BRI Unit Gagak Hitam didirikan pada tahun 2012, yang bertujuan untuk menggarap pangsa pasar usaha Mikro di sekitar Jalan Gagak Hitam (Ringroad). Pelebaran jalan saat itu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi beberapa usaha mikro yang mulai merintis usaha. Atas dasar inilah Bank BRI merasa harus membuka kantor unit di

Jalan Gagak Hitam, sekaligus menolong para usaha mikro di sekitar jalan tersebut yang ingin mengembangkan usahanya.

Dari tahun ke tahun, BRI Unit Gagak Hitam berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pelaku Usaha Mikro dengan angka yang besar.

Setiap tahun BRI Unit Gagak Hitam memiliki RKA (Rencana Kerja Anggaran) yang harus dicapai.

Tabel 4.2.

Data Perkembangan KUR 2014 sampai 2016

No. Tahun Target RKA

(Rencana Kerja Anggaran)

Realisasi Pencapaian (%)

1. 2014 2.800.000.000 3.000.000.000 107,14%

2. 2015 2.800.000.000 3.500.000.000 125%

3. 2016 2.900.000.000 4.000.000.000 137,93%

Sumber: BRI Unit Gagak Hitam

Dari data di atas, terlihat bahwa setiap tahun target RKA meningkat.

Semua realisasinya setiap tahun mencapai target bahkan melebihi target RKA.

Pencapaiannya bila dilihat dalam persenan pun juga meningkat.

4.3.1. Jumlah Pegawai dan Struktur Organisasi

Jumlah Pegawai

Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gagak Hitam ini terdiri dari 1 orang Kepala Unit, 2 orang Mantri Unit, 1 orang Deskman atau Kepala Tata usaha Pembukuan, dan 1 orang Teller dan sebagai tambahan ada 1 orang security atau Petugas Keamanan (Satpam). Jam kerja dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Gagak Hitam ini dimulai dari pukul 08.00 – 15.30wib.

Bagan 4.1.

Struktur Organisasi BRI Unit Gagak Hitam

Sumber: BRI Unit Gagak Hitam

Musi Nurmarheni Kepala Unit BRI Gagak Hitam

Wendi R. Meliala Mantri KUR BRI Gagak Hitam Dede Yusuf

Mantri KUR BRI Gagak Hitam

Fanny

Deskman/CS BRI Gagak Hitam

Risa Marianti

Teller Unit BRI Gagak Hitam

4.3.2. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai

Di Bank BRI Unit Gagak Hitam terdapat struktur organisasi yang terdiri dari beberapa pegawaiyang memilik tugas dan fungsi dari jabatan yang mereka miliki. Berikut adalah tugas-tugas pokok dan fungsi para pegawai di Bank BRI Unit Gagak Hitam dimulai dari jabatan tertinggi.

1. Kepala unit

Tugas pokok dan fungsi dari seorang Ketua Unit yaitu:

a. Memimpin kantor unit di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah kerjanya yang berkaitan dengan usaha bank.

b. Mengelola keuangan dan harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan kantor unit berdasarkan prinsip-prinsip ketatalaksanaan yang sehat dan tertib administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan direksi.

c. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk menunjang operasional kantor unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar instansi pemerintah maupun swasta ataupun lembaga perbankan/nonperbankan di wilayah kantor unit untuk memperlancar kegiatan usaha bank.

e. Mengoptimalisasi pendayagunaan tenaga kerja dan peralatan guna meningkatkan motivasi kerja, keahlian dalam bidangnya, dan hubungan yang baik dengan sesama karyawan sehingga tercapai kerja yang maksimal.

f. Bertanggungjawab atas kebenaran penyusunan laporan keuangan secara berkala dan laporan lainnya yang berhubungan dengan kantor unit.

g. Mengusahakan pengambilan kredit yang telah diterbitkan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.

h. Mengadakan koordinator dan pengawasan terhadap tugas- tugas yang diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas tersebut.

2. Mantri unit

Tugas dan fungsi dari seorang Mantri Unit adalah sebagai berikut:

a. Menangani analisis kredit bagi peminjaman uang di bank dan memastikan bahwa semua data yang diajukan oleh calon debitur itu sudah memenuhi syarat, benar dan layak untuk menerima dana kredit.

b. Melakukan peninjauan langsung ke lokasi dari calon debitur yang akan menerima dana kredit yang diajukannya.

3. Deskman

Tugas dan fungsi dari seorang Deskman yaitu menangani komplain ataupun masukan dari nasabah, serta memberikan solusi bagi permasalahan

perbankan dan keluhan dari para nasabah. Petugas ini harus memiliki hati yang kuat untuk menahan amarah, dan bersedia mendahulukan senyum dibandingkan perasaan dan emosinya.

4. Teller

Tugas dan fungsi dari teller antara lain adalah:

a. Melayani setoran tunai angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cabang sendiri dan cabang lain.

b. Melayani setoran dan pembayaran deposito.

c. Melayani penabungan dan penarikan tabungan tunai.

d. Menerima transaksi giro.

e. Mengelola kas cabang.

f. Melayani kebutuhan nasabah lainnya.

g. Melakukan transaksi penjemputan uang tunai.

h. Melakukan penjualan dana keluar.

5. Security

Satpam bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kantor bank, mulai dari parkir, kenyamanan pelanggan dan keamanan gedung bank.

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

5.1. Penyajian Data

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data dan menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara secara mendalam dan penyertaan dokumentasi. Wawancara sebagai salah satu cara untuk memperoleh data primer dari sebuah penelitian, wawancara secara mendalam ini dilakukan kepada usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang yang menjadi nasabah KUR BRI Mikro Unit Gagak Hitam dan mantri KUR BRI Unit Gagak Hitam.

Wawancara ini guna untuk mengetahui pendapat mengenai Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro BRI dalam pengembangan Usaha Mikro di Kecamatan Medan Selayang. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan tambahan. Informan kunci adalah para pelaku usaha mikro di Kecamatan Medan Selayang yang menggunakan KUR BRI untuk tambahan modal usahanya, sedangkan informan tambahan adalah mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan KUR pada bank BRI Unit Gagak Hitam yang dalam hal ini adalah mantri KUR.

5.1.1. Karakteristik Responden

Informan penelitian adalah pengusaha-pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI Unit

Gagak Hitam di Kecamatan Medan Selayang. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan dari beberapa pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) secara acak sebanyak 30 orang dengan berbagai latar belakang kelompok umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anak dalam keluarga yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

Tabel 5.1.

Data Informan Kunci

No. Nama Usaha Mikro Pinjaman KUR Keperluan KUR

1. Devi Fitri Depot air minum 12.000.000 Investasi

1. Devi Fitri Depot air minum 12.000.000 Investasi

Dokumen terkait