• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Konsep Kurikulum Integratif di Sekolah Islam

49

54

Islam sebagai agama yang sempurna memandang bahwa ilmu bersumber dari sumber yang satu yaitu Allah SWT, sehingga dengan demikian tidak terdapat dikotomi yang cenderung sekuler karena pengaruh pola pendidikan Barat. Pendidikan pada prinsipnya adalah menyiapkan generasi pemimpin bangsa masa depan untuk mengemban amanah sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Allah SWT berfirman :

QS Az Zariyat : 56

Artinya : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku”50

QS Al Baqarah :30

Artinya : Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”.51

Dari dua misi besar penciptaan manusia di atas, maka untuk melahirkan

„abid dan khalifah di muka bumi harus dicapai melalui proses pendidikan Islam yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, bukan materi agama sekedar tambahan yang menempel pada materi umum, karena pada hakekatnya ilmu itu bersumber dari yang satu yaitu Allah SWT. Sampai di sini semua lembaga pendidikan Islam khususnya sekolah Islam sepakat bahwa integrasi kurikulum itu dengan nilai-nilai Islam agar tidak terjadi dikotomi dan dalam rangka

50

Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahannya.

51

55

menangkal sekularisasi. Kurikulum pendidikan Islam dari perspektif epistemologi, sebenarnya berasal dari pandangan adanya integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum, hal ini dapat dilihat dalam skema berikut :52

Gambar 4 Konsep Pendidikan Islam A=Integrasi Sains Islami

B= Spesialisasi Ilmu

Tajul Arifin menjelaskan adanya keterpaduan antara hubungan manusia dengan Penciptaa yaitu Allah SWT, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.Kunci keberhasilan hubungan itu terfokus pada kurikulum yang dinamik , konsep pendidikan integratif dan perencanaan pendidikan yang holistik, sebagaimana tergambar dalam skema berikut ini :53

52

Tim JSIT, Membangun Pendidikan Bermutu Melalui Sekolah Islam Terpadu, 2013, 28

53Abdul Fatahi, “Pendidikan, Kurikulum ...,, 354

Al-Quran al-takwini (ayat-ayat kauniyah) MANUSIA Sains Ketuhanan Sains Humaniora / Sosial Sains Kealaman / Eksak B A

Ilmu Allah sebagaimana diwahyukan dan di karuniakan kepada manusia

Al-Quran al-tadwini (ayat-ayat tanziliyah) ILMU ALLAH ALLAH Manusia (Insan) ALAM (Ciptaan Allah S.W.T) Komponen utama dalam konsep bersepadu

Tuhan ( Allah S.W.T)

Manusia (Insan)

56

Gambar 5 Konsep pendidikan integratif dan perencanaan pendidikan yang holistik

Ruh pendidikan adalah kurikulum , jika kurikulum terintegrasi dengan rapi dengan masyarakat maka akan melahirkan pendidikan yang berasaskan kepercayaan, nilai, dan ilmu yang diterima oleh masyarakat. Masyarakat memainkan peran yang besar bagi kelangsungan sistem pendidikan. Maka Tajul Arifin juga menggambarkan dalam bentuk integrasi antara pendidikan kurikulum dan masyarakat sebagai berikut :54

54Abdul Fatah, “Pendidikan..., 355

Pendidikan

Masyarakat Kurikulum

57

Gambar 6 Bentuk integasi antara pendidikan kurikulum dan masyarakat

Kurikulum pendidikan Islam di Indonesia khususnya pada sekolah bercirikhas keagamaan sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan pendidikan Islam itu sendiri. Pada masa sebelum muncul Lembaga Pendidikan Islam modern ( SD Islam Plus, SD Islam Unggulan, dan SD Islam Terpadu), model lembaga Islam hanya mengenal tiga model yakni pesantren, madrasah dan sekolah (umum). Sekolah (umum) merupakan lembaga pendidikan di Indonesia warisan penjajah Belanda yang mengajarkan ilmu-ilmu umum yaitu ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional dengan ciri khas di dalamnya terdapat masjid, kyai, santri dan pengajaran kitab kuning. Pesantren awalnya hanya mengajarkan 100% mata pelajaran agama dengan menngunakan referensi kitab kuning. Tujuan pendidikan di Pesantren adalah untuk menghasilkan para ahli ilmu agama.55

Noorhadi Hasan sebagaimana dikutip Suyatno, menjelaskan bahwa madrasah merupakan tindak lanjut dari pendidikan di pesantren yang mengajarkan 30% mata pelajaran agama, selebihnya mata pelajaran umum. Lebih dari 20 tahun terakhir, banyak pesantren telah mengadopsi sistem madrasah dan memasukkan mata pelajaran umum dalam kurikulum pendidikannya. Sistem madrasah untuk menjembatani kesenjangan antara pesantren dan sekolah yang pada akhirnya melahirkan dualisme dalam sistem

55

58

pendidikan nasional. Dengan memberikan penekanan pada mata pelajaran-mata pelajaran agama seringkali pesantren dianggap tidak mampu merespon kemajuan dan tuntutan zaman.56

Periode selanjutnya adalah lahirnya lembaga Pendidikan baru di akhir tahun 1990-an dengan Sekolah Islam Terpadu sebagaimana dimotori oleh SIT Nurul Fikri dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah meninspirasi berdirinya Sekolah-Sekolah Islam Terpadu di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini, ada sekitar 1.000 Sekolah Islam Terpadu yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) yang kepengurusannya telah tersebar di seluryh wilayah Indonesia, dan ada sekitar 10.000 Sekolah Islam Terpadu yang secara struktural tidak tergabung di bawah JSIT.57

Di samping Sekolah Islam Terpadu cukup menjadi tren di era itu, juga menginspirasi kebangkitan Sekolah Islam di Indonesia dengan lahirnya Sekolah Islam Unggulan dan Sekolah Islam Plus.58 Sehingga kurikulum yang diterapkan di Sekolah Islam amat bervariasi yaitu :

1. Sekolah berlabel Islam, dengan menerapkan kurikulum Pendidikan Nasional ditambah pelajaran agama (yang ditambah waktu dan praktek keagamaan di sekolah secara masif).

56Suyatno, “ Sekolah Islam Terpadu; Filsafat, Ideologi, dan Tren Baru Pendidikan Islam di Indonesia” , Jurnal Pendidikan Islam, volume II, Desember nomor 2 (Desember 2013), 356.

57

Usamah Hisyam, Sepanjang Jalan Dakwah Tifatul Sembiring (Jakarta:PT Dharmapena Citra Media, 2012, 69

58

Nanang Fatkhurrahman, Madrasah, Sekolah Islam Terpadu, Plus dan Unggulan,

59

2. Sekolah Islam Unggulan, dengan menerapkan kurikulum Pendidikan Nasional ditambah muatan kurikulum agama dari Kementrian agama

(Qur‟an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI) serta tambahan pembelajaran

Baca Tulis Al Qur‟an dan Tahfiz (hafalan al Qur‟an terutama juz 30 di

sekolah.

3. Sekolah Islam yang mengembangkan Kurikulum Pendidikan Islam secara mandiri disesuaikan dengan era kemodernan, termasuk pembiasaan akhlak dan ibadah.

4. Sekolah Islam Terpadu menerapkan kurikulum nasional yang diwarmai dengan nilai-nilai Islam melalui penambahan Bidang Studi Keislaman baik secara terpisah maupun terintegrasi.

Meskipun bentuk implementasinya beragam, namun semua sekolah Islam mengimplementasikan nilai-nilai Islam secara integratif dalam kurikulumnya.

Dokumen terkait