• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2.1. Konsep Teori

2.1.4 Konsep Pembangunan

Pembangunan biasanya secara umum didefinisikan sebagai rangkauan usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara dan bangsa menuju modernitas. Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia, pembangunan juga dipandang sebagai peningkatan pertumbuhan eonomi disertai keadilan sosial secara sadar,

tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam pembangunan yaitu kemakmuran secara adil kepada semua warga negara, peningkatan kreativitas dan produktivitas bangsa, alih teknologi, kebebasan dan martabat kemanusiaan yang lebih baik, partisipasi penuh masyarakat dalam mengambil keputusan, kebebasan menyatakan pendapat, dan pendidikan bagi semua anggota masyarakat. (Mochtar Lubis, 1990). Sedangkan Menurut Mardikanto (1993:1-4) ialah pembangunan dapat diartikan sebagai berikut :

1. Proses yang diupayakan secara sadar dan terencana.

2. Proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

3. Proses pertumbuhan ekonomi

4. Proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan individu dan seluruh warga masyarakat. 5. Pemanfaatan teknologi baru atau inovasi yang terpilih.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh (Rahardjo 1999:192) pembangunan dapat diartikan sebagai berikut :

1. Proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi yang mendahuluinya.

2. Usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan perubahan sosial melalui modernisasi, perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan sosial yang utuh, bukan yang parsial. Dengan kata lain, pembangunan adalah proses perubahan yang disengaja atau direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki kearah yang dikehendaki.

Dengan demikian pembangunan masyarakat adalah setiap usaha usaha perbaikanatau kegiatan yang dilakukanoleh seluruh warga masyarakat setempat guna mencapai kondisi masyarakatnya setingkat lebih baik dari pada kondisi yang mendahuluinya. Pembangunan masyarakat adalah suatu gerakan untuk

menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan melibatkan peran serta nyata dari mereka (Hartoyo 1996:3-4), dari batasan pengertian tersebut bahwa dalam pembangunan masyarakat terkandung 3 hal, yaitu :

1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruhanggota masyarakat.

2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta nyata dari seluruh anggota masyarakat.

Peran serta yang dimaksud adalah keterikatan langsung dari warga tanpa adanya dorongan yang kuat dari pihak luar. Dalam hal ini peran serta yang diharapkan tumbuh dan berkembang dari seluruh warga masyarakat hendaknya meliputi :

1. Peran serta dalam pemikiran, misalnya dalam identifikasi masalah-masalah yang perlu segera dibangun, membuat perencanaan pembangunan, dan sebagainya.

2. Peran serta dalam penghimpunan dana, misalnya memberikan sumbangan uang dan bahan-bahan guna pembangunan.

3. Peran serta dalam penyelesaian tenaga, misalnya turut serta dalam kegiatan kerja bakti melaksanakan pembangunan.

4. Peran serta menikmati hasil pembangunan.

Menurut Siagian (1988:30-46), sedkitnya ada 10 prinsip dalam penyelenggaran pembangunan masyarakat, yaitu :

1. Kesemestaan atau kompherensif, artinya cakupan bidang-bidang pembangunan masyarakat harus meliputi seluruh segi kehiupan dan penghidupan masyarakat luas.

2. Partisipasi masyarakat, maksudnya berapapun dominannya peranan pemeritah dalam menyelenggarakan pembangunan tidak mungkin seluruh beban menyelenggarakan pembangunan itu dipikul oleh

pemerintah beserta seluruh aparaturnya betapapun tingginya disiplin dan dedikasi aparatur tersebut.

3. Keseimbangan, artinya sesuatu bidang pembangunan tidak dapat dipandang lebih dari bidang yang lain. Bahwa sesuatu bidang tertentu didahulukan pelaksanaannya, kiranya tidak merupakan masalah, karena secara logis akan menuntun pelaksanaan yang didasarkan atas sesuatu skala prioritas yang jelas.

4. Kontinuitas, maksudnya diperlukan kesinambungan pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan itu, dan satu tahap pembangunan hanyalah satu rantai dari sesuatu mata rantai yang amat panjang. 5. Pendekatan kesisteman, yaitu suatu cara yang tepat untuk

dipergunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit. Pendekatan sistem ini tidak terlihat suatu komponen bergerak dalam keadaan isolasi, melainkan melihat dan menganalisa ketergantungan antara dua interrelasi serta interaksi diantara komponen-komponen sehingga keseluruhan komponen bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat.

6. Mengendalkan kekuatan tersendiri, namun bukan berarti bahwa penyelenggaraan pembangunan itu dilakukan dalam suasana terisolasi.

7. Kejelasan strategi dasar, maksudnya harus mengandung pedoman pokok sebgai pegangan utama yang dalam proses selanjutnya perlu dan memang dijabarkan dalam rencana danprogram kerja yangdalam banyak hal ini dituangkan dalam proyek-proyek pembanunan.

8. Skala prioritas yang jelas dan bersifat luwes, artinya skala prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya harus dimungkinkan untuk ditinjau secara berkala dan apabila memang perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga menjadi lebih realistis. 9. Kelesteraian ekologi, maksudnya pembangunan harus pula

sekaligus menjamin kelestarian ekologis dan keseimbangan ekosistem di bumi ini.

10. Pemerataan disertai pertumbuhan, maksudnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai (seperti di bidang ekonomi) harus sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, tetapi tidak dibagi habis sehingga tetap tersedia kemampuan yang semakin meningkat untuk mencapai hasil yang lebih besar di masa yang akan datang.

Pembangunan masyarakat sebagai suatu kegiatan dalam pelaksanaannya haruslah berpegang teguh pada prinsip-prinsip pembangunan masyarakat. Prinsip merupakan suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten, suatu prinsip dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang diyakini kebenarannya bagi pelaksanaan kegiatan. Menurut sanders dalam sjafari (2012:22) terdapat sepuluh prinsip dalam pembangunan masyarakat, yakni :

1. Semua kegiatan yang dilakukan harus ada kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Kegiatan pertama harus dimunculkan dalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sudah diutarakannya.

2. Pengembangan lokal harus dilakukan melalui usaha-usaha yang tidak berkaitan dengan substansi kegiatan, namun dengan demikian pengembangan masyarakat memerlukan kegiatan yang terfokus melalui keberadaan program-program yang memiliki tujuan ganda. 3. Perubahan perilaku masyarakat sama pentingnya dengan

usaha-usaha proyek pengembangan material dalam tahap awal pembangunan.

4. Pembangunan komunitas bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat secara umu, evitalisasi keberadaan danperubahan pemerintah lokal ke arah administrasi lokal yang lebih efektif. 5. Identifikasi, dan pelatihan dan pengayaan epemimpinan lokal harus

dijadikan tujuan utama dalam setiap program.

6. Pembebasan yang lebih besar dalam partisipasi wanita dan pemuda dalam pembangunan komunitas, keberadaan mereka harus dipertahankan dan dikembangkan masa mendatang.

7. Untuk mendapatkan hasil efektif, proyek pembangunan masyarakat harus mendapatkan dukungan intensif dari pemerintah.

8. Implementasi program pembangunan masyarakat dalam skala nasional menghendaki penerapan terhadap kebijakan yang konsisten, pengaturan administrasi yang spesifik, rekrutmen dan pelatihan personil, mobilisasi sumber daya dan organisasi penelitian lokal dan nasional, eksperimentasi, dan evaluasi.

9. Sumber daya lembaga swadaya masyarakat harus dimanfaatkan secara penuh dalam program pembangunanmasyarakat di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

10. Kemajuan ekonomi dan sosial di tingkat lokal memerlukan pengembangan yang pararel di tingkat yang lebih luas secara nasional.

2.1.4.1 Konsep Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Suharto (2010:2) Mengemukakan bahwa Kesejahteraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda walaupun substansinya tetap sama. Kesejahteraan sosial pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yaitu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kegiatan kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai kondisi sejahtera.

Kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,perumahan, pendidikan, daan perawatan kesehatan. Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana an melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial, tujuan pembangunan kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup :

1. Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan rentan yang sangat memerlukan perlindungan sosial.

2. Peningkatan keberdayaan melalui pencapaian sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung harga diri dan martabat kemanusiaan.

3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksebilitas dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaan.

Dokumen terkait