• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Konsep Pendapatan (Income)

Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept). Menurut Raharja dan Manurung (2000), ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu:

1) Pendapatan dari gaji dan upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar gaji / upah seseorang secara teoritis sangat tergantung pada produktivitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, yaitu: a) Keahlian (skill), adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan makin tinggi, karena itu gaji atau upahnya makin tinggi. b) Mutu modal manusia (Human capital), adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan. c) Kondisi kerja (Working conditions), adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Penuh resiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat, bila resiko kegagalan atau kecelakaan kerja makin tinggi. Untuk pekerjaan yang makin beresiko tinggi, upah atau gaji makin besar, walaupun tingkat keahlian yang dibutuhkan tidak jauh berbeda.

2) Pendapatan dari Aset produktif

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset finansial (financial assets). Kedua, aset bukan finansial (real assets).

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment) adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang diberikan.

Menurut Rosyidi (2002), ada dua pihak yang menggerakkan roda perekonomian, kedua pihak itu ialah swasta di satu pihak, dan pemerintah di pihak lainnya. Didalam perekonomian liberal, maka peranan di dalam perekonomian hampir seluruhnya dimainkan oleh pihak swasta, yakni oleh pihak individu dan pihak business yang menyediakan barang dan jasa yang menjadi pemuas kebutuhan masyarakat, sebagai imbalan bagi jasa-jasa produktif yang diterimanya dari masyarakat seperti tenaga, tanah, dan sebagainya. Di pihak lain, dari pihak masyarakat ke pihak bisnis mengalirlah uang dalam bentuk pembelian-pembelian, sedangkan dari arah yang sebaliknya- dari business ke masyarakat- mengalir pula dalam bentuk upah, gaji, bunga, sewa, dan sebagainya. Demikianlah adanya arus perputaran perekonomian dari saat ke saat di dalam sebuah perekonomian swasta.

Selanjutnya pada pendapatan dan penghasilan adanya arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa, dan laba. Ini adalah bentuk-bentuk pendapatan yang diterima oleh anggota masyarakat. Penghasilan bisa jadi lebih besar dari pada pendapatan, sebab secara teoritis, penghasilan bruto harus dikurangi dengan setiap biaya yang dikorbankan oleh seseorang demi mendapatkan pendapatannya.

Arus pendapatan (upah, bunga, sewa, dan laba) itu muncul sebagai akibat adanya jasa-jasa produktif yang mengalir ke arah yang berlawanan dengan arah arus pendapatan yakni, jasa-jasa produktif mengalir dari pihak masyarakat ke pihak business sedangkan

pendapatan mengalir dari business ke masyarakat. Semua ini memberi arti bahwa pendapatan harus didapatkan dari aktivitas produktif. Konsep pendapatan nasional pengertiannya hanyalah sederhana saja, yakni pendapatan nasional tidak lebih daripada penjumlahan semua pendapatan individu.

2.4. Produksi

Menurut Rosyidi (2002), bagi kebanyakan orang, produksi diartikan sebagai kegiatan-kegiatan didalam pabrik-pabrik atau kegiatan di lapangan pertanian. Secara lebih luas, setiap proses yang menciptakan nilai atau memperbesar nilai sesuatu barang adalah produksi. Atau dengan mudah dikatakan bahwa produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang. Produksi tidak dapat dilakukan tanpa bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya produksi itu sendiri. Faktor-faktor produksi itu terdiri atas: a) tanah atau sumber daya alam; b) tenaga kerja manusia atau sumber daya manusia; c) modal, dan; d) kecakapan tata laksana atau skill. Sekalipun tidak ada yang tidak penting dari keempat faktor produksi tersebut, namun yang keempat itulah yang terpenting, sebab fungsinya adalah mengorganisasikan ketiga faktor produksi yang lain.

Produksi menciptakan pendapatan. Pembuatan barang dan jasa oleh bisnis tentu memerlukan jasa-jasa produktif dari semua faktor produksi, dan dari situlah munculnya pendapatan, yakni berupa balas jasa untuk semua faktor produksi itu (upah dan gaji, sewa, bunga, dan laba).

Usaha nelayan ataupun usaha petani tambak pada prinsipnya dapat digolongkan sama dengan bentuk perusahaan, dimana untuk memproduksi secara umum diperlukan modal, tenaga kerja, teknologi, dan kekayaan alam (Sukirno, 1985). Bagi nelayan dan petani tambak, produksi ikan yang dihasilkan sama dengan pendapatan.

Produksi (production) merujuk pada transformasi dari berbagai input (tenaga kerja, modal, dan tanah atau sumber daya alam) atau sumber daya menjadi output berupa barang dan jasa.

Menurut Soekartawi (2005), faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting diantara faktor produksi yang lain. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi.

Resiko produksi perikanan adalah yang paling besar dalam konteks produk-produk pertanian, karena sebagian besar produk-produk perikanan berasal dari produk-produksi perairan umum yang tunduk pada kaedah general proverty rights dimana mereka yang menguasai akses akan menguasai produksi yang relatif besar.

Menurut Daniel (2002), proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan tanaman, ternak, maupun ikan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen (pengelolaan). Sebagian

kerja. Ketiga faktor produksi tersebut merupakan sesuatu yang harus tersedia, yang akan lebih sempurna kalau syarat kecukupan pun dapat terpenuhi.

Menurut Mankiw (2001), Produktivitas merupakan faktor penting. Banyak faktor menentukan produktivitas dalam menangkap ikan, misalnya, jika memiliki lebih banyak jaring ikan, jika tahu teknik-teknik menangkap ikan yang baik, jika pulaunya memiliki suplai ikan yang banyak, dan jika mampu menemukan tempat terbaik untuk menangkap ikan di sekitar pulau. Masing-masing faktor yang menentukan produktifitas ini kita sebut modal fisik, modal manusia, sumber daya alam, dan pengetahuan teknologis, dapat diaplikasikan terhadap perekonomian yang lebih kompleks dan realistis.

Dokumen terkait