BAB III KERANGKA BERPIKIR, DAN KONSEP PENELITIAN
3.2 Konsep Penelitian
STRES
(dapat dihadapi setiap orang)
MAHASISWA TAHUN PERTAMA (rentan terhadap stres)
Perubahan status
Perubahan metode belajar
Tuntutan akademik
Perubahan finansial
Pergaulan baru EUSTRESS &
DISTRESS
Menghindari stresor
Mengubah stresor
Beradaptasi terhadap stresor
Menerima stresor
PROSES ADAPTASI GANGGUAN
PENYESUAIAN
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan desain studi deskriptif cross sectional.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
4.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pembuatan proposal serta tahap penelitian. Pembuatan proposal dimulai sejak Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016, sedangkan pelaksanaan penelitian, pengumpulan, pengolahan dan pembuatan laporan hasil penelitian dilakukan pada Maret 2016 hingga November 2016.
4.4 Populasi Penelitian 4.4.1 Populasi Target
Populasi target yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.
4.4.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.
4.4.3 Populasi Sampel
Populasi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.
4.5 Sampel
4.5.1 Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu mahasiswa tahun pertama kelas reguler Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
4.5.2 Cara Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah cluster sampling.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel ini, populasi sampel yang terpilih dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan ke dalam proses penelitian. Cluster sampling telah dilakukan pada kelas reguler program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang diharapkan dapat mewakili populasi sampel secara keseluruhan. Validitas
21
penelitian ini dapat ditentukan dari jumlah sampel yang didapat dari teknik cluster sampling, apakah sudah mencapai sampel minimum atau belum.
Penentuan jumlah sampel minimum dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus yang memerlukan 3 informasi berupa proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, yaitu P (dari pustaka); tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, yaitu d (ditetapkan); dan tingkat kemaknaan, yaitu α (ditetapkan). Untuk simple random sampling rumus yang digunakan :
Zα2 P Q n = --- (1)
d2 Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan Za = 1.96
P = Proporsi variabel yang dikehendaki berdasarkan literatur yaitu hasil penelitian Shen, Y. et al (2012) adalah 68,4% (0,684)
Q = 1-P = 1-0,684 = 0,316
d = presisi (besar penyimpangan yang dapat ditolerir) 10% (0,1) Dengan demikian akan diperoleh penentuan besar sampel yaitu:
(1,96)2 x 0,684 x 0,316 n = --- (2)
(0,1)2 0,83
n = --- (3) = 83 0,01
Perhitungan kemungkinan drop out dari sampel ditentukan sebesar kurang lebih 10%. Peneliti melakukan pertambahan sampel setelah perhitungan estimasi drop out adalah sebanyak 10 orang subjek (± 10% dari jumlah minimum sampel). Total minimum sampel yang dibutuhkan untuk mencapai validitas dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 orang.
4.5.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.5.3.1 Kriteria Inklusi :
Mahasiswa tahun pertama program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Bersedia menjadi subjek penelitian.
23
4.5.3.2 Kriteria Eksklusi
Mahasiswa yang sudah pernah menempuh pendidikan perkuliahan di tempat lain.
Mahasiswa tahun pertama program studi selain Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Menolak berpartisipasi di dalam penelitian.
Mahasiswa dengan alat bantu dalam tubuhnya.
4.6 Identifikasi Variabel
Variabel yang telah diteliti dalam penelitian ini meliputi stres, gangguan penyesuaian, mahasiswa tahun pertama, jenis kelamin, usia.
4.7 Definisi Operasional Variabel
1. Stres adalah suatu bentuk interaksi antara individu dengan lingkungannya yang dinilai sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimilikinya, serta mengancam kesejahteraan. Stres di dalam penelitian ini akan terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu aspek lingkungan dan akademik, aspek fisik, serta aspek emosi.
2. Gangguan penyesuaian adalah reaksi maladaptif individu terhadap suatu stresor tertentu yang nampak dari penurunan yang signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, ataupun akademis individu.
3. Mahasiswa tahun pertama adalah mahasiswa yang baru saja bergabung dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan tengah menjalani tahun pertama kehidupan perkuliahan.
4.
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir dan berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki-laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi. Penelitian ini menggunakan data jenis kelamin yang disesuaikan dengan identitas subjek yang tertera pada Kartu Tanda Penduduk (KTP).5.
Usia adalah satuan waktu yang dipakai untuk mengukur lama keberadaan dari suatu makhluk hidup maupun benda yang berada dalam keadaan hidup atau mati. Pada manusia, usia seseorang dihitung sejak individu tersebut dilahirkan sampai saat usia tersebut dihitung.Pada penelitian ini, usia yang digunakan adalah 14-17 tahun yang disesuaikan dengan Kartu Tanda Pelajar ataupun Kartu Tanda Penduduk (KTP).
4.8 Alat Penelitian
Alat penelitian yang telah digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner, kuisioner yang diberikan pada subjek (sampel) mengacu kepada 2 metode yaitu,
25
metode Holmes dan Rahe, serta metode kuesioner indikator stres. Metode Holmes dan Rahe digunakan untuk menilai stres berdasarkan aspek lingkungan dan akademik, dimana stres dalam aspek ini akan terbagi menjadi tiga kategori yaitu stres ringan (dengan skor < 199) stres sedang (dengan skor 200-299) serta stres berat (dengan skor >300). Metode kuesioner indikator stres digunakan untuk menentukan gejala fisik maupun emosional yang mungkin timbul, dimana stres berdasarkan aspek fisik akan terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu stres aspek fisik ringan (dengan skor <29), stres aspek fisik sedang (dengan skor 30-37), stres aspek fisik berat (dengan skor >38), sedangkan stres berdasarkan aspek emosi terbagi pula ke dalam tiga kategori, yang meliputi, stres aspek emosi ringan (dengan skor <28), stres aspek emosi sedang ( dengan skor 29-36) serta aspek emosi berat ( dengan skor >37)
4.9 Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Penelitian :
1. Pengajuan ethical clearance kepada litbang Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. Menyiapkan informed consent untuk mengambil data penelitian dari responden (subjek penelitian).
3. Menyiapkan kuesioner data diri untuk mengambil data dan mempersiapkan instrumen penelitian yang dibutuhkan.
Tahap Pelaksanaan Penelitian :
1. Peneliti meminta izin dan menerangkan tujuan serta prosedur penelitian kepada setiap responden (sampel).
2. Memberikan lembar kuesioner data diri.
3. Menyocokkan data yang didapat dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
4. Peneliti mencatat data dari proses penelitian yang telah dilakukan meliputi nama, usia, jenis kelamin, kelas yang tengah ditempuh, stres serta gangguan penyesuaian yang diperoleh dari responden (sampel).
4.10 Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang didapat melalui kuesioner yang sebelumnya telah diisi oleh responden (sampel) akan dimasukkan ke dalam tabel kerja dan dianalisis menggunakan software SPSS versi 18.0 dengan melakukan analisis univariate terhadap karakteristik subjek penelitian dan akan disajikan dalam bentuk deskriptif.
4.11 Kelemahan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, sehingga kurang menggambarkan proses perkembangan efek secara tepat. Faktor-faktor risiko dapat ditentukan secara teoritis, namun tidak dapat diukur secara akurat dan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keakuratan hasil penelitian tidak mencapai 100%.
Nilai prognosa dan korelasinya tergolong rendah apabila dibandingkan dengan rancangan penelitian yang lainnya. Selain itu, walaupun variabel pengganggu dapat ditentukan, namun tidak diikutsertakan dalam analisis data. Ketidaktelitian
27
dan bias pada saat pengisian kuisioner akan mengurangi keakuratan hasil penelitian ini.
4.12 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Tahun/Bulan ke-
2015 2016
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
Pembuatan proposal
penelitian 2 Sampling 3
Pengumpulan
data
4
Pengolahan data dan
analisis data
5
Penulisan laporan
penelitian
28 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK UNUD) merupakan satu diantara 13 fakultas yang bernaung diabawah Universitas Udayana. FK UNUD telah berdiri sejak tahun 1962 dan merupakan institusi pendidikan negeri yang berlokasi demikian strategis di pusat kota Denpasar, tepatnya di Jalan PB. Sudirman, Denpasar Selatan, Bali. Institusi pendidikan negeri ini memiliki Program Studi Jenjang Sarjana (S1), Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS I), Program Magister (S2) dan Doktor (S3) yang bergerak di bidang kesehatan.
Fakultas Kedokteran khususnya program studi jenjang sarjana (S1) terbagi lagi di dalam beberapa program studi yang bernaung di bawahnya, adapun program studi-program studi tersebut adalah : kedokteran umum atau program studi pendidikan dokter (PSPD), kedokteran gigi atau program studi pendidikan dokter gigi (PSPDG), program studi ilmu keperawatan (PSIK), program studi ilmu kesehatan masyarakat (PSIKM), psikologi, serta program studi fisiologi. Penelitian ini lebih memfokuskan pada salah satu progra m studi yaitu program studi pendidikan dokter (PSPD) mengingat program studi ini memiliki jumlah mahasis wa yang lebih banyak
29
dibandingkan program studi lainnya, sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan responden yang diperlukan dalam penelitian ini.
Sebagai salah satu program studi yang paling diminati tidak hanya dalam skala nasional namun juga internasional, maka program studi pendidikan dokter terbagi ke dalam 2 kelas berbeda di dalam proses belajar mengajar, ke las tersebut yakni, kelas reguler serta kelas internasional. Hal yang membedakan kedua kelas ini terletak pada bahasa pengantar yang digunakan. Pada kelas reguler, perkuliahan diadakan menggunakan Bahasa Indonesia. Sedangkan pada kelas internasional, perkuliahan diadakan dengan menggunakan Bahasa Inggris.
5.1.2 Gambaran Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini terlibat 100 orang responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Adapun karakteristik responden yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah usia serta jenis kelamin dari responden. Berikut adalah tabel karakteristik responden.
Tabel 5.1 Karakteristik Umum Responden (Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana)
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Usia
16 4 4,0
17 14 14,0
18 76 76,0
19 6 6,0
Total 100 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 36,0
Perempuan 64 64,0
Total 100 100,0
Distribusi karakteristik mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dapat dilihat pada tabel 5.1.
sebagian besar responden berusia 18 tahun, yaitu sebanyak 76 orang dari 100 orang responden yang berpartisipasi (76,0%). Responden yang berusia 16 tahun sebanyak 4 orang (4,0%), sedangkan yang berusia 17 tahun sebanyak 14 orang (14,0%) dan yang yang berusia 19 tahun sebanyak 6 orang (6%). Selain itu, dilihat dari distribusi jenis kelamin, 36 orang sampel (36,0%) adalah laki- laki dan hampir dua kali lipatnya adalah perempuan, yaitu 64 orang sampel (64,0%).
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
5.2.1 Distribusi Frekuensi Manifestasi Reaksi Stres Aspek Lingkungan dan Akade mik, Fisik serta Emosi Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasis wa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Manifestasi Reaksi Stres Aspek Lingkungan dan Akademik, Aspek Fisik serta Aspek Emosi Berdasarkan Jenis Kelamin
Skor Stres Aspek Lingkungan dan Akademik
Total Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat
Jenis
31
Skor Stres Aspek Fisik Total Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat
Jenis
Skor Stres Aspek Emosi Total
Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat Jenis
Tabel 5.2 memperlihatkan dari 100 responden dilihat dari aspek lingkungan dan akademik didapatkan bahwa 72,2% mahasiswa laki- laki mengalami stres ringan, 25% mengalami stres sedang, dan 2,8% mengalami stres berat. Sedangkan 71,9%
mahasiswa perempuan mengalami stres ringan, 23,4% mengalami stres sedang, dan 4,7% mengalami stres berat. Dari data tersebut terlihat bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan lebih banyak mengalami stres ringan dilihat dari aspek lingkungan dan akademik. Dimana aspek lingkungan dan akademik ini dinilai dari beberapa stresor yang dialami oleh sampel, diantaranya adalah kematian anggota keluarga terdekat, kematian teman baik, perceraian orang tua, perubahan kesehatan atau perilaku anggota keluarga, perubahan status finansial, masalah dengan orang tua, perubahan kondisi tempat tinggal, perubahan aktivitas sosial, perubahan pertemuan keluarga, perubahan waktu rekreasi, perubahan lingkungan belajar, kegagalan dalam
ujian, perubahan banyaknya argumen dengan rekan, peningkatan jumlah tugas, permasalahan dengan dosen pengajar, pencapaian akademik yang tidak sesuai harapan, perubahan jam atau kondisi belajar, serta frekuensi seringnya tidak masuk kuliah.
Tabel 5.2 juga memperlihatkan dari 100 responden dilihat dari aspek fisik didapatkan bahwa pada mahasiswa laki- laki sebanyak 25,0% mengalami stres fisik ringan, 30,6% mengalami stres fisik sedang serta 44,5% mengalami stres fisik berat, Sedangkan pada mahasiswa perempuan didapatkan sebanyak 21,9% mengalami stres fisik ringan, 45,3% mengalami stres fisik sedang, 32,8% mengalami stres fisik berat.
Dari data tersebut terlihat bahwa mahasiswa laki- laki lebih banyak mengalami stres fisik berat, sedangkan mahasiswa perempuan lebih banyak mengalami stres fisik sedang. Dimana stres fisik yang dialami oleh sampel dilihat dari keluhan-keluhan yang dirasakan seperti, seluruh tubuh yang terasa tegang, berkeringat basah, sulit berelaksasi, terdapat nyeri tulang belakang yang berat, ketegangan otot, perut nyeri, terasa keluhan pada kulit, mengalami masalah saluran pencernaan, nafsu makan yang rendah, merokok, kekurangan energi beraktifivitas, serta kurangnya frekuensi berolahraga.
Selain itu dari 100 responden dilihat dari aspek emosi, mahasiswa laki- laki sebanyak 5,6% mengalami stres emosi ringan, 11,1% mengalami stres emosi sedang, 83,3% mengalami stres emosi berat. Sedangkan pada mahasiwa perempuan didapatkan sebanyak 0% mengalami stres emosi ringan, 7,8% mengalami stres emosi sedang, 92,1% mengalami stres emosi berat. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa baik mahasiswa laki- laki maupun perempuan lebih banyak mengalami stres emosi
33
berat. Dimana stres emosi ini, dinilai dari keluhan-keluhan yang dirasakan oleh sampel, meliputi, permasalahan dalam mengingat sesuatu, cemas dan ketakutan yang tidak dapat dideskripsikan, kekhawatiran berlebih, sulit berelaksasi di dalam rumah, merasa sangat marah di dalam hati, tempramen yang meledak- ledak dan sulit dikontrol, sensitif serta lekas marah, perubahan emosi yang kurang jelas, perasaan tidak optimis, serta pemikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Berdasarkan data tersebut secara umum dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek lingkungan dan akademik, aspek fisik serta aspek emosi dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna tingkat stres yang dialami baik oleh mahasiswa laki- laki maupun perempuan, hal ini tampak tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad M, et al (2012), dimana dikatakan bahwa level stres pada pelajar perempuan lebih berat dibandingkan pelajar laki- laki dimana dengan menggunakan t-test didapatkan perbedaan yang bermakna antara pelajar laki- laki dan perempuan (α < 0,05).
5.2.2 Distribusi Frekuensi Manifestasi Reaksi Stres Aspek Lingkungan dan Akade mik, Fisik serta Emosi Berdasarkan Usia pada Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Manifestasi Reaksi Stre s Aspek Lingkungan dan Akademik, Aspek Fisik serta Aspek Emosi Berdasarkan Usia
Skor Stres Aspek Lingkungan dan Akademik
18 52 21 3 76
Skor Stres Aspek Fisik Total Stres
Skor Stres Aspek Emosi Total Stres berdasarkan aspek lingkungan dan akademik, mahasiswa dengan usia 16 tahun, sebanyak 50% mengalami stres ringan, 25,0% mengalami stres sedang, 25,0%
mengalami stres berat. Sedangkan pada mahasiswa usia 17 tahun, sebanyak 100,0%
35
mengalami stres ringan, 0,0% mengalami stres sedang, 0,0% mengalami stres berat.
Sedangkan pada mahasiswa usia 18 tahun didapatkan bahwa 68,5% mengalami stres ringan, 27,6% mengalami stres sedang, d an 3,9% mengalami stres berat. Pada mahasiswa usia 19 tahun, sebanyak 66,7% mengalami stres ringan, 33,3% mengalami stres sedang, dan 0% mengalami stres berat. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan usia 16 tahun lebih banyak mengalami stres ringan begitu pula mahasiswa dengan usia 17 tahun, 18 tahun serta 19 tahun lebih banyak mengalami stres ringan apabila dilihat dari aspek lingkungan.
Tabel 5.3 juga memperlihatkan bahwa dari 100 responden dilihat dari aspek fisik, pada mahasiswa usia 16 tahun, sebanyak 25,0% mengalami stres fisik ringan, 50,0% mengalami stres fisik sedang, 25,0% mengalami stres fisik berat. Sedangkan pada mahasiswa dengan usia 17 tahun, sebanyak 28,6% mengalami stres fisik ringan, 42,9% mengalami stres fisik sedang, 28,6% mengalami stres fisik berat. Sedangkan pada mahasiswa usia 18 tahun didapatkan sebanyak 22,4% mengalami stres fisik ringan, 38,2% mengalami stres fisik sedang, 39,4% mengalami stres fisik berat.
Sedangkan pada mahasiswa usia 19 tahun didapatkan sebanyak 16,7% mengalami stres fisik ringan, 50,0% mengalami stres fisik sedang, 33,4% mengalami stres fisik berat. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa stres fisik sedang mendominasi pada mahasiswa usia 16 tahun, 17 tahum, serta 19 tahun. Sedangkan mahasiswa dengan usia 18 tahun lebih banyak mengalami stres fisik berat.
Selain itu dari 100 responden dilihat dari aspek emosi, mahasiswa dengan usia 16 tahun mengalami stres emosi ringan serta stres emosi sedang sebanyak 0,0%, serta stres emosi berat sebanyak 100,0%, Sedangkan pada mahasiswa dengan usia 17 tahun
sebanyak 0,0% mengalami stres emosi ringan, 14,3% mengalami stres emosi sedang, 85,7% mengalami stres emosi berat. Sedangkan mahasiswa usia 18 tahun, mengalami stres emosi ringan sebanyak 2,6%, stres emosi sedang sebanyak 9,2%, stres emosi berat sebanyak 88,2%. Mahasiswa dengan usia 19 tahun, sebanyak 0,0% mengalami stres emosi ringan serta stres emosi sedang, kemudian 100,0% diantaranya mengalami stres emosi berat. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan usia 16 tahun lebih banyak mengalami stres emosi berat. Begitu pula mahasiswa usia 17 tahun, 18 tahun, 19 tahun lebih banyak mengalami stres emosi berat.
37 BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Distribusi karakteristik mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagian besar responden berusia 18 tahun, yaitu sebanyak 76 orang dari 100 orang responden yang berpartisipasi (76,0%). Responden yang berusia 16 tahun sebanyak 4 orang (4,0%), sedangkan yang berusia 17 tahun sebanyak 14 orang (14,0%) dan yang yang berusia 19 tahun sebanyak 6 orang (6%). Selain itu, dilihat dari distribusi jenis kelamin, 36 orang sampel (36,0%) adalah laki-laki dan hampir dua kali lipatnya adalah perempuan, yaitu 64 orang sampel (64,0%).
Dilihat dari aspek lingkungan dan akademis mahasiswa laki-laki maupun perempuan lebih banyak mengalami stres ringan, sedangkan dilihat dari karakteristik usia mahasiswa dengan usia16 tahun, 17 tahun, 18 tahun serta 19 tahun lebih banyak mengalami stres ringan.
Apabila dinilai dari aspek fisik , mahasiswa laki-laki lebih banyak mengalami stres fisik berat, sedangkan mahasiswa perempuan lebih banyak mengalami stres fisik sedang. Serta dilihat dari segi usia stres fisik sedang mendominasi pada mahasiswa usia 16 tahun, 17 tahum, serta 19 tahun. Sedangkan mahasiswa usia 18 tahun lebih banyak mengalami stres fisik berat.
Sedangkan apabila ditilik dari aspek emosi didapatkan bahwa mahasiswa laki-laki serta mahasiswa perempuan lebih banyak mengalami stres emosi berat.
Sedangkan berdasarkan usia mahasiswa dengan usia 16 tahun, 17 tahun, 18 tahun, serta 19 tahun juga memiliki kecenderungan mengalami stres emosi berat.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Pelajar atau mahasiswa harus mengetahui sejak awal bahwa memasuki dunia perkuliahan akan membutuhkan proses adaptasi mengingat terjadinya perubahan yang sangat signifikan dari lingkungan sekolah yang biasa dihadapi, dengan mengetahui sejak awal diharapkan mahasiswa tahun pertama mampu mencegah terjadinya gangguan penyesuaian yang mungkin dihadapi kedepannya. Selain itu, diharapkan mahasiswa tahun pertama mampu menjaga kondisi fisik maupun mental sehingga proses adaptasi lebih mudah dilakukan, serta menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan teman sejawat yang baru.
6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan (Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana)
Institusi pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana hendaknya mampu memberikan perhatian
39
khusus terhadap masalah stres serta gangguan penyesuaian yang mungkin menimpa para calon mahasiswa baru ataupun mahasiswa baru itu sendiri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dilakukannya skrining kejiwaan atau personality sebelum mahasiswa baru memulai aktivitas akademisnya di lingkungan perkuliahan, sehingga bagi mereka yang memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan stres ataupun gangguan penyesuaian dapat dilakukan suatu tindakan pencegahan dini sebelumnya. Disamping itu institusi pendidikan hendaknya memperkuat peran pembimbing akademis untuk memudahkan para mahasiswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang tengah dihadapinya, seperti misalnya kekhawatiran terhadap perubahan lingkungan belajar yang umumnya dialami oleh para mahasiswa baru.
6.2.3 Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut serta lebih komprehensif kedepannya.
39
Ahmad, M.T., Lama, M.Q. 2012. Assessing Stress Among University Students. American International Journal of Contemporary Research
Ali, Ismail. 2015. Adjustment Disorders (Stress Related or Psychiatric Disorder). Journal of Psychiatry.
Carta, M.G., Balestrieri, M., et.al. 2009. Adjustment Disorder:
epidemiology, diagnosis and treatment. Clinical Practice and Epidemiology in Mental Health.
Christyanti, D., Mustami’ah, D., Sulistiani, W. 2010. Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Insan Vol. 12 No. 03, Desember 2010.
Cohen, S., Deverts, D.J. 2012. Who’s Stressed? Distributions of Psychological Stress in the United States in Probability Samples from 1983, 2006, and 2009. Journal of Applied Social Psychology.
Gbettor, E.M., et. al. 2015. Stress and Academic Achievement: Empirical Evidence of Business Students in a Ghanaian Polytechnic. International Journal of Research in Business Studies and Management.
Imeokparia, Ediagbonya, Kennedy. 2013. Stress Management: an Approach to Ensuring High Academic Performance of Business Education Students. European Journal of Educational Studies 5(1), 2013.
Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2.
Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.
Kumar, S., Bhukar, J.P. 2013. Stress Level and Coping Strategies of Collage Students. Journal of Physical Education and Sport Management, Vol. 4910:pp. 5-11, January 2013.
Maryam, Siti. 2009. Strategi Coping bagi Keluarga Korban Gempa dan Tsunami Aceh. Nanggroe Aceh Darussalam:Unimal Press.
Mendonca, Gisela. 2008. Introduction to Stress Management. Health Tips From Army Medicine.
Pariat, L., Rynjah, A., et.al. 2014. Stress Levels of Collage Students:
Interrelationship between Stressor and Coping Strategies. IOSR Journal of
40
Humanities and Social Science (IOSR-JHSS) Vol. 19, Issue 8, Ver. III (Aug, 2014), PP 40-46.
Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Toussaint, L., Shields, G.S., et. Al. 2016. Effects of Lifetime Stress Exposure on Mental and Physical Health in Young Adulthood: How Stress Degrades and Forgiveness Protects Health. Journal of Health Psychology.
Wen, Cheng Kai. 2010. A Study of Stress Sources among College
Wen, Cheng Kai. 2010. A Study of Stress Sources among College