• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pengembangan .1 Konsep Umum

BAB IV KONDISI UMUM

ABSENSI TENAGA KERJA HARIAN PERIODE : (KANTOR ESTATE)

4.4 Konsep Pengembangan .1 Konsep Umum

Perencanaan kompleks Perumahan Danau Bogor Raya didasarkan konsep

A Home With the View, membangun suatu kawasan hunian yang dapat

mewujudkan impian manusia untuk tinggal di lingkungan yang nyaman, indah, tenang, dan aman dengan menghadirkan lingkungan buatan yang mengarah kepada lingkungan alami. Munculnya konsep ini didorong dengan adanya kondisi

alam yang menunjang, seperti adanya panorama keindahan pegunungan yang mengelilingi perumahan tersebut, kondisi tanah yang berbukit, dan lokasi yang tenang di wilayah sub-urban dan udara yang bersih.

Untuk merealisasikan konsep yang bersifat back to nature tersebut, terdapat beberapa konsekuensi berikut yang dituntut dalam pelaksanaanya :

1. membuat badan jalan yang lebih rendah daripada level rumah (Gambar 6) dengan tujuan

a. mengurangi kebisingan lalu lintas,

b. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik,

c. mempercepat aliran air hujan dari kavling-kavling, dan d. memberikan pandangan yang luas dari dalam rumah;

2. menghilangkan pagar depan rumah dan penggunan pagar belakang rumah yang tidak melebihi satu meter atau tidak menutupi pandangan dengan tujuan menciptakan kesan luas terbuka dan akrab;

3. menjual kavling baik dengan bangunannya maupun dalam bentuk kavling kosong tiap penghuni dapat mengubah atau membangun desain rumah sesuai yang diinginkannya dengan syarat harus sesuai dengan peraturan pembangunan yang ada;

4. menciptakan lingkungan sekitar rumah yang segar, nyaman, dan aman dengan adanya penataan taman.

Gambar 6. Konsep Umum Perumahan Danau Bogor Raya

Tidak terdapatnya tenaga ahli di bidang arsitektur lanskap menyebabkan tidak adanya perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan fungsi dan

estetika tanaman. Pengelola tidak memprioritaskan konsep penataan lanskap di permukiman sehingga desain penataan lanskap di permukiman ini dipilih desain yang sederhana, dipilih karakter tanaman yang tidak menyulitkan dalam pemeliharaannya dan dapat beradaptasi, serta memperhatikan jenis tanaman yang sesuai dengan keadaan tapak.

4.4.2 Konsep Bangunan

Konsep bangunan pada Perumahan Danau Bogor Raya ini adalah Tropikal yaitu merefleksikan gaya tropis yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Konsep pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya memiliki konsep gaya kontemporer yaitu merefleksikan gaya klasik (Kolonial Tropis) yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Gaya klasik yang digunakan merupakan gaya bangunan kolonial. Bangunan yang ada didesain sedemikian rupa dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu keadaan alam curah hujan, frekuensi hujan, suhu udara, angin, topografi, sirkulasi udara, arsitektur, dan teknologi mutakhir. Bangunan tersebut direncanakan sedapat mungkin memenuhi persyaratan yang timbul akibat faktor faktor tersebut.

Produk arsitektur bangunan yang dimunculkan saat ini, dikhususkan untuk memanjakan para penghuninya sesuai dengan trend saat ini, yaitu gaya minimalis, dengan sentuhan unsur lengkung sebagai aksen serta desain bangunan yang dilengkapi pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik (Gambar 7). Tipe rumah kecil memiliki bentuk yang sederhana dengan menonjolkan warna terang yang lebih dominan sehingga bangunan terlihat luas. Upaya pengurangan biaya cut and

fill dilakukan dengan mengikuti pola topografi yang ada. Adanya taman depan

dan belakang rumah menjamin sirkulasi udara luar dan dalam rumah yang baik sehingga memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Gambar 7. Bangunan Modern dan Minimalis

 

Dalam pelaksanaan pembangunan rumah, khususnya kavling yang kosong dan ingin mempergunakan desain sendiri, terdapat beberapa peraturan teknis yang harus diikuti, seperti garis sempadan bangunan, pemasangan pagar, luas, tinggi dan bentuk bangunan. Penghuni yang telah membeli rumah di Perumahan Danau Bogor Raya, kerap kali mempunyai keinginan untuk mengadakan perubahan pada rumah yang telah dibelinya. Hal ini dilakukan adalah untuk lebih mempercantik rumah yang sudah ada ataupun ingin terlihat berbeda dengan rumah-rumah yang ada disekitarnya. Untuk mengatisipasi hal tersebut, pihak developer telah mengeluarkan prosedur perubahan rumah atau tanah. Ketentuan yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut.

1. Perubahan bentuk tanah/rumah boleh dilakukan sebatas tidak menyalahi ketentuan yang ada dan atas persetujuan dari customer, sales marketing,

arsitek dan bagian proyek;

2. Arsitek akan menggambarkan desain revision sesuai dengan keinginan

custumer sejauh tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan;

3. Proyek harus menhitung pengeluaran yang ada apabila untuk rumah/tanah yang akan direvisi;

4. Proyek harus memberikan biaya perubahan bangunan kepada customer untuk ditandatangani;

5. Jika costumer menyetujui biaya perubahan tersebut, maka arsitek akan menggambarkan gambar yang sesungguhnya untuk dilaksanakannya pembangunan;

6. Proyek akan melakukan pembangunan sesuai dengan gambar yang telah dibuat dengan menggunakan prosedur penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK).

4.4.3 Konsep Tata Hijau

Tata hijau yang berada di kawasan Perumahan Danau Bogor Raya ini memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, pengarah dan penutup tanah yang terdiri dari pohon, perdu, semak sampai groundcover. Konsep yang direncanakan pada setiap kawasan berbeda pada setiap lokasi. Perbedaan ini dicirikan oleh pemilihan tanaman yang berbeda. Lokasinya meliputi sepanjang berm, taman rekreasi, taman lingkungan, dan lokasi kavling yang belum terdapat rumah. Selain itu tata hijau yang direncanakan dapat berfungsi membentuk ruang, mengontrol kebisingan, habitat satwa, serta fungsi-fungsi lingkungan lainnya. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, peletakan vegetasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap-tiap lokasi.

Dari pengamatan langsung di lapang, ruang terbuka hijau di permukiman ini kurang dari 40 % dari luas total keseluruhan area. Kriteria standar nasional untuk ruang terbuka hijau permukiman di perkotaan sebesar 40-60 % dari total kawasan, sehingga dapat dikatakan kawasan ini belum memenuhi kriteria standar nasional.

Secara rinci konsep perencanaan tata hijau yang dibuat oleh pengelola permukiman adalah sebagai berikut.

1. Jalur hijau di berm didasarkan pada konsep berikut:

a. memberikan arah (orientasi) pada pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor;

b. memberikan perhatian kepada pengendara kendaraan bermotor dalam mengatur laju kecepatan kendaraannya dengan memberikan aksen pada setiap belokan dan putaran;

c. menciptakan suasana lingkungan teduh dan nyaman;

d. selain tanaman berfungsi sebagai peneduh dan pengarah, tanaman yang digunakan diharapkan menjadi pengendali pergerakan angin pereduksi bunyi serta polutan, dan pengikat antar daerah.

Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) jenis tanaman yang berbeda setiap lokasi dan berbeda jarak tanam serta teratur untuk memperjelas garis tepi jalan;

b) jenis pohon yang mempunyai tajuk yang lebar untuk menghasilkan suasana lingkungan yang teduh dan nyaman;

c) jenis pohon yang daunnya tidak mudah rontok agar tidak mengotori jalan dan lingkungan permukiman dan yang perakarannya tidak merusak kabel listrik dan telepon yang tertanam di dalam tanah;

d) jenis pohon yang berbunga untuk menciptakan suasana yang hangat dan cerah;

e) tanaman semak dan perdu berbunga sebagai variasi dari pohon yang besar dan sebagai aksen untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.

2. Taman Lingkungan didasarkan pada konsep berikut: a. menciptakan kesan terbuka, ramah dan hangat;

b. memberikan rasa senang dan nyaman kepada penghuni rumah. Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar dan berbunga cerah untuk memberikan kesenangan kepada pemakainya;

b) jenis semak atau perdu dan groundcover berdaun dan berbunga cerah untuk memberikan kesan kehangatan dan menimbulkan keakraban bagi pemakainya;

c) jenis tanaman yang mudah dipelihara. 3. Taman rekreasi didasarkan pada konsep berikut:

a. penataan tanaman dengan jarak tanam yang tidak teratur untuk menciptakan suasana alami;

b. menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan, nyaman, dan aman bagi penghuni permukiman terutama bagi anak-anak dan lanjut usia; c. memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi pemakainya.

Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang tajuknya cukup lebar dan daun yang tidak muda rontok; b) jenis semak atau perdu hias dan ground cover berbunga cerah untuk

c) khusus untuk areal bermain anak-anakdipilih jenis tanaman yang tidak berduri dan tidak bergetah sehingga tidak membahayakan mereka;

d) jenis tanaman yang mudah dipelihara;

e) jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai konservasi tanah dan air, pereduksi polutan dan kebisingan, pengendalian iklim, dan pembatas anatara daerah pemukiman dengan area rekreasi.

4. Kavling kosong yang belum terdapat bangunan didasarkan pada konsep berikut:

a. menghadirkan suasana cerah, sejuk dan segar; b. menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman; c. menciptakan kerapihan dan kebersihan kavling. Kriteria tanaman yang digunakan:

a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar yang bersifat sementara atau tidak permanen, berbunga cerah dan daun yang tidak mudah rontok untuk menciptakan keteduhan, kerapihan dan kebersihan;

b) jenis rumput yang mudah diperoleh serta mudah dalam penanaman dan pemeliharaan.

Konsep Tata Hijau yang telah dibuat pengelola permukiman merupakan konsep yang dibuat berdasarkan kesesuaian tanaman terhadap lingkungan dimana tanaman memiliki fungsi secara estetik maupun fungsional. Konsep tata hijau yang dibuat memiliki fungsi estetik yaitu menciptakan suasana yang diinginkan sesuai lokasi yang telah ditentukan. Pada taman lingkungan diciptakan suasana yang menarik yaitu menggunakan tanaman semak yang memiliki karakter daun dan bunga yang cerah. Pada taman rekreasi diciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik yaitu tanaman yang memiliki fungsi sebagai peneduh, memiliki bunga yang cerah dan tidak berduri.

Menurut Nasrullah (2007), berdasarkan cirri-ciri fisik tanaman secara individu atau berkelompok dalam ruang terbuka hijau memilki fungsi sebagai ameliorasi iklim/menciptakan kenyamanan, merekayasa linkungan, keperluan arsitektural, dan untuk keindahan.

Dilihat dari segi fungsional tanaman, dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, maupun pengarah. Pada jalur hijau berm menggunakan

tanaman yang memiliki fungsi sebagai pengarah yaitu pohon yang memiliki karakter tajuk yang khas.

Tanaman pengarah ditempatkan di median jalan utama dan area penerimaan sehingga memudahkan pengguna kendaraan bermotor untuk mengatur laju kendaraan. Jalur hijau berupa berm yang terletak di depan bangunan rumah menggunakan jenis pohon peneduh. Taman lingkungan menggunakan tanaman yang memiliki karakter serta fungsi sebagai peneduh sehingga tercipta keakraban bagi para penghuni permukiman ini. Untuk memperhalus kesan kaku dari pagar, maka di pinggir pagar ditanami bambu jepang dan glodokan tiang. Pada dasarnya jenis tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mudah didapat, tidak mahal, dan mudah dalam pemeliharaannya. Jenis tanaman terangkum dalam Lampiran 3.

Menurut Carpenter et al. (1975), kriteria dalam pemilihan tanaman untuk sebuah kota harus sama dengan situasi lanskap lainnya yaitu menyesuaikan lanskap sesuai kebutuhan dan fungsinya, dapat beradaptasi dengan lingkungan, mempertimbangkan semua karakter tanaman baik ukuran dewasa dan bentuknya, dan memerlukan pemeliharaan yang rendah. Penanaman pohon-pohon selalu diletakkan di sepanjang jalan untuk menyediakan naungan atau jalan raya yang lurus memandu dari satu bangunan ke monument lain. Penanaman juga memberikan nilai visual dan menciptakan perasaan unity.

4.4.4 Konsep Utilitas

Proyek suatu permukiman dikatakan berhasil tidak hanya dari bangunannya saja tetapi dari unsur pendukungnya yaitu utilitas. Kawasan perumaha Bogor Raya memiliki utilitas terdiri dari jaringan listrik, telekomunikasi dan drainase.

Infrastruktur yang sangat penting di Kota Bogor adalah sarana pembuangan air hujan berupa saluran drainase. Pada kawasan Bogor Raya, saluran drainase secara kualitas dan kuantitas cukup memadai. Terdapat dua tipe saluran yaitu saluran terbuka (Gambar 8a) dan saluran tertutup (Gambar 8b). Saluran terbuka yaitu saluran yang secara visual terlihat secara langsung sedangkan saluran tertutup berada di bawah suatu perkerasan. Saluran-saluran

pembuangan terdapat di seluruh kawasan meliputi masing-masing cluster yang ukurannya lebih kecil. Saluran ini air hujan tidak mengenang, sehingga kemungkinan kecil akan terjadi tanah becek dan pertumbuhan serangga pembawa penyakit.

(a) Saluran Terbuka (b) Saluran Tertutup Gambar 8. Contoh Sarana Drainase Danau Bogor Raya

 

Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyrakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk penggunaan yang diinginkan. Hal ini penting dalam penataan kota yaitu menjaga karakter, kualitas, atau symbol lingkumgan yang ada sehingga tercipta lanskap yang ideal.

Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Griya Bogor Raya jaringan listrik dan telekomunikasi menggunakan sistem kabel udara dimana kabel listrik beserta tiang dipancangkan (Gambar 9). Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah sistem drainase terbuka yang terdapat di pinggir atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka.

Kelebihan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah jika terdapat kerusakan dapat segera dicari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi Namun kekurangan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah dapat menutupi pemandangan yang baik ke arah pegunungan. Untuk saluran drainase dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pengguna jalan, terlihat dari adanya saluran yang melintasi jalan dengan mengunakan penutup saluran.

Gambar 9. Penampang Jaringan Utilitas Kabel Terbuka

 

Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Bogor Raya Development jaringan listrik dan telekomunikasi berada/tertanam di dalam tanah atau disebut

Underground Power Supply. Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah

sistem drainase tertutup yang pada bagian-bagian tertentu dipasang pintu saluran

(hole) yang berfungsi sebagai sarana pemeliharaan saluran dan menyalurkan

limpasan air hujan dan jalan-jalan.

Kelebihan menggnakan jaringan listrik dengan sistem tertanam adalah penghuni tidak terganggu dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Selain menggangu pemandangan, adanya kabel listrik beserta tiang pancangnya dapat juga membahayakan. Penanaman kabel-kabel di dalam tanah juga member kebebasan pada tanaman untuk tumbuh tanpa harus dipangkas pada ketinggian tertentu. Namun kekurangan pada system ini adalah selain dari biaya yang mahal juga sangat sulit untuk mencari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi.

Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk pengguna yang diiginkan. Bentukan kota yang baik adalah kota yang dapat memberikan pemandangan dan menunujukkan dimensi dalam bentuk spasial kota. Menurut

Simond dan Starke (2006), manusia pada akhirnya mengendalikan alam. Jejak dalam hidup berlalu pada proses alam yang abadi dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan. Kehidupan akan menyediakan kekuatan yang utama, perkembangan budaya kita harus mempunyai orientasi pada bentuk bangunan, mengelola bentuk, serta permintaan bentuk harus memiliki arti. Selanjutnya, kita mengetahui risiko dan menciptakan keharmonisan antara alam dan kehidupan.

4.4.5 Konsep Sirkulasi

Sarana sirkulasi yang ada berupa jalur kendaraan bermotor, bertujuan untuk memudahkan aksesbilitas bagi penghuni Perumahan Danau Bogor Raya. Dalam Kawasan DBR, jalur sirkulasi juga merupakan sarana penghubung antar satu areal dengan areal lainnya.

Konsep sirkulasi yang ada di Perumahan Danau Bogor Raya disesuaikan dengan konsep dasar kota Bogor. Jalan di kawasan permukiman ini dihubungkan dengan jalan kearah barat yang menuju pusat kota, sehingga memerlukan beberapa menit saja untuk mencapai keramaian kota.

Beberapa konsep sirkulasi yang diterapkan di Perumahan DBR ini adalah sebagai berikut.

1. Badan jalan dibuat lebih rendah daripada level rumah dengan tujuan a. mengurangi kebisingan lalu lintas;

b. memberikan pandangan yang lebih luas dari dalam rumah; c. mempercepat drainase air hujan dan kavling;

d. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik.

2. Perencanaan jalur sirkulasi semaksimal mungkin mengikuti elevasi tanah asli sehingga dapat memberikan bentukan yang menarik dan sedikit berbukit-bukit.

3. Pembagian jalan dibedakan atas dasar beban jalan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya.

4. Jalur sirkulasi hanya diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. 5. Struktur permukaan jalan yang digunakan adalah conblock yang dapat

Pengelola memilih bahan conblock yang memberikan kesan menarik sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan bagi para pengguna kendaraan ketika melintasi jalan. Bahan conblock juga dapat mengurangi silau dan dapat menghindari adanya genangan air karena penyerapan air ke dalam tanah dapat berlangsung dengan baik.

Kemiringan jalan sebesar 2%, sehingga air hujan tidak tergenang melainkan disalurkan ke saluran-saluran air yang berada di sisi-sisi jalan. Kondisi jalan ada yang dalam posisi mendatar, menanjak, dan menurun mengikuti bentukan topografi yang ada, demikian juga letak jalan ada yang lebih rendah dari level perumahan ada juga yang sejajar letaknya dengan pemukiman, hal ini karena mengikuti topografi (Gambar 10).

Perencanaan jalan tidak menggunakan jalur trotoar untuk pejalan kaki dikarenakan direncanakan sebagian besar penghuni merupakan pengguna kendaraan bermotor sehingga pihak developer mengganggap trotoar tidak terlalu dibutuhkan di permukiman ini.

4.5 Pembagian Karakter Ruang

Perumahan Danau Bogor Raya mengusung tema “The Most Prestigious

Address In Bogor” karena lokasi dan akses perumahan dekat dengan jalan tol

Jagorawi yang telah dibuka untuk memudahkan mobilitas penghuni. Kawasan ditata menjadi ruang penghantar/pengarah, ruang penerimaan, area perumahan dan area komersial sebagai ruang utama serta didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan.

Gambar 10. Level Jalan terhadap Perumahan

 

4.5.1 Ruang Penerimaan

Ruang penerimaan adalah area yang dapat dimasuki penghuni dan pengunjung yang mempunyai izin. Area ini berfungsi sebagai ruang penyambutan para pengguna yang akan memasuki kawasan. Area ini ditandai dengan adanya

signage yang terbuat dari betukan semen dan batu alam yang bertuliskan “Danau Bogor Raya” (Gambar 11).

4.5.2 Ruang Penghantar/Pengarah

Ruang penghantar/pengarah adalah area yang menghantar pengunjung, pengelola, dan penghuni menuju kawasan perumahan ini. Ruang penghantar yang terasa di perumahan ini berupa jalan jembatan (path) dengan lanskap yang ditanami oleh vegetasi (Gambar 12). Area transisi juga area yang memberi jeda sehingga terjadi kesan berbeda terhadap ruang. Ruang tersebut berupa area yang penggunaan ruangnya tidak sebanyak ruang utama. Karakter lainnya tidak ditemui pula fasilitas umum maupun bangunan fungsional karena aktivitas pada ruang ini relatif kecil atau tidak ada sama sekali.

Gambar 12. Kondisi Ruang Penghantar

 

4.5.3 Ruang Utama

Ruang utama adalah tujuan akhir dan pusat aktivitas pada kawasan. Ruang utama pada Perumahan Danau Bogor Raya terbagi dalam 3 area, yaitu (1) area perumahan, (2) area komersil, dan (3) area fasilitas umum. Karakter ruang utama yang ditemui yaitu intesitas penggunaanya yang tinggi dan terdapat fasilitas yang lengkap bagi aktivitas pengguna.

4.5.3.1 Area Perumahan

Permukiman yang dikelola oleh PT BRD yaitu Golf Estate Bogor Raya, The Orchid Mansion, Padjajaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency. Kawasan Parahyangan dan Kemang Indah Regency merupakan pemukiman baru sehingga masih dalam tahap pembangunan.

1. Lanskap Permukiman Golf Estate Bogor Raya

Permukiman Golf Estate Bogor Raya memiliki konsep a Home With

the View dilengkapi dengan lapangan golf sebagai view yang dapat

memberikan nilai tambah. Untuk mendukung konsep ini dipilih pola cluster,

kavling-kavling pemukiman terpusat pada satu titik dan dikelilingi oleh arena lapangan golf serta dihubungkan dengan jalan berpola cul-de-sac yang dilengkapi dengan jogging track. Dalam pengembangannya permukiman ini dilakukan oleh PT Bogor Raya Development. Pemukiman ini terbagi ke dalam beberapa blok yang memiliki luasan kavling dan tutupan yang berbeda.

Pembagian tata ruang untuk tapak di Golf Estate Bogor Raya (GEBR) dan lapangan golf Klub Golf Bogor Raya (KGBR) terbagi dalam tiga zona, yaitu zona hunian, zona fasilitas, dan zona permainan. Zona hunian muliputi seluruh kavling, bangunan, dan sarana lain yng terdapat di zona GEBR. Zona permainan mencakup seluruh area yang digunakan dalam permainan golf . Zona Fasilitas di pemukiman ini adalah club house yang harus disediakan oleh pengelola golf dalam menunjang permainan golf.

Keterkaitan antara ketiga zona tersebut bersifat langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung dapat dilihat pada zona permainan dengan zona fasilitas, sedangkan hubungan tidak langsung adalah antara zona permainan dan zona fasilitas dengan zona hunian. Zona fasilitas ditujukan bagi mereka yang ingin bermain golf namun bukan berarti seluruh penghuni GEBR dapat memasuki kedua zona tersebut. Zona hunian yang letaknya tersebar di antara zona permainan memberikan pemandangan berupa lapangan golf dari dalam rumah penghuni, penghuni masih dapat menikmati indahnya lapangan golf tanpa harus bermain golf di lapangan. Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman GEBR dapat dilihat pada Gambar 13.

2. Lanskap The Orchid Mansion

Di permukiman The Orchid Mansion (TOM) ini memiliki konsep

Town House a class above tipe Koppel. Bangunan tersebut merupakan

bangunan bertingkat dua. Seperti konsepnya pemukiman ini ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Bogor Raya Development.

Area pemukiman ini terdapat di dalam kawasan permukiman Golf Estate Bogor Raya, permukiman ini ditandai dengan adanya taman yang mengelilingi signage yang bertuliskan “The Orchid Mansion” yang terbuat dari batu-batu alam yang disusun menyerupai pilar dan terdapat sculpture

berwarna ungu yang memberikan kesan elegan berupa bunga anggrek yang dapat dilihat pada Gambar 14. Rumah The Orchid Mansion terdiri dari tipe Vandalimbata 80/120, Dendrobium 95/164, dan Cymbidium 128/215.

Gambar 14. Welcome Area The Orchid Mansion

Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman TOM dapat dilihat pada Gambar 15. Tanaman yang mendominasi adalah matoa yang ditanam pada

berm-berm rumah yang berfungsi sebagai peneduh maupun pengarah. Pada