• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Kegiatan Pemeliharaan Lanskap

5.4.1 Pemeliharaan Fisik

Pada pemeliharaan fisik berhubungan dengan kualitas elemen lanskap dan berpedoman pada tujuan dan desain yang telah dibuat sebelumnya untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga rapi, bersih, indah, asri, nyaman, serta aman. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fisik meliputi pemeliharan soft material dan hard material.

Pemeliharaan soft material terdiri atas penyiraman, pemangkasan, penyiangan gulma (weeding) dan pendangiran, pemupukan, pengedalian hama penyakit, dan penyulaman. Hard material meliputi pembersihan perkerasan,

perbaikan jalan dan pengecatan, dan penerangan jalan umum (PJU) dan saluran telepon.  

5.4.1.1 Pemeliharaan Elemen Lunak (Soft Material) 5.4.1.1.1 Penyiraman

Air merupakan kebutuhan utama tanaman. Penyiraman dilakukan secara kontinyu dengan memperhatikan kondisi cuaca yang ada. Penyiraman dilakukan secara bersamaan terhadap tanaman groundcover, semak/perdu beserta pohon. Adapun peralatan yang digunakan dalam penyiraman adalah mobil tangki. Alat penyiraman dengan mobil tangki yang disediakan pihak pengelola sebanyak 2 unit yaitu mobil tangki dengan kapasitas 4000 liter dan 5000 liter. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penyiraman terdiri dari 1 orang supir dan 2 tenaga kerja penyiraman (Gambar 31).

Area yang diutamakan untuk dilakukan penyiraman adalah jalur boulevard

dan pada tanaman yang baru ditanam. Pada musim kemarau, penyiraman denagn mobil tangki dilakukan setiap hari, sedangkan ketika datangnya hujan penyiraman tidak dilakukan esoknya. Taman lingkungan pada area permukiman jarang dilakukan penyiraman, dikarenakan tidak cukup waktu dan juga karena taman lingkungan sudah didominasi dengan pohon-pohon besar yang cukup kuat bila tidak disiram.

Gambar 31. Penyiraman dengan Mobil Tangki

 

Dalam pelaksanaannya, penyiraman dimulai dengan pengisian tangki menggunakan selang 7 cm. Air yang digunakan berasal dari saluran yang

kualitasnya masih layak untuk penyiraman. Pengisian air untuk tangki berukuran 5000 liter menghabiskan waktu 2 jam dimulai pada pukul 07.00. Air sebanyak 5000 liter dapat habis dalam jangka waktu penyiraman dua jam tanpa henti. Setelah air habis, tangki diisi kembali. Penyiraman dapat berlangsung pada pagi, siang hingga malam hari.

Pada teknis di lapangan, mahasiswa mengamati bahwa terkadang volume semprot untuk penyiraman terlalu besar. Hal ini berakibat tanah tererosi dan rumput sering rusak terutama pada rumput yang baru ditanam dan taman yang terjal. Penyiraman untuk semak/perdu, grouncover, dan rumput dengan jarak yang cukup dekat dari mobil tangki dilakukan oleh tenaga kerja dari atas mobil tangki. Untuk penyiraman yang cukup jauh dari mobil tangki, tenaga kerja turun dari mobil tangki tersebut. Penyiraman juga diperlukan pada tanaman semak/perdu yang baru dipupuk dan tanaman yang baru ditanam. Karena kegiatan pemeliharaan taman rumah tidak menjadi tugas Estate, penyiraman pada masing-masing rumah dilakukan oleh pemilik rumah. Biasanya pemilik rumah menyirami tanamannya menggunakan air yang sudah disediakan dan dialiri ke masing-masing rumah.

5.4.1.1.2 Pemangkasan

Pemangkasan merupakan jenis kegiatan pemeliharaan fisik yang bersifat rutin dengan frekuensi tertentu. Pemangkasan yang dilakukan di Perumahan Danau Bogor Raya meliputi pemangkasan rumput, grouncover, semak/perdu, dan pemangkasan pohon. Tujuan dari kegiatan pemangkasan yaitu untuk menjaga kesehatan tanaman, mempertahankan penampilan tanaman, dan untuk keamanan pengguna. Secara umum pemangkasan dilakukan untuk mengurangi ukuran tanaman, membentuk tanaman, meremajakan tanaman, membuang bagian tanaman utilitas dan para pengguna, memenuhi persyaratan teknis lapangan untuk hamparan rumput.

Pemangkasan rumput setiap harinya terbagi dalam beberapa area, yaitu area kavling, berm, median, taman, dan lahan miring. Pemangkasan pada area kavling dan halaman rumah warga yang belum dihuni bertujuan untuk memangkas rumput-rumput liar. Pemangkasan lebih mudah karena lahan masih

lapang sehingga area hasil pemangkasan lebih luas. Kemudian pada berm median, dan taman kegiatan pemangkasan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan area kavling karena pada area-area ini harus lebih berhati-hati agar tidak mengganggu tanaman yang lain.

Pemangkasan rumput dengan alat mesin gendong dilakukan pada taman lingkungan, kavling, ruang terbuka hijau serta berm jalan. Masing-masing mesin diberikan jatah bahan bakar 3l/hari. Alat bantu yang digunakan dalam pemangkasan rumput ini adalah asahan, kaca mata, dan masker sebagai pengaman. Selain alat mesin gendong alat pangkas lain yang digunakan adalah babadan. Babadan digunakan untuk area yang relative rumit dan cukup terjal. Babadan ini menjangkau tempat-tempat yang sangat sulit dijangkau alat mesin gendong.

Pemangkasan rumput dengan menggunakan mesin gendong lebih terkonsentrasi pada berm dan median (Gambar 32.). Oleh karena itu, pemangkasan rumput diiringi pula dengan petugas penyapuan, agar rumput yang baru saja dipotong dapat segera dibersihkan. Untuk pemangkasan rumput kavling, sampah rumput yang ada dibiarkan saja dan kemudian menjadi pupuk organik dengan sendirinya.

Gambar 32. Pemangkasan Rumput dengan Alat Mesin Gendong

Pekerjaan pemangkasan pada semak, perdu dan groundcover dilakukan pada umumnya untuk menjaga kerapihan tapak. Alat-alat yang digunakan berupa

parang dan gunting pangkas. Pemangkasan pada pohon merupakan kegiatan non-rutin. Pemangkasan pohon dilakukan dengan beberapa teknik anatara lain menggunakan arit, golok, gergaji, atau galah.

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya pemangkasan pohon adalah sebagai berikut:

1. terdapat pohon yang roboh akibat angin;

2. tajuk pohon yang menjuntai ke bawah dan menghalangi jalan; 3. tajuk pohonm yang terlalu lebar sehingga ranting pohon dapat patah

dan jatuh;

4. terserangnya pohon oleh hama penyakit. 5.4.1.1.3 Penyiangan Gulma (Weeding) dan Pendangiran

Penyiangan gulma dilakukan untuk menghilangkan tanaman liar yang berada disekitar tanaman pokok sedangkan pendangiran merupakan usaha penggemburan tanah di sekitar tanaman atau pohon. Kedua kegiatan ini dilakukan secara bersamaan agar lebih efektif. Penyiangan gulma dan pendangiran pada pohon di areal jalur jalan utama bersifat semi-intensif, sehingga penyiangan gulma diprioritaskan pada median jalan.

Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabutnya dengan tangan satu per satu merupakan cara penyiangan yang praktis, efisien, dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak (Gambar 33). Gulma yang sering ditemukan antara lain pegagan, rumput teki, putrid malu, dan jenis lainnya. Untuk pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida tidak dilakukan pada area pertamanan karena kurangnya alat yang digunakan. Penyiangan gulma dan pendangiran pada pohon di areal jalur utama betrsifat semi intesif, sehingga penyiangan gulma di prioritaskan pada median jalan. Untuk penyiangan dan pedangiran ini dilakukan dengan membuat piringan atau bokoran seluas dengan lebar tajuk tanaman, namun untuk pohon biasanya luas dari piringan atau bokoran yang dibuat telah ditetapkan dengan diameter 100 cm.

Untuk menghindari pertumbuhan gulma, perlu dilakukan tindakan pencegahan dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kandang atau menggunakan pupuk kandang yang telah disterilkan. Hal itu disebabkan pupuk

kandang yang dijual di pasaran acapkali belum disterilkan dan banyak mengandung benih rerumputan yang masih dapat tumbuh. Pada perumahan Danau Bogor Raya, penggunaan pupuk kandang kerap kali digunakan pada saat penanaman.

Gambar 33. Penyiangan secara Manual

 

5.4.1.1.4 Pemupukan

Jenis tanah yang terdapat pada Perumahan Danau Bogor Raya adalah jenis tanah Latosol yang memiliki nutrisi, bahan organik, dan kesuburan kimia yang rendah. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan pemupukan dan pemberian bahan kapur, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman-tanaman yang beraa di atasnya berlangsung baik.

Pemupukan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya terdiri dari dua jenis yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah kandang, dan pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk urea dan pupuk NPK. Pemupukan biasanya dilakukan pada saat musim hujan, hal ini dikarenakan kurangnya media untuk dilakukannya penyiraman. Kegiatan pemupukan saat ini bersifat insidentil dikarenakan keterbatasan tenaga kerja dan anggaran biaya sehingga tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan jumlah tanaman yang akan dipupuk (Gambar 34).

Gambar 34. Pemupukan pada Pohon

Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang merek ‘Kayana’ Kelas 2. Pupuk ini lebih diperuntukan bagi tanaman yang baru saja ditanam, pohon, semak/perdu, dan groundcover. Pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik NPK mengandung 15% Nitrogen, 15% fosfor, 15% Kalium. Pemupukan dengan NPK lebih difokuskan kepada tanaman semak/perdu dan pemberiaanya dengan cara ditebar di sekitar tanaman.

5.4.1.1.5 Pengendalian Hama Penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan untuk mencegah atau mengatasi tanaman yan terserang penyakit. Pengendalian ini biasanya menggunakan insektisida dan fungisida, dengan dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis aturan pakai pada masing-masing bahan. Sebelum dilakukan penyemprotan (Gambar 35) biasanya diadakan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyrang tanaman. Pemeliharaan ini bersifat korektif.

Hal yang sangat penting dimiliki oleh tenaga kerja pengendalian hama dan penyakit ini adalah kemampuan untuk mengenali gejala serangan hama maupun penyakit sejak dini dan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan pengendalian hama penyakit merupakan kegiatan yang bersifat insidental jika terjadi serangan. Jenis penyakit atau hama yang menyerang tanaman tidak banyak ditemukan di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi tanaman yang sehat dan jarang ditemukannya hama.

Gambar 35. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida

 

Pengendalian HPT ini lebih diprioritaskan pada jalur jalan utama, khususnya pada pohon palem cocos (Arescastrum romanzoffianum). Palem cocos merupakan pohon dengan tingkat serangan hama yang paling tinggi di kawasan Bogor Raya. Hama yang menyerang tanaman palem ini adalah hama rayap yang menyerang bagian batang pohon. Pada awal penyerangan, tidak terlihat tanda-tandanya dari luar karena penyerangan hama rayap ini dimulai dari bagian dalam batang pohon. Selain rayap yang menyerang palem cocos, juga terdapat hama ulat yang menyebabkan daun rusak sehingga menyebabkan pucuk berwarna merah dan tidak tumbuh lagi. Untuk penyerangan hama rayap, terjadi juga pada pohon-pohon lain seperti dadap merah (Erythrina cristagali) dan palem ekor tupai

(Wodyetia bifurcata). Namun pada pohon-pohon tersebut hama rayap ini

menyerang bagian luar batang sehingga dapat lebih mudah dan cepat diatasi. Jenis kerusakan yang disebabkan hama ulat adalah cacar daun pada lili paris (Chrorophytum comosum), daun coklat pada pohon bungur (Lagerstromia

loudini), dan pucuknya dimakan ulat dari ataske bawah pada pohon beringin

(Ficus benjamina). Gejala yang disebabkan oleh kutu putih ditandai dengan

daunnya terdapt noda-noda putih berbulu dan terdapat pada tanaman kamboja (Plumeria rubra), Batavia (Euphorbia pandurifolia), passiflora (Passiflora coccinea), pohon sawo duren (Crysophyllum cainito L), alamanda (Allamanda cathartica), pohon cemara (Cassuarina junghuniana), dan pohon waru (Hibiscus mutabilis).

Penyemprotan dilakukan searah dengan arah angin, menggunakan spryer gendong. Bahan yang digunakan untuk insektisida adalah curacron 500 EC 0,5 cc/l dan agristick sebagai bahan perekat.

5.4.1.1.6 Penyulaman

Penyulaman yaitu pergantian tanaman akibat kerusakan atau mati. Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan yang bersifat insidentil. Kegiatan ini dilakukan bila terdapat kerusakan dari tanaman akibat terlindas mobil ataupun mati. Tanaman yang diambil untuk kegiatan penyulaman ini berasal dari nursery

ataupun jika tidak terdapat dari nursery, tanaman tersebut diambil dari tanaman yang ditanam di sekitar area pemeliharaan. Penyulaman lebih banyak dilakukan pada tanaman groundcover dan semak (Gambar 36).

Gambar 36. Penyulaman pada Area Taman

 

Secara teknis, tanaman yang mati sebelumnya dibongkar kemudian dipindahkan atau dibuang. Selanjutnya, lubang tanam ditanami yang baru. Pada pohon diberikan stagger dari bambu untuk memperkuat tegaknya tanaman. Penyulaman juga ditentukan oleh lokasi tanaman yang mati. Penyulaman lebih mementingkan area pemeliharan intensif yang merupakan area pemeliharaan intensif yng merupakan area yang sering dilewati pengguna.

Pergantian tanaman dilakukan atas permintaan Dewan Direksi yang menginginkan suasana yang lebih cerah dan beraneka warna. Tugas ini dibebankan kepada supervisor lanskap untuk melaksanakan permintaan Dewamn Direksi dengan segera.

5.4.1.2 Pemeliharaan Elemen Keras (Hard Material) 5.4.1.2.1 Pembersihan Area Permukiman

Pembersihan area dilakukan dengan penyapuan. Penyapuan jalan adalah kegiatan membersihkan jalan dari sampah-sampah organik seperti daun-daun, rumput yang baru dipangkas, dan sampah-sampah anorganik seperti plastik makanan kecil. Penyapuan jalan dilakukan setiap hari dengan menggunakan sapu lidi dan karung untuk mengumpulkannya (Gambar 37).

Gambar 37. Penyapuan Sampah Pangkas Rumput

 

  Sampah hasil penyapuan tersebut biasanya dikumpulkan pada setiap jarak tertentu yang kemudian akan diambil oleh mobil pengangkut sampah. Kegiatan penyapuan yang dekat dengan kavling kosong, biasanya sampah dikumpulkan dan dibuang ke dalam lubang yang tlah dibuat di area kavling kosong tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mobil pengangkut sampah dapat menjangkau seluruh sampah yang tidak terangkut, pihak pengelola tidak mengizinkan para tenaga kerja penyapuan untuk membakar sampah-sampah organic tersebut karena dapat menimbulkan polusi udara.

5.4.1.2.2 Pembersihan Gulma pada Perkerasan (Conblock)

  Pembersihan gulma pada conblock adalah membersihkan tanaman yang tidak diinginkan disela-sela conblock (Gambar 38). Kegiatan ini biasanya difokuskan pada area lingkungan permukiman, dimana gulma lebih banyak tumbuh dibandingkan di are jalur utama jalan yang sering dilewati kendaraan. Gulma yang tumbuh berupa rumput teki (Cyperus sp.), Meniran (Phyllnathus

urinaria), dan Putri malu (Mimosa sp). Alat yang digunakan adalah secara

mekanik yaitu dengan menggunakan kape dan secara kimiawi menggunakan herbisida berupa Round-up dan Gromoxon. Dosis yang digunakan sesuai dengan dosis pada masing-masing bahan. Namun pihak pengelola biasanya mencampurka kedua bahan tersebut agar gulma dapat lebih cepat mati. Penggunaan obat ini digunakan pada gulma yang masih kecil dan baru tmbuh agar tidak perlu dicabut dengan kape lagi, dan lebih efektif digunakan pada musim kemarau. Penggunaan mesin penyemprotan ini bersifat insidentil.

Gambar 38. Gulma pada Conblock

5.4.1.2.3 Perbaikan Jalan dan Pengecatan

Perbaikan jalan merupakan pekerjaan infrastruktur yang dilakukan secara insidental. Perbaikan jalan dilakukan pada dua jenis perkerasan, yaitu conblok dan aspal. Untuk pekerjaan conblok para pekerja memperbaiki perkerasan tersebut dengan menggunakan conblok baru dan bahan penunjang lainnya seperti pasir, semen, dan air. Namun, pada perbaikan jalan aspal yang berlubang, dikarenakan

mahalnya harga aspal, bahan yang digunakan berupa campuran semen, pasir, dan air.

Dari hasil pengamatan untuk perbaikan conblock langsung dilakukan jika mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi biasanya dikarenakan conblock

yang memang patah karena kerapatannya sudah mulai bergeser. Cara perbaikan yang digunakan adalah membuka bagian conblock yang rusak tersebut dan menggantinya dengan yang baru dengan tambahan pasir untuk memperkuat (Gambar 39).

Untuk perbaikan jalan yang permukaannya menggunakan bahan aspal biasanya dilakukan dengan jangka waktu tertentu yaitu sekitar setahun sekali. Bahan yang digunakan seharusnya aspal agar tahan lama, namun karena keterbatasan anggaran biaya maka bahan yang digunakan hanya berupa campuran antara semen dan pasir.

Pengecatan dilakukan pada portal, polisi tidur, pos keamanan yang warnanya sudah mengalami pemudaran. Kegiatan ini bersifat insidentil dan sangat jarang dilakukan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan dimana warna dari bangunan-bangunan pos satpam, portal, dan polisi tidur sudah mulai memudar.

Gambar 39. Perbaikan Conblock yang Rusak

 

5.4.1.2.4 Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Saluran Telepon

Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga kerja infrastruktur yang mengeti tentang listrik dan dilakukan ketika adanya keluhan dari warga setempat. Lampu jalan merupakan aset yang paling sering mengalami kerusakan. Kerusakan ini biasa terjadi pada bohlam yang sudah mati atau pada aliran listriknya.

Untuk memperbaiki saluran telepon tenaga kerja infrastruktur harus mengetahui secara detail letak dari sambungan-sambungan kabel telepon yang berada di bawah permukaan tanah. Jika terjadi kerusakan tersebut tidak ditangani oleh pekerja Bogor Raya, maka pengelola harus mendatang petugas dari Telkom. Disinilah kerja sama harus dibina antara pihak pengelola dengan pihak Telkom agar pelayanan yang diberikan kepada para penghuni dapat memuaskan.