• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM

ABSENSI TENAGA KERJA HARIAN PERIODE : (KANTOR ESTATE)

1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang

Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian, dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Kota Bogor sebagai salah satu kota satelit Jakarta mendukung kebutuhan kota terutama dalam bidang penyediaan permukiman. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pergerakan penduduk yang bekerja di Jakarta tetapi tinggal di Kota Bogor sehingga pembangunan permukiman baru di Kota Bogor cukup pesat.

Jakarta merupakan kota metropolitan dengan aktivitas pembangunan dan perekonomian yang besar dan berkembang pesat sehingga membutuhkan permukiman yang layak bagi penduduknya. Untuk itu dibutuhkan suatu permukiman yang dapat menunjang kehidupan serta dilengkapi fasilitas dan dekat dengan aktivitas dari kota metropolitan tersebut. Sebagai antisipasi hal tersebut, muncullah pembangunan permukiman di pinggiran kota (hinterland) yang lebih baik. Kota Bogor merupakan penyangga dari kota metropolitan. Bogor dipilih sebagai area yang nyaman untuk dihuni karena memiliki iklim yang sejuk jika dibandingkan dengan kota metropolitan.

Perumahan Danau Bogor Raya merupakan perumahan yang dikembangkan PT Bogor Raya Development. Lokasi Danau Bogor Raya terletak di sebelah Selatan Jalan Tol Jagorawi dan telah dibuat akses jalan di Tol Jagorawi untuk memudahkan mobilitas penghuni. Perkembangan Perumahan Danau Bogor Raya sangat cepat dengan manajemen PT Bogor Raya Development sebagai pengelola. Slogan “The Most Prestigious Address In Bogor” diharapkan dapat menjadikan Danau Bogor Raya menjadi tempat tinggal yang strategis dan ideal.

Seberapa baiknya perencanaan dan desain menjadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. Penentu dari keberhasilan sebuah pembangunan lanskap adalah kegiatan pengelolaan kawasannya tetap terjaga dan berfungsi seperti yang direncanakan. Untuk mencapai kenyamanan, keindahan, serta kelestarian bagi

penghuni, kegiatan pengelolaan lanskap perlu diberi perhatian yang sama besarnya dengan perancangan dan desain. Permasalahan yang dihadapi adalah pembangunan yang begitu dinamis membutuhkan pengelolaan yang berbasis ekologi agar lanskap tidak rusak. Untuk pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan lanskap terhadap bentuk (form), kekuatan (forces), dan keistimewaan (features) menjadi kawasan yang ideal (Simonds dan Starke, 2006).

1.2 Tujuan

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja terkait bidang pengelolaan lanskap Perumahan Danau Bogor Raya serta meningkatkan wawasan dan keahlian dalam mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap.

Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah sebagai berikut:

a. mempelajari proses penerapan pemeliharaan fisik dan ideal dalam upaya untuk menjaga keadaan lanskap agar tetap memenuhi kualitas secara visual dan fungsional;

b. mempelajari pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh aspek pengelolaan lanskap, yang bersifat administratif, manajemen dan teknis lapangan;

c. mempelajari sistem pengelolaan lanskap, permasalahan dalam pengelolaan serta mencari solusinya.

1.3 Manfaat

Manfaat secara umum adalah mahasiswa mengaplikasikan ilmu di bidang arsitektur lanskap yang telah diperoleh mahasiswa untuk pengelolaan pemukiman. Selain itu, diharapkan manfaat khusus berikut:

a. memperluas ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman kerja, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang arsitektur lanskap;

b. melengkapi ilmu arsitektur lanskap yang dipelajari di kampus dengan ilmu yang didapatkan selama magang;

c. meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan bekerja sama dengan staf, manajemen, dan orang lain pada lingkungan yang baru sehingga tercipta jalinan kerja sama.

1.4 Karangka Pikir Magang

Sistem manajemen yang baik sangat dibutuhkan di Perumahan Danau Bogor Raya untuk menjaga kualitas lanskap yang ada, memenuhi kepuasan penghuni dan pengunjung, dan mempertahankan keberlangsungan kawasan.

Pada pelaksanaan magang, dilakukan tahap analisis dan sintesis terhadap beberapa aspek potensi pada Perumahan Danau Bogor Raya sehingga menghasilkan rekomendasi yang baik untuk keberlanjutan kawasan permukiman. Kerangka pikir kegiatan ini secara ringkas diuraikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang Permasalahan Dalam Lanskap

Rekomendasi

Pengelolaan Perumahan Danau Bogor Raya

Kawasan Perumahan

Aspek Biofisk:

a. Luas dan Batas Wilayah b. Topografi dan Hidrologi c. Geologi, Tanah, dan

Iklim

d. Vegetasi dan Satwa e. Aksesbilitas

f. Sirkulasi, Utilitas, dan Fasilitas g. Konsep Pengembangan Aspek Pelaksanaan Administrasi: a. Sejarah b. Struktur Organisasi Aspek Pengelolaan:

a. Pengelolaan Tenaga Kerja b. Pengelolaan Anggaran

Biaya

c. Pengelolaan Peralatan dan Bahan

d. Pengelolaan Limbah e. Pemeliharaan Fisik dan

Ideal

f. Pengelolaan Keamanan g. Pengelolaan Air

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Permukiman

Lanskap adalah lingkungan sekeliling kita dan semua yang ada di dalamnya, sejauh mata memandang, sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Sedangkan permukiman adalah suatu kelompok rumah hunian pada areal atau wilayah beserta prasarana yang ada di dalamnya. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penataan ruang dan kelengkapan prasarana dan sarana lingkungan dan sebagainya dimaksudkan agar lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur.

Kastoer (1995) menjelaskan bahwa wilayah permukiman memiliki keteraturan secara fisik. Sebagian rumah secara teratur menghadap kearah jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen, berdinding tembok, dan dilengkapi dengan penerangan listrik. Kerangka jalannya ditata bertingkat mulai dari jalan raya, jalan penghubung, hingga jalan lingkungan atau lokal.

Aspek yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan pemukiman, antara lain aspek ekonomi, sosial, serta ekologi dari kawasan yang dibangun. Semakin sempitnya lahan perkotaan mengakibatkan pembangunan permukiman banyak mengalami kendala, salah satunya adalah penyediaan ruang terbuka. Ruang terbuka mencakup pengertian ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka lainnya yang berupa kawasan tanpa bangunan diantara kawasan terbangun. Ruang terbuka berperan sebagai penyeimbang antara daerah terbangun dengan daerah terbuka. Fungsi dari ruang terbuka hijau adalah (1) penciptaan lingkungan udara sehat; (2) penyedia ruang untuk kenyamanan hidup; dan (3) pendukung estetika lingkungan. Sedangkan contoh bentuk-bentuk ruang terbuka adalah (1) taman yang bersifat public (parks); (2) lapangan olah raga; (3) jalan sempadan jalan; (4) hutan kota; (5) jalur khusus (jalur sepeda dan pejalan kaki);

(6) perairan (waterfront), yaitu sungai, kolam, danau, dll; dan (7) ruang terbuka privat, yaitu halaman, taman (garden), teras rumah, dan sempadan bangunan.

Simonds dan Starke (2006) mengidentifikasikan permukiman terdiri dari kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka hijau secara bersama-sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktifitas, tetapi cukup besar untuk menampung semua fasilitas seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga.

Chiara dan Koppelman (1989) menunjukkan tujuh karakter fisik yang harus diperhatikan pada kawasan pemukiman, yaitu (1) kondisi tanah dan lapisan tanah, (2) air tanah dan drainase, (3) bebas tidaknya dari bahaya banjir, (4) bebas tidaknya dari bahaya topografi, (5) pemenuhan pelayanan kesehatan, keamanan, pembuangan air limbah, penyedian air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas, (6) potensi untuk pengembangan ruang terbuka, dan (7) bebas tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk.

Lingkungan pemukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun di sekitar area tersebut sedangkan perumahan adalah lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Eckbo (1964) beberapa kriteria permukiman adalah adanya fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial atau paralel, dengan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggan yang ideal dalam pemukiman.

2.2 Pengelolaan Lanskap

Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap merupakan upaya dalam penataan, pemanfaatan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan dalam lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam pengelolaan lanskap memerlukan pertimbangan tata ruang yang baik, yaitu zonasi ruang sesuai fungsi,

sirkulasi, aksesbilitas, kesatuan ruang, dan hubungan antar ruang. Selain itu untuk fungsi ekologis meliputi aspek penyerapan air, penyangga, kesesuaian habitat flora dan fauna, keanekaragaman flora dan fauna, pengendalian iklim mikro.

Menurut Stoner dan Freeman. (1992), manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Pada hakikatya manajemen merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar, sebagai penggerak organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien. Manajemen itu sendiri dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu manajemen sebagai suatu proses, fungsi, seni dan ilmu.

Herujito (2001) menyatakan bahwa manajemen dapat mempunyai berbagai macam arti, pertama sebagai pengelolaan, pengendalian, atau penanganan (managing); kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatmen;, ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip, dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif). Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara-cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.

Rencana pengelolaan lanskap merupakan suatu usaha yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas estetika dan fungsional lanskap maka pengelolaan yang dilakukan harus terencana dengan baik dan teratur, baik itu struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan kegiatan pengelolaan, alat-alat yang digunakan, dan rencana anggaran biaya. Pengelolaan lanskap penting untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya agar tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsinya semula. Kegiatan tersebut berlangsung

dengan membuat program pengelolaan yang terstruktur dalam organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersedian alat, bahan, dan pendanaan. Secara teknis, dibutuhkan personel untuk menjalankan sistem pengelolaan. Pengelolaan dapat dilaksanakan oleh keluarga, kelompok keluarga, maupun instansi yang ditunjuk. Adapun tujuan akhir dari kegiatan pengelolaan untuk menjaga agar taman/lanskap yang dikelola tetap berkelanjutan.

Dalam mengelola lanskap permukiman perlu mempertimbangkan tata ruang baik untuk zonasi ruang sesuai fungsi, sirkulasi, aksesbilitas, kesatuan antar ruang, dan hubungan antar ruang. Selain itu, fungsi ekologis meliputi aspek resapan air, area penyangga, kesesuaian habitat, keanekaragaman flora dan fauna, pengendalian iklim mikro.

Hal yang terpenting dalam pengelolaan lanskap permukiman yaitu kegiatan pemeliharaan secara fisik maupun ideal dalam upaya menjaga bentuk sesuai dengan desain semula. Evaluasi keefektifan pengelolaan harus menjadi proses yang bertujuan untuk menilai kemajuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pengelolaan jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih jauh lagi evaluasi keefektifan ini menjadi tahap pengenalan dalam proses pengelolaan menyeluruh.

2.3 Pemeliharaan Lanskap

Dalam pemeliharaan taman, dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada desain dan tujuan semula. Pemeliharaan fisik taman meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pekerjaan tersebut meliputi kegiatan pembersihan taman, penggantian elemen-elemen yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, dan penyiangan gulma, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.

Pemeliharaan lanskap menurut Render dan Heizer (1997), pemeliharaan terbagi dua kelompok yaitu preverentive maintenance dan breakdown

maintenance. Preverentive maintenance menunjukkan inspeksi dan pelayanan

pencegahan ini difokuskan untuk membangun sistem yang mampu menemukan potensi kegagalan dan membuat perubahan atau perbaikan sehingga dapat mencegah kegagalan. Breakdown maintenance merupakan upaya pergantian saat terjadi kerusakan pada peralatan dan harus diperbaiki pada basis prioritas atau kondisi darurat.

Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa untuk mencapai efektivitas di dalam pemeliharaan hendaknya diperhatikan 12 prinsip berikut dalam pemeliharaan taman yaitu,

1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan;

2. Pemeliharaan harus langsung dilakukan secara ekonomis baik waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan;

3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan tertulis yang logis;

4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar;

5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan;

6. Pengelolaan pemeliharaan taman harus terorganisir dengan baik;

7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program pemeliharaan yang ditetapkan;

8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan;

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami;

10. Pengelolaan pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemeliharaan taman;

11. Pemeliharaan dijadikan perbandingan utama dalam perancangan dan pembangunan taman;

12. Para tenaga kerja pemeliharaan bertanggung jawab kepada pihak pengelola.

Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga areal beserta fasilitasnya terjaga dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan (Arifin dan Arifin, 2005). Selain elemen lunak (soft materials) seperti tanaman sebagai elemen

pembentuk taman terdapat juga elemen keras (hard materials) seperti bangunan taman yang keberadaannya memiliki fungsi dan nilai estetika tertentu. Fungsi dan nilai estetika tersebut merupakan fasilitas yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman serta memberikan unsur keindahan pada taman. Bentuk-bentuk bangunan taman antara lain shelter,

gazebo, pergola, bangku, jembatan, pagar, lampu, jalan setapak, plaza, kolam, berbagai fasilitas permainan anak-anak, sistem kabel dan perpipaan. Untuk taman rekreasi, bangunan taman termaksud pula bangunan toilet, bangunan perkantoran, dan pusat informasi yang ada di dalam taman, kafetaria/kantin, gudang, serta terdapat pula musala.

Standar penampilan tanaman sebagai elemen lunak (soft materialsi) dan penampilan elemen pelengkap yang bersifat sebagai elemen keras (hard

materials) merupakan unsur yang hampir selalu hadir di taman pada berbagai

skala. Untuk mencapai standar penampilan komponen tersebut diperlukan pelaksanaan perawatan dan kebersihan, baik untuk elemen lunak maupun elemen keras.

Menurut Arifin dan Arifin (2005) efektifitas pekerjaan pegawai pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan ketrampilan pegawai; sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan; ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; tingkat pengawasan kerja di lapang dan kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor serta antara mandor dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. Faktor lain yang menentukan agar para pegawai dapat bekerja secara efektif atau tidak adalah ketersediaan jadwal pekerjaan yang terencana dengan baik. Pembuatan jadwal pekerjaan tersebut ditentukan oleh hubungan bentuk kegiatan pemeliharaan dengan frekuensi pemeliharaan seperti pemeliharaan harian, mingguan, dan bulanan. Dengan memperhatikan kebutuhan frekuensi pemeliharaan, pengelola dapat menyusun jadwal lebih terinci dengan penentuan zona pemeliharaan yang jelas dan jumlah pegawai yang memadai.

BAB III METODOLOGI

 

3.1 Lokasi dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada Departemen Estate Bogor, PT. Bogor Raya Development. Lokasi kegiatan magang dilakukan di Perumahan Danau Bogor Raya, Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Magang

 

Waktu kegiatan magang berlangsung empat bulan, dari tanggal 6 Juni 2011 sampai 30 September 2011. Jadwal kegiatan magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1.

Peta Kota Bogor

 

Tabel 1. Waktu Kegiatan Magang

Jenis kegiatan Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengenalan kondisi lapang   Mempelajari pengelolaan lanskap ● ● ● ● Mempelajari penataan ruang dan vegetasi

● ● ● Mempelajari permasalahan lanskap ● ● ● Pekerjaan lapang   ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

Pekerjaan kantor dan studio   ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Studi pustaka   ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Pelengkapan data         Pembuatan laporan     3.2 Metode Kerja

Metode magang yang digunakan untuk kegiatan pengelolaan ini dilakukan dengan cara berikut.

1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan Mahasiswa mengamati proses pekerjaan pembuatan rencana program kerja di dalam kantor dan studio baik pekerjaan teknis maupun administrasi. Pekerjaan kantor yang dilakukan, antara lain membuat desain baru taman-taman lingkungan dan mempelajari pengelolaan lanskap dan pemeliharaan kawasan baik alami dan buatan. Selain itu, mahasiswa ikut mempelajari pekerjaan studio seperti gambar kerja dalam desain seperti denah, perencanaan anggaran biaya, dan mengikuti pekerjaan-pekerjaan dalam divisi lain yang berkaitan dalam pengelolaan seperti mempelajari teknis

konstruksi permukiman, planning dan design untuk membuat konsep kawasan.

2. Studi pustaka

Diperlukan untuk mendapatkan acuan dalam pelaksanaan kerja dan pembuatan laporan. Pustaka tertulis dapat berupa dokumen yang berasal dari perusahaan, internet, brosur promosi perusahaan, dan sumber-sumber lain. Sebagai acuan penulisan pustaka didapat pula dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap.

3.3 Batasan Studi

Ruang lingkup dari kegiatan magang ini meliputi pengelolaan lanskap Perumahan Danau Bogor Raya pada lingkup PT Bogor Raya Development. Setiap kegiatan magang yang dilaksanakan berada di bawah pengawasan Departemen Estate Manager.

3.4 Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan melalui survei, partisipasi aktif, pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapang, berpartisipasi aktif dan wawancara dengan staf dan pekerja lapang untuk mengetahui sistem kerja di lapang dengan sistem yang telah ditetapkan (sistem administrasi). Data sekunder didapat berupa data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku, referensi, brosur, dan internet. Data yang diperoleh selama magang dengan jenis, sumber, dan cara pengambilan ditampilkan pada Tabel 2.

Jenis Sumber Cara Pengambilan Aspek Fisik &

Biofisik

Luas dan Batas Wilayah

Pemda, Lapangan Studi Pustaka

Topografi dan Hidrologi

Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka

Geologi dan Tanah Bakosurtanal Studi Pustaka

Iklim BMG Dramaga,

Lapangan

Studi Pustaka, Survai

Vegetasi dan Satwa Lapangan Studi Pustaka, Survai

Aksesbilitas Lapangan Studi Pustaka, Survai

Konsep

Pengembangan

Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka

Aspek Adminitrasi

Sejarah Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Wawancara

Struktur Organisasi Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Wawancara

Aspek Pengelolaan

Tenaga Kerja Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,

Wawancara Bahan dan Alat Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,

Wawancara

Anggaran Biaya Perusahaan Studi Pustaka, Wawancara

Limbah Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,

Wawancara

Pemeliharaan Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,

Wawancara                

BAB IV KONDISI UMUM

 

4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya

Pengembangan Perumahan Danau Bogor Raya (Bogor Lakeside) ini dilakukan oleh pihak swasta, yaitu ASIA PASIFIC (ASPAC) Group yang telah berganti nama menjadi PT Bogor Raya Development. Perintisan Grup ASPAC dimulai dengan berdirinya ASPAC BANK (BANKAP) hingga pada awal tahun 1980 berganti identitas menjadi ASIA PASIFIC (ASPAC) Group.

ASPAC Group membuka bidang usaha properti dan sektor jasa didirikan pada tahun 1980. Proyek prestigious pertama adalah pembangunan Danau Bogor Raya, dilaksanakan pada tahun 1991 di kawasan permukiman eksklusif kota Bogor, Jawa Barat. Pada masa pengembangan oleh ASPAC GROUP dibangun Permukiman Danau Bogor Raya yang memiliki luas 80 hektar dan danau buatan seluas 65.400 m2, dilengkapi sarana dan prasarana lengkap yang dikelola oleh PT Asia Pasific Pratama. Sarana dan prasarana terdiri dari Club House yang terdiri dari kolam renang, lapangan tenis, dan Banquet Room yang biasa digunakan untuk pertemuan ataupun tempat pesta pernikahan. Selain itu dilengkapi pula dengan Pujasera, Klinik Kesehatan, dan Internasional Pre school yang sekarang berganti nama menjadi Sekolah Bogor Raya. Namun, seiring dengan waktu pengelolaan permukiman Danau Bogor Raya terlepas dari pengelolaan PT Bogor Raya Development dan diganti oleh empat perusahaan yang berbeda yang tergabung di dalamnya, yaitu PT Sejahtera Eka Graha (SEG), PT Taman Kuling Raya (TKR), PT Sarana Kilap Mas (SKM), dan PT Kendaga Kencana Indah (KKI). Batas wilayah pengelolaan PT Bogor Raya Development terlampir pada Lampiran 1.

Di seberang Danau Bogor Raya dibangun Lapangan Golf yang diberi nama Klub Golf Bogor Raya dan Perumahan Golf Estate Bogor Raya yang dikelola oleh PT Asia Pasific Permai. Lapangan golf 18 hole ini seluas ±64 hektar dan terdapat pula John Jacob’s Academy sebagai tempat untuk kursus dan berlatih Golf.

ASPAC Group juga bekerja sama dengan ACCOR untuk membangun sebuah Hotel Mewah, yakni NOVOTEL. Setelah itu dibangun pula permukiman-permukiman lainnya, yaitu Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Padjadjaran Regency, The Orchid Mansion, Kemang Regency, Kemang Indah Regency Bogor Raya, dan Parahyangan. Perumahan Kemang Indah Regency dan Parahyangan sedang dalam tahap pembangunan. Pengelolaan Padjadjaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency dipercayakan kepada PT Griya Bogor Raya yang merupakan bagian dari PT Bogor Raya Development, sedangkan Golf Estate Bogor Raya dan The Orchid Mansion kepada PT Bogor Raya Development. Selanjutnya, permukiman ini berkembang menjadi kawasan permukiman berskala kota yang menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sarana hiburan, area komersial, dan hotel. Beberapa kawasan masih dalam tahap pembangunan seperti pembangunan permukiman baru.

4.2 Struktur Organisasi Pengelola Perumahan Danau Bogor Raya