• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

BAB IV KONDISI UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

Perumahan DBR merupakan perumahan yang besar sehingga dibuat struktur organisasi agar perumahan DBR dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan Perumahan DBR berada di bawah wewenang dan tanggung jawab Direktur Operasional dan General Manager yang dibantu oleh Supervisor Estate

Departement. Untuk kegiatan pengelolaan di lapang, manager menyerahkan

wewenang penuh kepada Supervisor Estate Departement yang dibantu oleh paramandor dan staf lapang.

Pemeliharaan lanskap dikelola secara in house yang memiliki beberapa tenaga kerja harian dan pengawas lapang untuk seluruh area pemeliharaan. Pihak pelaksana juga berkoordinasi dengan kontraktor yang berkait.

5.2.1 Pengelolaan Tenaga Kerja

Kegiatan pemeliharaan lanskap ditangani sendiri (in house) oleh Estate

Departemen dengan memperkerjakan tenaga kerja harian. Berdasarkan status

karyawan ada dua jenis karyawan yaitu karyawan tetap dan karyawan harian. Jam kerja karyawan rata-rata 7 jam/hari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 dari hari Senin sampai hari Sabtu dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00.

Karyawan tetap dimonitor setiap hari dengan mesin absen “amano”. Jika ada karyawan yang tidak hadir maka harus menggantikan jam kerja itu pada hari lain sedangkan tenaga kerja harian diabsensi dilakukan setiap hari oleh pengawas mandor dan diserahkan kepada supervisor (Lampiran 7). Jika ada tenaga kerja yang tidak masuk maka akan dipotong upahnya sebanyak jumlah hari yang ia tidak masuk. Jam kerja lembur diberikan apabila memang ada pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada saat jam kerja utama.

Rata-rata tenaga harian lembur selama 5 jam perhari dan upah lembur dibayarkan sesuai dengan upah yang sudah ditentukan oleh Estate. Spesifikasi pekerjaan meliputi pemeliharaan rutin yaitu penyiraman, pemupukan, pemotongan dahan/batang-batang pohon yang tidak diperlukan, penyemprotan hama, penggantian tanaman-tanaman yang mati, pemotongan rumput, renovasi

taman serta kegiatan kebersihan yang meliputi penyapuan jalan-jalan, membuang semua bekan pekerjaan taman, dan pembersihan saluran-saluran.

Jumlah tenaga kerja pemeliharaan harian berada pada naungan PT. Bogor Raya Development sebanyak 35 orang yang terdiri dari pekerjaan penanggung jawab jalur 1 dan 2 pos Aster sebanyak 6 orang, jalur 3 Klub Golf Bogor Raya blok E sebanyak 5 orang, dan kantor estate sebanyak 5 orang.

Biasanya satu area dikerjakan beberapa tenaga. Pada periode tertentu dilakukan pergiliran lokasi. Kinerja dari tenaga kerja melalui waktu kerja dalam menyelesaikan satu pekerjaan. Kapasitas dan efektifitas tenaga kerja pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kapasitas dan Efektifitas Tenaga Kerja Pemeliharaan

No Jenis Pekerjaan Kapasitas Kerja

(Unit/jam) Efektifitas Kerja (%) Pengamatan Pustaka* 1 Penyiraman 600 m² 700 m² 86 2 Pemangkasan rumput 500 m² 250 m² 200 3 Pemangkasan semak 28 m² 10 m² 280

4 Pemangkasan pohon 4 pohon 5 pohon 80

5 Penyiangan

groundcover

20 m² 40 m² 50

6 Penyiangan semak 12 m² 40 m² 30

7 Penyiangan pohon 10 pohon 7 pohon 142

8 Penyiangan rumput 20 m² 40 m² 50

9 Pemupukan semak 50 m² 100 m² 50

10 Pemupukan pohon 7 pohon 7 pohon 100

11 Pengendalian HPT 140 m² 500 m² 28

12 Penyapuan Boulevard 700 m² - -

13 Penyapuan pemukiman

700 m² - -

*Sumber: Arifin dan Arifin 2005

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa produktivitas dari para tenaga kerja pada beberapa jenis pekerjaan sudah cukup baik. Namun akan lebih baik apabila para pekerja lebih memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Karena yang menjadi masalah bahwa tidak tertibnya para tenaga

kerja mematuhi waktu jam kerja, khususnya memakan waktu istirahat yang cukup lama sehingga waktu efektif bekerja berkurang.

Penurunan kapasitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.

1. Faktor alam

Hal ini merupakan kendala yang cukup besar bila datangnya musim penghujan dimana gulma-gulma baik di tanaman maupun di paving tumbuh dengan cepat namun waktu yang dibutuhkan untuk bekerja menjadi berkurang karena datangnya hujan. Namun, positifnya adalah tanaman-tanaman yang penyiramannya kurang mendapatkan cukup penyiraman.

2. Faktor tenaga kerja

Kemampuan fisik dari tenaga kerja harian yang melakukan pekerjaan pemeliharaan tidak dapat diandalkan 100% dalam ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan pemeliharaan. Kapasitas dapat menurun kerena kondisi fisik dari tenaga kerja yang tidak dalam kondisi sehat. 3. Faktor bahan dan alat

Faktor ini sering menjadi kendala dalam pekerjaan pemeliharaan. Yang menjadi kendala adalah ketika adanya kerusakan alat pada mesin potong rumput dan penyediaan alat dan bahan yang cukup lama prosesnya. Hal ini mempengaruhi kapasitas tenaga kerja karena ketidaknyamanan alat yang digunakan membuat pekerjaaan sedikit tidak lancar dari biasanya. Beberapa masalah yang terjadi di lapang adalah tidak tertibnya beberapa tenaga kerja memenuhi waktu jam kerja sebaiknya pengawasan karyawan lapang perlu ditingkatkan lagi agar karyawan lebih intensif dalam melaksanakan pekerjaannya. Secara teknis kegiatan pemeliharaan di lapang sudah cukup baik walaupun terdapat beberapa kesalahan kecil. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki para tenaga kerja, karenanya diperlukan training atau transfer informasi baik sebelum para tenaga kerja diterjunkan ke lapang atau setelah kegiatan pemeliharaan dilaksanakan.

5.2.2 Kontraktor

Kontraktor yang menangani penyediaan bahan dan pemeliharaan proyek ditangani oleh kontraktor-kontraktor yang telah ditunjuk oleh Estate Departement.

Kontraktor-kontraktor yang diperkejakan oleh Estate menggunakan sistem perorangan. Jika akan melakukan proyek pembuatan atau renovasi taman sebelumnya Estate meminta persetujuan kepada Direksi perusahaan untuk pembuatan atau renovasi taman setelah disetujui maka akan dilakukan pembuatan Surat Permintaan Barang/Pembelian (Lampiran 4) dan penawaran harga kepada kontraktor-kontraktor tersebut dan dilanjutkan pembuatan surat perintah kerja (SPK) kepada kontraktor yang dipilih. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan menerima surat berupa SPK yang berisikan mengenai nama, lokasi, macam pekerjaan, tanggal waktu dimulai dan selesai pekerjaan/pengiriman, dan sistem pembayaran. Pada kegiatan renovasi/pembuatan taman apabila kontraktor tidak dapat memenuhi jadwal maka kontraktor tersebut akan diganti oleh kontraktor lainnya.

Spesifikasi pekerjaan yang tercantum dalam SPK dapat meliputi bahan-bahan soft material, jasa dan tenaga kerja, dan maintenance tiga bulan yaitu berupa penyiraman, penyiangan, pemangkasan, hama penyakit, dan penggantian tanaman yang mati, selanjutnya kegiatan pemeliharaan akan dilakukan oleh tenaga keja Estate.

5.2.3 Pengelolaan Pengadaan Bahan dan Alat

Kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan pemeliharaan sudah dianggarkan tiap tahunnya dalam Rencana Anggaran Pemeliharaan. Rencana Anggaran ini diharapkan cukup untuk membiayai kegiatan pemeliharaan dalam satu tahun anggaran.

Pengadaan bahan dan alat yang digunakan untuk kegiatan pemeliharaan telah dipersiapkan oleh pihak pengelola. Untuk alat-alat berupa mesin pemangkas rumput, alat penyemprot, gunting rumput, mesin pemangkas pohon, dan mobil tangki penyiraman disimpan di kantor departemen estate, peralatan tersebut

diambil setiap akan digunakan. Peralatan seperti sapu, kape, clurit, ember dan peralatan lainnya merupakan tanggung jawab masing-masing pekerja.

Bahan dan alat yang telah disediakan oleh pihak Depatemen Estate didapatkan melalui permohonan bahan dan alat pada waktu tertentu kepada pihak

Purchasing and General Affairs (GA) Departemen. Pihak GA kemudian

membawa surat permohonan berupa Surat Permintaan Barang/Pembelian untuk disetujui General Manager dan bagian Finance. Setelah permohonan tersebut disetujui maka GA segera membeli peralatan yang dibutuhkan dan kemudian diserahkan kepada departemen estat. Adapun rincian jenis seta masa efektif peralatan alat-alat yang digunakan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Jenis dan Masa Efektif Peralatan

No. Jenis Alat Masa efektif

Bogor Raya Pustaka*

1 Cangkul 6 bulan 6 bulan

2 Mesin pemotong rumput Kondisi 3 tahun

3 Kored 1 tahun 6 bulan

4 Golok Kondisi 6 bulan

5 Arit Kondisi 6 bulan

6 Parang Kondisi 6 bulan

7 Alat-alat penyemprot Kondisi 3 tahun

8 Sapu lidi 1 bulan 1 bulan

9 Kape 1 bulan 2 tahun

10 Garpu 6 bulan 6 bulan

11 Mobil tangki air 5000 ml Kondisi 4 tahun

12 Mobil tangki air 4000 ml Kondisi 4 tahun

13 Truk pengangkut sampah Kondisi 5 tahun

Sumber: PT. Bogor Raya Development 2011 *Pustaka: Arifin dan Arifin 2005

Standar jangka waktu pemakaian yang ditetapkan oleh pihak pengelola lebih tinggi dari standar pustaka. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, berikut.

1. Kondisi peralatan yang masih dapat digunakan, walaupun sudah tidak optimal, pihak pengelola akan menggantinya sampai alat tersebut tidak dapat digunakan sama sekali. Hal ini dilakukan karena biaya peralatan yang cukup mahal seperti mesin pemangkas rumput, alat penyemprot dan

2. Perusahaan ingin menekan pengeluaran dan salah satu upayanya adalah memperpanjang standar waktu alat yang memang rutin untuk digantikan. Pembelian barang secara langsung dapat dilakukan dengan meminta sebesar yang dibutuhkan atau hanya permohonan uang muka. Pemohon yang telah membeli barang diharuskan mengisi form Permohonan Dana dengan melampirkan kuitansi pembelian barang untuk ditandatangani manajer. Form ini diberikan kepada Finance and Accounting Div. (FA) dan diketahui oleh direksi.

Pemenuhan kebutuhan bahan dan alat secara umum masih kurang baik karena proses yang dilalui memakan waktu cukup lama dan untuk menerima bahan dan alat yang diminta juga memakan waktu cukup lama. Hal ini menghambat pekerjaan pemeliharaan karena alat yang sudah tidak maksimal untuk digunakan, juga karena penyediaan seringkali tidak tepat waktu. Permintaan penggantian alat pada pihak GA sebaiknya dilakukan jauh sebelum penggantian alat tersebut. Sehingga pemberian alat yang baru lebih tepat pada waktunya.

Permasalahan pengadaan barang dan alat dapat diatasi dengan mengorganisir pengadaan barang dan alat secara efisien. Permintaan barang dan alat sebaiknya tidak dilakukan ketika alat tersebut sudah tidak dapat digunakan kembali tetapi jauh sebelum masa pergantian alat tersebut.