• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah khusus dalam promosi tas Aan’s collection ini adalah kurangnya pengadaan promosi yang bersifat publikasi melalui media cetak yang selama ini masih cenderung seadanya dan belum memenuhi kaidah prinsip-prinsip desain komunikasi visual.

Perancangan kali ini bertujuan untuk melengkapi media promosi yang bersifat publikasi yang dibutuhkan dan dapat memberikan ciri khas atau image untuk produk tas Aan’s collection khususnya untuk produk tas wanita baik segi warna maupun elemen hias grafisnya yang selalu ditampilkan dalam setiap desainnya, sehingga setiap media promosi memiliki sifat informatif yang sesuai prinsip-prinsip desain sebagai sebuah promosi dalam masyarakat.

2. Identifikasi Pesaing

Menurut Philip Kotler (1997: 20) ada empat tingkat persaingan berdasarkan substitusi produk yaitu: 1) Persaingan Merek, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarka produk dan jasa yang sama pada pelangan dengan biaya yang sama; 2) Perasaingan Indistri, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para

pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama; 3) Persaingan Bentuk, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama; 4) Persaingan Generik, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaingan untuk mendapatkan rupiah yang sama.

Aan’s Collection memiliki banyak pesaing atau kompetitor langsung khususnya perusahaan dengan merek-merek yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Dalam hal ini kompetitor dipilih berdasarkan persaingan bentuk yaitu produk yang memberikan jasa yang sama kepada pasar namun dengan ciri khas yang berbeda (dengan keunikannya sendiri-sendiri). Adapun tentang identifikasi pesaing yang dapat dijelaskan, diantaranya adalah:

a. CANNIE Bag Collection (CAHAYA TERANG)

Cannie Bag Collection merupakan unit bisnis kerajinan tas wanita (handbag) yang berlokasi di Somontalen Rt. 02 Rw 04, Ngadirejo, Kartasura. Cannie membuka showroom juga di Pusat Grosir Solo (PGS) tepatnya di lantai basement A5 No. 7. Perusahaan tas ini didirikan oleh bapak Ary Hendro Cahyono yang meneruskan usaha yang sudah dirintis keluarganya sejak 1995. Cannie bag collection memproduksi tas wanita yang mayoritas menggunakan bahan kulit. Disamping tas wanita Cannie juga sering melayani pesanan tas sekolah, tas souvenir dan dompet tentunya dengan bahan yang berbeda-beda. Saat ini produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan paling sedikit adalah seribu buah tas. Bicara masalah omset pemilik usaha ini menjelaskan bahwa omset terendah yang dia peroleh setiap bulannya Rp. 50 juta dan tertinggi Rp. 100 juta pada tahun 2008/2009.

1). Aspek Pasar

Hasil produksi Cannie dipasarkan di wilayah Solo, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Jogjakarta. Disamping itu juga diekspor ke luar negeri. Hal yang tidak bisa terlepas dari pemasaran adalah:

a). Harga

Penentuan harga pada sebuah produk akan besar pengaruhnya terhadap tingkat penjualan produk tersebut. Jika penentuan harga kurang tepat, maka juga akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Harga yang terlalu rendah akan merugikan pihak perusahaan, namun sebaliknya jika terlalu tinggi maka konsumen akan enggan untuk membeli produk. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam penentuan harga Cannie membuat kalkulasi harga berdasarkan semua biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya pajak dan biaya overhead seperti biaya listrik, air, perawatan mesin dan ditambah laba yang diinginkan. Harga produk Cannie berkisar dari Rp.25.000,- sampai dengan Rp.300.000,-.

b). Jasa Pelayanan

Cannie melayani pesanan sesuai permintaan konsumen untuk segala kebutuhan konsumen seperti; keperluan pribadi, seragam, promosi seminar, souvenir, cinderamata, travelling, dan kemasan. Cannie menerima orderan dalam bentuk partai dengan harga yang relatif lebih murah, terkadang ada juga pemesanan tas dalam jumlah bijian dengan resiko harga yang diberikan juga bertambah mahal. Produk tas Cannie sudah tersebar dari mulai kota Solo, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Jogjakarta. Tidak menutup kemungkinan terkadang sampai ke luar pulau, bahkan ada pelanggan yang berasal dari Papua. Biasanya pedagang yang bersal dari kota sekitar Solo mendatangi perusahaan atau showroom Cannie untuk mengambil tas, tapi untuk luar kota biasa kirim melalui jasa ekspedisi.

2). Media Promosi

Promosi tas Cannie Bag collection yang sudah dilakukan masih memiliki kekurangan baik dari segi tampilan desain (layout, headline, pemilihan font atau huruf,) kurang efektif dan komunikatif, strategi komunikasi visualnya juga belum menerapkan prinsip-prinsip dalam desain komunikasi visual sehingga upaya untuk menarik perhatian konsumen masih kurang. Adapun media promosi yang sudah

dibuat oleh Cannie adalah melalui media indoor banner, kartu nama dan petunjuk arah. Adapun contoh media promosi yang dimiliki Cannie sebagai berikut:

Gambar 12. Kartu nama Cannie Bag collection

Dalam desain kartu nama Cannie Bag collection belum memvisualkan logo sebagai identity atau brandname yang menjadi ciri khas Cannie. Yang ditegaskan dalam desain kartu nama tersebut adalah pada teks nama pemilik Cannie. Gambar ilustrasi yang divisualisasikan adalah foto-foto tas wanita, tas sekolah dan tas souvenir. Yang merepresentasikan bahwa Cannie memproduksi bebagai tas. Dari segi warna desain ini menggunakan warna hijau, coklat dan kuning. Warna hijau tua yang diyakini dapat membawa keberuntungan dalam usaha ini. Warna coklat yang diyakini sebagai pemahaman akan sebuah produk yang tidak mahal dan comfortable. Sedangkan warna kuning dapat diartikan sebagai sebuah pencerahan dan harapan sesuai dengan nama Cannie (Cahaya Terang).

b. Dowa bag

Dowa diambil dari bahasa jawa kuno yang berarti doa dan pengharapan bahwa brand ini bisa memberi manfaat dari kebaikan bagi sesama, bisa memberi inspirasi bagi pelaku dan pecinta mode.

Dalam karyanya Dowa menampilkan fashion bag dengan perpaduan antara keunggulan budaya Indonesia dan trend mode dunia. Produk tas Dowa banyak dibuat dengan menggunakan benang rajut, tentunya teknik pengerjaannya juga dengan teknik rajut. Warna image Dowa adalah blue saphire, warna yang diyakini dapat memberikan

kedamaian dan kesejukkan. Dalam media promosinya warna blue saphire menjadi warna dominan dan menjadi image dowa. Karakteristik desain tas dowa cenderung pada tradisional tetapi tetap memiliki kesan modern.

Gambar 5. brosur Dowa bag

D. POSITIONING

Dokumen terkait