• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI PADA PERUSAHAAN TAS AAN’S COLLECTION SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI PADA PERUSAHAAN TAS AAN’S COLLECTION SURAKARTA"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA

PROMOSI PADA PERUSAHAAN TAS AAN’S COLLECTION

SURAKARTA

Oleh :

Anik Sarwati NIM : K3203002

PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Solo sebagai kota budaya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Karena Solo memang mempunyai beragam jenis kebudayaan. Tidak hanya kebudayaan saja yang beraneka ragam, kehidupan sosial masyarakatnya pun beraneka ragam, salah satunya mata pencaharian. Sebagian masyarakatnya sebagai karyawan sebuah pabrik, pegawai negeri dan ada yang memanfaatkan keahliannya untuk membuka usaha sendiri, meskipun usaha kecil. Karena pada kenyataanya sebagian besar usaha di Indonesia adalah berskala kecil, sangat kecil dengan jumlah karyawan 20 orang atau bahkan kurang dari itu. Berdasarkan Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, "usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala (seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini), usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi juga usaha informal dan usaha kecil tradisional". Sedangkan Biro Pusat Statistik mendefinisikan bahwa "usaha kecil adalah usaha yang mempekerjakan antara 5-19 tenaga kerja" (R. Maryatmo dan Y. Sri Susilo, 5-1996: 29).

Aan’s collection adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha produsen tas. Aan’s collection adalah wujud usaha yang didirikan oleh bapak Aan Sudarwanto dengan mengandalkan keahliannya dalam membuat kerajinan tas. Aan’s collection terletak di daerah Jl. Kolonel Sugiyono, Sumber Nayu RT. 06/ RW. 12, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. Awalnya Aan’s collection hanya memproduksi tas wanita saja karena target konsumennya sebagian besar adalah para wanita. Dikarenakan respon pasar yang baik Aan’s collection mulai mengembangkan usahanya dengan memproduksi berbagai jenis tas, seperti tas sekolah, tas kantor, tas travel, koper, tas olah raga dan lain sebagainya. Tentunya dengan memperhatikan permintaan pasar dan trend yang digemari pada tiap musimnya. ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan atau dikonsumsikan. Istilah produk

(3)

mencakupi benda fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan ide (Philip Kotler, 1987: 3).

Tas berperan penting dalam aktivitas manusia, manusia memiliki berbagai aktivitas dan setiap kegiatan memerlukan alat pendukungnya salah satunya adalah tas. Gunarto dan Sugiyono (1979: 2) mengemukakan: “Tas adalah tempat untuk menyimpan sesuatu baik alat-alat atau barang-barang yang diperlukan, semisal sebagai tempat surat, buku, pakaian, dan sebagainya”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 905) didefinisikan: "Tas adalah kemasan atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainya yang biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu". Untuk memilih tas yang tepat memang tidak mudah selain kenyamanan, desain yang tak lekang termakan waktu adalah hal yang penting. Sama halnya dengan pakaian, pemakaian tas yang tepat juga mampu menunjang penampilan seseorang. Disisi lain kehadiran produk yang menarik dan trendi dapat meningkatkan prestige atau image bagi yang memakainya. Maka Aan’s collection menitik beratkan untuk memudahkan klien memperoleh berbagai koleksi tas terkini dengan harga terjangkau dan selalu mendatangkan koleksi tas trend terkini pada setiap musimnya. Tentunya desain-desain yang diambil adalah dengan memadukan antara simple dan modern, kualitas, kreativitas, dan fungsional.

(4)

pemasaran produk yaitu melalui kegiatan promosi dengan tujuan meningkatkan daya tarik dan daya beli masyarakat.

Promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan. Terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Promosi berguna untuk memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat, memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta cara penggunannya. Memperkenalkan barang atau jasa baru menjadi keharusan bagi Aan’s collection untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Secara mikro, diharapkan angka penjualan dari produk akan meningkat dan masyarakat luas bisa mengenal

Aan’s collection sebagai produsen tas yang memiliki image baik. Sedangkan secara makro meningkatkan potensi daerah Solo dengan adanya industri Aan’s collection sebagai salah satu aset daerah yang perlu dikembangkan. Sehingga dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Karena semakin besar produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan semakin sukses dalam penjualannya sehingga laba yang diperoleh semakin besar.

(5)

haruslah dirancang sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam sebuah desain komunikasi visual dan didasarkan pada kesamaan persepsi antara perusahaan, pendesain, dan sasaran konsumen yang dibidiknya. Sehingga tidak terjadi salah pengertian dan pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Promosi melalui desain komunikasi visual diharapkan dapat mendongkrak dan menaikkan omset dan daya tarik konsumen terhadap perusahaan dan produk

Aan’s collection.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari keterangan di atas penulis tertarik mengangkat permasalahan yang dihadapi perusahaan Aan’s collection yang berada di Surakarta. Melalui langkah-langkah pemasaran berupa pemanfaatan komunikasi visual sebagai sarana yang tepat dalam pemasaran produknya. Pemanfaatan peran promosi dalam upaya melakukan desain promosi ini terdapat beberapa permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana menciptakan desain promosi yang kreatif, efektif dan komunikatif yang dapat menjadikan Aan’s collection memiliki brand image yang kuat sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan daya beli konsumen?

2. Media komunikasi visual apa yang relevan untuk memperkenalkan Aan’s collection sebagai produsen tas kepada konsumen?

C. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan merupakan motivasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengenalkan produk Aan’s collection kepada calon konsumen untuk sector lokal (Solo dan sekitarnya) dan tidak menutup kemungkinan untuk sektor nasional. Adapun tujuan perancangan tersebut adalah :

1. Menjadikan produk Aan’s collection memiliki brand image yang kuat dan dikenal oleh masyarakat.

(6)

D. Manfaat Perancangan 1. Manfaat Praktis

Perancangan ini dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan sebagai cara untuk meningkatkan citra baru kepada konsumen yang bersifat positif serta mendukung promosi perusahaan Aan’s collection sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan daya beli terhadap produk.

2. Manfaat teoritis

Perancangan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan sarana promosi dan studi tentang perancangan sebuah media promosi, serta sebagai konsep yang kuat sehingga mampu menghasilkan solusi pemecahan masalah pada perusahaan Aan’s collection. Desain ini diharapkan dapat menjadi model pertimbangan dalam promosi suatu produk perusahaan tertentu.

E. BATASAN RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Kategori Desain Sasaran

Lambang Logo, typografi, slogan, warna.

Merancang lambang yang khas sehingga dapat tertanam dimasyarakat. Publikasi Main board/ papan nama,

Katalog, Banner, Petunjuk arah

Mudah dikenali dan dibaca

Stationary Kartu nama, Kertas surat, Amplop, Map, Memo, Nota, Stempel

Jelas serta tidak rancu

Merchandise kalender Memiliki nilai tambah dari konsumen

(7)

F. Metode Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang ada, dalam hal ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar-gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka-angka atau jumlah (H.B Sutopo, 1988 : 10). Metode ini dipilih karena lebih mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden dan lebih peka serta mudah menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Bagan 1. Metode perancangan

1. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar memperoleh data sesuai yang diharapkan, karena dalam penelitian terkumpulnya data yang sesuai merupakan

Penyusunan Konsep Perancangan

Pengembangan Perancangan

Konsep Kreatif

Master Design

Pengumpulan Data Lapangan Pengkajian Data Pustaka

Analisis Data

(8)

faktor yang sangat penting. Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data antara lain:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai. Moleong Lexy. J (2004: 135), mengemukakan: "Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu". Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci yaitu Bapak Aan Sudarwanto sebagai pemilik perusahaan Aan's collection. Terlebih dahulu penulis mempersiapkan masalah "pertanyaan" yang akan diajukan. Jadi dalam hal ini peneliti menerapkan pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Moleong Lexy. J (2004: 136), mengemukakan: "Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka besar dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilakukan". Sebab dengan membuat daftar pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan kepada informan berhubungan dengan masalah yang diteliti dimungkinkan tidak akan terjadi pembicaraan di luar pokok permasalahan dan tujuan penelitian, serta diharapkan lebih mendalam.

b. Observasi

(9)

kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi pada perusahaan tersebut.

c. Dokumen

Dokumen digunakan untuk proses analisis, analisis dokumen merupakan langkah yang ditempuh dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan melalui arsip-arsip tertulis, foto maupun hasil karya. Moleong Lexy. J (2004: 161), mengemukakan: "Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena akan banyak hal dokumen sehingga sumber data banyak dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan". Dokumen yang digunakan adalah hasil produk kerajinan tas Aan’s Collection, arsip tertulis yang berhubungan dengan tempat penelitian, data perajin dan karyawannya, buku-buku kajian teori yang relevan serta foto-foto hasil pemotretan di lokasi penelitian.

2. Metode Perancangan a. Eksplorasi

Eksplorasi adalah suatu proses mental, proses berfikir yang mampu menimbulkan ide-ide baru dan bila diaplikasikan secara praktis akan menghasilkan cara-cara yang lebih efisien. Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer. Menurut L.H. Chapman (1978: 44-46), proses mencipta diawali dengan tahapan upaya menemukan gagasan (inception of an idea) atau mencari sumber gagasan, boleh juga dilihat sebagai tahapan mencari inspirasi atau ilham, atau minimal mencari sumber inspirasi.

(10)

singgah dikepala dan membuat sketsa agar dapat menemukan solusi masalah desain. Jadi ide dari buku dan internet hanyalah sebagai referensi dan inspirasi saja.

Pada tahapan eksplorasi ini harus mengacu pada intisari gagasan supaya diperoleh fokus yang tajam dengan cara: a) mempertimbangkan/menentukan khalayak sasaran; b) melihat kondisi lapangan; c) mengingat situasi momentumnya. Sementara itu, kegiatan yang dilakukan adalah: a) mengumpulkan data; b) menghitung waktu pelaksanaan; c) pemilihan media; d) menentukan teknik sajian, e) mengkalkulasi pembiayaan. Yang harus diingat dalam konteks ini adalah merumuskan gagasan besar secara ringkas dalam satu halaman – satu alinea – satu kalimat – satu kata. Pada intinya, kegiatan ini adalah mempersempit masalah. Data-data tersebut diatas bias didapatkan dengan mengadakan penelitian dan kita mencoba berbagai material dan kemungkinan. Semakin banyak mendesain, seharusnya desainer semakin kaya akan pengetahuan, karena desainer menemukan berbagai hal baru.

b. Inkubasi.

Tahapan ini merupakan tahapan pengelompokan ide, yaitu data yang sudah terkumpul dipilah-pilah sesuai kelompok dan jenisnya, mana yang benar-benar diperlukan sebagai bahan masukan dan mana yang perlu diperhatikan sebagai dasar-dasar pengambilan keputusan untuk menggarap desain (Adi Kusrianto, 2007: 129). Pada tahapan ini lebih pada menyempurnakan, mengembangkan dan memantapkan gagasan awal menjadi gambaran pra visual yang nantinya dimungkinkan untuk diberi bentuk atau wujud konkrit.

(11)

dihadirkan dalam bentuk bahasa gambar, bahasa teks maupun bahasa bunyi yang efektif, komunikatif dan persuasif.

c. Formalisasi

Dalam pandangan formalisasi adalah segala apresiasi dan proses aktivitas seni menitik beratkan pada nilai kebentukan atau karakter-karakter wujud semesta. Pengertian seni dibangun didasarkan pada penjelajahan citra bentuk yang bersumber pada impresi-impresi persepsional (Syafruddin, 2006). Menurut Hurman Sahman (1993: 162), Tahapan formalisasi adalah tahapan mencoba menelusuri bagaimana yang kita temukan itu terorganisasi menjadi tatanan bentuk, warna, kontur, tekstur dan lokasi dalam ruang.

Dalam pembentukan visualisasi harus menyesuaikan desain dengan elemen-elemen grafis seperti pemilihan type font (pemilihan huruf), image (pemilihan gambar), layout (penataan letak), struktur (penyusunan urutan), paper ( pemilihan jenis kertas), ukuran (menentukan ukuran), Style (menentukan gaya), dan finishing (proses tahap akhir/ penyelesaian). Proses visualisasi dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan media komputer. Dari penemuan serta pengumpulan data dapat melakukan brainstorming dalam penuangan ide kedalam bentuk visualisasi. Brainstorming adalah proses mengambil inspirasi dan mengaturnya kedalam bentuk yang dapat dimasukkan dalam desain. Ide, gaya dan unsur-unsur yang ingin disertakan dalam desain. Semua adalah bagian dari proses, walaupun terkadang mereka masih agak kasar. Sketsa beberapa layout, lakukan percobaan dengan skema warna dan tipografi, dan mencoba berbagai cara untuk menyajikan grafik. Sketsa adalah bagian dari fase ini, selain menguji kreativitas seseorang secara tradisional.

d. Evaluasi

(12)

diperbandingkan dengan karya lainnya yang sejenis, tingkatannya berdasarkan nilai estetik relatifnya (Hurman Sahman, 1993: 163).

Mengevaluasi atau menilai secara kritis mempersyaratkan para pelakunya menempuh langlah-langkah sebagai berikut:

a. Sedapat mungkin mengkaitkan karya yang sedang ditelaah dengan sebanyak mungkin karya-karya yang sejenis.

b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang sedang ditelaah.

c. Menetapkan sampai seberapa jauh karya yang sedang ditelaah itu menyimpang dari yang telah ada sebelumnya.

d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah untuk mengetahui yang sebenarnya. Noeng Muhadjir (2000: 104), mengemukakan: ”Analisis data adalah merupakan upaya mencari dan menata catatan dari observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikan temuan bagi orang lain”. Metode yang akan penulis gunakan sebagai data adalah:

a. Metode Analisis Komparatif

Menggunakan Metode Analisis Komparatif, yaitu dengan membandingkan produk tas Aan’s collection dengan merk produk tas lain yang mempunyai karakteristik sejenis ataupun berbeda. Melihat perbandingan itu maka karakteristik produk Aan’s collection dapat lebih ditingkatkan dan dibedakan dari para kompetitornya. Sehingga promosi yang dilakukan dapat lebih efektif dan sesuai dengan sasaran.

b. Metode Analisis SWOT

(13)

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Treath) proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan". Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh komunikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi Strategi Pemecahan Masalah, Perbaikan, Pengembangan, dan Optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari: 1) Strategi PE – KU / peluang dan kekuatan: mengembangkan peluang menjadi kekuatan; 2) Strategi PE – LEM / peluang dan kelemahan: mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan; 3) Strategi A – KU / ancaman dan kekuatan: mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan; 4) Strategi A – LEM / ancaman dan kelemahan: mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan (Jonathan Sarwono dan Hary Lubis, 2007: 19).

Masalah yang dianalisis diarahkan untuk mengetahui apakah iklan yang ada sudah maksimal. Berawal dari masalah tersebut diharapkan dapat ditarik kesimpulan yang digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dalam membuat konsep perancangan. Adapun analisis SWOT yang diperoleh sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan telah terangkum dalam sebuah tabel yang dapat di lihat di bawah ini:

1) Strength (Kekuatan)

a) Memiliki produk unggulan tas wanita (handbag) dan mengeluarkan beragam warna.

(14)

c) Memiliki garansi terhadap produk yang sudah dibeli. d) Menggunakan warna merah untuk dijadikan warna image.

e) Memiliki karakter desain simple, namun menampilkan gaya yang modern soft, dan elegance.

f) Menggunakan bahan kulit reptil (skin croco dan skin snake) dengan menonjolkan motif teksturnya sebagai penambah daya tarik.

g) Tenaga kerja dari berbagai kalangan disiplin ilmu dan mempunyai keahlian.

2) Weakness (Kelemahan)

a) Masyarakat kurang tahu tentang keberadaan Aan’s collection sebagai produsen tas.

b) Kualitas tampilan desain promosi yang kurang komunikatif. c) Kurangnya promosi media komunikasi visual yang kontinyu.

d) Stasionary yang digunakan Aan’s collection masih rancu dan kurang efektif.

e) Desain promosi media komunikasi visual tidak menampilkan keunggulan atau ciri khas yang ada Aan’s collection.

3) Opportunity (Kesempatan)

a) Kesempatan untuk menjadi salah satu tempat tujuan membeli dan membuat tas sangat terbuka dengan potensi yang dimiliki Aan’s collection. b) Menjadi salah satu produk fashion pilihan wanita.

c) Kualitas produk mampu bersaing dengan merk tas lain 4) Threat (Ancaman)

a) Kompetitor lebih awarnes, lebih menarik perhatian konsumen secara visual dan isi.

(15)
(16)

a l

modern,soft dan elegance. 6. kulit reptil (skin croco dan skin

snake) salah satu bahan yang

(17)

BAB II

LANDASAN PERANCANGAN

A. Kajian Teori

Sebuah usaha merupakan suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus dan tidak dapat berjalan dengan sendirinya untuk dapat mencapai visi dan misi perusahaan, yaitu tercapainya target market di pasaran mencapai tingkat yang tertinggi. Untuk dapat meraih target tersebut perusahaan akan melakukan proses pengenalan dan mengkomunikasikan barang serta jasa yang akan ditawarkan pada calon konsumen agar segera melakukan tindakan untuk mengubah sikap serta menggunakan produk serta jasa yang ditawarkan. Hal ini merupakan proses komunikasi visual.

Komunikasi visual merupakan penggabungan dua kata yaitu komunikasi dan visual. Secara umum komunikasi memiliki arti sebagai proses pertukaran pikiran atau gagasan, dan visual diartikan segala sesuatu yang dilihat dengan indera penglihatan (visi). Komunikasi visual dapat diartikan sebagai proses penyampaian, pertukaran ide atau gagasan menjadi sebuah visualisasi/ penggambaran yang dapat dilihat dengan indera penglihatan (Artini, 1990: 69).

1. Perancangan

Perancangan adalah suatu hasil dari merancang, rencana program yang sesuai dengan fungsinya, nantinya akan ditranformasikan dalam bentuk desain. Dijelaskan dalam Kamus Bahasa Indonesia (1990: 725), Perancangan adalah : ”Suatu proses, cara, pembuatan merancang, untuk tanda, batas dan sebagainya” Jadi perancangan dapat diartikan sebagai sebuah proses pemikiran seseorang yang terencana sesuai dengan fungsinya sebagai dasar dari visualisasi bentuk desain.

2. Tinjauan Desain Komunikasi Visual

Menurut definisi desain komunikasi visual adalah ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola

(18)

elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta lay out (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan ( Adi Kusrianto, 2007: 2).

Desain Komunikasi Visual adalah perancangan untuk mengadakan komunikasi yang bersifat visual, artinya tidak menggunakan media yang bersifat auditif (Kurnia Ahmad, 1992: 4). Desain Komunikasi Visual merupakan ilmu yang mempelajari tentang konsep komunikasi dan ungkapan kreatif; teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual; termasuk pula audio yang mengolah elemen desain grafis berupa bentuk, gambar, huruf dan warna, serta tata letak sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasaran. Perjalanan kreatif desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual diawali dengan mengenali permasalahan komuniksi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsionalis, persuasif, artistik, estetis, dan komunikatif.

a. Desain

Kurnia Ahmad (1992: 1) mengemukakan, ”Desain adalah rancangan, pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusun, memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi”. Kegiatan mendesain selalu berkaitan dengan hal-hal yang kreatif, mencari alternatif baru dengan merancang sesuatu sampai diperoleh bentuk yang seoptimal mungkin yang memperhitungkan biaya, bahan dan waktu yang cermat. ”Desain adalah berkaitan dengan perancangan, estetika, cita rasa serta kreativitas” (Adi Kusrianto, 2007: 10).

(19)

Christopher Jones desain berarti upaya melakukan perubahan pada barang-barang ciptaan manusia (S. Jonathan, hary Lubis, 2007: 4). Struktur (kerangka desain) dalam sebuah desain biasanya memenuhi syarat antara lain ; 1) memenuhi maksud atau fungsi dan kaidah estetik; 2) sederhana; 3) memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya; 4) sesuai dengan material yang dipergunakan.

Unsur-unsur desain (moment of design) terdiri atas garis, ruang, warna, dan tekstur adalah sebagai berikut:

1) Garis (Line), garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khasnya garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang (Adi Kusrianto,2007: 30). Beberapa sifat garis yaitu; a) Bersifat Grafis (Calligraphic merk), misalnya: garis lurus, lengkung, bengkok, patah, bergelombang dan lain-lain; b) Garis yang bersifat pengikat ruang, massa, warna, bentuk (structural line). Structural line atau garis pengikat pada hakekatnya tidak ada garis. Garis ini lebih merupakan suatu ilusi atau sugesti. Seperti terdapat pada batas-batas luar suatu bentuk atau kumpulan dari bidang, batas-batas dari suatu warna atau nada selanjutnya garis dalam desain komunikasi visual berperan sebagai pemberi aksen pembatas kolom.

(20)

kesan pada perasaan yang kuat, lemah, sensitif, dan ekspresif. Diantaranya garis yang berlawanan dan garis transisi. Garis transisi adalah garis yang dengan mudah dapat mengarahkan mata dari satu bidang ke bidang yang lainnya contoh yaitu garis selang seling, garis berirama dan garis memancar. Dalam garis berirama terjadi gerakan yang diperoleh dari pengulangan yang beraturan dari suatu elemen desain.

2) Ruang (Space)

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti (Adi Kusrianto, 2007: 30). Menurut Kurnia Ahmad (1994: 2), ruang merupakan: a) Bentuk dua atau tiga dimensional yang telah disusun atau dibentuk; b) Pengikat, penghubung, penerus yang membentuk suatu kesan batas. Sebagai contohnya ruang bagi seorang pelukis merupakan ilusi atau khayalan karena ia bekerja dengan bentuk dua dimensional sedangkan bagi pematung atau seorang arsitek berupa kenyataan.

3) Nada (tone)

Nada atau irama hanya bisa dirasakan, tidak bisa diraba/dipegang. Nada atau irama dapat dibantuk dengan pengulangan (repettition) dan dengan gerakan (movement).

4) Warna (Color)

(21)

menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

5) Tekstur (Texture)

Tekstur adalah nilai raba yang menandai suatu bidang atau benda kesan kasar atau halus dari permukaan dan kesemuanya tergabung dalam kesatuan atau unity yang harmonis.

Unsur-unsur desain tersebut di atas kesemuanya merupakan satu kesatuan (unity). Beberapa faktor yang perlu ditampilkan dalam membentuk kesatuan yang utuh serta estetika, yaitu; kontras, keseimbangan, variasi, irama, dan kesamaan. Dalam mendesain hal-hal yang harus diperhatikan adalah prinsip-prinsip desain yang antara lain: a) Kesatuan (unity); b) Keseimbangan (Balance); c) Komposisi (Composition)

b. Komunikasi

(22)

Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : a) Sumber (Source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encorder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi; b) Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima; c) Saluran atau media, yakni alat untuk wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima; d) Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination). Komunikate (communicate), penyandi balik (decorder) atau khalayak (audience) pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber; e) Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. (Mulyana, 2005 : 62).

(23)

pesan atau informasi. proses sekunder ini mempunyai tujuan dan keuntungan sebagai berikut: a) Mencapai masyarakat lebih luas artinya mencapai komunikan lebih banyak atau luas dibanding dengan komunikasi langsung atau tatap muka; b) Memungkinkan imitasi oleh orang banyak (secara tidak langsung) yaitu karena jumlah komunikan lebih luas daripada proses primair; c) Mengetahui batas-batas komunikasi yang dapat diadakan oleh adanya batas ruang atau tempat (geografis) serta waktu (Edwar Sapir dalam Astrid. S. Susanto, 1977: 4).

Proses sekunder sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi, media komunikasi berupa cetak maupun elektronik atau media komunikasi berupa tulisan, gambar dan gerak dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a) Media audio-visual yaitu media komunikasi dengan memakai suara, gambar, tulisan dan gerak dengan pengertian dapat diterima dengan indera penglihatan dan pendengaran, misalnya: televisi, video dan film; b) Media audio yaitu media komuniksi dengan memakai suara dengan pengertian hanya dapat diterima dengan indera pendengaran, misalnya: radio dan telepon; c) Media cetak atau visual yaitu media komunikasi dengan memakai tulisan, gambar dengan pengertian yang hanya dapat diterima dengan indera penglihatan, miaslnya: majalah, surat kabar, brosur atau folder, poster atau iklan.

(24)

massa adalah komunikasi melalui media masa modern. Media massa iniadalah surat kabar, film, radio, dan televisi.

c. Visual

Visual adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan indera penglihatan dalam desain komunikasi visual berarti kita mempergunakan mata sebagai pemahaman dalam berkomunikasi. Termasuk unsur-unsur visual di sini adalah titik, garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur. Komunikasi menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna atau pesan (Adi Kusrianto, 2007: 10). Sementara visual ialah hal-hal yang berhubungan dengan dunia penglihatan (visi) atau berhubungan dengan indra penglihatan (Kurnia Ahmad dan Edi Sudadi, 1997 : 4).

3. Media

Media berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, foto grafis atau elektronik untuk mengangkat, memproses, dan menyusun kembali informasi verbal atau visual. Menurut M. Suyanto (2004 : 21) yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah ”jangkauan, frekuensi, dan pengaruhnya. Selain hal tersebut harus dipertimbangkan pula biaya, keunggulan, dan keandalannya”. Media merupakan alat penyampaian pesan iklan agar menjangkau audiensinya maka harus dipilih alat penyampaian pesan tertentu. Renald Kasali (1996: 99) mengemukakan, media cetak adalah suatu media yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto, dan tatanan warna.

(25)

Pemilihan media sangat bergantung pada produknya dan kebutuhan iklan. Sehingga media apa yang paling efektif untuk mengiklankan produk pada saat ini. Di sini perlu dirumuskan apa yang dimaksud sebagai media yang efektif. Iklan yang efektif memerlukan media iklan yang mampu: a) mencapai khalayak sasaran selengkap mungkin; b) menyampaikan pesan sejelas-jelasnya; c) menyampaikan pesan secara ekonomis dalam batas-batas anggaran yang dimungkinkan; d) berkomunikasi dalam suasana yang cocok antara produk dengan khalayak (AD Ferbey, 1997: 42). Pemilihan media tersebut meliputi tiga unsur, yaitu : a) Mengidentifikasi media yang paling baik dalam pencapaian khalayak sasaran; b) Memanfaatkan keberadaan mereka semaksimal mungkin; c) Memastikan agar anggaran yang dialokasikan mendatangkan keuntungan yang paling besar dan nilai yang paling tinggi.

Jenis-jenis media iklan dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) Above-the-line (iklan lini atas), artinya media yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung mencari keuntungan. Penyampaiannya melalui media elektronik maupun media audio visual (radio, televisi, film, video) media out door (billboard, spanduk, neonbox, neonsign, painted bulletin); b) Below-the-line (iklan lini bawah), yaitu media yang terdiri dari media yang tidak bersifat mencari keuntungan secara material. Contohnya katalog, leaflet, booklet, folder, boarsheet, pameran, direct mail, kalender, agenda, gift/ tanda mata, dan point of sale display; c) Media kejutan/ tak terduga (Trough the line), yaitu bentuk media yang sesuai perilaku konsumen untuk mencapai tujuan pengiklanan. Media ini tak terduga atau spontan karena media visual yang digunakan lebih inovatif (Frank Jefkins, 1996: 136-137).

(26)

a. Materi cetak

1. Surat Edaran adalah sepucuk surat yang dikirimkan kepada wisatawan prospektif. Resiko daripadanya adalah ongkos pengiriman perpos terlalu dan tidak jarang menjadi korban untuk dibuang saja kedalam keranjang sampah. 2. Leaflet adalah untuk memberikan informasi tambahan yang sifatnya segera

dan masih hangat (up-to-date) kepada masyarakat keberbagai tempat yang terpencar-pencar. Ia biasanya dikirim langsung atau diselipkan kedalam bahan-bahan tercetak lainnya.

3. Brosur adalah mempunyai ukuran yang lebih besar, isi yang lebih banyak dan terperinci, dan informasi tentang fasilitas dan pelayanan, berisi petunjuk-petunjuk agar dapat digunakan untuk menambah pengetahuan pembacanya tentang bidang dan kegiatan kepariwisataan di negeri yang bersangkutan. 4. Folder adalah materi tercetak yang paling banyak digunakan dalam media

publisitas pariwisata. Folder yang paling besar kadang-kadang berisi sampai 24 atau 32 halaman, sedangkan yang biasa terdiri dari 4 sampai 16 halaman. Yang lebih banyak lagi jumlah halamannya disebut juga booklet.

5. Poster merupakan alat publisitas yang penting dalam dunia pariwisata. Tetapi dapat pula ditambahkan disini bahwa untuk poster konsepsi dan tata warnanya harus dapat menyatakan efek psikologisnya dengan pengucapan keindahan suatu resort atau daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik dari suatu negeri.

6. Majalah merupakan penerbitan secara periodik. Majalah juga menjadi media yang penting dalam publisitas pariwisata, yang banyak negara mempergunakan majalah sebagai media, dengan memberi tekanan khusus kepada karangan-karangan orang yang ahli dan terkenal dalam bidang-bidang seperti kebudayaan, pariwisata, olah raga, rekreasi dan sebagainya dengan ilustrasi gambar-gambar yang menarik.

b. Iklan atau Advertising

(27)

merupakan suatu alat komunikasi komersial yang ampuh yang dibayar mahal antara penjual dan pembeli untuk maksud menambah jumlahnya orang yang meminta. Dalam hal ini adalah untuk menambah jumlah omset yang datang.

c. Proyeksi

Media yang dimaksudkan dengan proyeksi ini adalah film, slide, dan televisi. Para ahli dibidang kepariwisataan sampai menemukan suatu cara untuk membuat film-film khusus untuk pariwisata yang disebut ”travelogue”. Travelogue ini diberi komentar disana-sini dengan suara yang empuk mengandung sugesti, humor, edukasi, seruan dan ajakan secara singkat tetapi berisi. Ukuran yang sangat ideal adalah travelogue 16 mm dan lamanya sebuah subjek yang dipertunjukan dalam travelogue ini sebaiknya tidak lebih dari 20 menit.

d. Bentuk Struktural

Media publikasi dalam bentuk struktural yaitu jenis media yang berbentuk bangunan atau kontruksi, sepeti misalnya kantor perwakilan atau cabang di luar negeri, paviliun dalam pekan raya internasional, stan dalam pameran, pajangan dalam etalase dan sebagainya. Sebagai media publisitas, bentuk bangunan sebuah kantor perwakilan atau paviliun hendaknya dari luar dapat mencerminkan aspirasi dan kepribadian negara yang diwakilinya atau dengan kata lain arsitektur media yang berbentuk struktural ini harus dapat mengucapkan keaslian dan kepribadian negeri itu sendiri kepada dunia luar.

e. Uraian

(28)

Agus S. Madjadikara (2004: 11-13) mengemukakan, bahwa perusahaan-perusahaan dibidang biro iklan mengelompokkan jenis media yang diproduksi menjadi dua yaitu:a) Media Cetak, adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan)dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca.informasinya bisa bersifat umum (berita umum), bersifat khusus (majalah profesi, buletin keilmuan, newsletter, dan sebagainya). Contoh media cetak yang utama adalah surat kabar, majalah, tabloid, brosur, newsletter, pamflet, leaflet, flier, dan sebagainya. Sedangkan media seperti spanduk (banner), billboard, poster, neon sign, umbul-umbul, dan sebagainya dalam dunia periklanan disebut Media Luar Ruang (MLR) atau outdoor media; b) Media Elektronik, media elektronik dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu media yang hanya bisa didengar (audio) khususnya media radio dan media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual) khususnya televisi. Media radio dan televisi membuat sasaran komunikasi tidak perlu aktif. Pesan tetap bisa sampai pada mereka saat mereka sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka, mendengar dan melihat acara atau program radio dan televisi tersebut. Demikian halnya dengan iklan di bioskop ataupun megatron (billboard dengan gambar bergerak). Jenis media audio-visual berkembang dengan teknologi internet.

4. Tinjauan Promosi

(29)

yang bersangkutan; dan memperbesar volume penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dalam arti luas promosi menurut Winardi (1992: 148), yaitu ”mendorong kemuka”, guna memajukan sebuah ide dengan cara sedemikian rupa, hingga ia diterima dengan baik. Promosi menurut Edward L. Brink dan William T. Kelly teridiri dari ”upaya-upaya yang diinisiasi oleh penjual secara terkoordinasi guna membentuk saluran-saluran informasi dan persuasi guna memajukan penjualan barang atau jasa tertentu, atau penerimaan ide-ide atau pandangan-pandangan tertentu”. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kegiatan promosi antara lain: a) Promosi belum begitu dikenal oleh target audiens sebagai alat yang penyampaian informasi; b) Jumlah karya media cetak atau non cetak yang beredar kurang dikenal oleh konsumen; c) Efisiensi iklan semakin menurun karena kenaikan biaya.

(30)

merupakan sebuah usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal, baik berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media cetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.

5. Tinjauan Periklanan (Advertising)

Iklan mulai dikenal pada jaman Yunani kuno, bentuk yang digunakan adalah dengan penyebaran surat edaran semacam brosur. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi di Inggris, digunakan metode tulisan tangan dan mencetaknya di atas kertas-kertas ukuran besar. Kemajuan teknologi memproduksi iklan baru dimulai abad pertengahan ke-17 di negara Inggris seiring munculnya buku-buku sehingga iklan terkait dengan bidang-bidang industri, komunikasi dan informasi.

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Perbedaan marketing mix dan promotion mix menurut Renald Kasali dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Berikut adalah perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix MARKETING MIX PROMOTION MIX

Tabel 3. Perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix

(31)

sasaran, sedangkan periklanan sebagai bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi mempunyai sasaran pada konsumen sasaran. Perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut: Pasar sasaran adalah sasaran pasar yang dituju. Dalam konsep pemasaran, pasar sasaran adalah sasaran yang ditentukan dan dipilih oleh produsen sesuai dengan konsep segmentasi pasar. Konsumen sasaran adalah pasar sasaran ditambah dengan faktor-faktor di sekelilingnya yang mempengaruhi pasar sasaran untuk mengambil keputusan.

M. Suyanto (1992: 11) mengemukakan, ”Periklanan adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang, jasa) maupun organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat”. Menurut Frank Jefkins (1996: 5) disebutkan, bahwa ”Periklanan merupakan pesan-pesan penjulan yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya” .

Tujuan pertama dari kegiatan periklanan adalah : menyadarkan komunikan dan memberi informasi kepadanya tentang suatu barang, jasa, ataupun idea yang ”disajikan” dalam periklanan dan menggerakkannya untuk berusaha memiliki barang atau menggunakan jasa yang dianjurkan (Astrid S.Susanto, 1974: 208). Adapun manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi, antara lain: 1) bagi konsumen iklan memperluas alternatif untuk mengetahui adanya berbagai produk. Pada gilirannya akan menimbulkan adanya pilihan; 2) Bagi produsen iklan dapat membantu menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya. Sering dikatakan ”tak kenal maka tak sayang”. Iklan-iklan yang secara gagah tampil dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi, bahwa perusahaan yang membuatnya bonafid dan produknya bermutu; 3) Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya (Renald Kasali, 1995: 16).

(32)

(kreatifitas) bagaimana membujuk calon pembeli agar tertarik menyukai, dan loyal; d) Where (media dan kegiatan) dimana saja daerah pasar yang perlu digarap, serta media dan kegiatan apa yang cocok untuk daerah pasar tersebut; e) When (penjadwalan) kapan kegiatan tersebut dilaksanakan akan memerlukan waktu berapa lama; dan f) How much (anggaran) seberapa jauh identitas kampanye atau berapa banyak dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan tersebut ( Renald Kasali, 1995: 24).

Sebuah iklan yang dipublikasikan melalui media cetak maupun media penyiaran, pada dasarnya mempunyai struktur. Struktur iklan untuk media cetak dan media penyiaran hampir sama, hanya bentuknya saja yang berbeda karena perbedaan karakteristik mediumnya. Menurut Renald Kasali (1995 : 82) struktur iklan dibagi menjadi tiga, yaitu: a) Headline, biasa disebut judul atau kepala tulisan adalah bagian terpenting dari sebuah iklan. Letaknya tidak selalu pada awal tulisan, tetapi merupakan bagian pertama yang dibaca orang; b) Subheadline, biasanya mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada calon pembeli, tidak peduli dalam suatu kalimat yang panjang atau pendek. Akan tetapi kalau kalimatnya cukup panjang, maka headline lazim diikuti subheadline; c) Amplifikasi atau perluasan disebut juga body copy adalah naskah atau teks iklan yang mengikuti headline. Pada bagian ini ditulis apa yang hendak disampaikan kepada calon pembeli dengan lebih rinci.

(33)

melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut; d) Conviction (rasa percaya), jika timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keragu-raguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya? Pengalaman masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Maka anda harus meyakinkan calon pembeli agar tidak goyah lagi, jika anda yakin bahwa produk anda tawarkan benar-benar bermutu, harganya cukup bersaing, dan dibutuhkan oleh orang untuk melakukan sesuatu; e) Action (tindakan), akhirnya sampai pada yang terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil percontoh, mengangkat telepon, mengisi formulir pesanan, atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya kelak. Adapun tujuan dari periklanan itu sendiri adalah untuk : Menciptakan kesadaran (awareness) atas nama merek konsep produk atau informasi mengenai tempat dan cara membeli produk, mengingatkan kembali para pembeli agar menggunakan atau membeli lagi (restock) produk, mengubah sikap terhadap penggunaan produk (produk form), mengubah persepsi terhadap derajat kepentingan atribut merek dengan cara mengiklankan USP (uniqe selling preposition), mengubah keyakinan terhadap merek tertentu, memperkuat sikap pelanggan, membangun citra korporat dan lini produk.

(34)

6. Tas

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 905) dinyatakan: "Tas adalah kemasan atau wadah yang berbentuk persegi dan sebagainya yang biasanya bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu".tas adalah tempat untuk menyimpan sesuatu baik alat-alat ataupun barang-barang yang diperluka, semisal sebaagai tempat surat, buku, pakaian, dan sebagainya (Gunarto dan sugiyono, 1979: 2). Beberapa jenis tas menurut Gunarto (1979: 5) antara lain: a. Tas Koper

Kegunaan tas untuk menyimpan pakaian terutama pada saat bepergian jauh yang memerlukan jumlah barang yang cukup banyak, sesuai dengan kegunaannya maka tas ini dibuat dalam bentuk praktis dan kuat. Untuk menambah kekuatan dan mewujudkan bentuk yang dimaksud maka biasanya pada bagian dalam diberi lapisan karton yang tebal supaya pada bagian dalam terlihat rapi dan bersih. Kemudian diberi lapisan kain yang sesuai dengan warnanya.

b. Tas Kantor

Tas kantor adalah sejenis tas yang diperlukan oleh para pekerja kantor untuk menyimpan atau membawa kertas-kertas surat penting.

c. Tas Olah Raga

Tas olah raga adalah sejenis tas yang dipergunakan untuk menyimpan perlengkapan olah raga.

d. Tas Pesiar

Tas pesiar adalah tas yang dipergunakan untuk kepentingan wisata, yang dipergunakan untuk menyimpan barang-barang keperluan pesiar. Tas pesiar dibuat dengan beraneka ragam bentuk dan corak hiasan yang berbeda-beda. Tas pesiar yang disenangi anak-anak dan remaja adalah tas pesiar yang kecil dengan selempang yang panjang, sedangkan untuk orang tua disediakan tas yang berukuran besar dengan hiasan corak yang klasik.

e. Tas Sekolah

(35)

bentuk tas sekolah mengikuti perkembangan mode, biarpun tetap disesuaikan penerapan. Tas sekolah mempunyai ciri-ciri yang khusus, ialah bentuk sederhana , kuat dan cukup menampung alat-alat sekolah.

f. Tas gunung

Tas yang digunakan untuk keperluan pendakian gunung juga mempunyai bentuk yang berbeda dengan bentuk tas yang lain. Mengingat kegunaan yang khusus pula, terutama pada penggunaan yang mempunyai peranan penting di dalam pendakian maka tas gunung mempunyai bentuk yang relatif besar dan kuat serta tahan terhadap goresan dan air.

g. Tas wanita

Tas wanita pada dasarnya adalah tas yang digunakan oleh wanita, sesuai dengan perkembangannya tas wanita dibuat dalam bentuk dan corak yang berbeda. Disesuaikan dengan bentuk dan kegiatan dari wanita si pemakai tersebut, serta waktu yng cocok untuk digunakan. Tas wanita mempunyai beberapa model antara lain: tas pesta, tas bepergian, tas kantor, tas sekolah, tas santai dan sebagainya. Saat ini tas wanita tidak hanya sebagai tempat menyimpan barang atau perlengkapan tapi juga sebagai pelengkap busana dan simbol status sosial si pemakai.

h. Tas untuk Keperluan Lain

Adalah sejenis tas yang dipergunakan untuk kepentingan khusus atau tertentu misalnya untuk pesta, belanja, fashion, travel, dan lain sebagainya.

B. Gambar umum Aan’s collection Surakarta 1. Kondisi Umum Perusahaan

a. Sejarah Perusahaan

(36)

sebagainya. Namun yang menjadi prioritas dari Aan’s collection adalah memproduksi tas wanita. Aan’s collection juga bergerak dalam bidang jasa khususnya dalam pemesanan tas bahkan dalam partai kecil sekalipun.

Aan’s collection terletak di Jl. Kol. Sugiyono Sumber Nayu Surakarta telepon (0271) 852433 membuka show room di tempat usahanya. Aan’s collection berkembang sebagai usaha pengrajin tas. Walaupun tidak dikenal oleh sebagian masyarakat dan calon konsumen melalui media periklanan khususnya media cetak, akan tetapi lebih banyak dikenal dari berita mulut ke mulut. Distribusi penjualan produk masih terbatas di Surakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Hal ini tentu menghambat perkembangan perusahaan bila tidak diatasi. Media promosi yang sudah dilaksanakan oleh Aan’s collection hanya melalui media nameboard dan radio yang mencakup di daerah sekitar Solo, sehingga masyarakat luas kurang informasi mengenai Aan’s collection sebagai produsen tas yang memiliki kualitas, desain dan bentuk yang menarik serta memiliki harga yang relatif terjangkau.

b. Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : Aan’s Collection Nama pemilik : Aan Sudarwanto, S.Sn Bentuk Badan Hukum : Perusahaan Perseorangan

Alamat : Jl. Kol. Sugiyono Gg. Sumber Nayu, Rt. 06/12 Kadipiro Banjarsari Surakarta

c. Lokasi Perusahaan

Alasan pemilihan lokasi perusahaan di daerah Sumber Nayu surakarta adalah : 1) Memudahkan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku maupun pengiriman hasil produksi; 2) Kebutuhan tenaga kerja yang memadai; 3)Lokasi perusahaan merupakan wilayah yang berkembang.

d. Lingkungan Perusahaan

(37)

1) Lingkungan makro, meliputi: a) Politik dan Ekonomi, stabilitas politik dan ekonomi yang mantap akan mempengaruhi laju pertumbuhan industri, baik itu industri besar atau industri kecil untuk mengembangkan dan melancarkan usahanya sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi; b) Sosial Budaya, pola pikir masyarakat Indonesia semakin maju dalam hal mencari nafkah bukan hanya dari sektor pertanian, sehingga program penanganan mengenai peralihan dari sektor agraria ke sektor industri dapat mendukung laju pertumbuhan industri kecil.

2) Lingkungan Mikro, meliputi: a) Suplyer/ Pemasok, kebutuhan bahan baku didatangkan dari dalam kota 30%, dan 70% dari luar kota yaitu Yogyakarta dan Semarang. Perusahaan mempunyai beberapa pemasok/ suplyer, ketika kebutuhan bahan baku banyak maka perusahaan secara langsung dapat mengambil pada grosir yang telah menjadi pelanggan; b) Pelanggan, perusahaan mempunyai pelanggan tetap dalam memasarkan hasil produksinya pada toko dan counter di wilayah Surakarta dan sekitarnya; c) Hubungan pimpinan dan bawahan, pengambilan suatu keputusan tergantung pada pimpinan, tapi dalam menentukan hasil akhir sebelumnya dengan mendengar dan mempelajari pendapat bawahan. Setiap ada jenis pesanan produk baru selalu diadakan meeting guna pembagian kerja. Dengan ini hubungan di dalam perusahaan seperti keluarga yang saling mengerti dan membantu satu sama lain.

2. Aspek Organisasi dan Personil

a. Struktur Organisasi

(38)

1) Pimpinan

Pimpinan disini adalah sekaligus sebagai pemilik dan pengelola perusahaan yang mempunyai wewenang: a) mengatur segala persoalan yang menyangkut masalah intern perusahaan seperti memberikan perintah, petunjuk, maupun saran kepada bawahannya; b) mengatur segala hal yang berkaitan denagn keuangan, seperti pencarian modal, pembelanjaan dan lain sebagainya yang masih terkait dengan masalah keuangan; c) bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kegiatan yang akan atau sedang dilaksanakan oleh perusahaan; d) mengatur kebijaksanaan atas semua karyawannya.

2) Bagian Administrasi

Tugas utamanya adalah mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan ynag berhubungan dengan : a) membukukan atau mencatat semua bukti pengeluaran dan penerimaan; b) melaporkan semua kegiatan yang sudah dilakukan oleh perusahaan kepada pinpinan setiap akhir tahun.

3) Bagian Produksi

Tugas pokoknya mengelola semua kegiatan produksi, seperti: a) mempersiapkan bahan baku yang akan digunakan dalam produksi; b) melakukan proses produksi dari bahan setengah jadi sampai menjadi barang jadi.

4) Bagian Pengadaan

Tugas pokoknya adalah melaksanakan kegiatan pengadaan/ pembelian barang, seperti: a) menyediakan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi; b) menyimpan bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang belum digunakan saat itu; c) mengatur keluar masuknya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

5) Bagian Pemasaran

(39)

6) Karyawan/ Tenaga Kerja

Cara penarikan tenaga kerja atau karyawan pada Aan’s collection adalah dengan mengeluarkan pengumuman lowongan kerja dan menyeleksi calon karyawan yang datang melamar. Dalam penempatan tenaga kerja yang baru, ditempatkan berdasarkan penalaman serta kemampuan, tingkat pendidikan, serta hasil wawancara yang bertujuan mengetahui minat dan bakat calon karyawan.

b. Pembagian Kerja

Pembagian tugas kerja dalam perusahaan ini berdasarkan kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Pimpinan memberikan wewenang kepada asisten untuk menjalankan tugasnya dan karyawan yang memegang jabatannya harus mempertanggung jawabkan kepada atasan yang membawahinya. Dengan keterkaitan satu sama lain, pembagian tugas terlihat saling mendukung dan membantu.

3. Aspek Produksi a. Segi Desain

Desain adalah proses awal yang harus dikerjakana dalam setiap pembuatan produk. Aan’s collection memproduksi berdasarkan pengembang produksi dari perusahaan sendiri, pesanan dari luar ataupun dalam negeri. Desain bisa berupa bentuk barang jadi atau desain tergambar. Buyer bisa membawa desain sendiri sesuai dengan keinginannya, namun perusahaan juga menawarkan beberapa desain kepada buyer sebagai bahan pertimbangan. Setelah desain terpilih perusahaan mengkalkulasikan untuk selanjutnya mengadakan transaksi. Apabila transaksi disetujui dapat segera membuat perencanaan produksinya sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah disepakati.

b. Segi Bahan Baku

(40)

c. Segi Produksi

Produk yang dihasilkan Aan’s collection adalah tas dengan berbagai jenis dan fungsinya masing-masing. Jenis tas yang dihasilkan seperti, tas wanita, tas koper, tas sekolah, tas kantor, tas travel, tas gunung dan tas keperluan lain. Kapasitas produksi saat ini mencapai 10.000 pcs/ bulan untuk tas dengan model sederhana, 3000 pcs/ bulan tas model sedang dan 700 pcs/ bulan untuk tas model yang rumit.

d. Permesinan

Mesin yang digunakan untuk memperlancar dalam proses produksi antara lain: Tabel 4. Jenis dan Jumlah Mesin Pada Proses Produksi Aan’s collection

4. Aspek Pasar

Hasil produksi Aan’s collection dipasarkan di dalam negeri sendiri seperti, Surakarta, Yogyakarta, Jakarta, Tegal, Bali dan kota besar lainnya. Disamping itu juga diekspor ke luar negeri. Hal yang tidak bisa terlepas dari pemasaran adalah:

a. Harga

(41)

konsumen akan enggan untuk membeli produk. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam penentuan harga Aan’s collection membuat kalkulasi harga berdasarkan semua biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya pajak dan biaya overhead seperti biaya listrik, air, perawatan mesin dan ditambah laba yang diinginkan.

b. Saluran Distribusi

Dalam melaksanakan perdagangan Aan’s collection mempunyai sistem pemasaran yang saat ini sedang dilakukan yaitu:

1) Jasa Pelayanan

Melayani pesanan sesuai permintaan konsumen untuk keperluan seragam, promosi seminar, souvenir, cinderamata, travelling, kemasan. Pengalaman pengerjaan pesanan dari berbagai negara dan daerah antara lain Jepang, Brunei, Jerman, Jakarta, Pati, Magetan, Semarang, Sragen, Klaten, solo dan sekitarnya.

2) Perdagangan

Menjual berbagai jenis tas produk sendiri secara langsung, eceran dan grosir. Proses penjualan langsung ini dilakukan melalui show room Aan’s collection.

5. Media Promosi

(42)

a. Nameboard

Gambar 1. Nameboard Aan’s collection b. Petunjuk Arah

Gambar 2. Petunjuk arah Aan’s collection c. Logo Aan’s collection

Gambar 3. Logo Aan’s collection

(43)

tanpa stilasi bentuk atau penambahan bentuk. Sehingga logo ini belum mempunyai kekhasan bentuk untuk dijadikan ciri khas tersendiri. Tagline yang digunakan adalah kata “not just another brand” yang berarti tidak hanya sekedar merek/ brand yang divisuslisasikan dengan pemilihan jenis font Arial.

 Warna: warna yang digunakan dalam logo ini adalah warna merah dan putih. Warna merah merupakan warna image Aan’s collection sedangkan warna putih merupakan implementasi kesederhaan, kejujuran dan ketulusan yang sesuai dengan pelayanan dari Aan’s collection. Tampilan warna masih sederhana karena tidak diolah sedemikian rupa agar lebih menarik dan komunikatif

C. KONSEP PERANCANGAN 1. Analisis Masalah

Masalah khusus dalam promosi tas Aan’s collection ini adalah kurangnya pengadaan promosi yang bersifat publikasi melalui media cetak yang selama ini masih cenderung seadanya dan belum memenuhi kaidah prinsip-prinsip desain komunikasi visual.

Perancangan kali ini bertujuan untuk melengkapi media promosi yang bersifat publikasi yang dibutuhkan dan dapat memberikan ciri khas atau image untuk produk tas Aan’s collection khususnya untuk produk tas wanita baik segi warna maupun elemen hias grafisnya yang selalu ditampilkan dalam setiap desainnya, sehingga setiap media promosi memiliki sifat informatif yang sesuai prinsip-prinsip desain sebagai sebuah promosi dalam masyarakat.

2. Identifikasi Pesaing

(44)

pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama; 3) Persaingan Bentuk, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama; 4) Persaingan Generik, terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaingan untuk mendapatkan rupiah yang sama.

Aan’s Collection memiliki banyak pesaing atau kompetitor langsung khususnya perusahaan dengan merek-merek yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Dalam hal ini kompetitor dipilih berdasarkan persaingan bentuk yaitu produk yang memberikan jasa yang sama kepada pasar namun dengan ciri khas yang berbeda (dengan keunikannya sendiri-sendiri). Adapun tentang identifikasi pesaing yang dapat dijelaskan, diantaranya adalah:

a. CANNIE Bag Collection (CAHAYA TERANG)

Cannie Bag Collection merupakan unit bisnis kerajinan tas wanita (handbag) yang berlokasi di Somontalen Rt. 02 Rw 04, Ngadirejo, Kartasura. Cannie membuka showroom juga di Pusat Grosir Solo (PGS) tepatnya di lantai basement A5 No. 7. Perusahaan tas ini didirikan oleh bapak Ary Hendro Cahyono yang meneruskan usaha yang sudah dirintis keluarganya sejak 1995. Cannie bag collection memproduksi tas wanita yang mayoritas menggunakan bahan kulit. Disamping tas wanita Cannie juga sering melayani pesanan tas sekolah, tas souvenir dan dompet tentunya dengan bahan yang berbeda-beda. Saat ini produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan paling sedikit adalah seribu buah tas. Bicara masalah omset pemilik usaha ini menjelaskan bahwa omset terendah yang dia peroleh setiap bulannya Rp. 50 juta dan tertinggi Rp. 100 juta pada tahun 2008/2009.

1). Aspek Pasar

(45)

a). Harga

Penentuan harga pada sebuah produk akan besar pengaruhnya terhadap tingkat penjualan produk tersebut. Jika penentuan harga kurang tepat, maka juga akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Harga yang terlalu rendah akan merugikan pihak perusahaan, namun sebaliknya jika terlalu tinggi maka konsumen akan enggan untuk membeli produk. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam penentuan harga Cannie membuat kalkulasi harga berdasarkan semua biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya pajak dan biaya overhead seperti biaya listrik, air, perawatan mesin dan ditambah laba yang diinginkan. Harga produk Cannie berkisar dari Rp.25.000,- sampai dengan Rp.300.000,-.

b). Jasa Pelayanan

Cannie melayani pesanan sesuai permintaan konsumen untuk segala kebutuhan konsumen seperti; keperluan pribadi, seragam, promosi seminar, souvenir, cinderamata, travelling, dan kemasan. Cannie menerima orderan dalam bentuk partai dengan harga yang relatif lebih murah, terkadang ada juga pemesanan tas dalam jumlah bijian dengan resiko harga yang diberikan juga bertambah mahal. Produk tas Cannie sudah tersebar dari mulai kota Solo, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Jogjakarta. Tidak menutup kemungkinan terkadang sampai ke luar pulau, bahkan ada pelanggan yang berasal dari Papua. Biasanya pedagang yang bersal dari kota sekitar Solo mendatangi perusahaan atau showroom Cannie untuk mengambil tas, tapi untuk luar kota biasa kirim melalui jasa ekspedisi.

2). Media Promosi

(46)

dibuat oleh Cannie adalah melalui media indoor banner, kartu nama dan petunjuk arah. Adapun contoh media promosi yang dimiliki Cannie sebagai berikut:

Gambar 12. Kartu nama Cannie Bag collection

Dalam desain kartu nama Cannie Bag collection belum memvisualkan logo sebagai identity atau brandname yang menjadi ciri khas Cannie. Yang ditegaskan dalam desain kartu nama tersebut adalah pada teks nama pemilik Cannie. Gambar ilustrasi yang divisualisasikan adalah foto-foto tas wanita, tas sekolah dan tas souvenir. Yang merepresentasikan bahwa Cannie memproduksi bebagai tas. Dari segi warna desain ini menggunakan warna hijau, coklat dan kuning. Warna hijau tua yang diyakini dapat membawa keberuntungan dalam usaha ini. Warna coklat yang diyakini sebagai pemahaman akan sebuah produk yang tidak mahal dan comfortable. Sedangkan warna kuning dapat diartikan sebagai sebuah pencerahan dan harapan sesuai dengan nama Cannie (Cahaya Terang).

b. Dowa bag

Dowa diambil dari bahasa jawa kuno yang berarti doa dan pengharapan bahwa brand ini bisa memberi manfaat dari kebaikan bagi sesama, bisa memberi inspirasi bagi pelaku dan pecinta mode.

(47)

kedamaian dan kesejukkan. Dalam media promosinya warna blue saphire menjadi warna dominan dan menjadi image dowa. Karakteristik desain tas dowa cenderung pada tradisional tetapi tetap memiliki kesan modern.

Gambar 5. brosur Dowa bag

D. POSITIONING

a. Keunggulan Produk

Dari awal pembentukkannya Aan’s collection telah menanamkan karakter perusahaan yang terampil, inovatif dan menarik. Terampil (skill) dalam proses produksi lebih mengutamakan ketrampilan dalam bidangnya masing-masing dengan merekrut karyawan yang memiliki keahlian. Inovatif (berkembang) selalu memunculkan ide-ide baru dalam desain dan teknik pengerjannya, tentunya dengan melihat trend mode yang sedang digemari di pasaran. Menarik (interest) membuat produk yang memiliki daya tarik baik dari desain, bentuk, pemilihan warna dan harga.

(48)

memiliki keahlian. Menarik (interest) yaitu mempunyai daya tarik untuk dimiliki, tentunya dengan menampilkan berbagai pilihan model dan warna dapat menjadi salah satu alasan untuk memilih tas Aan’s collection.

b. Persepsi Konsumen

Melihat perkembangan dunia mode khususnya tas sangatlah pesat dengan berbagai macam branding dan jenis produk yang ditawarkan, tapi mayoritas hanya mengutamakan merk tanpa menjaga kualitas produk. Masyarakat belum banyak yang tahu tentang Aan’s collection baik dari bidang usahanya dan jenis produknya. Maka Aan’s collection hadir dengan menawarkan produk maupun jasa sebagai produsen tas khususnya tas wanita (handbag). Aan’s collection menekankan pada kualitas produk dan kemampuan memberikan kepuasaan yaitu dengan menanamkan karakter feminin, simple, exclusive, menarik, dan dinamis.

c. Harapan Konsumen

Harapan konsumen dari jasa yang disediakan oleh perusahaan Aan’s collection adalah mendapatkan hasil dan kualitas yang terbaik; pengerjaan sesuai dengan dead line atau waktu yang telah ditentukan; sistem pelayanan terhadap konsumen yang memuaskan. Agar masyarakat tahu tentang perkembangan produk dan potensi yang ada pada Aan’s collection, maka perlu diadakan promosi maupun penyebaran informasi yang baik secara terus menerus (kontinyu), baik secara langsung dari mulut kemulut ataupun melalui media cetak. Selain itu, perlu adanya penyebaran informasi baik dengan media cetak maupun media elektronik. Sehingga selain memberikan informasi kepada masyarakat, dapat menunjukkan eksistensi dari Aan’s collection sebagai tempat yang paling tepat untuk memesan dan membeli tas khususnya bagi para wanita.

d. Karakter Konsumen Aan’s collection

(49)

tersendiri bagi wanita. Bagi produsen, kelompok wanita adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi sangat mudah dibentuk pada wanita . Di samping itu, wanita biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat wanita inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar wanita. Bagi para wanita dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall sudah menjadi rumah kedua bagi mereka. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para wanita tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

Karakter konsumen Aan’s collection pada khususnya adalah bagi para wanita dewasa, karena wanita memiliki earing power yang besar serta pengaruh yang kuat pada pembelian personal maupun rumah tangga. Pembeli wanita merupakan pembeli yang cermat, berhati-hati dan mengetahui harga jika dibandingkan dengan pria. Wanita dikenal sebagai konsumen yang dapat menyesuaikan diri, memuja penampilan fisik (narcisistic), lebih tertarik pada warna dan bentuk, menyenangi hal-hal yang romantis dari pada obyektif dan cepat merasakan suasana toko dan senang melakukan kegiatan berbelanja walau hanya window shopping (melihat-lihat saja tapi tidak membeli).

e. Segmentasi Pasar

Perancangan promosi yang bagus harus mengetahui siapakah calon konsumen yang potensial yang akan dijadikan sasaran dalam promosi ini. Untuk menentukan konsumen yang tepat, maka terlebih dahulu ditentukan klasifikasi dari masyarakat yang merupakan target dari iklan yang akan ditawarkan.

a. Demografi

Gambar

Tabel 1. Batasan Ruang Lingkup Perancangan
Tabel 2. Analisis SWOT
Tabel 3. Perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix
Tabel 4. Jenis dan  Jumlah Mesin Pada Proses Produksi Aan’s collection
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian kualitatif ini diharapkan agar dapat menjelaskan fenomena sosial yang terdapat pada masyarakat adat orang Rimba dalam kaitan dengan proses Pembangunan sosial yang

Ciputat Raya No.32 Pondok Pinang Jakarta Selatan 75 Jakarta-RAWAMANGUN Jl.. Pemuda

Bila saat lepas (release) lebih tinggi dari pada saat jatuh/mendarat, maka untuk mencapai jarak horizontal yang sebesar- besarnya, sudut elevasi harus kurang dari..

terbobot. Metode ini diselesaikan dengan melakukan penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi dengan vektor bobot dan nilai terbesar yang dipilih sebagai

infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat,. pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha

e. Penghitungan nilai sikap adalah dengan cara : 1) Menetapkan pembobotan. 2) Pembobotan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah

Diharapkan dengan mulainya keterbukaan tersebut dan juga kakak pengajar yang menjadi panutan moral siswa, para siswa dapat melihat dan memahami secara perlahan