• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat belajar dan jumlah jam belajar di rumah terhadap prestasi belajar matematika siswa di Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan minat belajar dan jumlah jam belajar di rumah terhadap prestasi belajar matematika siswa di Sekolah Dasar."

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS IV DI SEKOLAH DASAR Oleh:

Putri Pratami Nim: 111134116 Universitas Sanata Dharma

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar matematika, (2) ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar matematika.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 2, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 32 siswa. Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yakni variabel bebas yang terdiri dari minat belajar dan jumlah jam belajar di rumah, dan variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika siswa. Alat pengumpulan data berupa skala, kuesioner dan dokumentasi nilai MID Semester Genap siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik dan uji korelasi Product Moment.

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan signifikan dengan nilai r = 0,392, sedangkan hasil pengujian signifikansi sebesar

0,026 (kurang dari nilai α sebesar 0,05). (2) tidak ada hubungan positif dan

signifikan antara jumlah jam belajar di rumah dengan prestasi belajar matematika, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan signifikan dengan nilai r = 0,123, sedangkan hasil pengujian signifikansi sebesar

0,502 (lebih dari nilai α sebesar 0,05).

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN A LEARNING INTEREST AND THE NUMBER OF TIME TO STUDY AT HOME TOWARD THE

MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT STUDENT GRADE IV IN ELEMENTARY SCHOOL

By:

Putri Pratami

Student Number: 111134116 Universitas Sanata Dharma

Type of this research is descriptive correlation. This study aims to understand whether it: (1) there are positive correlations between students learning interest with mathematics's learning achievements, (2) there are positive correlations between the amount of time to study with the mathematics learning achievement.

This Research carried out in grade IV SD Negeri Adisucipto 2, with 32 students as the participants. There are three variables in this study, independent variables that consisting of a learning interest and the number of time to study at home, and dependent variables that is the student mathematics learning achievements. The data collection instrument is scale, a questionnaire and documentation of the second MID semester values. The data analysis techniques that used is a statistical analysis technique and the correlation Product Moment test.

The result of study were: (1) there was a positive and significant correlation between a learning interest with mathematics learning achievements, this was based on the result of calculating value the coefficient correlation positive value and significant with r value = 0.392, while the significance test result of 0.026

(less than the α value of 0.05). (2) There was not positive correlation and significant between the amount of time to study in the house with the mathematics learning achievement, this was based on the result calculating the coefficient correlation value positive valuable and significant with r value = 0.123, while the test result of the significance of 0.502 (more than the α value of 0.05).

(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM

BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Disusun oleh : Putri Pratami

111134116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM

BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh : Putri Pratami

111134116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

Orang tua saya yang tercinta, Wiratno dan Mariana yang telah memberikan dukungan baik dengan doa, semangat, dan materiil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Orang-orang terdekat saya yang selalu memberikan perhatian, dukungan, dan semangat.

(8)

v MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

(Q.S. AL-BAQARAH: 286)

“Saya adalah orang yang lamban, tetapi saya tidak pernah mundur ke belakang”

(ABRAHAM LINCOLN)

“Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light”

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Putri Pratami

Nomor Mahasiswa : 111134153

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul:

“HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR”.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS IV DI SEKOLAH DASAR Oleh:

Putri Pratami Nim: 111134116 Universitas Sanata Dharma

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar matematika, (2) ada hubungan positif antara jumlah jam belajar dengan prestasi belajar matematika.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 2, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 32 siswa. Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yakni variabel bebas yang terdiri dari minat belajar dan jumlah jam belajar di rumah, dan variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika siswa. Alat pengumpulan data berupa skala, kuesioner dan dokumentasi nilai MID Semester Genap siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik dan uji korelasi Product Moment.

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan signifikan dengan nilai r = 0,392, sedangkan hasil pengujian signifikansi sebesar

0,026 (kurang dari nilai α sebesar 0,05). (2) tidak ada hubungan positif dan

signifikan antara jumlah jam belajar di rumah dengan prestasi belajar matematika, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan signifikan dengan nilai r = 0,123, sedangkan hasil pengujian signifikansi sebesar

0,502 (lebih dari nilai α sebesar 0,05).

(12)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN A LEARNING INTEREST AND THE NUMBER OF TIME TO STUDY AT HOME TOWARD THE

MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT STUDENT GRADE IV IN ELEMENTARY SCHOOL

By:

Putri Pratami

Student Number: 111134116 Universitas Sanata Dharma

Type of this research is descriptive correlation. This study aims to understand whether it: (1) there are positive correlations between students learning interest with mathematics's learning achievements, (2) there are positive correlations between the amount of time to study with the mathematics learning achievement.

This Research carried out in grade IV SD Negeri Adisucipto 2, with 32 students as the participants. There are three variables in this study, independent variables that consisting of a learning interest and the number of time to study at home, and dependent variables that is the student mathematics learning achievements. The data collection instrument is scale, a questionnaire and documentation of the second MID semester values. The data analysis techniques that used is a statistical analysis technique and the correlation Product Moment test.

The result of study were: (1) there was a positive and significant correlation between a learning interest with mathematics learning achievements, this was based on the result of calculating value the coefficient correlation positive value and significant with r value = 0.392, while the significance test result of 0.026

(less than the α value of 0.05). (2) There was not positive correlation and significant between the amount of time to study in the house with the mathematics learning achievement, this was based on the result calculating the coefficient correlation value positive valuable and significant with r value = 0.123, while the test result of the significance of 0.502 (more than the α value of 0.05).

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat dan karunia-Nya yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN JUMLAH JAM BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR” ini dengan baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi PGSD Universias Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, motivasi, semangat, dan sumbangan pikiran yang peneliti butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Eny Winarti, S.Pd., Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, serta bimbingan yang sangat berguna selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada peneliti. 7. Isti Turmiasih, S.Pd.SD selaku kepala sekolah SDN Adisucipto 2 yang

telah memberikan izin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian. 8. Bapak dan Ibu guru beserta karyawan SDN Adisucipto 2 yang telah

(14)

xi

9. Siswa dan siswi kelas IV SDN Adisucipto 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang telah bersedia mengisi skala dan kuesioner dalam penelitian ini. 10.Kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Wiratno dan Ibu Mariana yang

telah memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, dan doa.

11.Sahabat tercinta Afria Kusumaningrum, Icha Handayani, Eko Prestiyana Megawati, Patridina Yunitasari, Devita Kusumawati, Shinta Puspa Arumsari, Rista Yuni Novia, Katerina Desy dan Ummy Ardiani yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa.

12.Teman-teman seperjuangan Vera Rahayu, Yanu Anita Rosemawati, Kayatri, Putri Nur, Hanifa, Faida, Marta, Fitri, Tyas, Tika Fariani, Adellyna, Ignatius Yuliasta, Joko, Ilham, Anggi Kurniawan Ramadhan, Ayu Putri, Yasinta Clara, Yenni, dan Herawati yang memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini.

13.Teman-teman kelas F PGSD angkatan 2011, yang selalu menemani, memberikan dukungan motivasi, dan semangat yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Program Studi PGSD Unversitas Sanata Dharma.

(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat ... 8

F. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar ... 11

1. Pengertian Minat Belajar ... 11

2. Ciri-ciri Minat Siswa ... 12

(16)

xiii

Halaman 4. Kondisi yang Mempengaruhi Minat

Anak pada Sekolah ... 17

5. Syarat Membangkitkan Minat Belajar Siswa ... 20

B. Jumlah Jam Belajar ... 21

C. Prestasi Belajar ... 25

1. Pengertian Belajar ... 25

2. Prinsip-prinsip Belajar ... 26

3. Unsur-unsur Belajar ... 27

4. Gaya Belajar ... 28

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 32

6. Pengertian Prestasi Belajar ... 38

D. Matematika ... 40

1. Pengertian Matematika ... 40

2. Karakteristik Matematika ... 41

3. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar... 43

4. Peranan Matematika di Sekolah Dasar ... 44

5. Peranan Guru dalam Pembelajaran Matematika ... 45

E. Perkembangan Siswa Usia Sekolah Dasar ... 47

1. Pengertian Perkembangan ... 46

2. Ciri-ciri Perkembangan ... 47

3. Perkembangan pada Siswa Usia Sekolah Dasar dalam Berbagai Aspek ... 48

F. Penelitian yang Relevan ... 53

G. Kerangka Berpikir ... 56

H. Hipotesis ... 58

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 60

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

1. Tempat... 60

2. Waktu ... 61

C. Subjek Penelitian ... 61

D. Variabel Penelitian ... 61

E. Teknik Pengumpulan Data ... 63

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 74

(17)

xiv

Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 91

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 91

2. Deskripsi Data Penelitian ... 92

B. Pembahasan ... 110

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Keterbatasan Penelitian ... 116

C. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 122

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Minat Belajar Siswa ... 64

Tabel 3.2 Penyebaran Item Skala Minat belajar Siswa ... 68

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert Instrumen Minat belajar ... 69

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Jumlah Jam Belajar di Rumah ... 70

Tabel 3.5 Penyebaran Item Kuesioner Jumlah Jam Belajar di Rumah ... 72

Tabel 3.6 Skor Item-tem Pertanyaan Instrumen Jumlah Jam Belajar di Rumah ... 73

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Belajar ... 76

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Jumlah Jam Belajar di Rumah ... 77

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Minat Belajar ... 79

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Jumlah Jam Belajar di Rumah ... 79

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas ... 80

Tabel 3.12 Kategori Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 84

Tabel 3.13 Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 89

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 93

Tabel 4.2 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika ... 95

Tabel 4.3 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 97

Tabel 4.4 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Jumlah Jam Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Matematika ... 98

Tabel 4.5 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 100

Tabel 4.6 Distribusi Kecenderungan Frekuensi pada Variabel Prestasi Belajar Matematika untuk Nilai MID Semester Genap ... 101

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 103

(19)

xvi

Halaman di Rumah dengan Prestasi Belajar Matematika ... 106 Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Variabel Minat Belajar dengan Prestasi

Belajar Matematika ... 108 Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Variabel Jumlah Jam Belajar di Rumah

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1Pie chart Distribusi Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Matematika ... 96 Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Jumlah Jam

Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Matematika ... 98 Gambar 4.3Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1a Surat Izin dari Kampus ... 122 Lampiran 1b Surat keterangan Sudah Melakukan Penelitian di SDN

Adisucipto 2 ... 123 Lampiran 2 Daftar Nama Siswa kelas IV SDN Adisucipto 2 ... 124 Lampiran 3 Jadwal Penelitian ... 125 Lampiran 4a Lembar Penilaian terhadap Instrumen Skala Minat Belajar

Siswa ... 126 Lampiran 4b Lembar Penilaian terhadap Instrumen Kuesioner Jumlah

Jam Belajar di Rumah ... 132 Lampiran 5a Instrumen Uji Coba Skala Minat Belajar terhadap Prestasi

Belajar Matematika ... 138 Lampiran 5b Instrumen Uji Coba Kuesioner Jumlah Jam Belajar di

Rumah terhadap Prestasi Belajar Matematika ... 142 Lampiran 6a. Tabulasi Data Instrumen Uji Coba Skala Minat Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Matematika ... 146 Lampiran 6b. Tabulasi Data Instrumen Uji Coba Kuesioner Jumlah Jam

Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Matematika .... 147 Lampiran 7a. Hasil Uji Coba Validitas Minat Belajar ... 148 Lampiran 7b. Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar ... 153 Lampiran 7c. Hasil Uji Coba Validitas Jumlah Jam Belajar

(22)

xix

Halaman Lampiran 8a. Instrumen Penelitian Skala Minat Belajar terhadap Prestasi

Belajar Matematika ... 157 Lampiran 8b. Instrumen Penelitian Jumlah Jam Belajar di Rumah terhadap

Prestasi Belajar Matematika ... 160 Lampiran 9a. Tabulasi Data Instrumen Penelitian Skala Minat Belajar

Siswa ... 163 Lampiran 9b. Tabulasi Data Instrumen Penelitian Kuesioner Jumlah jam

Belajar di Rumah ... 165 Lampiran 9c. Lampiran Nilai Ulangan Tengah Semester Genap Tahun

Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Matematika ... 166 Lampiran 10a. Hasil Uji Statistik Deskriptif Skala Minat Belajar Siswa ... 167 Lampiran 10b. Hasil Uji Statistik Deskriptif Kuesioner Jumlah Jam Belajar

di Rumah ... 169 Lampiran 10c. Hasil Uji Statistik Deskriptif Prestasi Belajar

Matematika ... 171 Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ... 173 Lampiran 12a. Hasil Uji Liniearitas Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika ... 174 Lampiran 12b. Hasil Uji Liniearitas Jumlah Jam Belajar di Rumah Terhadap

Prestasi Belajar Matematika ... 175 Lampiran 13a. Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar

(23)

xx

Halaman Lampiran 13b. Hasil Uji Hipotesis Jumlah Jam Belajar di Rumah Terhadap

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah dasar tidak semata-mata membekali anak didik berupa kemampuan membaca, menulis dan berhitung saja, tetapi harus mengembangkan potensi pada siswa baik potensi mental, sosial, spiritual serta membentuk karakter dan kepribadian anak sebelum meneruskan suatu jenjang ke sekolah yang lebih tinggi dan meneruskan kehidupan bangsa, hal tersebut merupakan tujuan dari sekolah dasar dalam buku milik Susanto yang berjudul Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Selain itu, Winkel (2004:27) yang menyatakan bahwa pendidikan ialah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan. oleh sebab itu, guru dan siswa merupakan suatu komponen yang selalu berpasangan dalam kegiatan pembelajaran.

(25)

sosial saja, akan tetapi juga mengalami perkembangan kepribadian dan kognitif.

Piaget (dalam Susanto, 2013:78) juga menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar siswa sangat dipengaruhi oleh aspek dari dalam diri dan lingkungannya, kedua hal ini tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interakasi diri siswa dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa usia-usia siswa sekolah dasar pada umumnya juga masih suka melakukan hal-hal yang bersifat menyenangkan seperti bermain dengan teman sebayanya dibandingkan dengan belajar bersama. Kondisi seperti ini menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan oleh pendidik bahwa belajar terkesan dipaksakan, meskipun para siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

(26)

Berdasarkan observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM) pada pelajaran matematika yang peneliti lakukan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 2, terdapat beberapa siswa cenderung kurang memiliki semangat belajar dan sikap yang menunjukkan antusias terhadap pembelajaran matematika. Beberapa siswa tersebut cenderung kurang memperhatikan kegiatan belajar dengan bermain sendiri atau berbicara dengan teman sebangkunya, dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk dikerjakan di rumah (PR). Selain melakukan pengamatan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap nilai tugas-tugas pekerjaan rumah (PR), nilai ulangan harian, dan nilai ulangan tengah semester (UTS) atau MID Semester. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti memiliki ketertarikan untuk meneliti faktor penyebab siswa kurang memperhatikan pelajaran matematika dan mempunyai beberapa alasan untuk lupa atau tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah) yang telah diberikan oleh guru.

(27)

Adanya beberapa faktor belajar yang dialami siswa kelas IV di SD Negeri Adisucipto 2 dapat diamati dengan salah satu caranya yaitu melakukan pengamatan terhadap dokumentasi prestasi belajar beberapa siswa yang nilai ulangan harian dan nilai MID Semester pelajaran matematika yang masih di bawah KKM 70. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto (2010:82) yang menyatakan bahwa salah satu indikator untuk melihat kualitas pendidikan diantaranya dengan melihat prestasi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap prestasi belajar matematika siswa terdapat beberapa siswa yang nilai MID semester berada di bawah nilai KKM, hal ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang sangat berpengaruh pada siswa. Oleh karena itu, diharapkan kerjasama dengan orang tua untuk melakukan pendampingan belajar siswa dan pemanfaatan jam belajar di rumah.

(28)

belajar. Sedangkan sisa waktu yang lain, 8 jam untuk tidur, 3 jam untuk pemeliharaan diri seperti makan, membersihkan diri dan kesehatan, kemudian 2 jam untuk keperluan pribadi dan sosial. Jika dalam 11 jam tersebut 6 jam digunakan untuk belajar di sekolah (pada umumnya jam belajar di sekolah untuk siswa sekolah dasar dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang) maka sisanya sebanyak 5 jam di gunakan untuk belajar di luar sekolah seperti di rumah, di lembaga bimbingan belajar atau kelompok belajar masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara guru dengan orang tua dalam mendampingi siswa di rumah dalam proses belajarnya.

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa berasal dari dalam diri dan dari luar diri siswa. Salah satu contoh yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam diri siswa adalah minat belajar. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa yang tidak memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran cenderung memberikan reaksi sikap yang negatif. Misalnya saja tidak memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan teman sebangku, jalan-jalan di dalam kelas ketika guru sedang menjelaskan. Seorang siswa yang sudah mempunyai minat terhadap suatu pelajaran, maka siswa tersebut juga mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan didukung adanya minat yang kuat diharapkan juga akan dapat memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

(29)

belajar di rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Semakin banyak jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, maka hasil yang akan dicapai semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, siswa yang mempergunakan dan memanfaatkan jumlah jam belajar yang lebih sedikit maka prestasi belajarnya akan rendah.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar. Setelah melakukan proses belajar siswa memperoleh pengetahuan baru. Prestasi belajar siswa diwakilkan dari nilai satu mata pelajaran yaitu pelajaran matematika berdasarkan nilai MID semester mata pelajaran matematika. Karena penilaian formatif pada nilai MID semester mata pelajaran matematika tersebut bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau sudah dilaksanakan dan nilai-nilai tersebut merupakan nilai murni siswa.

(30)

skala bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika dengan indikator yang telah diturunkan berdasarkan ciri-ciri minat belajar pada anak menurut Hurlock, Sardiman dan slameto. Adapun indikator minat belajar adalah sebagai berikut: (a) menunjukkan minat terhadap pelajaran; (b) selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali; (c) tekun menyelesaikan tugas; (d) ulet menghadapi kesulitan belajar; (e) perasaan hati setelah belajar; (f) sikap terhadap mata pelajaran; (g) mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas; (h) keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan. Dan penggunaan kuesioner bertujuan untuk mengetahui jumlah jam belajar di rumah siswa terhadap prestasi belajar matematika dengan indikator yang diturunkan berdarkan prinsip-prinsip belajar menurut Sukmadinata. Adapun indikator jumlah jam belajar di rumah adalah sebagai berikut: : (a) belajar mandiri (secara individu) di rumah; (b) belajar bersama anggota kelompok belajar; (c) belajar di tempat bimbingan belajar/ di lingkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut.

1. Apakah ada hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di sekolah dasar?

(31)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas maka batasan masalah dari penelitian dengan judul: Hubungan Minat Belajar dan Jumlah Jam Belajar di Rumah terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini diadakan di SD Negeri Adisucipto 2 kelas IV pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.

2. Variabel minat belajar dan jumlah jam belajar siswa di rumah terhadap prestasi belajar matematika.

3. Data prestasi belajar mata pelajaran matematika menggunakan nilai MID Semester II atau nilai Ulangan Tengah Semester (UTS).

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam peneitian ini adalah untuk mengetahui informasi tentang sebagai berikut.

1. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di sekolah dasar.

2. Hubungan antara jumlah jam belajar di rumah dengan prestasi belajar matematika siswa kelas IV di sekolah dasar.

E. Manfaat

(32)

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi siswa untuk memiliki minat belajarnya, sehingga dapat mengatur jam belajar di rumah dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi orang tua dalam pendidikan putra-putri mereka, agar lebih memperhatikan jam belajar selama berada di rumah dan minat belajarnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar putra-putri mereka.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan mengenai pentingnya menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa, sehingga siswa mau terlibat dalam kegiatan belajar dan siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan begitu siswa memiliki minat belajar diharapkan dapat mengatur jam belajarnya di rumah untuk membantu disiplin dalam belajarnya di luar sekolah.

4. Bagi rekan-rekan mahasiswa atau siapa saja yang tertarik pada bidang penelitian

(33)

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Minat belajar adalah faktor yang sangat penting salam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa.

2. Jumlah jam belajar di rumah adalah banyaknya waktu yang disediakan dan digunakan siswa untuk belajar selama di luar sekolah seperti di rumah, di lembaga bimbingan belajar, di rumah teman dan di lingkungan masyarakat yang dihitung dalam satuan jam.

(34)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah minat belajar. Banyak orang tidak mengerti arti sebenarnya minat. Akibatnya, mereka sering mengartikan minat sebagai sebuah kesenangan terhadap suatu hal. Agar dapat mengetahui arti minat yang sebenarnya, berikut ada beberapa pengertian minat menurut para ahli.

Winkel (2004:212) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sedangkan Slameto (2010:57) berpendapat minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,dierhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

(35)

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Sedangkan Syah (2013:152) menyatakan bahwa minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat merupakan syarat untuk belajar dan perlu disadari bahwa mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berati seorang anak itu bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka anak tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Sardiman (1986:93) yang menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

Berdasarkan penjelasan diatas, minat sangat besar pengaruhnya dalam suatu proses belajar mengajar, karena dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jadi minat adalah suatu ketertarikan diri dari seseorang terhadap suatu objek yang cenderung menetap yang di dalamnya ada unsur senang ada mata pelajaran yang berkaitan sehingga memiliki rasa tertarik dan lebih termotivasi untuk belajar. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.

2. Ciri – ciri Minat Anak

(36)

a. Minat Tumbuh Bersamaan dengan Perkembangan Fisik dan Mental Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat ataupun lebih lambat akan menghadapi masalah sosial.

b. Minat Bergantung Pada Kesiapan Belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Contoh anak tidak dapat memiliki minat yang sungguh-sungguh pada permainan badminton apabila mereka belum memiliki kekuatan-kekuatan otot yang diperlukan dalam permainan tersebut. c. Minat Bergantung Pada Kesempatan Belajar

Lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan Minat Mungkin Terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik tidak mungkin mempunyai minat olahraga yang sama dengan teman sebayanya yang memiliki fisik yang normal.

e. Minat Dipengaruhi Pengaruh Budaya

(37)

dianggap benar atau sesuai. Mereka tidak diperbolehkan mempelajari minat yang tidak sesuai dengan kebudayaan mereka.

f. Minat Berbobot Emosional

Emosional positif yang kuat dapat meningkatkan dan memperkuat minat si anak tapi apabila emosional negatif jauh lebih kuat maka dapat melemahkan minat si anak.

g. Minat Itu Egosentris

Pada masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat anak pada matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengai di dunia usaha.

Selain Hurlock, Slameto (2010:57) juga berpendapat bahwa siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktifitas-aktifitas yang diamati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.

(38)

usaha memahami matematika, membaca buku matematika, bertanya di kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, dan mengerjakan soal matematika.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan 8 indikator yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: menunjukkan minat terhadap pelajaran, selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali, tekun menyelesaikan tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati setelah belajar, sikap terhadap mata pelajaran, mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas, serta keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan.

3. Cara Menemukan Minat Siswa

Ada beberapa cara untuk menemukan minat siswa, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1989:117) yaitu sebagai berikut.

a. Pengamatan Kegiatan

Kita dapat mengetahui minat siswa dengan mengamati mainan dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.

b. Pertanyaan

(39)

c. Pokok Pembicaraan

Apa yang dibicarakan siswa dengan orang dewasa atau teman sebaya yang memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya tersebut.

d. Membaca

Bila siswa bebas memilih buku untuk dibaca atau dibacakan, siswa akan memilih topik yang menarik minat siswa tersebut.

e. Menggambar Spontan

Apa yang digambar atau dilukis siswa secara spontan dan seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu.

f. Keinginan

Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka inginkan kebanyakan siswa dengan jujur akan menyebutkan hal-hal yang paling diminati.

g. Laporan Mengenai Apa Saja yang Diminati

Bila diberi pertanyaan untuk menyebutkan atau menuliskan tiga benda atau lebih yang paling diminati. Dengan begitu siswa menunjukkan minat yang telah berbentuk dan memberi petunjuk tentang hal-hal yang memberi mereka kepuasan.

(40)

pertanyaan-pertanyaan mengenasi sesuatu yang sedang diminati siswa, pokok pembicaraan yang sering diungkapkan siswa kepada orang dewasa atau teman sebayanya, kebiasaan siswa membaca buku yang digemari atau diminati, kegiatan menggambar dengan spontan dan seberapa sering siswa mengulangnya, keinginan yang diungapkan siswa, dan melalui laporan mengenai hal apa saja yang diminati siswa baik berupa benda atau kegiatan yang sedang menjadi minat siswa.

4. Kondisi yang Mempengaruhi Minat Anak pada Sekolah

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat siswa terhadap sekolah. Perubahan ini sebagin besar berupa penurunan minat. Kondisi yang mempengaruhi minat siswa terhadap sekolah dijelaskan sebagai berikut sesuai dengan pernyataan Hurlock (1989:139).

a. Pengalaman Dini Sekolah

Anak yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk satu kelas mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah dibandingkan anak yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman di kelompok bermain dan taman kanak-kanak mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih menyenangkan.

b. Pengaruh Orang Tua

(41)

c. Sikap Saudara Kandung

Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap seklah seperti orang tua. Sebaliknya, sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting.

d. Sikap Teman Sebaya

Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, maka harus melakukannya juga atau menanggung resiko dipanggil “kutu buku” atau “anak mas guru”.

e. Penerimaan Oleh Kelompok Teman Sebaya

Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan eksstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.

f. Keberhasilan Akademik

(42)

rasa harga diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.

g. Sikap Terhadap Pekerjaan

Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih main-main saja, mereka menyukainya. Tetapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak upaya yang dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, dan hal ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah. h. Hubungan Guru dan Murid

Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata orang tua atau saudara, gambaran media masa, atau bila pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap semua guru cenderung tidak positif.

i. Suasana Emosional Sekolah

(43)

“anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan yang membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter dalam pengendalian situasi dalam kelas.

Berdasarkan uraian tentang kondisi yang mempengaruhi minat siswa pada sekolah di atas, terdapat banyak hal yang harus diperhatikan agar siswa dapat meningkatkan rasa senang dan minat terhadap sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat siswa pada sekolah yang harus diperhatikan tersebut adalah pengalaman dini disekolah siswa itu sendiri, pengaruh orang tua siswa dan sikap atau perlakuan saudara kandung siswa terhadap siswa selama di rumah, sikap teman sebaya siswa terhadap siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas, penerimaan teman sebaya dalam pertemanan, keberhasilan akademik, sikap siswa terhadap pekerjaan rumah atau mengerjakan tugas yang diberikan guru dan orang tua, hubungan antara guru dan murid, dan suasana emosional sekolah dalam arti sikap guru dan tata tertib yang diberlakukan dalam sekolah.

5. Syarat Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila disertai minat dari dalam diri siswa. Simanjuntak (1993:67) menyatakan beberapa syarat yang dapat membangkitkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut.

(44)

contoh-tontoh dengan menggunakan benda-benda yang kongkrit terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan.

b. Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan minat belajar. Misalnya bau yang harum, siswa akan tertarik untuk mencari tahu dari mana asal timbulnya bau harum tersebut.

c. Masalahnya ulang terjadi. Maksud dari masalah yang berulang-ulang terjadi merupakan pendorong bagi peserta didik untuk membangkitkan minat belajar karena masalah tersebut sering muncul sehingga merupakan suatu kebiasaan dan apabila situasi tersebut dianggap menarik oleh siswa maka akan dapat menimbulkan minat belajar.

d. Semua bagian harus kontras. Hal-hal yang tidak sama bahkan menimbulkan kontras dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan minat belajar untuk mengetahui lebih lanjut.

B. Jumlah Jam Belajar

Seorang siswa tidak bisa lepas dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar, waktu merupakan salah satu faktor yang penting sehingga perlu diperhatikan. Seperti berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar atau berapa jumlah jam belajar yang digunakan untuk belajar, berapa kali waktu yang disediakan untuk belajar dalam sehari.

(45)

digunakan pada kesempatan lain. Oleh karena itu, langkah bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu belajar adalah melatih diri sendiri untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Dengan memiliki kebiasaan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin berarti seorang siswa cenderung tidak menunda-nunda waktu, mengulur-ngulur tempo, mencari-cari alasan sampai esok harinya untuk menyempurnakan catatan atau mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru saat di sekolah. Seorang siswa yang unggul memiliki kebiasaan baik untuk melakukan kegiatan belajar dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

(46)

siang) maka sisanya sebanyak 5 jam digunakan untuk belajar di luar sekolah seperti di rumah, di lembaga bimbingan belajar/kelompok belajar masyarakat. Pengertian belajar menurut pendapat Shaw (dalam Gie, 1995:167) adalah sebagai berikut.

“Learning to use time is a valuable acquired skill, one that will pay dividends not only in studying but all through life. In fact, the ability to use time efficiently may well be one of the most significant achievements of you

entire life”.

(Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan perolehan yang berharga. Keterampilan yang memberikan keuntungan-keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan dalam sepanjang hidup. Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secara efisien dapat merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup anda).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian jumlah jam belajar adalah banyak waktu yang disediakan dan digunakan siswa untuk belajar dalam sehari yang dihitung dalam jam. Waktu atau jam belajar yang digunakan ini merupakan jam belajar di luar sekolah, seperti di rumah, di lembaga bimbingan belajar atau kelompok belajar masyarakat. Pedoman yang sebaiknya dipahami kemudian diterapkan oleh para siswa adalah sebagai berikut.

1. Mengelompokkan waktu sehari-hari untuk keperluan belajar, tidur, makan, mandi, dan urusan pribadi lainnya.

2. Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia untuk belajar.

3. Merencanakan penggunaan waktu dengan cara menetapkan macam-macam mata pelajaran berikut urutan-urutan yang harus dipelajari.

(47)

dianggap paling mudah. Setelah itu, mata pelajaran yang dianggap paling sukar hendaknya dipelajari dengan menggunakan waktu yang lebih optimal, bukan berarti mata pelajaran yang mudah tidak perlu waktu yang optimal tetapi sebaiknya semua dapat dilakukan sesuai dengan kondisi badan dan pikiran.

5. Ketika badan dan pikiran sudah letih untuk mempelajari mata pelajaran yang dianggap paling sukar, hendaknya dipergunakan untuk mempelajari mata pelajaran yang pling gampang.

6. Membiasakan diri untuk memiliki target mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu dan secepat mungkin.

7. Pengembangan kesadaran akan penting dan berharganya waktu. Siswa hendaknya menyadari kemana berlalunya dan untuk apa waktu seama 24 jam dalam sehari yang dimilikinya, oleh sebab itu siswa tersebut memerlukan penjadwalan waktu atau membuat jadwal untuk melakukan kegiatan belajar.

Morgan dan Deese dalam buku mereka yang berjudul How To Study

(48)

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

Seseorang melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh suatu upaya untuk memperoleh suatu pengetahuan, suatu informasi dan lain-lain. Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Winkel (2004:59) menyatakan bahwa belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

(49)

2. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Sukmadinata (2004) yang sudah dikembangkan dalam Suyono dan Hariyanto (2011:128) adalah sebagai berikut.

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.

b. Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning).

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif.

d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan keterampilan hidup (life skill). Menurut Ki Hajar Dewantara belajar harus mengembangkan cipta (kogntif), rasa (afektif), karsa (motivasi), dan karya (psikomotor).

e. Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. Berlangsung di sekolah (kelas dan halaman sekolah), di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi, di alam sekitar, dalam bengkel kerja, di dunia industri, dan sebagainya.

(50)

g. Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. Biasanya terkait dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan kepada penguasaan, pemecahan masalah atau pencapaian sesuatu yang bernilai tinggi. Hal ini harus terencana memerlukan waktu dan dengan upaya yang sungguh-sungguh.

h. Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks.

i. Dalam belajar terjadi hambatan-hambatan. Hambatan data terjadi karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar. j. Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan

dari orang lain. Orang lain itu dapat guru, orang tua, teman sebaya yang kompeten dan lainnya.

3. Unsur-unsur belajar

Unsur-unsur belajar menurut Suyono dan Hariyanto (2011:127) adalah sebagai berikut.

a. Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.

(51)

c. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung keadaan yang telah diketahui pembelajar, konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Berdasarkan uraian tentang unsur-unsur belajar di atas, dijelaskan bahwa unsur-unsur belajar tersebut terdiri dari tiga bagian yakni tujuan pembelajaran sebagai pembentukan makna yang diciptakan oleh para siswa itu sendiri, kemudian proses belajar yang berlangsung secara terus menerus dan hasil belajar yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar selama proses belajar berlangsung.

4. Gaya Belajar

(52)

pada kenyataannya siswa akan cenderung menggunakan salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut. Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, dan selalu mempunyai kecenderungan sesuai dengan hobi dan kebiasaan mereka. Adapun penjelasan tentang ketiga gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut.

a. Gaya Belajar Visual

Siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peran penting adalah mata atau penglihatan (visual), mereka cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Hal ini sesuai dengan pernyataan Deporter dan Hernacki (2010:114) yang menyatakan bahwa orang-orang visual lebih suka membaca makalah dan memperhatikan ilustrasi yang ditempelkan pembicara di papan tulis.

(53)

kecuali jika ditulis, dan sering kali meminta bantuan orang untuk mengulanginya, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni daripada musik, sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata, kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

b. Gaya Belajar Auditorial

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Mereka dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan melalui suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang sulit diterma oleh siswa bergaya auditori. Siswa-siswa seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

(54)

mudah terganggu oleh keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, dapat mngulangi kmbali dan menirukan nada, birama, dan warna suara, merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita, berbicara dalam irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, lebih suka musik daripada seni, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, dan lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

c. Gaya Belajar Kinestetik

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa yang gaya belajarnya kinestetik tidak tahan untuk duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim di samping kemampuan mengendalikan gerak tubuh.

(55)

dan banyak bergerak mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui memanipulasi dan praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama, tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah berada di tempat itu, menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka, mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai permainan yang menyibukkan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar memiliki beberapa faktor, menurut Syah (2013:145) faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut.

a. Faktor Internal

Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1) Aspek Fisiologis

(56)

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Berikut faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara psikologis (rohaniah).

a) Intelegensi Siswa

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.

(57)

berbakat berada pada (IQ diatas 130). Disamping itu, mungkin ada pula siswa yang memiliki kecerdasan di bawah batas rata-rata (IQ 70 ke bawah).

b) Sikap Siswa

Syah (2013:150) menjelaskan bahwa sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (responsetendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada seseorang guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan tanda awal yang baik baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap seseorang guru dan mata pelajaran yang guru ajarkan, apalagi diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran tersebut dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

c) Bakat Siswa

(58)

d) Minat Siswa

Syah (2013:152) menjelaskan bahwa minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan digunakan orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi dan hasil belajar yang diinginkan.

e) Motivasi Siswa

Syah (2013:153) menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan-hewan mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangannya selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

(59)

belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru. Kekurangan motivasi, baik yang bersifat internal maupun ekstrinsik akan menyebabkan kurangnya bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran yang baik di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng daripada hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal belajar menurut Syah (2013:154) terdiri dari dua macam yatu faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial siswa ada tiga macam, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan dalam lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar. Seperti sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan lainnya semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

(60)

yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Dan perhatian dari teman juga dapat menjadi dorongan.

Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa. Kondisi lingkungan masyarakat yang buruk akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Misalnya, kondisi lingkungan yang kumuh dan lingkungan anak yang putus sekolah akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Akibatnya siswa akan menemukan kesulitan ketika harus mencari teman belajar atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. Hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sebagai contoh, perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan basket) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi perkampungan seperti itu dapat berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

(61)

upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

6. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”, prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan pengertian belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang umumnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diperoleh dari guru.

(62)

ditempuhnya yang dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.

Penelitian ini menggunakan jenis evaluasi formatif. Djamarah (2005:252) menyatakan bahwa evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Bermanfaat sebagai alat penilaian proses belajar mengajar suatu unit bahan pelajaran tertentu. Hal-hal yang berhubungan dengan masalah evaluasi formatif menurut Djamarah (2005:253) adalah sebagai berikut.

a) Penilaian dilakukan pada akhir setiap satuan pelajaran

b) Penilaian formatif bertujuan mengetahui sejauh mana tujuan instruksional khusus (TIK) pada setiap satuan pelajaran yang telah tercapai.

c) Penilaian formatif dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuesioner, ataupun cara lainnya yang sesuai.

d) Siswa dinilai berhasil dalam penilaian formatif jika mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan yang ingin dicapai.

(63)

terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Seberapa besar siswa mempu melakukan timbal balik dari setiap evaluasi atau tes yang diberikan.

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika. Banyak definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para ahli mungkin disebabkan oleh ilmu matematika itu sendiri, karena matematika termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas, sehingga masing-masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan pengalamannya masing-masing.

(64)

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, Manthanein atau mathema

yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan dalam bahasa Belanda matemtika disebut Wiskunde atau ilmu pasti. Kemudian berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:888) matematika didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

Matematika secara umum menurut Fathani (2012:22) ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang, tak lebih resmi, sedangkan dalam pandangan formalis matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak enggunakan logika simbolik dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika. Sedangkan Susanto (2013:185) berpendapat bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari da dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berisi prosedur dan prinsip jelas tenang angka-angka dan bilangan bulat yang digunakan untuk memecahkan masalah.

2. Karakteristik Matematika

(65)

a. Memiliki obyek abstrak

Obyek dasar yang dipelajari bersifat abstrak merupakan obyek pikiran manusia. Obyek tersebut meliputi fakta, konsep operasi atau relasi dan prinsip.

b. Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan dalam matematika merupakan tumpuan yang sangat penting untuk digunakan semua orang dalam keseharian. Kesepakatan yang sangat mendasar adalah aksioma dan konsep primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindari berputar-putar dalam pembuktian. Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian. c. Berpola pikir deduktif

Pola pikir deduktif merupakan pemikiran yang berpangkal dari hal bersifat umum diterapkan pada hal yang bersifat khusus.

d. Memiliki simbol kosong dari arti

Matematika memiliki banyak simbol berupa huruf maupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometris tertentu, dan sebagainya.

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

(66)

f. Konsisten dalam sistemnya

Matematika mempunyai banyak sistem. Sistem tersebut ada yang berkaitan satu sama lain, tetapi ada yang terlepas satu sama lain. Di dalam masing-masing sistem dan struktur berlaku konsistensi yang di setiap sistem dan strukturnya tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema atau definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Berdasarkan uraian di atas, telah dijelaskan tentang karateristik matematika menurut Soedjadi yang terdiri dari memiliki objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya.

3. Tujuan Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar

Berdasarkan Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (dalam Susanto, 2013:190), pendidikan matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep algoritma, secara l

Gambar

Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Variabel Jumlah Jam Belajar di Rumah
Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Jumlah Jam
Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Minat Belajar Siswa
Penyebaran Item Skala Minat Belajar SiswaTabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pernyataan inilah, maka dalam metode penemuan terbimbing siswa memiliki kebebasan yang lebih besar dalam pembelajaran untuk mengembangkan segala ide dan

Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh pemberian perlakuan awal berupa pengupasan dan perendaman dalam sodium metabisulfit

Sasaran pemasaran kita adalah wanita-wanita dari berbagai umur mulai dari anak-anak sampai dewasa, tetapi yang paling banyak berminat adalah wanita- wanita muda

[r]

Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian serta dokumen-dokumen yang diberikan oleh pihak BRI mengenai Kredit Kupedes Rakyat.Kesimpulan

[r]

besar ukuran baja siku dengan jarak pengaku sama akan semakin kuat kolom..

KEPRAMUKAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu... Siti Haryanti