• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan kawasan tepi Sungai Musi Palembang di sisi Timur Jembatan Ampera pada kawasan Seberang Ulu Kota Palembang, memiliki tujuan untuk membentuk kawasan wisata khas tepian sungai dengan pendekatan kebudayaan masyarakat setempat. Nilai-nilai sosial-budaya ini tidak hanya berdasarkan aktivitas kebudayaan masyarakat saja, namun juga menitik beratkan pada aspek fisik atau elemen arsitektural seperti rumah dan permukiman penduduk lokal dan etnis tertentu yang telah menjadi suatu kebudayaan khas masyarakat Seberang Ulu.

Kegiatan wisata akan memanfaatkan daya tarik budaya dan keindahan visual kawasan tepi sungai sebagai kawasan waterfront. Pengembangan kawasan selain untuk pengoptimalan fungsi wisata, juga akan berorientasi pada keseimbangan ekologis kawasan yang sangat terpengaruh dengan kondisi sungai dan aktivitasnya.

Gambar 24 Konsep dasar perencanaan

Pengembangan Konsep Konsep Ruang

Konsep ruang tapak perencanaan bertujuan untuk membagi kawasan berdasarkan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan. Tapak perencanaan dibagi dalam tiga ruang yaitu ruang inti, ruang penunjang, dan ruang konservasi. Diagram konsep ruang dilihat pada Gambar 25. Ruang-ruang ini memiliki koneksivitas sehingga aktivitas pada masing-masing ruang bersifat saling melengkapi.

a. Ruang inti

Ruang inti pada zona wisata akan menitik beratkan pada aspek-aspek wisata budaya sebagaimana hasil pada tabel penilaian objek dan daya tarik wisata. Ruang inti merupakan pusat aktivitas wisata dan tujuan utama wisatawan. Ruang ini akan dibagi dalam 2 sub ruang yaitu ruang wisata tepi sungai, dan ruang wisata budaya.

Potensi Budaya : Aktivitas masyarakat tepi sungai sebagai unsur kebudayaan lokal

Potensi Fisik : Waterfront area dan Permukiman khas sebagai daya tarik visual

Konservasi kawasan rawa untuk keseimbangan ekologis

Kawasan wisata tepian sungai dengan pendekatan kebudayaan dan bentuk fisik hasil olah kebudayaan

b. Ruang penunjang

Ruang penunjang merupakan ruang yang berfungsi untuk mendukung kegiatan wisata. Terdapat 2 sub ruang di dalam ruang pendukung wisata ini yaitu sub ruang penerimaan dan sub ruang pelayanan. Sub ruang penerimaan merupakan area untuk menyambut pengunjung tapak, sedangkan sub ruang pelayanan merupakan area penunjang kegiatan wisata dengan area cukup potensial menjadi pengisi dari sub ruang ini.

c. Ruang konservasi

Ruang konservasi merupakan area rawa yang penggunaannya dalam kegiatan wisata sangat rendah. Ruang ini menjadi ruang resapan air yang menjaga kawasan dari peluang banjir.

Gambar 25 Diagram konsep ruang

Konsep Sirkulasi

Secara umum, sirkulasi pada tapak mengikuti sirkulasi yang telah ada saat ini. Sirkulasi akan memberikan kemudahan pengunjung mendatangi ruang wisata inti. Kawasan tepi sungai akan menjadi jalur utama untuk mengunjungi kawasan wisata inti.

Pola sirkulasi dikembangkan dengan pembentukan pola-pola poros jalan dengan jalur utama pada tiap tepi sungai (promenade). Pengembangan sirkulasi di dalam tapak terbagi atas 3 jenis, yaitu Sirkulasi primer. Sirkulasi sekunder dan sirkulasi tersier. Sirkulasi Primer merupakan sirkulasi jalan beton atau aspal sedangkan sirkulasi sekunder merupakan dek atau jalan berbahan kayu diatas sungai dan atau rawa. Sirkulasi tersier merupakan jalur lintasan perahu di anak sungai dengan kegiatan berperahu menjadi bagian atraksi wisata di beberapa anak sungai yang melintasi tapak perencanaan. Tipe sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26 Konsep sirkulasi

Konsep Aktivitas dan Fasilitas

Aktivitas dan fasilitas dalam tapak menyesuaikan dengan konsep ruang yang terbentuk. Aktivitas dalam wisata akan berbeda-beda pada setiap ruangnya sesuai dengan kebututan dan peruntukan konsep ruang. Sementara fasilitas disediakan untuk mendukung adanya aktivitas yang terjadi. Sebagai sebuah kawasan wisata, keberadaan fasilitas tentu akan berperan penting dalam menjamin kenyamanan pengunjung.

Secara umum wisata dibagi dalam dua aktivitas, yaitu aktivitas aktif dan aktivitas pasif. Aktivitas aktif merupakan aktivitas wisata ketika pengunjung terlibat langsung dengan objek wisata dan dipengaruhi oleh aktvitas lainnya seperti berperahu, memancing, jogging, bersepeda, berkumpul, belajar. Sedangkan aktivitas pasif merupakan aktivitas wisata ketika pengunjung tidak secara langsung terlibat dengan objek wisata dan tidak dipengaruhi aktivitas wisata lai, seperti bersantai dan menikmati pemandangan. Aktivitas aktif lebih dominan dilakukan pada ruang inti dan aktivitas pasif pada ruang penunjang.

Kegiatan wisata akan didukung oleh keberadaan fasilitasnya. Fasilitas pendukung kegiatan wisata yang disediakan seperti dermaga, dek pemancingan, papan interpretasi, toilet, dan pedestrian tepi sungai.

Konsep Vegetasi

Kawasan tapak perencanaan memiliki dua tipe vegetasi utama yaitu vegetasi riparian dan vegetasi darat. Vegetasi riparian ialah vegetasi yang tumbuh di perbatasan antara air dan darat, sedangkan vegetasi darat tumbuh diluar vegetasi riparian. Pengoptimalan vegetasi ialah pada tepi sungai yaitu dengan pohon peneduh untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Selain itu, keindahan visual diupayakan pula dengan penambahan tanaman estetika baik pohon maupun semak. Di kawasan tepi sungai yang menjadi area konservasi pula akan dioptimalkan fungsinya dengan penambahan tanaman riparian seperti menahan erosi dan konservasi air.

Konsep Permukiman

Banyaknya permukiman panggung yang langsung berada tepat di tepi sungai tanpa batas sempadan di relokasi ke area sekitarnya. Perubahan juga dilakukan pada rumah yang tidak menjadikan sungai sebagai halaman depan (frontyard). Sistem sanitasi yang dikembangkan difokuskan pada permukiman tepi sungai. Di permukiman ini, limbah rumah tangga rentan mencemari sungai.

Block Plan

Konsep ruang, sirkulasi, aktivitas, fasilitas, dan vegetasi di overlay untuk kemudian disajikan dalam bentuk rencana blok kawasan wisata tepian Sungai Musi pada Gambar 27. Ruang penerimaan berada di dua lokasi yang menghubungkan dengan ruang inti yaitu di sisi barat dan timur tapak. Sirkulasi difokuskan pada tepi sungai sebagai jalur memanjang dengan node-node penghubung sirkulasi lain. Penyediaan fasilitas dermaga wisata berada pada titik- titik yang memiliki objek wisata utama. Selain itu juga terdapat dek pemancingan serta papan interpretasi yang tersebar dibeberapa titik, terutama di objek wisata utama yang dikembangkan.

Gambar 27 Block plan kawasan wisata tepian Sungai Musi

PERENCANAAN LANSKAP

Dokumen terkait