• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

2.1.5 Konsep Perhubungan dan Transportasi

Menurut Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, pengertian perhubungan adalah kegiatan yang menghubungkan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu wilayah yang meliputi bidang darat, laut dan udara. Menurut peraturan daerah ini, pengertian perhubungan darat, laut, dan udara secara lebih lanjut adalah sebagai berikut:

(1) Perhubungan darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. (2) Perhubungan laut adalah segala bentuk transportasi

menggunakan laut untuk mengangkut penumpang atau berang. (3) Perhubungan udara adalah segala bentuk transportasi

menggunakan udara untuk mengangkut penumpang atau barang. Selanjutnya pengertian transportasi menurut Miro (2005:4) dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain ini, objek tersebut dapat lebih bermanfaat atau dapat berguna

untuk tujuan-tujuan tertentu. Dari kedua pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat kesamaan makna antara perhubungan dan transportasi, yaitu bertalian dengan kegiatan menghubungkan, memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat lain baik melalui bidang darat, laut maupun udara.

Sementara Munawar (2005:1) menjelaskan bahwa sistem transportasi memiliki satu kesatuan definisi yang terdiri atas:

a. Sistem, yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lain dalam tatanan yang terstruktur; serta b. Transportasi, yakni kegiatan pemindahan penumpang dan barang

dari satu tempat ke tempat lain.

Dari dua pengertian tersebut, sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variabel dalam suatu kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Maksud adanya sistem transportasi adalah untuk mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan barang yang bertujuan untuk memberikan optimalisasi proses pergerakan tersebut (Miro, 2005:1).

Sebagai fasilitas pendukung kehidupan manusia, perhubungan atau transportasi tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek aktivitas hidup manusia. Transportasi telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Secara garis besar, dengan melihat mediumnya, transportasi dapat dibedakan menjadi moda transportasi darat, air dan udara. Berikut adalah penjelasannya.

1) Moda Transportasi Darat

Awalnya manusia memindahkan barang dengan tangan dan punggungnya, tapi kemampuannya sangat terbatas. Kemudian mulai menggunakan hewan (kuda, keledai, unta dan lain-lain) sehingga produktivitas, jarak tempuh, dan kecepatan perpindahan meningkat. Selanjutnya sejalan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan teknologi otomotif, maka manusia mulai mampu membuat bermacam-macam kendaraan bermotor dan lokomotif yang cukup berhasil memenuhi kebutuhan pergerakan penumpang dan barang. Lebih jauh, moda transportasi darat dapat dibedakan menjadi moda jalan dan moda kereta api. (Azis dan Asrul, 2014:15).

2) Moda Transportasi Laut/Air

Sebelum mampu memanfaatkan tenaga angin, menusia menggunakan rakit dan sampan sebagai sarana pengangkutan penumpang dan barang melalui laut/air. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, maka dibuatlah perahu motor, kapal laut berbagai jenis, fungsi dan ukuran, dan moda angkutan laut/air lainnya sehingga keterbatasan kapasitas, jarak tempuh, kecepatan dan lain-lain dapat diatasi (Azis dan Asrul, 2014:25).

3) Moda Transportasi Udara

Seperti moda angkutan yang lain, transportasi udara juga berkembang. Berkat perkembangan teknologi yang ada, manusia dapat menciptakan pesawat terbang, helicopter maupun jenis-jenis angkutan

udara lainnya dalam rangka melawan keterbatasan angkutan udara, sehingga saat ini transportasi udara mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang lebih banyak dengan aman, cepat, dan nyaman ke tempat-tempat yang jauh (Azis dan Asrul, 2014:26).

2.1.5.1 Angkutan Umum

Angkutan umum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi kota dan merupakan komponen yang perannya sangat penting karena angkutan umum adalah sarana yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kota untuk memenuhi kebutuhan mobilitasnya. Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), pengertian angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Penyelenggaraan angkutan biasanya dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum.

Menurut UU LLAJ, kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran. Selanjutnya Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum memberikan pengertian bahwa kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan

dipungut bayaran baik langsung maupun tidak langsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa angkutan umum sejatinya adalah kegiatan perpindahan orang dan/atau barang dengan mnggunakan kendaraan umum yang kepadanya dibebankan biaya sewa atau sistem bayar.

Dalam hal penggunaan angkutan umum yang bersifat massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan kesamaan tujuan. Oleh karena itu, maka menurut UU LLAJ pasal 140 disebutkan bahwa pelayanan angkutan dengan kendaraan bermotor umum terdiri atas pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek; dan pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum, trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.

Termasuk jenis pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek menurut pasal 142 UU LLAJ adalah sebagai berikut:

1. Angkutan lintas batas negara; 2. Angkutan antarkota antarprovinsi; 3. Angkutan antarkota dalam provinsi; 4. Angkutan perkotaan; atau

5. Angkutan perdesaan.

Selanjutnya termasuk jenis pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek menurut pasal 28 Kepmenhub No. KM. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum adalah sebgai berikut:

1. Angkutan taksi; 2. Angkutan sewa; 3. Angkutan pariwisata; 4. Angkutan lingkungan.

Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum tersebut. Hal ini sebagaimana diatur pada pasal 139 UU LLAJ berikut:

Pasal 139:

(1) Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota antarprovinsi serta lintas batas negara.

(2) Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota dalam provinsi.

(3) Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota.

(4) Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usah milik negara, badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Standar pelayanan minimal yang wajib dipenuhi oleh perusahaan angkutan umum diatur dalam pasal 141 UU LLAJ, yaitu perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan

minimal yang meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan.

Dokumen terkait