• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis selanjutnya. Hal ini karena tujuan utama dari penelitian itu sendiri adalah untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya adalah dengan melakukan wawancara, observasi/pengamatan, studi dokumentasi serta penelusuran data online. 1. Wawancara/Interview

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara (Nazir dalam Bungin, 2013:136). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self-report) atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2012:194). Dalam penelitian ini, Peneliti akan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview)

terhadap informan penelitian, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara menyeluruh dan jelas. Agar hasil wawancara terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka peneliti akan menggunakan alat-alat bantuan seperti buku catatan, phone recorder, dan phone camera. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan informan penelitian; phone recorder berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan; dan phone camera digunakan untuk memotret ketika peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan. Dengan adanya foto ini, maka keabsahan penelitian akan lebih terjamin karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

Teknik wawancara yang digunakan selanjutnya berupa wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tidak terstruktur

(unstructured interview). Menurut Esterberg dalam Sugiyono

(2012:319-320) wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, peneliti juga diharuskan membawa pedoman untuk wawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Untuk memudahkan peneliti dalam hal melakukan wawancara terstruktur, maka pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tertuang dalam dimensi pertanyaan dibawah ini yang mana sesuai dengan model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn bahwa dalam implementasi kebijakan ada 6 (enam) variabel yang memengaruhi keberhasilan implementasi yaitu: standar dan sasaran kebijakan; sumber daya; hubungan antar organisasi; karakteristik agen pelaksana; kondisi sosial, politik dan ekonomi; serta disposisi/sikap implementor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No. Dimensi Uraian Pertanyaan Informan

1

Standar dan Sasaran Kebijakan

1. Apakah tujuan dari Peraturan Daerah Kota Serang No. 13 Tahun 2014 Tentang

Penyelenggaraan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika? 2. Bagaimana standar pelaksanaan

kebijakan tersebut?

3. Apakah yang menjadi ukuran atas keberhasilan kebijakan tersebut? 4. Siapa yang menjadi sasaran

kebijakan tersebut?

5. Berapa banyak kelompok sasaran yang ada? 1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Organda Kota Serang; 3. Kepolisian Resort Kota Serang. 2 Sumber Daya

1. Apakah seluruh staf dan pejabat yang berwenang telah

mengetahui adanya

kebijakan/peraturan daerah tersebut?

2. Bagaimana kesiapan pegawai dalam mengimplementasikan peraturan daerah tersebut? 3. Berapa banyak sumber daya

manusia yang tersedia untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut?

4. Bagaimana dengan kompetensi para pegawai? Apakah memiliki

1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Organda Kota

kompetensi/pemahaman yang baik terhadap kebijakan tersebut? 5. Apakah tersedia sumber daya

finansial (anggaran) yang cukup untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut?

6. Apakah tersedia waktu yang cukup untuk proses

implementasinya?

3

Hubungan Antar Organisasi

1. Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam proses

implementasi Peraturan Daerah Kota Serang No. 13 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan, Komunikasi dan Informatika?

2. Bagaimana koordinasi yang dilakukan terkait pelaksanaan peraturan daerah tersebut?

1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Kepolisian Resor Kota Serang; 3. Organda Kota Serang. 4 Karakteristik Agen Pelaksana

1. Bagaimana struktur organisasi pelaksana?

2. Bagaimana karakteristik organisasi pelaksana? Apakah sudah sesuai dalam melaksanakan aturan serta dalam memberikan sanksi hukum? 1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Organda Kota Serang; 3. Kepolisian Resort Kota Serang; 4. Sopir Angkutan Umum Kota Serang. 5 Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi

1. Apakah tersedia sumber daya ekonomi yang mencukupi untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut?

2. Seberapa besar dan bagaimana kebijakan dapat memengaruhi kondisi sosial-ekonomi kelompok sasaran?

3. Apakah elite politik yang ada mendukung implementasi kebijakan?

4. Bagaimana tanggapan publik tentang kebijakan/peraturan daerah tersebut? 1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Organda Kota Serang; 3. Kepolisian Resort Kota Serang; 4. Sopir Angkutan Umum Kota Serang; 6 Disposisi/Sikap Implementor

1. Bagaimana respons implementor atas kebijakan tersebut?

2. Apakah implementor memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik atas isi dan tujuan kebijakan tersebut?

3. Bagaimana konsistensi sikap

1. Dishubkominfo Kota Serang; 2. Organda Kota Serang; 3. Kepolisian Resort Kota Serang;

implementor dalam pelaksanaan kebijakan tersebut?

4. Sopir Angkutan Umum Kota Serang. (Sumber: Olahan Peneliti, 2016)

2. Observasi/Pengamatan

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2013:143).

Teknik observasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif (participant observation), yaitu suatu bentuk observasi dimana peneliti (observer) secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati. Berkaitan dengan fokus penelitian ini, peneliti akan berpartisipasi aktif sebagai pengguna angkutan umum Kota Serang (angkot).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data pelengkap. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi, didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, laporan-laporan, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158).

4. Metode Penelusuran Data Online

Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data/informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2013:158).

Dokumen terkait