II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Program Prima Tani
Program Rintisan dan akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI) merupakan program Departemen Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian yang bertujuan untuk mendorong percepatan inovasi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Selain diseminasi, Prima Tani juga digunakan sebagai wahana pengkajian partisipatif, yang berarti merupakan implementasi dari paradigma baru Badan Litbang Pertanian, yakni Penelitian untuk Pembangunan (Research for Development) menggantikan paradigma lama Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Prima Tani diharapkan dapat berfungsi sebagai penghasil inovasi dengan lembaga penyampaian (delevery system) maupun pelaku agribisnis (receiving system) pengguna inovasi. Prinsip yang digunakan dalam Prima Tani adalah Build, Operate and Transfer (BOT), dalam arti bahwa model inovasi yang diperkenalkan dan dimasyarakatkan merupakan sesuatu yang baru, namun sifatnya masih introduksi awal dan untuk selanjutnya diteruskan kepada institusi teknis yang melaksanakan program pengembangan dalam skala luas (Badan Litbang Pertanian, 2004).
Makna Program rintisan dan Akselerasi pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI) dapat dijelaskan oleh namanya sendiri. Program berarti bahwa kegiatan terencana dan dilaksanakan sistematis untuk mewujudkan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya. Kegiatan ini merupakan
salah satu program utama Badan Litbang Pertanian untuk akselerasi penyebaran inovasi teknologi pertanian pada tahun 2005-2009.
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan berarti terobosan pembuka, pelopor atau inisiatif, penyampaian dan penerapan inovasi teknologi pertanian kepada dan oleh masyarakat luas. Pertama, Prima Tani haruslah dipandang sebagai langkah inisiatif Badan Litbang Pertanian untuk mengatasi masalah kebuntuan atau kelambatan dalam penerapan inovasi teknologi yang dihasilkan
secara luas oleh masyarakat pertanian sekaligus memperpendek waktu (lag period) yang dibutuhkan mulai dari penciptaan inovasi teknologi sampai
penerapan oleh pengguna. Kedua, Prima Tani hanyalah tindakan pembuka atau pelapor. Keterlibatan Badan Litbang Pertanian hanya sementara waktu. Pembinaan Prima Tani harus segera dilepaskan kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Dengan demikian, pengembangan Prima Tani dilaksanakan dengan prinsip “bangun, operasikandan serahkan” (build, operate and transfer).
Inovasi teknologi pertanian adalah teknologi dan kelembagaan agribisnis unggul mutakdir hasil temuan atau ciptaan Badan Litbang Pertanian. Prima Tani merupakan wahana untuk mengintroduksikan teknologi dan kelembagaan unggul yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Oleh karena itu, karakteristik teknologi Prima Tani adalah teknologi unggul dan matang yang telah dihasilkan oleh Balit Komoditas maupun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Dengan demikian, Prima Tani pada dasarnya adalah metode penelitian dan pengembangan yang juga salah satu modus diseminasi teknologi, keduanya termasuk dalam mandat institusional Badan Litbang Pertanian.
Prima Tani merupakan strategi dalam mengimplementasikan paradigma baru Badan Litbang Pertanian tersebut. Di pandang dari segi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, Prima Tani merupakan wahana untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan partisipatif dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan beroreantasi konsumen/pengguna (consumer oriented research and development). Dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan desiminasi, Prima Tani merupakan wahana untuk menghubungkan secara langsung Badan Litbang sebagai penyedia teknologi sumber/dasar dengan masyarakat luas atau pengguna teknologi secara komersial maupun lembaga- lembaga pelayanan penunjang pembangunan sehingga adopsi teknologi yang dihasilkan tidak saja tepat guna, tetapi juga langsung diterapkan dalam pembangunan sistem usaha dan usaha agribisnis, setidaknya dalam tahapan rintisan atau percontohan. Rintisan atau percontohan tersebut diharapkan akan menjadi titik awal difusi massal teknologi inovatif yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian.
Prima Tani dilaksanakan dengan empat strategi, yaitu: (1) menerapkan teknologi inovatif tepat guna melalui penelitian dan pengembangan partisipatif (Partisipatory Research and Development) berdasarkan penelitian untuk pembangunan, (2) membangun model percontohan sistem agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif dengan mengintegrasikan sistem inovasi dan sistem agribisnis, (3) mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan demonstrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi serta vasilitasi, dan (4) basis pengembangan dilaksanakan berdasarkan wilayah agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat.
Tujuan utama Prima Tani adalah untuk mempercepat waktu, meningkatkan kadar dan memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi yang merupakan informasi esensial dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan yang beroreantasi kebutuhan pengguna. Dengan kata lain, Prima Tani dirancang untuk berfungsi ganda, selain sebagai modus diseminasi juga sekaligus sebagai laboratorium lapang penelitian dan pengembangan Badan Litbang Pertanian. Dalam pedoman umum Prima Tani, dijelaskan bahwa tujuan Prima Tani sebagai modus diseminasi, meliputi kegiatan: (1) merancang dan memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif, (2) membangun pengadaan sistem teknologi dasar secara luas dan desentralisasi, (3) menyediakan informasi, konsultasi dan sekolah lapang untuk pemecahan masalah melalui penerapan inovasi pertanian bagi praktisi agribisnis, dan (4) memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pembinaan percontohan sistem secara mandiri (Adimihardja, 2006).
Tujuan Prima Tani sebagai Laboratorium lapang pada dasarnya adalah : (1) melaksanakan kaji terap untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kinerja
komersial teknologi sumber yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian, (2) melaksanakan penelitian untuk pengembangan teknologi tepat guna secara
partisipatif, bersama-sama dengan para sasaran pengguna langsung teknologi tersebut, dan (3) mengungkap preferensi dan prilaku konsumen teknologi sebagai
dasar dalam merancang arsitektur teknologi tepat guna untuk dijadikan sebagai sasaran penelitian dan pengembangan (Irawan et al., 2006).
Kegiatan Prima Tani pada intinya adalah membangun laboratorium agribisnis adalah model percontohan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang memadukan sistem inovasi teknologi dan kelembagaan pedesaan yang mana ini merupakan keluaran akhir dari Prima Tani itu sendiri. Laboratorium ini dibangun bersama secara partisipatif oleh petani, pemerintah daerah, peneliti, penyuluh dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan Prima Tani. Inovasi yang diterapkan dapat dilakukan pada bidang komoditas yang meliputi aspek produksi, sarana produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil, bidang pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, bidang bidang pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak dan pupuk serta bidang konservasi tanah dan air.
Prima Tani diimplementasikan secara partisipatif dalam suatu desa atau
laboratorium agribisns dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu : (1) agroekosistem, (2) agribisnis, (3) wilayah, (4) kelembagaan, dan (5) pemberdayaan masyarakat. Penggunaaan pendekatan agroekosistem berarti
Prima Tani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi bio-fisik lokasi meliputi aspek sumberdaya lahan, air, wilayah komoditas, dan komoditas dominan. Pendekatan agribisnis berarti dalam implementasi Prima Tani diperhatikan struktur dan keterkaitan subsistem penyediaan input, usahatani, pascapanen, pemasaran, dan penunjang dalam satu sistem. Pendekatan wilayah berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan (desa atau kecamatan). Salah satu komoditas pertanian dapat menjadi perhatian utama,
sedangkan beberapa komoditas lainnya sebagai pendukung, terutama dalam kaitannya dengan upaya untuk mengatasi resiko ekonomi akibat fluktuasi harga. Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan Prima Tani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial, norma dan aturan yang berlaku di lokasi Prima Tani. Pendekatan pemberdayaan masyarakat menekankan perlunya penumbuhan kemandirian petani dalam memanfaatkan potensi sumberdaya perdesaan.