B. Tinjauan Teori serta Konsep
1. Konsep Tempat berlatih Adiwiyata
Program Adiwiyata merupakan salah satu penerapan edukasi area biotik dalam tempat berlatih. Sebagaimana diungkapkan oleh Kementerian Negara Area Biotik (2010: 2) “Program Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Negara Area Biotik dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan serta kesadaran warga tempat berlatih dalam upaya pelestarian area biotik”.
Program ini menjelaskan setiap warga tempat berlatih diharapkan agar ikuit serta terlibat dalam aktifitas serta kegiatan tempat berlatih menuju area yang sehat serta terhindar dari dampak yang negatif. Adwiyata berasal dari kata atau bahasa Sansekerta yakni adi serta wiyata. Adi berarti agung, besar, ideal, baik atau sempurna sesertagkan “Wiyata” merupakan tempat seseorang menimba ilmu serta pengetahuan serta berlatih etika serta norma. Bila disatukan menjadi Adiwiyata mempunyai arti yakni tempat ideal yang baik agar memperoleh ilmu serta pengetahuan serta norma serta etika. Program Adiwiyata bertujuan menciptakan kondisi yang ideal serta baik bagi tempat berlatih agar menjadi tempat proses berlatih mengajar serta proses penyadaran agar warga tempat berlatih.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik serta ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan serta berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan biotik kita serta menuju kepada cita‐cita pembangunan berkelanjutan (Basri, 2017: 107). Tujuan program Adiwiyata merupakan mewujudkan warga tempat berlatih yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan serta pengelolaan area biotik melalui tata kelola tempat berlatih yang baik agar mendukung pembangunan berkelanjutan.
(Susy, 2011:3) sebagai “ Tempat yang baik serta ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan serta berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan biotik kita serta menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan”. Adiwiyata atau area biotik merupakan suatu ruang atau tempat yang ideal serta strategis, karena di dalamnya terjadi interaksi secara kondusif agar mencapai kebiotikan yang lebih baik, selain itu tujuan program Adiwiyata juga “mewujudkan warga tempat berlatih yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan serta pengelolaan area biotik melalui tata kelola tempat berlatih yang baik agar mendukung pembangunan yang berkelanjutan”. Terciptanya kondisi kondusif dalam area merupakan tanggung jawab semua warga yang ada dalam tempat berlatih itu.
Adiwiyata merupakan program pengelolaan area biotik, maka dari itu setiap tempat berlatih yang ingin menjadi tempat berlatih Adiwiyata harus mempunyai beberapa persyaratan yakni :
a. Mempunyai wawasan yang tinggi terhadap area sekitar. b. Mempunyai tempat berlatih yang bersih.
c. Mempunyai pepohonan yang rinsertag disekitar. d. Menyelenggarakan sarana ramah area.
e. Mengikuti standar Adiwiyata.
Program Adiwiyata merupakan program pengelolaan area biotik di tempat berlatih. Program ini merupakan sebuah penghargaan bagi tempat berlatih yang telah menerapkan edukasi area biotik. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada tempat berlatih yang mampu melaksanakan upaya peningkatan edukasi area biotik secara
benar, sesuai bersama kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahap pemberdayaan selama kurun waktu kurang dari 3 tahun serta tahap kemandirian selama kurun waktu lebih dari 3 tahun . Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yakni:
1. Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Edukasi Area Biotik.
2. Calon Tempat berlatih Adiwiyata merupakan tempat berlatih yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Edukasi Area Biotik.
Setiap tempat berlatih dapat diajukan oleh Pimpinan Daerah sebagai calon Tempat berlatih Adiwiyata sesuai bersama kuota yang telah ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Area Biotik. Pengajuan calon sebagaimana yang dimaksud diatas dilakukan bersama mengisi kusioner serta menyertai lampiran yang diperlukan sesuai bersama formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Area Biotik. Calon Tempat berlatih Adiwiyata serta Tempat berlatih Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata.
Upaya pelestarian area biotik program Adiwiyata merupakan merupakan program yang tepat agar warga tempat berlatih dalam menciptakan serta mendorong warga tempat berlatih agar mempunyai kesadaran serta pengetahuan. Tempat berlatih yang menerapkan program Adiwiyata akan menuai keuntungan yakni:
a. Efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional tempat berlatih akan meningkat serta asertaya pemanfaatan secara maksimal sumber daya, fasilitas, sarana serta prasarana yang ada di tempat berlatih.
b. Penghematan sumber sertaa bersama pengurangan konsumsi pada sumber daya serta energi akan meningkat, sebab, Adwiyata juga program yang mengedepankan penghematan serta memanfaatkan SDA secara bijak.
c. Program Adiwiyata dapat meningkatkan kenyamanan dalam proses berlatih mengajar.
d. Program Adiwiyata dapat memberikan kondisi kebersamaan yang baik bagi semua warga tempat berlatih, sebab dalam program Adiwiyata kerjasama serta keterlibatan seluruh warga tempat berlatih sangat dibutuhkan.
e. Meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai resiko serta dampak area negatif di masa yang akan datang.
f. Melalui program Adiwiyata memberikan pengetahuan mengenai area biotik karena disampaikan secara komprehensif serta praktis, sehingga tempat berlatih akan menjadi tempat bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan serta area biotik yang kondusif.
g. Melalui program Adiwiyata tempat berlatih akan mendapatkan penghargaan dari pimpinan sebagai bukti keberhasilan tercapainya
tempat berlatih yang mempunyai area yang berbudaya serta baik serta mempunyai kepedulian sebagai tempat berlatih Adiwiyata.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan kalau, Adiwiyata merupakan program yang diciptakan agar meningkatkan sumber daya manusia serta mendorong terciptanya pengetahuan serta kesadaran warga tempat berlatih dalam upaya pelestarian area biotik yang mampu menciptakan peningkatan efisiensi kegiatan operasional tempat berlatih, meningkatkan penghematan sumber sertaa melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya serta energi, meningkatkan kondisi berlatih mengajar yang lebih nyaman serta kondusif bagi semua warga tempat berlatih, menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga tempat berlatih, meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak area negatif di masa yang akan datang, menjadi tempat pemberlatihan bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan serta pengelolaan area biotik yang baik serta benar.
Adiwiyata merupakan program yang dilaksanakan serta diletakkan pada dua prinsip dasar yakni:
a. Partisipatif: Komunitas tempat berlatih terlibat dalam manajemen tempat berlatih yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi sesuai tanggung jawab serta peran.
b. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana serta terus menerus secara komprehensif.
4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai tujuan tempat berlatih Adiwiyata. Keempat komponen itu merupakan:
1. Kebijakan Berwawasan Area.
2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Area. 3. Kegiatan Area Berbasis Partisipatif.
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Area.
Program Adiwiyata mencakup program utama yakni mewujudkan kelembagaan tempat berlatih yang mempunyai kepedulian serta budaya area yang baik bagi tempat berlatih, baik tempat berlatih dasar atau pun menengah di indonesia. Mengembangkan program Adiwiyata harus berdasarkan norma-norma dasar serta berkebiotikan yang meliputi kebersamaan, kejujuran, keterbukaan, adil serta kelestarian fungsi area biotik serta sumber daya alam. Prinsip yang harus diperhatikan dalam program Adiwiyata merupakan partisipatif serta berkelanjutan.
2. Konsep Edukasi Area Biotik a. Ruang Lingkup Edukasi Biotik
Edukasi area biotik dapat ditempuh melalui dua jalur yakni jalur edukasi non formal maupun melalui jalur edukasi formal (Trivedi P.R, 2004: 8-9). Pada jalur edukasi formal edukasi area biotik dapat ditempuh bersama dua pendekatan yakni, pendekatan monolitik serta integratif. Pendekatan monolitik merupakan pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran kalau setiap mata pelajaran merupakan komponen yang
berdiri sendiri dalam kurikulum serta mempunyai tujuan tertentu dalam suatu sistem. Pendekatan ini dapat ditempuh melalui dua cara yakni, membangun satu disiplin ilmu baru yang diberi nama Edukasi Area Biotik (PLH) yang nantinya dijadikan mata pelajaran yang terpisah dari ilmu-ilmu lain serta membangun paket PLH yang merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pendekatan integratif merupakan pendekatan yang didasarkan pada pemikiran kalau suatu mata pelajaran itu dapat diintegrasikan ke dalam pelajaran lain yang sesuai.
(Daryanto, 2013: 1) Edukasi area biotik (PLH) merupakan edukasi tentang area biotik dalam konteks internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak serta pola pikir murid /peserta diklat sehingga dapat merefleksikan dalam kebiotikan sehari hari.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kalau Edukasi area biotik merupakan upaya pimpinan Indonesia dalam menjaga serta melestarikan area demi menghindari kerusakan area yang lebih parah di kemudian hari. Tidak hanya pimpinan Indonesia yang bergerak agar peduli akan edukasi area biotik tetapi berbagai pihak di dunia juga berupaya melakukan program peduli terhadap kelestarian area. Kementerian Negara Area Biotik pada tahun 2006 mencanangkan program Adiwiyata, dalam hal ini penjelasan mengenai Adiwiyata mengacu atau yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 serta buku panduan Adiwiyata.
b. Tujuan Edukasi Area Biotik
Permasalahan utama dari area merupakan ketidak mampuan mengembangkan sistem nilai sosial, gaya biotik yang tidak mampu membuat biotik kita selaras bersama area. Membangun gaya biotik serta sikap terhadap area agar biotik selaras bersama area bukan pekerjaan mudah serta bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Jalur edukasi merupakan sarana yang tepat agar membangun penduduk yang menerapkan prinsip keberlanjutan serta etika area. Jalur edukasi yang bisa ditempuh mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai bersama Perpengajaran Tinggi (Daryanto, 2013: 1). Tujuan jangka panjang PLH merupakan mengembangkan warga negara yang mempunyai pengetahuan tentang area biofisik serta masalahnya yang berkaitan, menumbuhkan kesadaran agar terlibat secara efektik dalam tindakan menuju pembangunan masa depan yang lebih baik, dapat dihuni serta membangkitkan motivasi agar mengerjakannya.
Tujuan edukasi area itu dapat dijabarkan menjadi enam kelompok, yakni (a) Kesadaran, yakni memberi dorongan kepada setiap individu agar memperoleh kesadaran serta kepekaan terhadap area serta masalahnya; (b) Pengetahuan, yakni membantu setiap individu agar memperoleh berbagai pengalaman serta pemahaman dasar tentang area serta masalahnya; (c) Sikap, yakni membantu setiap individu agar memperoleh seperangkat nilai serta kemampuan mendapatkan pilihan yang tepat serta mengembangkan perasaan yang peka terhadap area serta memberikan
motivasi agar berperan serta secara aktif didalam peningkatan serta perlindungan area; (d) Keterampilan, yakni membantu setiap individu agar memperoleh keterampilan dalam mengidentifikasi serta memecahkan masalah area; (e) Partisipasi, yakni memberikan motivasi kepada setiap individu agar berperan serta secara aktif dalam pemecahan masalah area; (f) Evaluasi, yakni mendorong setiap individu agar mempunyai kemampuan mengevaluasi pengetahuan area ditinjau dari segi ekologi, sosial, ekonomi, politik, serta faktor-faktor edukasi. (Daryanto, 2013: 12-13).
Berdasarkan tujuan di atas, tersirat kalau masalah area biotik terutama berkaitan bersama manusia bukan hanya area, oleh karena itu dalam pengembangan program PLH harus ditujukan pada aspek tingkah laku manusia, terutama interaksi manusia bersama area biotiknya serta kemampuan memecahkan masalah area, tetapi juga harus mempunyai pemahaman mendasar tentang manusia.
c. Peran Warga Tempat berlatih dalam Edukasi Area Biotik
Warga tempat berlatih merupakan anggota tempat berlatih berupa komponen biotik yang terdiri dari masukan sumber daya manusia (human
resources input), masukan area (environmental input), serta masukan
mentah (raw input). Warga tempat berlatih meliputi kepala tempat berlatih, pengajar, tenaga tata usaha, pesuruh atau tukang kebun, komite tempat berlatih serta murid. Pengertian peranan dalam KBBI yakni tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Berdasarkan kedua
pengertian itu disimpulkan kalau peranan warga tempat berlatih yakni tindakan yang dilakukan anggota tempat berlatih yang meliputi kepala tempat berlatih, pengajar, tenaga tata usaha, wali level, pesuruh, komite tempat berlatih serta murid dalam peristiwa tertentu.
Peranan warga tempat berlatih dalam pelaksanaan edukasi area biotik dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan anggota tempat berlatih yang meliputi kepala tempat berlatih, pengajar, tenaga tata usaha, wali level, pesuruh, komite tempat berlatih serta murid dalam menerapkan edukasi area biotik.