• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. Konstruksi badan jalan dan saluran samping jalan Setelah penggalian dan penimbunan selesai, badan jalan dibentuk dengan tanah dari

Dalam dokumen petunjuk pelaksanaan pembangunan jalan desa (Halaman 70-76)

galian saluran-saluran samping dan galian perengan pinggir jalan. Tanah galian dari saluran harus terlebih dahulu dilempar ke tengah jalan, dari bagian tengah ini dimulai perataan hingga ke bahu jalan untuk membentuk badan jalan.

Penggalian saluran sisi jalan dilakukan dalam dua tahap. Pertama saluran digali, kemudian sisi-sisi kemiringan pada saluran digali. Biasanya sehari atau dua hari diijinkan untuk masing-masing tahap ini, dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak para pekerja. Pengalian saluran samping dilakukan dengan menyeting menggunakan

benang dan patok, dan sebagai kontrol digunakan pola saluran (mal saluran bisa dibuat dari rangka kayu).

Tanah galian dari

drainasi samping Jalan yg sudah rata-tinggi

Untuk kedua pekerjaan galian saluran dan sloping sisi saluran ini, tugas untuk masing-masing pekerja adalah menyeting sisi sepanjang saluran. Tugas pembuatan slooping biasanya biasanya sedikit lebih tinggi dibanding penggalian saluran, sebab pengalian tanah pada permukaan kemiringan adalah lebih mudah untuk dikerjakan dari pada penggalian saluran.

Tanah hasil galian dari saluran samping digunakan untuk membuat bentuk jalan. Untuk memperoleh bentuk badan jalan yang baik dan sesuai dengan rencana, dapat dilaksanakan dengan bantuan patok dan benang.

Setelah tanah pada badan jalan diratakan, maka perlu dipadatkan dengan baik. Untuk memastikan kadar air selama pemadatan, sebaiknya tanah disiram dengan air.

Setelah pemadatan dilaksanakan, adalah penting untuk mengecek ketinggian akhir dari badan jalan ini, apakah sudah tepat sesuai dengan rencana dan memenuhi standar dan kwalitas.

Hal ini dapat dilakukan dengan menyeting kembali menggunakan bantuan papan prepil lagi, dengan mengontrol ketinggian antara propil dengan tongkat traveling. Meskipun demikian ada cara yang mudah dan cepat akan tetapi tidak akurat, yaitu dengan menggunakan benang yang dibentangkan diatas permukaan jalan yang sudah dipadatkan (lihat gambar).

Jika ada permukaan jalan tidak akurat, bagian yang menggelembung harus dipotong dan bagian yang cekung harus diurug lagi. Jika ada terjadi penambahan urugan kembali, maka pastikan bahwa pekerjaan tambahan ini juga perlu dipadatkan dengan baik. Akhirnya, ulangi sekali lagi untuk mengecek ketinggian permukaan jalan ini untuk memastikan bahwa pekerjaan tanah telah selesai dikerjakan dengan standar yang benar.

d. Peninggian Elevasi pada Lengkungan (

super-elevation of Curve)

Peninggian elevasi diterapkan pada belokan jalan yang tajam, dimana jari-jari kelengkungan kurang dari 100m, hal ini untuk mengimbangi gaya sentrifugal. Peninggian pada lengkungan ini dibuat dengan cara membalik posisi kemiringan badan jalan sisi luar (separoh badan jalan), guna untuk mencegah tergelincirnya kendaraan yang melintas diatasnya.

Bagian lengkung

Bagian lurus

Peninggian elevasi dibuat secara bertahap mulai dari 20m atau satu seksi sebelum memasuki daerah belokan.

Demikian pula dengan cara yang sama, peninggian diakhiri 20m setelah lengkungan terakhir.

Sedangkan disepanjang kelengkungan atau belokan, peninggian elevasi dibuat konstan (sama), yaitu dengan kemiringan melintang sebesar 8%(atau 10% sebelum dilakukan pemadatan.

Peninggian kelengkungan ini membutuhkan material 2 kali jumlah material yang dibutuhkan pada kondisi standar. Penambahan material ini harus diusahakan dapat

diperoleh dari daerah sekitar belekan itu tadi, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi persoalan angkutan material yang jauh. Idealnya dapat ditempuh dengan memperbesar lebar saluran samping atau dengan mengurangu kemiringan sisi yang dipotong (pada saluran atau daerah diluar jalan).

Akhirnya sebagai catatan, peninggian elevasi seharusnya dibuat dengan memadatkan lapis demi lapis dengan setiap lapis tidak lebih dari 15cm.

e. Pelaporan

Supervisi akan melaporkan hari kerja sebagaimana dia telah gunakan untuk tiap harinya. Dia akan melaporkan pekerjaan galian ini dalam besaran volume m3 untuk setiap seksinya (20m panjang jalan) yang telah dikerjakannya, yaitu untuk volume perataan, dan slope sisi luar jalan. Hal yang sama untuk pekerjaan saluran samping dan pembentukan badan jalan sepanjang 20m dilaporkan setelah pekerjaan itu selesai.

3.3. Peninggian Badan Jalan

(Embankment construction)

Peninggian badan jalan membutuhkan sejumlah besar material urug dan biaya yang mahal untuk pelaksanaannya. Hal ini sebaiknya dihindari atau diminimalkan. Bila memungkinkan dipindahkan pada jalur ditanah yang tinggi. Namun hal ini tidak dimungkinkan karena tidak ada alternatif jalur yang telah ada.

Bila mana memungkinkan hendaknya material urug dapat digali dari sepanjang sisi jalan dan kemudian dipindahkan dengan menggunakan keranjang (donak) atau menggunakan gerobak dorong. Jika tanah dipinggi sepanjang jalur jalan tidak memungkinkan untuk digali, dengan alasan material tidak layak untuk dipakai, maka urugan harus didatangkan dari lokasi penggalian tanah urug terdekat dengan alat angkut yang layak (misalnya truk). Jenis tanah galian yang dipakai harus berkwalitas baik. Tanah organik dan mungkin pasir atau lumpur pasir sebaiknya tidak digunakan. Jika pasir atau lumpur pasir adalah material yang paling dominan dilokasi itu. Maka bisa digunakan dengan memperkuat sisi luar slope(plengsengan) dengan konstruksi yang layak, seperti misalnya dengan pelindung dari tanah lempung dan atau menanaminya dengan tanaman pengaman. Serta kemiringan slope dibuat tidak kurang dari 1:3, hal mana untuk mencegah erosi.

Adalah penting untuk dicatat bahwa ketinggian timbunan tidak kurang dari persyaratan. Ini biasanya disarankan untuk dibuat 0.5m diatas permukaan banjir.

Ketinggian permukaan banjir tahunan digunakan untuk menentukan tinggi urugan. Informasi ini harus diperoleh dari penduduk yang berdomisili di lokasi setempat. Tinggi banjir ini harus diberi tanda pada patok sepanjang garis tengah jalur jalan saat melakukan pemilihan jalur yang akan dibuat.

Garis tengah ruas jalan harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari daerah yang membutuhkan ekstra material timbunan, dan daerah dimana material yang layak dipakai tidak tersedia dipinggiran jalan rencana itu.

Gambar berikut merupakan ringkasan ukuranprinsip dari sebuah potongan jalan yang umumnya digunakan di desa-desa.

Dalam dokumen petunjuk pelaksanaan pembangunan jalan desa (Halaman 70-76)