• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Keluarga Berencana

2.1.3 Kontrasepsi

A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yaitu “melawan” atau “mencegah” dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma sehingga mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan anatara sel telur yang matang dengan sel sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kotrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan intim/seks dan keduanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).

Kontrasepsi seharusnya tidak mengganggu, tidak mengotori, tidak berbau, atau berasa menyengat. Selain itu harus mudah digunakan, murah, tidak bergantung pada ingatan penggunanya, dan tidak bergantung pada petugas kesehatan. Metode yang digunakan juga tidak bertentangan dengan budaya setempat, sehingga dapat diterima oleh para penggunanya. Salah satu yang menjadi pertimbangan untuk kontrasepsi saat ini adalah perlindungan dari infeksi

16

menular seksual, namun kontrasepsi semacam itu sampai saat ini belum tersedia (Varney, 2006).

Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda/mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan/mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu (BKKBN, 2002) :

a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. b. Melumpuhkan sperma.

c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Tujuan dalam pelayanan kontrasepsi salah satunya untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh keijaksanaan mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran, yaitu:

1. Fase menunda kehamilan/kesuburan 2. Fase menjarangkan kehamilan

3. Fase meghentikan/mengakhiri kehamila/kesuburan. Maksud dari kebijakan tersebut yaitu unutk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Saifuddin, dkk, 2006).

17

B. Jenis Metode Kontrasepsi

Berdasarkan Hartanto (2010) berikut ini macan-macam metode kontrasepsi, diantaranya:

a. Kontrasepsi Sederhana

1. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%.

2. Coitus Interuptus

Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi.

18

KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.

4. Diafragma

Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.

5. Spermicida

Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida

dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

6. Metode Amenirea Laktasi (MAL)

MAL merupakan metode kontrasepsi ydengan cara mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif. Metode ini dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:

19

menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian dilakukan belum haid 8 kali sehari, belum haid, usia bayi kurang dari 6 bulan. Cara kerja dengan penundaan atau penekanan ovulasi (Kemenkes RI, 2012). Penggunaan metode MAL hanya sampai dengan 6 bulan setelah melahirkan dan harus dilanjutkan dengan memakai metode kontrasepsi lainnya. Efektifitas dari metode MAL ini tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, segera efektif, tidak mengganggu sagama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat tanpa, dan tanpa biaya (Pinem, 2009).

b. Kontrasepsi Hormonal

1. Pil KB

Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas

20

pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil (Simbolon, 2010).

2. Suntik KB

Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido pada pria, dan densitas tulang.

Adapun jenis-jenis KB suntik yang hanya mengandung progestin yaitu:

1) Kontrasepsi Progestin

a. Depo medroksiprogesteron asetat Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular. Setelah suntikan pertama, kadar DMPA dalam darah mencapai puncak setelah 10 hari. DMPA dapat memberi perlindungan dengan aman selama tiga bulan.

21

Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

2) Kontrasepsi Kombinasi

a. Depo estrogen-progesteron

Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg

Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg

Estrogen Sipionat. (Siregar, 2010)

3. Implant / Susuk

Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Jenis jenis IUD diantaranya:

22

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah (Bari, 2006) :

a. Copper-T

Jenis IUD Copper-T berbentuk T, terbuat dari bahan

polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.

b. Copper-7

Jenis IUD Copper-7 berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.

c. Multi load

Jenis IUD multi load terbuat dari plastik (polyethelene)

dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.

23

Jenis IUD Lippes loop terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan daripemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyum batan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Bari, 2006).

Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap menerima nidrasi, hal ini dapat menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan

blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, dan angka kegagalannya 1% (Bari, 2006).

e. Kontrasepsi Mantap (Kontap)

24

Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 1%.

2. Vasektomi

Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008).

C. Ciri kontrasepsi yang sesuai

1. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi.

2. Efektifitas cukup tinggi.

3. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang di rencanakan.

4. Tidak menghambat air susu ibi (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik sampai anak usia 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitas dan kematian anak (Pinem, 2009).

Dokumen terkait