• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan

BAB IV : KONTRIBUSI IPPHOS PADA SAAT INI

A. Kontribusi bagi Ilmu Pengetahuan

Kantor Berita Foto IPPHOS memiliki peran besar pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Foto-foto hasil karya Alex Mendur dan kawan-kawan semakin lama semakin memiliki nilai sejarah yang tinggi. Terlebih lagi di masa sekarang, foto-foto karya IPPHOS memberi kontribusi yang bermanfaat. Jika kembali melihat peristiwa sejarah bangsa Indonesia, pada khususnya pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, banyak sekali foto dokumentasi yang menceritakan tentang peristiwa tersebut. Begitu lengkapnya para peneliti dan penulis peristiwa sejarah, maka mempermudah bagi mereka untuk menggambarkan peristiwa tersebut secara terkonsep.

Secara umum, hasil karya IPPHOS berupa foto-foto perjuangan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran sejarah, foto merupakan sarana yang dapat membantu bagi para peserta didik untuk mempelajari sejarah. Sebagai contoh, tentunya secara tidak sadar, foto-foto hasil karya IPPHOS digunakan oleh para pendidik sebagai pelengkap buku pelajaran sejarah, baik itu masa bangku sekolah maupun bangku perguruan tinggi. Bagi peserta didik, terutama siswa jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah atas maupun sederajat, mata pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang di tempuh semasa sekolah. Mayoritas pendidik dalam

mengajar peserta didik akan pelajaran sejarah menggunakan buku paket. Dalam buku-buku paket sejarah tersebut telah banyak beredar foto-foto perjuangan masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Seperti contoh yakni: foto saat Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan, foto pengibaran bendera pusaka sang saka merah putih saat proklamasi kemerdekaan, hingga foto sosok Bung Tomo sang pejuang dari Surabaya yang sedang pidato dengan raut wajah yang bergelora. Beberapa contoh foto tersebut merupakan sebagaian kecil dari ratusan bahkan ribuan foto perjuangan bangsa Indonesia yang terdapat dalam buku pelajaran sejarah. Selain itu, para pendidik juga dapat menggunakan foto-foto IPPHOS sebagai media pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mempelajari sejarah.

Foto-foto perjuangan yang telah terpampang di setiap buku pelajaran sejarah siswa bangku sekolah maupun bangku perguruan tinggi memberikan pandangan luas terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Banyak masyarakat tidak menyadari mengenai proses dalam memperoleh foto-foto tersebut. Pada masa awal kemerdekaan terdapat beberapa lembaga wartawan dan juru fotonya, namun banyak dari foto-foto perjuangan yang telah tercetak di buku pelajaran tersebut adalah hasil karya anak negeri. Alex Mendur, Frans Mendur maupun rekan-rekan yang lain memiliki tugas dan andil yang besar bagi IPPHOS, kantor berita foto yang merekam hampir seluruh peristiwa penting pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Foto-foto hasil karya IPPHOS yang tidak sedikit, menjadi sangat berguna dan memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan. Tidak hanya untuk

pembelajaran sejarah peserta didik yang duduk di bangku sekolah maupun bangku perguruan tinggi, foto-foto IPPHOS sering kali digunakan oleh para penulis peristiwa sejarah hingga penulis biografi tokoh pelaku sejarah. Bagi para pendidik maupun pengajar mata pelajaran sejarah tentu sudah pernah menulis sebuah peristiwa sejarah khususnya peristiwa sejarah bangsa Indonesia masa Revolusi Kemerdekaan. Foto-foto IPPHOS yang juga banyak mengambil peristiwa pada masa tersebut dapat digunakan sebagai acuan dan sarana atau media untuk lebih menjelaskan peristiwa sejarah tersebut. Begitu pula dalam penulisan biografi tokoh pelaku sejarah pada masa Revolusi Kemeredekaan. Alex Mendur dan kawan-kawan tentunya merekam banyak tokoh penting yang berperan aktif dalam peristiwa genting masa mempertahankan kemerdekaan tersebut. Seperti Presiden Soekarno, Mohammad Hatta, Amir Sjarifuddin, Bung Tomo, Panglima Besar Jendeeral Soedirman, hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Banyak tokoh pemerintahan tersebut yang membantu IPPHOS bertahan pada masa perang kemerdekaan. Sampai akhirnya datang bantuan dari para menteri di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang bersedia dibuatkan foto-foto pribadinya kemudian diperbanyak.157 Tidak hanya Raja Yogya yang dibuatkan foto-foto, tokoh proklamator Presiden Soekarno adalah sosok yang paling sering dibuatkan buku biografi baik itu tentang sisi kepemimpinan beliau saat menjadi presiden maupun kehidupan pribadinya.

Bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi seperti mahasiswa jurusan sejarah dan pendidikan sejarah, foto-foto IPPHOS dapat

157

menumbuhkan ide bagi para mahasiswa untuk membuat karya tulis ilmiah, seperti tugas akhir skripsi, tesis maupun disertasi. Dengan menggunakan foto-foto tersebut, mahasiswa dapat lebih menjelaskan akan karya tulisnya sebagai karya ilmiah yang lebih menarik dan memiliki media yang berupa foto. Sama seperti para penulis peristiwa sejarah maupun penulis biografi tokoh pelaku sejarah, para mahasiswa yang bergelut dengan bidang sejarah tentunya akan lebih terbantu dengan foto-foto IPPHOS dalam sisi membuka pandangan para pembaca nantinya tentang cerita peristiwa yang ditulisnya.

Bagi pemerintah kontribusi IPPHOS dapat dikatakan sama seperti kontribusinya bagi dunia pendidikan. Persamaan dari keduanya adalah hasil karya IPPHOS dapat dinikmati bagi yang membutuhkan. Pemerintah yang memang berkaitan dengan bidang foto atau arsip data sejarah tentu sangat membutuhkan foto karya juru foto IPPHOS. Untuk mengapresiasi atas karya mereka, pemerintah mendirikan suatu museum atau kearsipan negara yang menyimpan hasil karya foto-foto perjuangan. Untuk hasil karya IPPHOS sendiri, tentunya sudah diatur dan diorganisir oleh Galeri Foto Jurnalistik Antara. Foto-foto karya Justus Umbas dan kawan-kawan tersimpan dan terawat dengan baik di tempat penyimpanan arsip Kantor Berita Antara. Ketika pada tahun 1995, Galeri Foto Jurnalistik Antara menyiapkan pameran 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia, tim kuratornya masih menemukan 253.014 negatif dalam berbagai ukuran dan bentuk (termasuk pelat kaca) dalam arsip IPPHOS. Termasuk diantaranya 23.005 negatif dari rekaman gambar yang mereka buat sepanjang revolusi kemerdekaan dari pertengahan tahun 1945 hingga akhir tahun 1949. Untuk yang terakhir ini tim dari

Galeri Foto Jurnalistik Antara bahkan hanyamenemukan 547 negatif, atau 2,4% dari koleksi 1945-1950 yang kemudian mereka kategorikan sebagai rusak.158 Dari banyak foto-foto tersebut masyarakat luas akan mengetahui betapa besar peran dan kinerja Frans Umbas dan kawan-kawan dalam merekam peristiwa sejarah.

Dokumen terkait