• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Industri Elektronika terhadap Total Industri Manufaktur di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Analisis Kinerja Industri Elektronika di Indonesia

5.3.1 Kontribusi Industri Elektronika terhadap Total Industri Manufaktur di Indonesia

Salah satu komponen kinerja yang dipakai dalam menganalisa kinerja industri elektronika di Indonesia adalah kontribusi yang diberikan oleh industri elektronika terhadap total industri manufaktur. Sumbangan industri elektronika di Indonesia terhadap total industri manufaktur pada tahun 1995 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 5.2.

Secara umum, kontribusi industri elektronika terhadap industri manufaktur yaitu kontribusi output, nilai tambah, jumlah perusahaan dan tenaga kerja mengalami kenaikan dari tahun 1995 hingga tahun 1998. Tetapi jika dibandingkan dari tahun 1998 hingga tahun 2005 mengalami penurunan. Output dan nilai tambah tahun 1998 mengalami kenaikan sebesar 4.04 persen dan 3.3 persen dari tahun 1995 dan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 3.15 persen dan 0.79 persen dari tahun 1998. Tabel 5.2 Kontribusi Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur

Indonesia (persen) Tahun No Kategori 1995 1998 2005 1 2 3 4 Output Nilai Tambah Jumlah Perusahaan Tenaga Kerja 1.72 1.40 0.82 1.29 5.76 4.70 1.06 2.89 2.61 3.91 0.92 3.31

Sumber: Diolah dari data BPS, 1995-2005.

Untuk kontribusi jumlah perusahaan dan tenaga kerja tahun 1998 juga mengalami kenaikan sebesar 0.24 persen dan 1.6 persen. Tahun 2005 kontribusi jumlah perusahaan mengalami penurunan sebesar 0.14 persen dari tahun 1998 tetapi kontribusi tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 0.42 persen dari tahun 1998.

¾ Kontribusi Output Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur di Indonesia.

Besarnya kontribusi output industri elektronika terhadap industri manufaktur pada periode tahun 1995 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada lampiran tabel 1, yaitu sebesar 1.63 persen. Pada tahun 1995 kontribusi output industri elektronika terhadap

industri manufaktur adalah sebesar 1.19 persen. Sedangkan tahun 2005 kontribusi industri elektronika turun menjadi 0.86 persen. Pada saat sebelum krisis ekonomi yaitu pada tahun 1996 kontribusi output yang diberikan oleh industri elektronika adalah sebesar 1.31 persen. Pada saat krisis ekonomi yaitu pada tahun 1997 kontribusi outputnya justru naik menjadi 1.89 persen, dan tahun 1998 kontribusinya menjadi 1.92. Hal ini menandakan bahwa industri elektronika mampu mempertahankan kapasitas produksinya bahkan mampu menaikkan kapasitas produksi sehingga kontribusi output industri ini mampu mengalami peningkatan. Kontribusi output industri elektronika terbesar selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 adalah pada tahun 2004 yaitu sebesar 2.61 persen. Sementara kontribusi output yang paling rendah terjadi pada tahun 2005.

Gambar 5.3 Tren Perkembangan Kontribusi Output Industri Elektronika terhadap Industri Manufaktur Indonesia, Tahun 1995-2005

Sumber: Diolah dari data BPS, 1995-2005.

-0. 5000 1 . 0000 1 . 5000 2 . 0000 2 . 5000 3 . 0000 3 . 5000 4 . 0000 4 . 5000 5. 0000 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 000 2 001 2 002 2 003 2 004 2 005 TAHUN PERSENTASE I S I C 3 2 1 00 I S I C 3 2 2 00 I S I C 3 2 3 00

Rata-rata kontribusi output industri elektronika terhadap industri manufaktur paling besar disumbangkan oleh subsektor industri televisi, radio, alat-alat rekaman suara dan gambar dengan kode ISIC 32300 yaitu sebesar 2.36 persen. Jika dilihat dari gambar 5.3.1.1, kontribusi output subsektor industri televisi, radio, alat-alat rekaman suara dan gambar paling tinggi pada tahun 2004. Tetapi pada tahun 2005 terjadi penurunan yang sangat drastis dan merupakan kontribusi yang terendah selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005, yaitu sebesar 0.86 persen. Kontribusi output yang paling rendah diberikan oleh subsektor industri alat komunikasi dengan kode ISIC 32200 yaitu sebesar 0.36 persen. Kontribusi terbesar diperoleh pada tahun 1997 yaitu sebesar 0.99 persen. Kontribusi terendah diperoleh pada tahun 0.03 persen. Rendahnya kontribusi subsektor industri ini disebabkan karena jumlah perusahaan yang masih relatif sedikit dibandingkan dengan subsektor industri elektronika yang lainnya. Sementara rata-rata kontribusi output subsektor industri komponen selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 adalah sebesar 2.16 persen. Pada tahun 2000, kontribusi output terbesar yang diberikan oleh subsektor ini sebesar 4.19 persen. Tetapi tahun 2001 terjadi penurunan kontribusi yang sangat drastis dan merupakan kontribusi terendah yang diberikan oleh subsektor ini, yaitu sebesar 1.25 persen.

¾ Kontribusi Nilai Tambah Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur di Indonesia.

Jika dilihat dari lampiran tabel 1, sumbangan kontribusi nilai tambah yang diberikan industri elektronika terhadap industri manufaktur secara rata-rata selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 adalah sebesar 1.46 persen. Kontribusi nilai

tambah pada tahun 1995 sebesar 0.84 persen dan pada tahun 2005 naik menjadi 1.30 persen. Sementara itu tahun 1996 sebelum krisis ekonomi, kontribusi nilai tambah yang diberikan industri adalah sebesar 1.11 persen.

Gambar 5.4 Tren Perkembangan Kontribusi Nilai Tambah Industri Elektronika terhadap Industri Manufaktur, Tahun 1995-2005

Sumber: Diolah dari data BPS, 1995-2005.

Saat krisis dan setelah krisis yaitu pada tahun 1997 dan tahun 1998 kontribusi nilai tambah yang diberikan yaitu sebesar 1.65 persen dan 1.57 persen. Turunnya kontribusi nilai tambah ini disebabkan karena naiknya biaya produksi, yang disebabkan besarnya kandungan bahan baku impor. Saat krisis ekonomi mata uang Rupiah mengalami keterpurukan. Hal ini secara langsung mengakibatkan besarnya biaya ongkos produksi yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam industri ini. Kontribusi nilai tambah yang tertinggi diperoleh pada tahun 2000 yaitu sebesar 2.12

-0. 5000 1 . 0000 1 . 5000 2 . 0000 2 . 5000 3 . 0000 3 . 5000 4 . 0000 4 . 5000 5. 0000 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 000 2 001 2 002 2 003 2 004 2 005 TAHUN PERSENTASE I S I C 3 2 1 00 I S I C 3 2 2 00 I S I C 3 2 3 00

persen. Membaiknya perekonomian membuat perusahaan mampu mengurangi ongkos produksi sehingga terjadi kenaikan nilai tambah.

Rata-rata kontribusi nilai tambah industri elektronika terhadap industri manufaktur paling besar disumbangkan oleh subsektor industri komponen yaitu sebesar 2.27. Pada gambar 5.4 kontribusi nilai tambah yang diberikan oleh subsektor ini paling tinggi terjadi pada tahun 2000. Jika dilihat dari gambar 5.4, tren perkembangan kontribusi nilai tambah subsektor ini adalah naik dan turun. Tahun 1996 trennya naik sampai tahun 1997. Sementara itu tahun 1998 setelah krisis ekonomi, trennya turun. Tetapi sampai tahun 2000 terjadi kenaikan menjadi 4.29 persen. Kontribusi nilai tambah yang paling rendah diberikan oleh subsektor industri alat komunikasi yaitu sebesar 0.37 persen. Dari gambar 5.4 terlihat jelas bahwa kontribusi nilai tambah yang diberikan oleh subsektor ini selalu berada di bawah 1 persen. Rendahnya kontribusi nilai tambah dari subsektor industri ini selain disebabkan karena kapasitas produksi dari perusahaan dalam subsektor ini masih relatif rendah. Sementara itu kontribusi nilai tambah yang diberikan oleh subsektor industri televisi, radio, alat-alat rekaman suara dan gambar terhadap industri manufaktur selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 adalah sebesar 1.73 persen. Kontribusi nilai tambah terbesar yang diberikan oleh industri ini adalah pada tahun 1998 yaitu sebesar 2.81 persen, dan yang terendah adalah pada tahun 1995 sebesar 1.06 persen. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor ini mampu mempertahankan kapasitas produksinya dan mampu mempertahankan bahkan memperkecil ongkos produksi seperti sebelum krisis ekonomi terjadi.

¾ Kontribusi Jumlah Perusahaan Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur di Indonesia.

Kontribusi jumlah perusahaan yang diberikan oleh industri elektronika terhadap industri manufaktur di Indonesia selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 ditunjukkan oleh lampiran tabel 1 dan gambar 5.5. Kontribusi jumlah perusahaan yang diberikan oleh industri ini selama tahun 1995 sampai tahun 2005 adalah sebesar 0.31 persen. Jika dilihat dari lampiran tabel 1, kontribusi jumlah perusahaan yang diberikan oleh industri elektronika terhadap industri manufaktur merupakan kontribusi yang paling rendah jika dibandingkan dengan kontribusi output, nilai tambah dan tenaga kerja.

Rata-rata kontribusi jumlah perusahaan industri elektronika terhadap industri manufaktur paling besar disumbangkan oleh subsektor industri komponen yaitu sebesar 0.57 persen. Dari gambar 5.5 terlihat bahwa subsektor industri ini pada tahun 1997 dan tahun 2004 memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 0.76 persen. Kontribusi terendah yang diberikan oleh subsektor ini yaitu sebesar 0.35 persen pada tahun 1998. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997. Krisis ekonomi ini membuat banyak perusahaan yang keluar dari industri karena tidak sanggup untuk menanggung besarnya biaya produksi saat terjadi krisis ekonomi.

Lain halnya dengan subsektor industri televisi, radio, alat-alat rekaman suara dan gambar. Kontribusi jumlah perusahaan yang diberikan pada tahun 1998 justru naik sebesar 0.41 persen menjadi 0.61 persen. Pada tahun 1998 kontribusi yang tertinggi diberikan oleh subsektor ini. Jika dilihat trennya dari gambar 5.5, setelah

tahun 1998 kontribusi yang diberikan oleh subsektor ini terus menurun sampai tahun 2001. Tahun ini kontribusi yang diberikan paling rendah selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005. kemudian tahun 2002 sampai tahun 2005 terjadi kenaikan dan penurunan yang tidak begitu signifikan. Menurunnya jumlah perusahaan dalam industri ini dapat diakibatkan karena hambatan yang semakin besar atau besarnya modal yang harus dikeluarkan untuk pembentukan perusahaan baru.

Gambar 5.5 Tren Perkembangan Kontribusi Jumlah Perusahaan Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur di Indonesia, Tahun 1995-2005

Sumber: Diolah dari data BPS, tahun 1995-2005.

Rata-rata kontribusi jumlah perusahaan yang terendah diberikan oleh subsektor industri alat komunikasi yaitu sebesar 0.07 persen. Pada gambar 5.5 terlihat bahwa tren perkembangan subsektor ini tidak begitu berfluktuasi. Nilainya juga hanya berkisar antara 0 sampai 1 persen saja. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor ini belum begitu banyak diminati oleh investor untuk membangun perusahaan di bidang industri alat komunikasi ini.

-0. 1 000 0. 2 000 0. 3 000 0. 4 000 0. 5000 0. 6 000 0. 7 000 0. 8 000 0. 9 000 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 000 2 001 2 002 2 003 2 004 2 005 TAHUN PERSENTASE I S I C 3 2 1 00 I S I C 3 2 2 00 I S I C 3 2 3 00

¾ Kontribusi Tenaga Kerja Industri Elektronika Terhadap Industri Manufaktur di Indonesia.

Kontribusi tenaga kerja yang diberikan oleh industri elektronika terhadap industri manufaktur di Indonesia selama periode tahun 1995 sampai tahun 2005 ditunjukkan oleh lampiran tabel 1 dan gambar 5.6.

Gambar 5.6 Tren Perkembangan Kontribusi Tenaga Kerja Industri Elektronika terhadap Industri Manufaktur di Indonesia, Tahun 1995-2005

Sumber: Diolah dari data BPS, tahun 1995-2005.

Kontribusi tenaga kerja yang diberikan oleh industri elektronika terhadap industri manufaktur selama periode tahun 1995-2005 adalah sebesar 0.83 persen. Kontribusi terbesar diperoleh pada tahun 2000 dan yang terendah pada tahun 1999.

Subsektor industri komponen merupakan subsektor yang menyumbangkan kontribusi tenaga kerja yang paling besar. Tahun 2005 subsektor ini memberikan

-0. 500 1 . 000 1 . 500 2 . 000 2 . 500 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 000 2 001 2 002 2 003 2 004 2 005 TAHUN PERSENTASE I S I C 3 2 1 00 I S I C 3 2 2 00 I S I C 3 2 3 00

kontribusi yang terbesar. Dari gambar 5.6 dapat disimpulkan bahwa subsektor industri alat komunikasi yang memberikan kontribusi tenaga kerja yang paling rendah terhadap industri elektronika. Kecilnya kontribusi tenaga kerja ini sejalan dengan kecilnya kontribusi jumlah perusahaan yang diberikan oleh subsektor industri ini.