• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi dan Keterbatasan Model Evaluasi Kinerja Usaha Mikro dan Keci Makanan Ringan

Proses pengukuran kinerja dan proses perbaikan kinerja merupakan dua proses yang membentuk suatu siklus evaluasi kinerja. Pada setiap siklus evaluasi yang dilakukan secara terintegrasi akan bermuara pada tindakan perbaikan yang diperoleh dari alternatif rekomendasi yang sesuai untuk setiap hasil pengukuran kinerja. Tahap ini dilakukan sebagai umpan balik untuk mengetahui peningkatan level kinerja UMK yang bersangkutan. Proses evaluasi yang dilakukan secara periodik dan berkelanjutan ditujukan untuk menentukan prioritas perbaikan kinerja UMK sehingga dapat berjalan lebih efisien dan efektif.

Kontribusi model evaluasi kinerja UMK makanan ringan yang direkomendasikan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis maupun maupun dari sisi praktis. Pendekatan strategi berbasis sumber daya, strategi berbasis pengetahuan, dan strategi berbasis resiko yang digunakan pada model rekomendasi diharapkan mampu memberikan penggambaran yang mendekati realita dari sistem usaha UMK yang sesungguhnya. Model manajemen strategi evaluasi kinerja UMK makanan ringan yang mengambil studi kasus pada UMK pengolahan keripik pisang juga diharapkan sebagai bentuk temuan baru dari penelitian ini, sehingga dapat disebut sebagai novelty (kebaruan) dalam beberapa hal, yaitu (1) memberikan manfaat teoritis pengembangan teori pengukuran kinerja dan teori evaluasi kinerja usaha mikro dan kecil di Indonesia, (2) memberikan manfaat praktis bagi pelaku usaha mikro dan kecil makanan ringan dalam penentuan strategi evaluasi kinerja usaha, dan (3) sebagai dasar pengambilan kebijakan bagi pemerintah dalam upaya pengembangan usaha mikro dan kecil makanan ringan di Indonesia, dengan memanfaatkan teori evaluasi kinerja maupun sistem majamen ahli yang telah dihasilkan.

Kontribusi Teoritis Model

Model manajemen strategi evaluasi kinerja UMK makanan ringan dibangun dengan tujuan untuk menghasilkan sistem evaluasi yang terintegrasi mulai dari tahap identifikasi indikator kinerja kunci sampai dengan penentuan rekomendasi perbaikan. Model evaluasi kinerja UMK makanan ringan yang direkomendasikan

didasarkan pada pengelolaan strategi perusahaan (manajemen strategi) secara komprehensif sebagai salah satu kekuatan model. Model evaluasi kinerja yang ada hingga saat ini masih menggunakan aspek manajemen kinerja secara parsial sehingga tidak mampu menunjukkan level kinerja secara komprehensif dari berbagai aspek manajemen strategi. Selain itu indikator kinerja yang tersedia masih bersifat umum, sehingga terdapat beberapa indikator kinerja yang tidak dapat diukur pada level usaha mikro dan kecil (UMK). Oleh, karena itu, model evaluasi kinerja UMK yang mengambil studi kasus pada UMK makanan ringan keripik pisang di Propinsi Lampung diharapkan dapat memberikan suatu evaluasi kinerja yang bersifat komprehensif dan sesuai dengan kondisi riil dari suatu UMK.

Berdasarkan landasan konseptual terdahulu diperoleh suatu pemikiran, yaitu bahwa aspek-aspek kinerja yang didasarkan pada teori pengukuran kinerja berbasis strategi, apabila dielaborasi dengan berbagai aspek kinerja dari teori manajemen strategi akan menghasilkan teori pengukuran kinerja baru yang mampu menggambarkan secara komprehensif level kinerja dari suatu UMK (UMK Scorecard). Selain itu Apabila teori pengukuran kinerja berbasis strategi diintegrasikan dengan teori perbaikan kinerja yang juga berbasis strategi, akan menghasilkan teori evaluasi kinerja baru, yaitu teori evaluasi kinerja berbasis manajemen strategi.

Kontribusi Praktis Model

Mengingat bahwa sekitar 99,2% usaha di Indonesia didominasi oleh usaha mikro dan kecil (BPS, 2007) menunjukkan bahwa potensi pengembangan UMK sebagai salah satu penggerak perekonomian daerah posisinya menjadi sangat penting. Untuk mengembangkan UMK diperlukan proses evaluasi diri dan lingkungannya sehingga dapat dirumuskan suatu rekomendasi perbaikan yang akurat dan mampu dilaksanakan oleh UMK yang bersangkutan. Proses evaluasi terhadap UMK membutuhkan alat ukur yang akurat dan alat perbaikan yang tepat.

Model evaluasi kinerja UMK makanan ringan yang ditawarkan dirancang sedemikian rupa untuk dapat melakukan proses pengukuran dan perbaikan yang efektif. Pendekatan strategi berbasis sumberdaya, pengetahuan, dan resiko yang

160

diterapkan pada proses perancangan model diharapkan mampu menghasilkan model evaluasi yang sesuai dengan kondisi sistem sesungguhnya. Model evaluasi kinerja UMK makanan ringan yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen strategi menghasilkan suatu proses evaluasi kinerja berkelanjutan yang dapat dilakukan secara periodik dengan umpan balik untuk mengetahui peningkatan level kinerja UMK pada setiap periode proses pengukuran dan perbaikan kinerja UMK (Oktavina et al., in press, 2008)

Perancangan sistem manajemen ahli juga ditujukan untuk mempermudah proses pengoperasian model evaluasi kinerja UMK makanan ringan. Sistem manajemen ahli dibangun dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6. Penggunaan bahasa pemrograman ini didasarkan pertimbangan bahwa bahasa pemrograman tersebut cukup sederhana dan bersifat user friendly. SMA yang diberi nama MiSEP-ES (Micro and Small Enterprises Perfomance Evaluation System) dirancang atas tiga bangunan komponen utama, yaitu Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS), Knowledge Based Management System (KBMS), serta dilengkapi dengan Dialog Management System (DMS). Model dialog tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengguna menggakses sistem, serta sebagai penghubung antara model pengolahan yang digunakan dengan data base yang berasal dari knowledge based model sehingga menghasilkan informasi yang berkaitan dengan perbaikan kinerja UMK yang bersangkutan. SMA juga dilengkapi dengan pedoman manual (Lampiran 3) sehingga dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya pelaku UMK, pemerintah melalui Departemen Perindustrian, Kementrian Usaha Kecil dan Menengah, serta lembaga keuangan atau lembaga terkait lainnya dalam menentukan posisi/peringkat UMK yang dievaluasi.

Gambar 47. Model Evaluasi Kinerja UMK Makanan Ringan Tahap Pengukuran Kinerja UMK Tahap Prioritas Perbaikan Kinerja UMK Penentuan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Bobot IKK Perspektif:

- Lingkungan Internal - Lingkungan Eksternal - Rencana Strategis - Keuangan - Pelanggan - Proses Bisnis Internal - Pembelajaran Target Kinerja Karakteristik Teknis Standar Kinerja UMK Alternatif Rekomendasi Perbaikan Kinerja Tindakan Perbaikan Umpan Balik

162

Keterbatasan Model

Penggunaan model manajemen strategi evaluasi kinerja secara bersama- sama antara usaha mikro dan usaha kecil memungkinkan beberapa indikator kinerja tidak terukur pada beberapa usaha mikro, disebabkan oleh keterbatasan data yang mampu ditampilkan oleh suatu usaha mikro. Untuk itu seharusnya perlu dilakukan pemisahan database untuk usaha mikro dan kecil pada proses identifikasi indikator kinerja kunci. Dari sisi penggunaan teknik evaluasi, penyempurnaan bangunan model evaluasi kinerja perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan penilaian yang bersifat fuzzy pada seluruh tahap evaluasi untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat dan tidak bias dalam penilaian pakar.

Pada dasarnya model evaluasi kinerja UMK makanan ringan pengolahan keripik pisang dapat diaplikasikan pada UMK makanan ringan yang lain. Tetapi dibutuhkan suatu proses penyesuaian pada identifikasi indikator kinerja kunci, pembobotan IKK, penentuan skor kepentingan perbaikan IKK, dan penentuan target kinerja harus didefinisikan ulang. Hal ini dilakukan jika UMK tersebut memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda dengan UMK pengolahan keripik pisang. Identifikasi IKK dilakukan pada kondisi ekonomi dimana observasi dan identifikas IKK dilakukan, sehingga penyesuaian ulang juga perlu dilakukan apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian yang dianggap berpengaruh pada keberlangsungan UMK makanan ringan.

Kontribusi Sistem Manajemen Ahli Dalam Implementasi