• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Dukungan Sosial dan Self Efficacy Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang Sedang Menyusun Skripsi

Dukungan jaringan sosial

4.2 Hasil Uji Analisis Statistik .1 Hasil Uji Normalitas Data

4.3.3 Korelasi Dukungan Sosial dan Self Efficacy Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang Sedang Menyusun Skripsi

Berdasarkan hasil analisis uji rxy diperoleh hasil rhitung = 0,745 (dapat dilihat pada lampiran) dan rtabel = 0,288 (dapat dilihat pada lampiran). Dengan demikian rhitung > rtabel (0,745 > 0,288), data tersebut menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial orang dengan self efficacy mahasiswa jurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi. Hal ini memberikan gambaran bahwa mahasiswa dengan dukungan sosial yang tinggi maka akan memiliki self efficacy yang tinggi pula, demikian pula dengan sebaliknya pada mahasiswa dengan dukungan sosial yang rendah maka self efficacy juga akan rendah. Hasil penelitian ini didukung hasil analisis desktiptif persentase dimana sebagian besar mahasiswa jurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi dengan dukungan yang tinggi (77,08 kategori tinggi) dan self efficacy yang tinggi pula (75,00%).

Mahasiswa memiliki lingkungan kehidupan sosial masing-masing dalam menyelesaikan skripsinya, dari interaksi dengan lingkungan sosial tersebut mahasiswa bisa mendapatkan dukungan sosial seperti dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrument, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Dukungan sosial merupakan interaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan. Sejalan dengan itu menurut Sarafino (1994:102) dukungan sosial mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, merawatnya, atau menghargainya. Dukungan sosial dapat berupa pemberian informasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi yang di

dapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai sehingga dapat memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki yang akan menentukan besar kecilnya usaha yang akan dikerahkan seorang mahasiswa ketika menghadapi kesulitan untuk menyelesaikan skripsinya dan mencapai target goal.

Dukungan sosial yang diterima mahasiswa tersebut, memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada dukungan sosial yang terkategori tinggi dan ada dukungan sosial yang terkategori rendah. Dukungan sosial yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, memberikan rasa nyaman, memunculkan perasaan dihargai dan dibantu merupakan merupakan dukungan sosial kategori tinggi. Dukungan sosial tersebut dapat memunculkan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki (self efficacy) ketika menghadapi kendala dalam menyusun skripsi. Ketika mahasiswa memiliki perasaan yakin akan kemampuan yang dimilikinya, mahasiswa akan mengerahkan segala usaha untuk menysun skripsinya dengan baik, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu (cepat).

Dengan kata lain, dukungan sosial yang diberikan orang-orang yang ada dilingkungan mahasiswa dapat memberikan energi positif bagi mahasiswa sehingga memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya untuk menyusun skripsi. Namun sebaliknya, ketika dukungan sosial yang diterima tidak memberikan rasa nyaman, tidak sesuai dengan kebutuhan, dan tidak dibantu maka dukungan sosial tersebut merupakan dukungan sosial yang terkategori rendah, sehingga dapat memunculkan perasaan tidak yakin akan kemampuan mahasiswa (self efficacy) untuk menghadapi kendala yang ada dalam menyusun skripsi.

Dengan memiliki dukungan sosial yang tinggi maka tentunya self efficacy

mahasiswa juga akan tingi. Karena dengan sefl efficacy yang tinggi tersebut maka mahasiswa akan memiliki keyakinan diri tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang harus dilakukannya. Self efficacy akan mempengaruhi bagaimana individu merasakan, berpikir, memotivasi diri sendiri sendiri, dan bertingkah laku. Artinya self efficacy akan mempengaruhi setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Anam, Ariyanto Choirul. 2007. Peran Dukungan Sosial dan Self Efficacy

Terhadap Motivasi Berprestasi pada Atlit Pencak Silat Tingkat SMA/K di Kota Yogyakarta. Skripsi. Yang didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan sosial dan self efficacy dengan motivasi berprestasi pada atlet pelajar tingkat SMA/K di kota Yogyakarta.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap self efficacy mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Selain dukungan sosial, masih terdapat beberapa faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya, diantaranya:

(7) Budaya; (2) Jenis kelamin; (3) Sifat dari tugas yang dihadapi ; (4) Insentif eksternal ; (5) Status atau peran individu dalam lingkungan; (6) ; Informasi tentang kemampuan diri.

Budaya mempengaruhi self efficacy melalui nilai (values), kepercayaan (belief). Dan proses pengaturan diri ( self-regulatory process) yang berfungsi

sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy.

Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap self efficacy. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita self efficacy lebih tinggi dalam mengelola perannya. Pada penelitian yang lainnya pada beberapa bidang pekerjaan tertentu pria memiliki self efficacy yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, begitu juga sebaliknya self efficacy wanita unggul dalam beberapa pekerjaan dibandingkan dengan pria.

Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu tersebut menilai kemampuannya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif yang diperolehnya. Bandura menyatakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan self efficacy adalah competent contingens incentive, yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang mereflesikan keberhasilan seseorang.

Individu akan memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga self efficacy yang dimilikinya juga tinggi. Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya juga rendah

Individu akan memiliki self efficacy tinggi, jika ia memperoleh informasi positif mengenai dirinya.

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan:

1. Sebagian besar jurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi dengan dukungan social termasuk dalam kategori tinggi.hal ini terklihat sebanyak 77,08% jurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 14,58% jurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang hanya 8,33% mahasiswa

2.

Sebagian besar mahasiswa dengan Self Efficacy yang termasuk dalam kategori tinggi, hal ini terlihat sebanyak 75,0% mahasiswajurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi termasuk dalam kategori tinggi dan sebanyak 25,00% mahasiswajurusan bimbingan dan kenseling Universitas Negeri Semarang yang sedang menyusun skripsi yang termasuk dalam kategori sedang

3.

Terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan self efficacy mahasiswa dalam menyusun skripsi, dengan r hitung sebesar 0,745 yang termasuk dalam kategori tinggi/ kuat.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan saran sebagai berikut: 5.2.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi diharapkan dapat memahami pentingnya rasa yakin akan kemampuan yang dimiliki dalam menyusun skripsi. Supaya dengan keyakinan akan kemampuan diri tersebut, mahasiswa bisa bertahan dan mengerahkan segala usaha dalam menjalani skripsi dalam situasi yang bervariasi, meskipun harus menghadapi kendala tugas yang sederhana sampai yang teramat sulit (rumit). Sehingga mahasiswa dapat mencapai kelulusan sesuai dengan target (goal). Mahasiswa juga diharapkan dapat memahami pentingnya dukungan sosial yang diterima dalam menyusun skripsi, sehingga dapat menjadi sumber dukungan sosial bagi teman-temannya yang lain yang sedang menyusun skripsi.

5.2.2 Bagi Dosen Pembimbing

Dosen pembimbing diharapkan dapat membuat jadwal bimbingan dan memiliki kedekatan atau relasi yang baik antara dosen pembimbing dan mahasiswa, agar fungsi dukungan sosial yang diberikan dosen pembimbing dapat berjalan dengan baik.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Untuk memaksimalkan keyakinan (self efficacy) mahasiswa dalam menyusun skripsi, diharapkan pihak institusi di Universitas Negeri Semarang dapat merancang program pendidikan seperti training atau pelatihan seperti pelatihan mengenai metode penyusunan skripsi, pelatihan khusus mengenai SPSS, atau recharge ESQ bersama bagi mahasiswa yang akan memulai menyusun skripsi.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menganjurkan untuk meneliti pengaruh variabel dukungan sosial dengan variabel lain, begitu juga self efficacy dengan variabel lain. Peneliti selanjutnya bisa meneliti kembali variabel-variabel tersebut dengan sampel berbeda sehingga penelitian akan lebih bervariasi.