• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

7. Korpus 7 Episode 4 Scene 2

a. Makna Denotasi

Scene ini diawali dengan gambar kubah masjid dengan latar belakang bintang-bintang. Adegan kemudian diikuti dengan gambar halaman masjid yang penuh dengan sandal, gambar ini menggunakan teknik pan. Visualisasi selanjutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang serentak mengatakan “waah, ramainya orang!” visualisasi ini menggunakan teknik medium shot. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang dipanggil oleh salah satu temannya yang bernama Fizi “Upin! Ipin!” gambar ini menggunakan teknik kamera medium shot dengan ditambah sedikit unsur deep focus. Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang saling memandang dan berkata “eh, Fizi dengan Ehsan pun ada!”, gambar ini menggunakan teknik medium long shot.

Visualisasi kemudian dilanjutkan dengan Upin yang terkejut melihat uang yang dibawa Ehsan sambil berkata “wah, banyaknya duit! kaya lah kau...” selanjutnya Ehsan menjawab “ha, itulah, aku satu hari puasa dapat seringgit” yang kemudian kembali ditanggapi oleh Upin “eh, apa sah kitapun tak dapat Ipin?” dan dijawab Ipin “ha a lah, dah lah kita puasa

commit to user

penuh!” saat itu juga Fizi kaget dan menanggapi “kau orang puasa penuh? Aku puasa setengah hari saja! Lapar dapat makan!” diikuti dengan reaksi Upin dan Ipin yang heran “bolehkah macam tu?” adegan-adegan tersebut menggunakan teknik medium shot. Visuallisasi berikutnya berupa gambar long shot keempat anak itu dan diisi dengan ucapan Fizi “ha, dah lah, ayo kita main!” kemudian diikuti gambar Upin “Ok, ta li la dulu..”. adegan berikutnya berupa close up tangan dari keempat anak tersebut diiringi dengan offscreen sound mereka “lat ta li lat, ta li tam..”. Selanjutnya diikuti gambar Upin dan Ipin yang sedang mengangkat tangannya diiringi dengan offscreen sound Kak Ros “Ehem..” yang dilanjutkan dengan gambar Kak Ros dengan ekspresi marah dan mengangkat tangannya diiringi dengan suara Upin dan Ipin “Plom..” adegan ini menggunakan teknik kamera point of view. Scene ini ditutup dengan suara “plak!” dalam black frame.

b. Makna Konotasi

Scene ini diawali dengan gambar kubah masjid dengan latar belakang bintang-bintang untuk menandakan bahwa scene ini menggunakan setting malam hari. Setting dapat memberikan informasi waktu, era atau musim sesuai konteks naratifnya (Pratista, 2008: hal 67). Adegan kemudian diikuti dengan gambar halaman masjid yang penuh dengan sandal, gambar ini menggunakan teknik pan untuk memperlihatkan banyaknya jumlah

commit to user

sandal yang ada. Pan adalah pergerakan kamera secara horisontal (kanan dan kiri) dengan posisi kamera statis (Pratista, 2008: 109).

Visualisasi selanjutnya berupa gambar Upin dan Ipin yang serentak mengatakan “waah, ramainya orang!” visualisasi ini menggunakan teknik medium shot. Scene ini dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang dipanggil oleh salah satu temannya yang bernama Fizi “Upin! Ipin!” gambar ini menggunakan teknik kamera medium shot dengan ditambah sedikit unsur deep focus. Medium shot memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame (Pratista, 2008: 105). Sedangkan teknik deep focus menampilkan gambar yang ketajamannya sama dari latar depan hingga latar belakang (Pratista, 2008: 97). Teknik ini digunakan untuk memperlihatkan dengan jelas bahwa di latar belakang terdapat Ehsan dan Fizi yang memanggil Upin dan Ipin.

Adegan dilanjutkan dengan gambar Upin dan Ipin yang terkehut ketika Fizi dan Ehsan menceritakan tentang puasa yang dilakukannya sehingga mereka mendapatkan uang sebagai imbalannya. adegan-adegan tersebut menggunakan teknik medium shot. Terkejut dipicu oleh kejadian yang tak-terduga maupun oleh apa yang mungkin bisa disebut sebagai “salah-diduga” (Ekman, 2009: 64). Adegan-adegan dalam scene ini dominan menggunakan medium shot dikarenakan dengan medium shot gestur serta ekspresi wajah mulai tampak sehingga ekspresi-ekspresi yang ada dalam adegan ini akan lebih tampak jelas. Pada jarak ini memperlihatkan tubuh

commit to user

manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak (Pratista, 2008: 105).

Visuallisasi berikutnya berupa adegan dimana Upin dan Ipin mulai bermain dengan teman-temannya sehingga melupakan janji mereka kepada Kak Ros untuk tidak membuat gaduh di masjid. Pada akhirnya Upin dan Ipin mendapatkan hukuman dari Kak Ros namun tidak ditampilkan secara langsung dan diganti dengan black screen karena mengandung unsur kekerasan yang tidak layak untuk ditonton anak-anak. Penggunaaan black screen dan noise (efek suara) yang benar tetap menyampaikan pesan tanpa mengurangi isi yang akan disampaikan tentang hukuman yang diberikan Kak Ros kepada Upin dan Ipin. Efek suara juga mampu memanipulasi sebuah aksi atau obyek (Pratista, 2008:157).

Pada adegan-adegan akhir di scene ini digambarkan bagaimana contoh ke-tidak disiplinan yang dilakukan oleh Upin dan Ipin mendapatkan hukuman dari Kak Ros. Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya serta dikerjakan dengan penuh kesadaran, ketekunan, tanpa paksaan dari siapapun atau ikhlas (Zuriah, 2007: 83). Berdisiplin merupakan salah satu unsur sikap budi pekerti yang baik.

Dalam scene ini, pembelajaran yang dialami oleh Upin dan Ipin termsuk dalam tipe pembelajaran kebiasaan. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan-kebiasaan, selain menggunakan perintah

commit to user

suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang waktu (kontekstual) (Dalyono, 2009: 227).