• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

B. Kredit Modal Kerja

Menurut Rivai (2013:12) kredit modal kerja adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain. Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut, dan diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya. Uang yang masuk yang bersumber dari hasil penjualan barang, yang kemudian akan dikeluarkan kembali guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya, dengan kata lain uang atau dana tersebut akan berputar secara terus menerus setiap periode sepanjang hidupnya perusahaan.

Menurut para ahli lain pengertian modal kerja, antara lain:

1. Menurut Jumingan (2006 : 66) terdapat dua definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni sebagai berikut:

a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.

b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan.

2. Menurut Munawir (2007 : 114) terdapat tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan, yaitu:

a. Konsep Kuantitatif, konsep ini menitik beratkan kepada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.

Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar.

b. Konsep Kualitatif, konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek, yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.

c. Konsep Fungsional, konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada sebagian besar dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

3. Menurut Kasmir (2008:250) modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

Jenis-jenis Kredit Modal Kerja

Menurut Rivai (2013:15) jenis-jenis kredit modal kerja terdiri dari sebagai berikut :

1. Kredit modal kerja ekspor

KMK (kredit modal kerja) ekspor adalah kredit modal kerja untuk membiayai hal-hal berikut.

a. Pre shipment financing, yaitu untuk membiayai :

1) Kegiatan dalam mengumpulkan barang-barang ekspor hingga dikapalkan untuk dieskpor, atau juga disebut sebagai pembiayaan pengumpulan barang-barang ekspor termasuk pengolahan, pergudangan, dan pengapalan;

2) produksi barang yang dimaksudkan untuk dieskpor maupun pembelian/impor bahan yang akan diproduksi menjadi barang untuk diekspor;

3) kegiatan produksi tertentu yang selama ini memasarkan produksinya di dalam negeri, tetapi sekarang mendapat pesanan.

b. Post shipment financing, yaitu kredit untuk membiayai kebutuhan selama masa tenggang antara setelah barang dimuat dikapal dengan akseptasi wesel berjangka atau dibayarnya wesel tunai di luar negeri.

Berdasarkan cara pembayaran ekspor yang berlaku di dalam perdagangan internasional, pemberian kredit ekspor ini adalah dengan cara :

1) Pembayaran di muka (advance payment).

2) Ekspor dengan L/C (letter of credit), yang dibedakan atas : a) Irrevocable banker’s L/C-Sight L/C.

b) Irrevocable banker’s L/C-Usance L/C.

3) Ekspor dengan wesel inkaso (collection draft).

2. KMK Perdagangan Dalam Negeri

a) KMK perdagangan dalam negeri adalah kredit modal kerja yang diberikan kepada pengusaha yang bergerak dibidang perdagangan dalam negeri yang telah memiliki izin usaha perdagangan.

Sementara itu, yang dimaksud dengan perdagangan dalam negeri adalah membeli dan menjual barang-barang untuk dan dari daerah pabean Indonesia.

b) Perdagangan dalam negeri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1) distribusi sembilan bahan pokok;

2) perdagangan umum.

3. KMK Industri

KMK industri merupakan kredit modal kerja yang diberikan pada pengusaha-pengusaha industri. Industri adalah usaha untuk menambah nilai guna sesuatu barang dengan melakukan pengubahan bentuk processing dalam industri meliputi :

a) bentuk setengah manufacturing, yang berarti menghasilkan barang yang belum siap pakai oleh konsumen, tetapi dapat dipakai sebagai bahan baku indusrti lain;

b) bentuk manufacturing, yaitu menghasilkan barang jadi yang berarti menghasilkan barang yang siap pakai;

c) bentuk perakitan.

4. KMK Perkebunan, kehutanan, peternakan, dan pertanian.

Pembiayaan pemeliharaan tanaman menghasilkan dan panen, pengolahan dan penanaman serta pemeliharaan tanaman sampai panen (untuk tanaman musiman) dan biaya pengolahan di pabrik sampai barang tersebut siap untuk di jual; pembiayaan mengumpulkan, mengolah hasil hutan sampai barang tersebut siap untuk di jual. Pembiayaan pembelian bibit, biaya pemeliharaan termasuk upah tenaga kerja, dan biaya penjualan.

5. KMK Prasarana/Jasa-jasa

KMK prasarana/jasa-jasa adalah kredit modal kerja usaha-usaha prasarana yang meliputi :

a) pengangkutan darat;

b) pengangkutan laut;

c) pengangkutan udara;

d) kontraktor/pemborong bangunan dan leveransir, usaha-usaha yang bergerak di bidang jasa pemborong bangunan-bangunan;

e) biro perjalanan;

f) hotel;

g) proyek pasar/shopping center;

h) ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) dan jasa lainnya;

i) real estate (lebih merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik meliputi tanah bersama-sama segala sesuatu yang didirikan atau yang ada di atas maupun di bawah tanah).

C. KREDIT BERMASALAH

Dokumen terkait