• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITERIA MASALAH PENELITIAN YANG BAIK

Dalam dokumen Isi diluar tanggung jawab penerbit (Halaman 112-117)

MASALAH PENELITIAN

F. KRITERIA MASALAH PENELITIAN YANG BAIK

Ada beberapa ciri-ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi (content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masa-lah yang temasa-lah terpilih. Kriteria masamasa-lah yang baik, menurut Moh.

Nasir (2011: 134) adalah sebagai berikut.

1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.

2. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas.

3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si pene-liti.

Masalah harus mempunyai nilai penelitian. Masalah untuk su-atu penelitian tidaklah dipilih seadanya saja. Masalah harus mem-punyai isi yang memmem-punyai nilai penelitian, yaitu memmem-punyai ke-gunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Da-lam memilih masalah, maka masalah akan mempunyai nilai pene-litian jika hal-hal berikut diperhatikan.

a. Masalah harus mempunyai keaslian

Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Hindarkan masalah yang sudah banyak sekali dirumuskan orang dan sifatnya sudah usang. Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah dan janganlah berisi hal-hal yang sepele untuk dijadikan suatu masalah yang akan dipilih untuk penelitian. Tentu sangat menggelikan jika masalah yang dipilih adalah Apakah warna baju kesaya-ngan Ir. Abdur Rahman? Masalah yang diformulasikan terse-but tidak signifikan sama sekali. Dari itu, satu syarat dari ma-salah yang dilpilih adalah mama-salah harus mengenai poerta-nyaan-pertanyaan yang signifikan, dimana hal tersebut ku-rang memperoleh perhatian di masa lampau. Jika hal-hal yang lama yang ingin dibuat menjadi maslah ilmiah, maka ini dapat diperkenankan jika hal tersebut ingin dihubungkan dengan teknik atau percobaan atau teori baru, sehingga

to-pik-topik lama menjadi lebih dihargai.

b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan

Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variabel. Sebagai konsekwensi dari hal di atas, maka ru-musan masalah akan merupakan pertanyaan seperti: Apakah X berhubungan dengan Y? Bagaimana X dan Y berhubungan dengan C? Bagaimana A berhubungan dengan B di bawah kondisi C dan D? Masalah yang lebih nyata, misalnya: Apakah konflik menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Ma-salah harus padat, definitif dan dapat dinyatakan dalam bebe-rapa hipotesa alternatif. Masalah dapat saja mengenai hubu-ngan fenomena-fenomena alam, atau lebih khas lagi, menge-nai kondisi-kondisi yang mengontrol fakta-fakta yang diama-ti. Selanjutnya, pemecahan masalah tersebut dapat dipergu-nakan sebagai dasar untuk mengetahui dan mengontrol feno-mena-fenomena yang sedang diteliti.

c. Masalah harus merupakan hal yang penting

Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai, baik da-lam bidang ilmunya sendiri maupun dada-lam bidang aplikasi untuk penelitian terapan. Dalam memilih masalah tidak ha-nya untuk tujuan ilmiah saja, tetapi juga hal-hal yang mempu-nyai adaptasi hasil untuk fenomena-fenomena sosial.

Masalah harus ditujukan lebih utama untuk memperoleh fak-ta serfak-ta kesimpulan dalam suatu bidang tertentu. Pemecahan masalah tersebut seyogyanya dapat diterbitkan oleh jurnal il-mu pengetahuan dan digunakan sebagai referensi dalam bu-ku-buku teks.

d. Masalah harus dapat diuji

Masalah harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasi-litas yang ada. Sekurang-kurangnya masalah yang dipilih harus sebaik mungkin sehingga memberikan im-plikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris. Suatu

masalah yang tidak berisi implikasi untuk diuji hu-bungan-hubungan yang diformulasikan, bukanlah suatu masalah ilmi-ah. Hal yang terakhir ini memberikan implikasi bahwa bukan saja hubungan-hubungan harus dinyatakan secara jelas, teta-pi juga harus mengandung pengertian bahwa hubungan-hu-bungan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-variabel yang dapat diukur.

e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membi-ngungkan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya, daripada me-ngatakan masalahnya adalah ….. maka nyatakan masalah itu dalam bentuk pertanyaan. Tetapi perlu diingat bahwa bukan semua pertanyaan walaupun begitu menarik merupakan ma-salah atau pertanyaan ilmiah, karena mama-salah tersebut tidak dapat diuji. Misalnya pertanyaan: Bagaimana kita tahu? atau-pun pertanyaan apakah pendidikan memperbaiki pengajaran anak-anak? Masalah tersebut sangat menarik, tetapi tidak dapat dipakai untuk suatu pengujian.

Masalah harus mempunyai fisibilitas. Masalah yang dipilih ha-rus mempunyai fisibilitas, yaitu, masalah tersebut dapat dipecah-kan. Konsekwensinya adalah sebagai berikut.

a. Data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.

b. Biaya untuk memecahkan masalah secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan.

c. Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar.

d. Biaya dan hasil harus seimbang.

e. Administrasi dan sponsor harus kuat.

f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.

Data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk memecah-kannya dan harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data un-tuk menunjang masalah harus pula mempunyai kebenaran yang

standar dan dapat diterangkan. Misalnya, jika masalah yang kita pilih berkenaan dengan jatuhnya kerajaan Romawi, maka masalah tersebut sukar dipecahkan karena kompleksnya masalah, dan ter-dapat kakaburan data tentang jatuhnya kerajaan Romawi. Contoh lain, karena terbatasnya data mengenai konsumsi beras serta pen-dapatan di Aceh, maka tidak mungkin melihat apakah terdapat pe-rubahan terhadap marginal propensity to consume dari beras di Aceh sejak tahun 1961 sampai dengn tahun 1980. Karena keterba-tasan ilmu seorang sarjana, maka relatif sukar menentukan berapa besar pengaruh adanya 7 industri besar terhadap under-imploy-ment di Aceh, karena metode mgnukur pengaruh serta mengukur under-imployment belum dipelajari oleh peneliti lulusan S-1.

Biaya untuk memecahkan masalah secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan. Biaya untuk memecahkan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih masalah. Biaya pemecahan ma-salah harus seimbang dengan hasil yang diperolehnya. Jika peme-cahan masalah berada di luar jangkauan biaya, maka masalah yang dipilih tersebut tidak fisibel sama sekali. Mencocok-kan masalah penelitian dengan biaya merupakan seni serrta ketrampilan pene-liti. Yang lebih penting lagi jangan sekali-kali masalah yang dipilih hanya dikaitkan dengan kepentingan pribadi semata-mata.

Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar. Masalah fi-sibilitas dalam memilih masalah penelitian harus benar-benar di-perhatikan oleh peneliti. Termasuk dalam hal ini adalah persoalan waktu yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah. Mi-salnya, dalam Skripsi S-1 dari mahasiswa Fakultas Pertanian sebu-ah Universitas, yang harus menyelesaikan studinya selama 4 tsebu-ahun dengan waktu 1 tahun untuk penelitian tidak mungkin memilih masalah: apakah pemuliaan kelapa dengan perkawinan silang akan menambah hasil per hektar? Karena hal ini membutuhkan a) pem-biayaan yang cukup besar, b) waktu yang relatif cukup lama, c) sponsor tidak ada, dan kemampuan fakultas yang masih lemah,

dan d) equipment untuk itu belum dimiliki fakultas.

Administrasi dan sponsor harus kuat. Masalah yang dipilih ha-rus mempunyai sponsor dan administrasi yang kuat. Lebih-lebih bagi penelitian mahasiswa, maka masalah penelitian yang dipilih harus didukung oleh advisor, pembimbing, atau seorang tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya. Dalam penelitian-penelitian besar, masalah yang dipilih harus didukung oleh spsonsor yang kuat.

Tidak bertentangan dengan hukum dan adat. Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dangan adat istiadat, hukum yang berlaku, maupun kebiasaan. Masalah penelitian yang baik adalah masalah yang tidak akan menimbulkan kebencian orang lain. Jan-gan memilih masalah yang dapat menimbulkan pertentanJan-gan fisik maupun ideologi. Karenannya masalah yang akan menimbulkan kesulitan, pertentangan, secara individu maupun kelompok harus dihindari demi kesinambungan profesionalisme dalam penelitian.

Masalah harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti. Masalah yang dipilih selain mempunyai nilai ilmiah dan fisibel, juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Dalam hal ini masalah yang dipi-lih sekurang-kurangnya: a) menarik bagi si peneliti, dan b) cocok dengan kualifikasi keilmuan si peneliti.

Menarik bagi si peneliti. Masalah yang dipilih harus menarik bagi si peneliti sendiri dan cocok dengan bidang kemampuannya.

Seorang ahli pertanian, haruslah memilih masalah yang berkaitan dengan pertanian. Tidaklah wajar, misalnya, seorang sarjana per-tanian memilih masalah penelitiannya: Apakah faktor-faktor pe-nyebab lumpuh pada anak-anak? ataupun seorang sarjana hukum memilih masalah Apakah terdapat pengaruh pemangkasan kopi terhadap frekwensi berbuah? Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan peneliti dan memberi harapan kepadanya untuk menemukan jawaban atau masalah lain yang lebih penting dan le-bih menarik.

Cocok dengan kualifikasi keilmuan si peneliti. Masalah yang dilipih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti sendiri. Sukar mu-dahnya masalah yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan kadar keilmuan yang dimiliki peneliti. Sudah terang, seorang peneliti yang mempunyai derajat ilmiah doktor akan memilih masalah pe-nelitian yang berbeda dengan seorang insinyur atau sarjana hu-kum. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan derajat daya nalar, sensitivitas terhadap data, serta kemampuan dalam menghasilkan originalitas.

Dalam dokumen Isi diluar tanggung jawab penerbit (Halaman 112-117)