• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUMUSAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Dalam dokumen Isi diluar tanggung jawab penerbit (Halaman 141-148)

HIPOTESIS PENELITIAN

G. PERUMUSAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Rumusan hipotesis hendaknya dinyatakan dalam bentuk per-nyataan yang deklaratif. Perper-nyataan deklaratif dimaksud adalah pernyataan yang dapat menyatakan arah hubungan di antara va-riabel-variabel yang dimasalahkan keterhubungannya (Sanapiah Faisal, 1995:102). Contoh: Para petani yang pendidikannya lebih

tinggi akan lebih cepat mengadopsi inovasi di bidang pertanian di-bandingkan dengan petani yang pendidikannya lebih rendah, atau Semakin tinggi pendidikan petani, akan semakin cepat mengadopsi inovasi di bidang pertanian. Pernyataan deklaratif dalam rumusan suatu hipotesis penelitian juga dapat dilakukan dengan tidak me-nyatakan arah hubungan. Contoh: Ada perbedaan tingkat kecepa-tan mengadopsi inovasi perkecepa-tanian antara pekecepa-tani yang lebih tinggi tingkat pendidikannya dengan petani yang lebih rendah tingkat pendidikannya. Kedua rumusan hipotesis tersebut pada dasarnya menunjukkan bagaimana kesimpulan hasil penelitian yang diha-rapkan; dan hal tersebut mempunyai implikasi terhadap besarnya harga kritik yang dituntut untuk dapat menerima hipotesis peneli-tian.

Umumnya, peneliti merumuskan hipotesis penelitiannya da-lam bentuk hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Selanjut-nya dalam pengujian statistik, peneliti menggunakan hipotesis ni-hil (Ho). Secara statistik, memang Ho inilah yang perlu diuji be-nar/salahnya, diterima/tidaknya. Sebab kalau Ho ini ditolak (ter-bukti salah), ia menunjukkan suatu pem(ter-buktian yang sangat kuat bahwa Ha yang disangkal oleh Ho adalah benar. Sama dengan logi-ka pembuktian kejahatan yang menggunalogi-kan azas praduga tak bersalah. Kalau praduga tak bersalah (sangkalan bersalah) terbuk-ti keliru atau terbuk-tidak benar, maka kesimpulan bersalahnya untuk se-orang penjahat akan sangat kuat.

Sesudah hipotesis dirumuskan dan dievaluasi menurut krite-ria yang ditetapkan, hipotesis tersebut diuji secara empiris. Hipo-tesis tersebut harus lulus tes empiris dan tes logika. Gagasan ter-baik, pendapat para ahli, dan deduksi pun kadang-kadang bisa me-nyesatkan. Pada akhirnya, menurut pendapat Donald Ary, dkk.

(1982: 133), semuanya harus dikembalikan pada hasil akhir pe-ngujian hipotesis melalui pengumpulan data yang teliti.

Pengujian hipotesis secara kuantitatif dapat dilakukan

mela-lui analisa data secara statistika. Untuk itu hipotesis harus diru-muskan dalam bentuk Ho dan Ha. Menurut Hadari Nawawi (1991:

162), dalam analisa data hasil perhitungan statistika yang signifi-kan mengharussignifi-kan Ha diterima dan sebaliknya Ho ditolak.

Untuk keperluan pengujian Ha dan Ho, Suharsimi Arikunto (1992: 69) menggambarkan penerapan pengujian tersebut pada sebuah populasi berdistribusi normal. Dengan asumsi bahwa po-pulasi tergambar dalam kurva normal, maka jika ditentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan dua ekor, maka akan terda-pat dua daerah kritrik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva, masing-masing 2,5%.

Perumusan hipotesis alternatif harus mengandung dugaan yang rasional, karena dikembangkan dari Ho yang pada dasarnya dirumuskan sekedar menunjukkan bahwa tidak terdapat perbe-daan antara satu variabel dengan variabel yang lain dalam suatu masalah. Dalam permusan Ho belum nampak usaha menerangkan apa sebabnya sesuatu itu demikian atau mengapa demikian seba-gai pembuktian dari kebenarannya. Misalnya, dalam suatu peru-musan Ho dinyatakan bahwa Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara variabel T 1 dan variabel T 2 terhadap kondisi K. Bilamana hipotesis itu diterima berarti harus diakui bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh antara variabel T 1 dan variabel T 2 terhadap kondisi K. Dengan kata lain pengaruh keduanya sama, atau kondisi K tidak disebabkan oleh dua variabel yang berbeda, atau bahkan dapat dikatakan juga bahwa antara kedua variabel itu karena tidak berbeda, sebenarnya hanya ada satu variabel yang berpengaruh pada kondisi K. Sebaliknya bilamana hipotesis itu ditolak berarti harus diakui bahwa kedua variabel itu berbeda pengaruhnya satu dengan yang lain terhadap kondisi K. Dari pengujian itu belum di-nyatakan apa sebabnya atau mengapa kedua variabel itu berbeda atau tidak berbeda antrar satu dengan yang lain.

H. RANGKUMAN

Dari uraian di atas jelas bahwa pengujian hipotesis nol hanya akan menghasilkan sesuatu bilamana hipotesis nol itu ditolak. O-leh karena itu dikatakan bahwa hipotesis nol pada dasarnya diuji untuk ditolak. Sebenarnya hipotesis nihil ini belum mneyatakan secara tegas variabel yang mana di antara dua variabel atau lebih yang lebih efektif atau lebih kuat pengaruhnya. Hal ini akan diketa-hui dengan pengujian statistika menggunakan rumus sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE).

Banyak pakar mengemukakan tentang pengertian hipotesis.

Mereka antara lain Consuelo G. Sevilla, dkk. (1993:13), Ibnu Had-jar (1996:61), Hadari Nawawi (1991:161), dan Suharsimi Arikun-to (1992:63).Dari pendapat mereka dapat disimpulkan bahwa hi-potesis adalah dugaan sementara yang dinyatakan secara spesifik dan perlu diuji kebenarannya, sebagai prediksi atas langkah-lang-kah pemecahan masalah yang telah ditetapkan. Dikatakan dugaan sementara, karena fakta atau kenyataan di lapangan mungkin mendukung atau membenarkannya, atau sebaliknya tidak mem-benarkan. Spesifik, artinya dugaan tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat yang bermakna tunggal.

Pada umumnya, hipotesis dirumuskan untuk menggambar-kan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel penyebab dan variabel akibat. Namun demikian ada hipotesis yang menggambar-kan perbandingan satu variabel dari dua sampel, misalnya mem-bandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai dan pen-duduk pegunungan terhadap gelombang laut.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yai-tu

a. Hipotesis kerja, atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha.

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara varia-bel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

b. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol

sering juga disebut hipotesis statistis, karena biasanya dipa-kai dalam penelitian yang bersifat statistis, yaitu diuji dengan perhitungan statistis. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Bagaimana Hipotesis yang baik? Banyak Para pakar peneli-tian yang mengungkap tentang kriteria atau ciri-ciri jipotesis yang baik. Mereka itu antara lain adalah Consuelo G. Sevilla, dkk. (1993:

13), Ary, Donald, dkk.(1982: 126), Sanafiah Faisal (1995: 103), dan Ibnu Hadjar (1996: 65). Dari keempat pendapat pakar tersebut, da pat disimpulkan bahwa kriteria atau ciri-ciri hipotesis yang baik adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis masuk akal (reasonable).

b. Hipotesis menjelaskan hubungan antar variabel-variabel.

c. Hipotesis dapat diuji.

d. Hipotesis mempunyai daya penjelas/eksplanasi yang ra-sional.

e. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang su-dah ada.

f. Hipotesis dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Penentuan hipotesis sebelum dilakukan penelitian akan membantu peneliti untuk menentukan fakta apa yang perlu dicari, prosedur serta metode apa yang sesuai untuk digunakan, serta ba-gaimana mengorganisasikan hasil serta penemuan. Semua terkait erat dengan fungsi hipotesis dalam penelitian.

Dari pendapat para pakar seperti Ibnu Hadjar (1996:62), Consuelo G. Sevilla, dkk. (1993:15), dan Donald Ary, dkk. (1982:

121) tentang fungsi hipotesis, dapat dirangkum sebagai berikut.

a. Hipotesis sebagai alat untuk menyatakan asumsi.

b. Hipotesis sebagai alat untuk menyajikan penjelasan (explana-tion).

c. Hipotesis sebagai pegangan dalam menentukan fakta-fakta

yang relevan.

d. Hipotesis sebagai pegangan dalam menentukan desain pene-litian.

e. Hipotesis sebagai kerangka kerja kesimpulan.

f. Hipotesis sebagai sumber untuk memformulasikan hipotesis baru.

g. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

h. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpu-lan penyelidikan.

I. LATIHAN

1. Deskripsikan pengertian hipotesis penelitian.

2. Deskripsikan jenis-jenis hipotesis penelitian.

3. Deskripsikan pengertian hipotesa kerja.

4. Deskripsikan pengertian hipotesa nihil.

5. Deskripsikan kriteria hipotesis penelitian yang baik.

6. Analisislah kriteria hipotesis masuk akal (reasonable).

7. Analisislah kriteria hipotesis menjelaskan hubungan antar variabel-variabel.

8. Analisislah kriteria hipotesis dapat diuji.

9. Analisislah kriteria hipotesis yang mempunyai daya penje-las atau eksplanasi yang rasional.

10.Analisislah kriteria hipotesis yang konsisten dengan pen-getahuan yang sudah ada.

11.Analisislah kriteria hipotesis yang dinyatakan seseder-hana dan seringkas mungkin.

12.Deskripsikan fungsi hipotesis penelitian.

13.Analisislah fungsi hipotesis sebagai alat untuk menyata-kan asumsi.

14.Analisislah fungsi hipotesis sebagai alat untuk menyajikan penjelasan (explanation).

15.Analisislah fungsi hipotesis sebagai pegangan dalam

me-nentukan fakta-fakta yang relevan.

16.Analisislah fungsi hipotesis sebagai pegangan dalam me-nentukan desain penelitian.

17.Analisislah fungsi hipotesis sebagai kerangka kerja kesim-pulan.

18.Analisislah fungsi hipotesis sebagai sumber untuk mem-formulasikan hipotesis baru.

19.Analisislah fungsi hipotesis memberikan arah kepada pe-nelitian.

20.Analisislah fungsi hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

21.Deskripsikan perumusan hipotesis penelitian.

22.Lakukan atau praktekkan pengujian terhadap hipotesis penelitian.

BAB 7

Dalam dokumen Isi diluar tanggung jawab penerbit (Halaman 141-148)