• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Bab ini adalah bagian penutup yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian skripsi ini dan saran penulis terhadap penelitian yang

KERANGKA TEORI KODE ETIK

B. Kualifikasi Pelanggaran dan Sanksi Kode Etik

Terkait penyelidikan dan verifikasi yang telah dilakukan, dalam Periode 2004-2019, MKD telah memberikan sanksi berupa teguran tertulis maupun lisan, sampai pemberhentian sebagai anggota baik melalui pemanggilan

56

langsung oleh MKD ataupun melalui Pimpinan Fraksi dari anggota yang melanggar Tata Tertib dan Kode Etik DPR, antara lain:14

Tabel 4.5 Rekapitulasi Sanksi Mahkamah Kehormatan DPR RI15

Jenis/Nama Perkara Jenis Pelanggaran Jenis Sanksi

Perkara dugaan pelanggaran pada peristiwa kericuhan Rapat Paripurna

Ringan Teguran Tertulis

Perkara dugaan percaloan dana bencana alam

Ringan Teguran Lisan

Perkara dugaan kunjungan kerja teknis luar negeri ke Mesir

Ringan Teguran Lisan

Perkara dugaan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Kepala BIN

Ringan Teguran Lisan

Perkara dugaan pemukulan Ringan Teguran Lisan Perkara dugaan pemerasan Ringan Teguran Tertulis Perkara sewa-menyewa rumah

dinas di Kalibata

Ringan Teguran Tertulis

Perkara Uang Pansus RUU tentang Pemerintahan Aceh

Ringan Teguran Tertulis

Pelecehan dan pencemaran nama baik Presiden RI

Berat Diberhentikan dari Pimpinan DPR Penelantaran rumah tangga Ringan Teguran Tertulis Intervensi terhadap proses

hukum

Ringan Teguran Tertulis

Kasus percaloan Pemondokan Haji dan Katering

Berat Diberhentikan

sebagai anggota DPR

14

Sekretariat Jenderal DPR RI, Laporan Lima Tahun DPR RI 2004-2009: Mengemban Amanat dan Aspirasi Rakyat, (Jakarta: Sekretariat Jenderal DPR RI, 2009), h. 132

15

Foto asusila anggota DPR yang tersebar di media massa dan pelanggaran terhadap tatib

Berat Pemberhentian

sebagai anggota DPR

Dugaan pelanggaran Tata Tertib dan Kode Etik DPR dan

gratifikasi dalam penyelenggaraan haji Tidak terbukti melakukan pelanggaran etik Rehabilitasi

Penyelewengan dana block

grant dari Direktorat dan

Pembinaan dan Pendidikan Luar Biasa

Sedang Pemindahan

keanggotaan di AKD

Tindakan pendzaliman Sedang Pemindahan

keanggotaan di AKD

Dugaan melanggar Tata Tertib dan Kode Etik

Tidak terbukti melakukan pelanggaran etik

Rehabilitasi

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan

melanggar perjanjian kerjasama dalam pembangun gudang pupuk PT Bangkitgiat Usaha Mandiri

Tidak terbukti melakukan pelanggaran etik

Rehabilitasi

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan penggunaan gelar dan ijazah Palsu

Tidak terbukti melakukan pelanggaran etik

Rehabilitasi

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan merokok di ruang rapat

Ringan Teguran lisan

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan penipuan dana BSM sebagai kompensasi kenaikan BBM bersubsidi Tidak terbukti melakukan pelanggaran etik Rehabilitasi

58

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan

perbuatan melawan hukum dan menguntungkan diri sendiri dalam urusan kepailitan PT Indonesia Antique Tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik Rehabilitasi

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan telah menelantarkan isteri

Ringan Teguran lisan

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan belum membayarkan jahitan sebesar Rp. 7 juta Tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik Rehabilitasi

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Teradu terhadap Pegadu, dalam hal pemberhentian pengadu sebagai staf administrasi tanpa alasan dan informasi yang jelas dan dugaan penggunaan gelar Doktor palsu pada kartu nama anggota DPR RI

Ringan Teguran tertulis

Permintaan izin tertulis pemanggilan dari Polda Kalimantan Barat atas dugaan tindak pidana penyimpangan dana Bantuan KONI Provinsi Kalimantan Barat Diberikan izin untuk pemanggilan karena sudah melewati batas waktu 30 hari

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan penyalahgunaan wewenang sebagai anggota dewan berupa penggunaan Kop Surat Sebagai Anggota DPR untuk berurusan dengan Kepolisian Republik Indonesia dalam urusan pribadinya

Sedang Pemindahan alat kelengkapan dewan

Perkara dugaan pelanggaran kode etik terkait dugaan penghinaan kepada agama lain (Agama Islam). Menyinggung atau menghina agama lain. Menebarkan api permusuhan antar umat beragama. Menekan pihak kejaksanaan untuk menghukum lawan politik. Balas dendam terhadap lawan politik.

Ringan Teguran Tertulis

Perkara tanpa pengaduan pelanggaran kode etik dugaan pemukulan terhadap anggota di salah satu ruang komisi VII DPR tanggal 8 April 2015

Berat Pemberhentian

sementara

(skorsing 3 bulan)

Perkara tanpa pengaduan pelanggaran kode etik

penganiayaan terhadap pekerja rumah tangga

Berat Pemberhentian

sebagai anggota

Perkara tanpa pengaduan dugaan pelanggaran kode etik dugaan mengucapkan perkataan yang tidak layak pada saat RPD dengan Polri tanggal 20 April 2016

Ringan Teguran Tertulis

Berdasarkan data di atas, terkait dengan kualifikasi jenis pelanggaran dan sanksi disesuaikan atas pelanggaran yang terjadi dan bukti-bukti sebelum persidangan sampai adanya putusan. Penentuan penetapan penjatuhan sanksi saat persidangan juga didasarkan atas kepastian hukum, keyakinan hakim, dan bukti-bukti terkait dugaan pelanggaran baik itu melalui perkara pengaduan atau

60

perkara tanpa pengaduan yang telah dibahas dalam Rapat MKD dan sidang MKD dalam memutus adanya pelanggaran.

Dikatakan jenis pelanggaran ringan apabila penjatuhan sanksi berupa teguran tertulis dan teguran lisan, sedangkan penjatuhan sanksi berupa pemindahan alat kelengkapan merupakan jenis pelanggaran yang bersifat sedang, pada jenis pelanggaran yang bersifat berat maka penjatuhan sanksinya adalah diberhentikan dari pimpinan DPR, pimpinan AKD, atau pemberhentian tetap sebagai anggota DPR. Terkait rehabilitasi sesuai Pasal 22 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kode Etik bahwa anggota yang tidak terbukti brsalah melanggar kode etik maka putusan MKD memberikan rehabilitasi untuk pemulihan nama baik anggota.

Perkara dugaan atau jenis Perkara Pengaduan yang dihasilkan dari adanya dugaan pelanggaran terhadap anggota yang melakukan pelanggaran dan diadukan oleh masyarakat, anggota DPR, maupun instansi kepada Sekretariat MKD untuk ditindaklanjuti. Sedangkan jenis Perkara Tanpa Pengaduan termasuk salah satu upaya yang dilakukan oleh MKD dalam meyelesaikan suatu perkara etik didapatkan dari hasil verifikasi alat kelangkapan MKD seperti bagian Sekretariat dan Tenaga Ahli MKD, secara langsung atau tidak langsung misalnya melalui pemantauan MKD, anggota, dan Pimpinan DPR.

C.Analisis Peran Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat RI