• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Kualitas Hasil Pembelajaran

Pada penelitian ini kualitas hasil dari pembelajaran yang diukur adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Tujuan dari penilaian prestasi belajar yakni untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dapat diperoleh dari nilai kognitif berupa nilai siswa dalam mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 15 soal. Soal evaluasi dengan 15 soal objektif dikerjakan siswa pada pertemuan ketiga selama 20 menit. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS untuk kelas V SD K Kintelan Yogyakarta adalah 70. Dengan demikian, peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata pelajaran IPS. Adapun hasil nilai siswa dalam proses pembelajaran yang berupa nilai kognitif dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.11 Hasil Prestasi Belajar IPS Siswa

No. Nama KKM Nilai Keterangan 1 IAH 70 53,3 Tidak Mencapai KKM

2 LKH 70 93,3 Mencapai KKM

3 ANK 70 80,0 Mencapai KKM

4 VMAP 70 86,6 Mencapai KKM

No. Nama KKM Nilai Keterangan 6 ADSN 70 100,0 Mencapai KKM 7 SPS 70 86,6 Mencapai KKM 8 MY 70 86,6 Mencapai KKM 9 ASA 70 73,3 Mencapai KKM 10 DEP 70 80,0 Mencapai KKM 11 VHJ 70 73,3 Mencapai KKM 12 BPD 70 73,3 Mencapai KKM 13 AYHS 70 80,0 Mencapai KKM

14 ODPP 70 46,6 Tidak Mencapai KKM

15 TG 70 93,3 Mencapai KKM

16 FESD 70 73,3 Mencapai KKM

17 HWA 70 60,0 Tidak Mencapai KKM

18 FKNR 70 80,0 Mencapai KKM 19 RRPD 70 80,0 Mencapai KKM 20 FXOS 70 80,0 Mencapai KKM 21 SM 70 80,0 Mencapai KKM 22 YCD 70 73,3 Mencapai KKM 23 DKJ 70 40,0 Tidak Mencapai KKM 24 KA 70 73,3 Tidak Mencapai KKM 25 FMA 70 100,0 Mencapai KKM 26 DAY 70 86,6 Mencapai KKM 27 CNG 70 80,0 Mencapai KKM 28 NA 70 60,0 Tidak Mencapai KKM 29 MEJ 70 73,3 Mencapai KKM 30 PCSW 70 53,3 Tidak Mencapai KKM 31 MAAP 70 80,0 Mencapai KKM 32 REA 70 93,3 Mencapai KKM

33 AYD 70 53,3 Tidak Mencapai KKM

34 MTH 70 73,3 Mencapai KKM

35 KFS 70 100,0 Mencapai KKM

36 CKP 70 73,3 Mencapai KKM

37 AAR 70 86,6 Mencapai KKM

38 MI 70 86,6 Mencapai KKM

Jumlah 2819,00 76,31% siswa mencapai KKM

Rata-rata 76,2

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ada 29 siswa dari 38 siswa yang mendapatkan nilai di atas 70. Sebelum dilakukan tindakan, jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 31,58% kemudian setelah dilakukan tindakan menjadi 76,31 % siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dalam belajar IPS. Begitu pula, nilai rata-rata kelas yang diperoleh kelas V pada mata pelajaran IPS yang

sebelumnya 62,8 menjadi 76,2. Hal ini dapat diperoleh dengan menghitung jumlah nilai yang didapat seluruh siswa dibagi jumlah siswa.

C. Pembahasan

Johnson (dalam Suparno, 2008: 88), menyatakan bahwa dalam banyak riset tindakan memang banyak yang tidak sampai membuat tindakan lebih lanjut,tetapi hanya sampai pada beberapa sikap saja. Begitu pula dengan Lih Mills dan Tomal (dalam Suparno, 2008: 86) yang menjelaskan bahwa beberapa kendala yang sering dialami riset tindakan adalah kekurangan sumber, baik materil yang diperlukan untuk melakukan tindak lanjut maupun kemampuan professional untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan itu. Seperti yang dijelaskan oleh para ahli, penelitian tindakan kelas ini juga hanya dilaksanakan dalam 1 siklus. yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian dilakukan hanya 1 siklus karena guru kelas yang sebagai pelaku tindakan menyatakan bahwa sudah puas dengan hasil prestasi dan keterampilan kerjasama siswa yang meningkat pada siklus 1. Berdasarkan peningkatan tersebut, guru kelas menyatakan bahwa tidak perlu lagi dilakukan tindakan siklus selanjutnya. Selain pernyataan guru kelas, berhentinya tindakan pada siklus 1 dikarenakan adanya beberapa kendala yaitu adanya Ujian Tengah Semester, acara Paskah dan Open House yang dilakukan oleh pihak sekolah, serta keterbatasan dana peneliti.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan jumlah 38 siswa. Subjek ini terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Teams Game Tournament(TGT).

Dalam penelitian ini, keterampilan kerjasama siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi dengan lima indikator yang telah ditentukan oleh peneliti. Indikator pertama yaitu interaksi antara anggota kelompok, indikator kedua yaitu berbagi tanggung jawab, indikator ketiga yaitu fokus pada tujuan atau tugas, indikator keempat yaitu berpartisipasi aktif, dan indikator kelima yaitu adanya komunikasi yang tinggi. Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh dua teman sejawat. Pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPS yang menunjukkan keterampilan kerjasama sesuai dengan indikator-indikator pada lembar observasi. Kegiatan observasi tersebut dilakukan dengan mengisi lembar observasi menggunakan tanda checklist () selama proses pembelajaran dengan durasi waktu 5 menit sekali.

Sedangkan untuk prestasi belajar siswa, peneliti memperoleh data penelitian berupa prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif. Nilai kognitif diperoleh dari nilai siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sebanyak 15 soal yang diberikan pada akhir pertemuan siklus 1. Prestasi belajar yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah nilai siswa yang

mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas. Berikut ini adalah tabel indikator keberhasilan penelitian yang berupa rangkuman keadaan kondisi awal, target pencapaian dan capaian setelah tindakan siklus I.

Tabel 4.12 Pencapaian Indikator Penelitian

No. Variabel dan Indikator Kondisi Awal Target Capaian Indikator Keberhasil an Tindakan (Capaian) Deskriptor Instru men Ketera ngan 1 Keterampilan Kerjasama Siswa a. interaksi antara anggota kelompok b.berbagi tanggung jawab c. fokus pada tujuan atau tugas d.berpartisipa si aktif e. adanya komunikasi yang tinggi 36,84% 42,10% 31,58 % 39,47% 34,21% 55% 65% 55% 60% 60% 71,05% 76,32% 63,16% 71,05% 71,05% Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal batas cukup dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100 Observ asi Tercap ai Tercap ai Tercap ai Tercap ai Tercap ai 2 Prestasi Belajar Siswa a.Siswa yang lulus KKM b.Rata-rata nilai kelas 31,58% 62,8 65% 70 76,31 % 76,2 Jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100 Jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa Tes pilihan ganda Tercap ai Tercap ai

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pelaksanaan tindakan yang dilakukan sudah mencapai target yang diinginkan. Hal ini berarti pelaksanaan siklus 1 berhasil sehingga tidak perlu melanjutkan ke siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus I yang menggunakan metodeTeams Game Tournament (TGT) telah mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran, yakni pada keterampilan kerjasama siswa selama proses pembelajaran IPS. Keterampilan kerjasama siswa yang dijabarkan kedalam lima indikator mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Indikator pertama yakni adanya interaksi antara anggota kelompok mengalami peningkatan yang baik. Hal ini karena pada kondisi awal jumlah siswa yang berinteraksi antara anggota kelompok ada 14 siswa atau 36,84% dan setelah dilakukan siklus 1 meningkat menjadi ada 27 siswa atau 71,05%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan kerjasama siswa pada indikator 1 telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah direncanakan oleh peneliti yaitu 55 %. Dengan begitu, pada kualitas proses berupa keterampilan kerjasama siswa untuk indikator 1 telah meningkat karena hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan lebih besar dibandingkan kondisi awal dan target yang ingin dicapai. Peningkatan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 1 adalah sebesar 92,86%.

Pada indikator kedua yang pada kondisi awal ada 16 siswa atau 42,10 % siswa yang berbagi tanggung jawab ketika berdiskusi kelompok dan peneliti menentukan target capaian sebesar 65 % setelah dilakukan siklus 1 menjadi 76,32 % siswa atau ada 29 siswa yang berbagi tanggung

jawab ketika berdiskusi kelompok. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran pada indikator 2 mengalami peningkatan karena hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan lebih besar daripada kondisi awal dan target capaian. Peningkatan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 2 adalah sebesar 81,28%.

Dapat dilihat pula pada indikator ketiga yakni fokus pada tujuan atau tugas mengalami peningkatan yang baik. Hal ini karena pada kondisi awal jumlah siswa yang fokus pada tujuan atau tugas ada 12 siswa atau 31,58% dan setelah dilakukan siklus 1 meningkat menjadi ada 27 siswa atau 63,16%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan kerjasama siswa pada indikator 3 telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah direncanakan oleh peneliti yaitu 55 %. Dengan begitu, pada kualitas proses berupa keterampilan kerjasama siswa untuk indikator 3 telah meningkat karena hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan lebih besar dibandingkan kondisi awal dan target yang ingin dicapai. Peningkatan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 3 adalah sebesar 100%.

Pada indikator keempat yang pada kondisi awal ada 15 siswa atau 39,47 % siswa yang berpartisipasi aktif dalam kelompok dan peneliti menentukan target capaian sebesar 60 % setelah dilakukan siklus 1 menjadi 71,05 % siswa atau ada 27 siswa yang berpartisipasi aktif dalam kelompok. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran pada indikator 4 mengalami peningkatan karena hasil pencapaian setelah dilaksanakan

tindakan lebih besar daripada kondisi awal dan target capaian. Peningkatan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 4 adalah sebesar 80,01%.

Begitu pula dengan kualitas proses pembelajaran pada indikator kelima yaitu adanya komunikasi yang tinggi antar anggota kelompok mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari kondisi awal ada 13 siswa atau 34,21 % siswa yang terlihat ada komunikasi yang tinggi. Kemudian peneliti menentukan target capaian sebesar 60 %. Setelah dilaksanakan tindakan siklus 1, jumlah siswa yang memiliki komunikasi yang tinggi dikelompoknya menjadi 71,05% atau ada 27 siswa. Dengan demikian, kualitas proses pembelajaran untuk indikator 5 juga mengalami peningkatan karena hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan lebih besar dibandingkan dengan kondisi awal dan target yang akan dicapai oleh peneliti. Peningkatan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 5 adalah sebesar 107,69 %.

Sejalan dengan kualitas proses pembelajaran yang berupa keterampilan kerjasama siswa, kualitas hasil pembelajaran yang berupa prestasi belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS juga mengalami peningkatan yang baik. Hal ini sesuai dengan tabel 4.11 yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa untuk siswa yang mencapai KKM dan rata-rata kelas mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan siklus 1. Berdasarkan tabel 4.11 pada kondisi awal ada 31,58% siswa memperoleh nilai yang mencapai KKM. Kemudian peneliti menentukan target capaian sebesar 65 % untuk siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Setelah

dilaksanakan penelitian siklus I ini ada 76,31% atau 29 siswa dari 38 siswa yang telah tuntas dalam belajar IPS atau memperoleh nilai yang mencapai KKM. Peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa yang lulus KKM adalah sebesar 141,64%.

Hal ini juga terjadi pada nilai rata-rata kelas yang pada kondisi awal sebesar 62,8 dan setelah dilakukan tindakan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,2 dengan target yang diinginkan oleh peneliti adalah 70. Peningkatan prestasi belajar IPS siswa pada nilai rata-rata kelas adalah sebesar 13,4. Dengan demikian, kualitas hasil pembelajaran yang berupa prestasi belajar siswa yang kaitannya dengan nilai yang mencapai KKM dan rata-rata kelas mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1. Hal ini karena terlihat pada hasil pencapaian setelah dilaksanakan tindakan mendapatkan perolehan yang lebih besar dibandingkan dengan kondisi awal dan target capaian yang diharapkan oleh peneliti.

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena metodeTeams Games Tournament(TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan dua sampai lima orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda di mana guru menyajikan

materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing, tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya bahkan apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru sehingga siswa dapat belajar untuk bekerja sama, menghargai dan membantu teman (Rusman, 2012:224). Begitu pula dengan prestasi belajar siswa yang dapat meningkat dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). Melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa lebih terpacu untuk belajar agar dapat memenangkan tournament. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2010:163) yang mengemukakan bahawa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Dengan demikian, siswa dapat bersemangat untuk memahami materi selama pembelajaran IPS yang dilaksanakan sehingga siswa mampu memahami materi yang diberikan dalam proses pembelajaran IPS. Hal inilah yang menjadikan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta meningkat. Selain itu, peningkatan keterampilan kerjasama siswa juga berbanding lurus dengan prestasi belajar di mana siswa yang memiliki keterampilan kerjasama maka prestasi belajarnya pun akan mengalami peningkatan.

Karena penelitian yang dilakukan pada siklus 1 ini telah mengalami peningkatan pada kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran, maka penelitian ini berhasil sehingga peneliti tidak perlu melakukan penelitian siklus II.

Peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Kintelan dapat digambarkan melalui grafik berikut ini :

a. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berupa keterampilan kerjasama siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan metodeTeams Games Tournament(TGT).

Berikut adalah diagaram yang menunjukkan peningkatan keterampilan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode Teams Games Tournament(TGT).

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keterampilan Kerjasama Siswa 36.84% 42.10% 31.58% 39.47% 34.21% 55% 65% 55% 60% 60% 71.05% 76.32% 63.16% 71.05% 71.05% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Kondisi awal

Target Capaian

Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran yang berupa keterampilan kerjasama siswa mengalami peningkatan. Pada indikator 1 yakni interaksi antara anggota kelompok mengalami peningkatan yang baik. Peningkatan ini terjadi karena siswa saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas dalam kelompok. Pada saat proses pembelajaran menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT) siswa diberikan tugas untuk mengerjakan LKS yang berhubungan dengan materi, sehingga siswa saling berinteraksi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Pareek (1991: 192) yang menjelaskan bahwa salah satu peran kerjasama yaitu dapat membangkitkan ide-ide dan alternative. Dalam kerja sama orang-orang saling merangsang pembentukan ide-ide, pemikiran masalah dan ancang-ancangan serta pemecahan alternatif. Semua anggota memberikan sumbangan ide untuk pemecahan masala. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan kerjasama siswa pada indikator 1 yaitu adanya interaksi antar anggota kelompok dapat meningkat dengan adanya metode Teams Games Tournament (TGT). Interaksi antar anggota kelompok dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.

Pada i peningkatan y terjadi karena dengan metode atau games ya siswa berusaha kelompok. Ke setiap anggot menyumbangk (2011),bahwa tanggung jawab Gamba jawab dalam m jawaban dan metode Team keterampilan jawab.

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan Tugas Kelom da indikator 2 yaitu berbagi tanggung jawab j

yang ditunjukkan pada gambar grafik 4.1. na siswa merasa ikut andil dalam kelompok. ode Teams Games Tournament (TGT)menghadi

yang memacu setiap siswa untuk memenangka usaha untuk memahami materi dengan ikut andi

Kegiatan games memberikan presepsi kepada nggota kelompok memiliki tangungjawab yan

gkan poin. Ini sejalan dengan yang diungkapk a dapat dikatakan kerja sama apabila setiap an awabyang sama.

bar 4.2 menunjukkan bahwa siswa saling be mengerjakan LKS. Siswa terlihat saling ber n bergantian mencari jawaban pada buku. De eams Games Tournament (TGT) dapat

n kerjasama siswa pada indikator 2 yaitu be lompok b juga mengalami . Peningkatan ini ompok. Pembelajar hadirkan kuis-kuis gkannya, sehingga andil dalam tugas pada siswa bahwa ang sama untuk pkan olehApriono

anggota memiliki berbagi tanggung bergantian menulis Dengan demikian pat meningkatkan berbagi tanggung

Pening atau tugas kar dengan bagiann diskusi kelom menyelesaikan dapat menyum pertemuan. Setiap Siswa dalam ke dan berusaha unt mana semua menunjukkan tugas dari gur metode TGT indikator 3 yai

ningkatan juga terjadi pada indikator 3 yaitu fokus karena siswa berkonsentrasi untuk menyelesaika

iannya. Pembelajaran yang dihadirkan dengan pe ompok memberikan ruang kepada siswa untuk kan tugas tersebut namun setiap anggota dapat

yumbangkan poin pada saat game berlang

Gambar 4.3 Hasil Kerja Siswa dengan Kelom ap siswa disibukkan dengan tugas diskusi yang

kelompok hanya membahas mengenai tugas ha untuk menyelesaikannya. Hal ini terlihat pada

ua pertanyaan pada LKS dijawab dengan ukkan bahwa siswa fokus pada tujuan mereka yaitu uru dengan sebaik-baiknya. Sehingga dapat di T dapat meningkatkan keterampilan kerjasa yaitu fokus pada tujuan atau tugas.

fokus pada tujuan saikan tugas sesuai n pemberian tugas untuk bersama-sama pat memahami agar angsung di akhir

lompok

ng diberikan guru. as yang diberikan pada gambar 4.3 di ngan lengkap. Ini itu menyelesaikan t dikatakan bahwa sama siswa pada

Ditinjau dari gambar grafik 4.1 bahwa terjadi peningkatan pada keterampilan kerjasama siswa di indikator 4 yaitu berpartisipasi aktif. Peningkatan terjadi karena siswa saling menggali informasi satu sama lain agar menguasai materi sehingga dapat memenangkan game pada akhir pertemuan. Metode TGT memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membantu satu sama lain sehingga tujuan tercapai. Ini sesuai yang diungkapkan oleh Rusman (2012:224) bahwa dalam TGT apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Siswa dalam kelompok ikut serta dalam menjawab soal diskusi di mana ditunjukkan pada gambar 4.3 bahwa gambar tersebut menunjukkan dalam satu LKS terdapat tulisan yang berbeda-beda. Ini membuktikan semua anggota kelompok ikut andil dalam menjawab soal diskusi. Siswa juga mengikuti segala aktivitas dikelompokknya seperti gambar 4.2 di mana siswa mencari jawaban dari sumber buku dan dari bertanya dengan teman. Maka, pembelajaran dengan metode Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan kerjasama siswa pada indikator 4 yaitu berpartisipasi aktif.

Indikator 5 yaitu adanya komunikasi yang tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan terjadi karena siswa antusisas untuk ikut andil dalam menyampaikan pendapatnya atau melontarkan

pertanyaan yang berhubungan dengan materi sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Pada kegiatan TGT di mana siswa setelah melakukan diskusi, diadakangameyang memacu siswa untuk menang dan menyumbangkan poin pada kelompoknya. Slavin (2010:163) mengemukakan bahawa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Dengan demikian siswa saling bertanya jawab dengan teman sekelompok sebagai sumber belajar yang lain dan terjadi komunikasi yang tinggi, sehingga metode TGT dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa pada indikator 5 yaitu adanya komunikasi yang tinggi.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran yang berupa keterampilan kerjasama siswa mengalami peningkatan yang baik. Hal ini karena penggunaan metode Teams Game Tournament di dalam kegiatan belajar IPS. Metode ini menghadirkan kegiatan-kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan teman lain yang berbeda kemampuannya serta adanya game yang memberikan semangat siswa untuk ikut andil dalam menyumbangkan poin di kelompoknya.

b. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran berupa prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan metodeTeams Game Tournament(TGT)

Berikut adalah diagaram yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran IPS dengan metode Teams Games Tournament (TGT).

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa yang mencapai KKM dalam Pembelajaran IPS

Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Nilai Rata-Rata Kelas dalam Pembelajaran IPS

31.58% 65% 76.31% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%

Kondisi Awal Target

Capaian

Hasil Capaian

Dokumen terkait