• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK KINTELAN DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK KINTELAN DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)"

Copied!
241
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN

PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK KINTELAN

DENGAN METODE

TEAMS GAMES TOURNAMENTS

(TGT)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Anik Susilowati NIM: 101134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN

PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK KINTELAN

DENGAN METODE

TEAMS GAMES TOURNAMENTS

(TGT)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Anik Susilowati NIM: 101134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dengan kerendahan hati dan tulus ikhlas saya persembahkan untuk:

 Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, cobaan, karunia dan segala

rahmat kepada saya

 Kedua orang tua saya yaitu Bapak Suparyanta dan Ibu Munarsih yang

dengan tulus hati memberikan dukungan moril dan materiil serta doa yang tiada henti

 Bapak P. Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I dan Ibu Th. Yunia

S., S.Pd., M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi untuk menyelesaikan karaya tulis ini

 Adik-adik saya yaitu Ayu Rachmawati dan Arum Triastuti yang selalu

memberikan motivasi untuk selalu menjadi panutan yang baik bagi adik-adik saya

 Seluruh keluarga, sahabat, dan teman-teman yang dengan rela hati

memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada saya.

 Dosen-dosen PGSD USD dan Universitas Sanata Dharma yang telah

(6)

v

MOTTO

“Lebih Baik Jadi Kepala Kucing Daripada Jadi Ekor Singa”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK KINTELAN DENGAN METODE

TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Anik Susilowati Universitas Sanata Dharma

2014

Pembelajaran yang berpusat pada guru dan penggunaan metode konvensional membuat siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan kerjasama serta membuat prestasi belajar siswa tidak maksimal. Metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat mengembangkan keterampilan kerjasama siswa dengan menggali informasi dari siswa lain sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan upaya meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments (TGT). (2) Meningkatkan keterampilan kerjasama siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments (TGT). (3) Meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments (TGT).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta. Pengumpulkan data melalui lembar observasi keterampilan kerjasama siswa dan lembar evaluasi yang berupa soal obyektif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat dilaksanakan melalui langkah presentasi kelas, kemudian pembentukan kelompok, pelaksanaan games, pelaksanaan tournaments, dan penghargaan kelompok. Selain itu metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh peningkatan setiap indikator. Indikator1 yaitu 71,05%, indikator2 mencapai 76,32%, indikator3 presentasenya 63,16%, indikator4 yaitu 71,05%, dan indikator5 presentasenya sebanyak 71,05 %. Prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan. Presentase prestasi belajar IPS siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 76,31% dan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,2.

(10)

ix

ABSTRACT

IMPROVING THE SKILLS OF COOPERATION AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE SOCIAL STUDIESSUBJECT FOR THE FIFTH

GRADE OF KANISIUS KINTELAN ELEMENTARY SCHOOLUSING THETEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)METHOD

AnikSusilowati Sanata Dharma University

2014

The teacher-centered and the conventional methods make students unable to develop the skills of cooperation and, presumably, result in the students’ low achievement.The Teams Games Tournaments (TGT) methodcan develop the students’ cooperatingskills by digging information from other students so that they can improve their own achievement.This research aimed to (1) describe the effort to improve the cooperating skills and learning achievement in the social studies subject of the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta in the second semester of the academic year 2013/2014 using the Teams Games Tournaments (TGT) method;(2) improve the cooperating skills in the social studies subject of the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta in the second semester of the academic year 2013/2014 using the Teams Games Tournaments (TGT) method; and(3) improve the learning achievement in the social studies subject of the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta in the second semester of the academic year 2013/2014 using the Teams Games Tournaments (TGT) method.

This research wasa Classroom Action Research (CAR) of which subjects were the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta. The datawas collected using observation sheets oncooperatingskills and a student evaluation sheet in the form of an objective test.

The results of the research showed that the effort to improve the cooperatingskills and learning achievement in the social studies subject of the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta in the second semester of the academic year 2013/2014 using the Teams Games Tournaments (TGT) method could be implemented through several steps, namely, (1) class presentation, (2) group formation, (3) games, (4) tournaments, and (5) group awards. Besides, the Teams Games Tournaments (TGT) methodshowed improvement on the cooperatingskills of the fifth grade students of Kanisius Kintelan Elementary School Yogyakarta in the second semester of the academic year 2013/2014 with the increase of each indicator.The first indicator was 71,32%, the second was 76,32%, the third was 63,16%, the fourth was 71,05%, and the fifth was 71,05%. The learning achievement in the social studies subject of the students was also improved. The percentage of the learning achievement met the KKM was 76,31% and the average value of the class was 76,2.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan segala rahmatNya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul PENINGKATAN KETERAMPILAN

KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDK

KINTELAN DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) ini

dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan arahan, dorongan, semangat serta sumbangan pemikiran yang

penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Ibu Th. Yunia S., S.Pd., M.Hum selaku dosen pembimbing II, yang telah

memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.LatarBelakang... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. BatasanMasalah ... 7

D.TujuanPenelitian ... 7

E. ManfaatPenelitian... 8

F. DefinisiOperasional ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

A.KajianPustaka ... 10

1. KeterampilanKerjasama ... 10

a.PengertiamKeterampilanKerjasama... 10

b. IndikatorKeterampilanKerjasama ... 11

c. PeranKeterampilanKerjasama ... 13

(14)

xiii

3.Teams Games Tournaments(TGT)... 18

a.PengertiamTeams Games Tournaments(TGT)... 18

b.Langkah-LangkahTeams Games Tournaments(TGT) ... 20

c.KelebihandanKekuranganTGT ... 25

4.IlmuPengetahuanSosial (IPS)... 27

a. Pengertiam IPS ... 27

b. Tujuan IPS... 28

B.Penelitian yang Relevan... 30

C.KerangkaBerpikir... 37

D.HipotesisTindakan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A.JenisPenelitian... 39

B.SubjekPenelitian ... 41

C.WaktudanTempatPenelitian ... 41

D.DesainPenelitian... 41

E. IndikatorKeberhasilandanPengukurannya ... 44

F.TeknikPengumpulan Data... 46

G. InstrumenPenelitian... 46

H.ValiditasdanReliabilitas ... 51

I. TeknikAnalisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. DeskripsiPelaksanaanPenelitian... 65

1. Perencanaan... 65

2. Tindakan... 66

3. Observasi... 69

4. Refleksi ... 77

B. HasilPenelitian... 80

1. Kualitas Proses Pembelajaran ... 80

2. KualitasHasilPembelajaran ... 93

C. Pembahasan ... 95

(15)

xiv

A. Kesimpulan ... 112

B. KeterbatasanPenelitian ... 113

C. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN... 119

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PresentaseKerjasamapadaKondisiAwal... 3

Tabel 1.2 PresentasePrestasiBelajar IPS SiswapadaKondisiAwal... 4

Tabel 2.1 PembagianSiswaKeDalam Tim ... 21

Tabel 2.2 MenghitungPoin-PoinTurnamendengan 4 Pemain ... 24

Tabel 2.3 MenghitungPoin-PoinTurnamendengan 3 Pemain ... 25

Tabel 2.4 KriteriaPenghargaanBerdasarkanSkor Rata-Rata ... 25

Tabel 3.1 IndikatorKeberhasilan... 45

Tabel 3.2 InstrumenPengumpul Data... 47

Tabel 3.3 LembarObservasiKerjasamaSiswa... 48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi SoalPilihanGanda ... 51

Tabel 3.5 KriteriaBesarKoefisienReliabilitas ... 54

Tabel 3.6 PenilaianSilabus ... 56

Tabel 3.7 Penilaian RPP... 56

Tabel 3.8 PenilaianEvaluasi ... 57

Tabel 3.9 Kisi-Kisi SoalEvaluasi ... 58

Tabel 3.10 HasilUjiValiditasSoalEvaluasiPilihanGanda ... 59

Tabel 3.11 Kisi-Kisi SoalEvaluasiSetelahValiditas ... 61

Tabel 4.1 HasilObservasiKeterampilanKerjasamaPertemuan 1 ... 69

Tabel 4.2 HasilObservasiKeterampilanKerjasamaPertemuan 2 ... 71

Tabel 4.3 HasilObservasiKeterampilanKerjasamaPertemuan 3 ... 73

Tabel 4.4 RangkumanHasilObservasiKeterampilanKerjasama ... 75

Tabel 4.5 Perhitungan Z skorKeterampilanKerjasamaIndikator 1 ... 81

Tabel 4.6 Perhitungan Z skorKeterampilanKerjasamaIndikator 2 ... 82

Tabel 4.7 Perhitungan Z skorKeterampilanKerjasamaIndikator 3 ... 84

Tabel 4.8 Perhitungan Z skorKeterampilanKerjasamaIndikator4 ... 85

Tabel 4.9 Perhitungan Z skorKeterampilanKerjasamaIndikator 5 ... 87

(17)

xvi

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PengaturanMeja-MejaTurnamen... 23

Gambar 2.2 Literatur Map dariPenelitianTerdahulu... 35

Gambar 3.1 TahapanPadaSiklus PTK ... 40

Gambar 4.1 GrafikPeningkatanKeterampilanKerjasama... 103

Gambar 4.2 SiswaMengerjakanTugasKelompok... 104

Gambar 4.3 HasilKerjaSiswadenganKelompok ... 106

Gambar 4.4 GrafikPeningkatanpadaPencapaian KKM ... 109

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SuratIjinPenelitian ... 120

Lampiran 2. SuratKeteranganSelesaiPenelitian ... 122

Lampiran 3. KondisiAwalSiswa ... 124

Lampiran 4. PerangkatPembelajaranSebelumValidasi ... 129

Lampiran 5. PerangkatPembelajaranSetelahValidasi ... 157

Lampiran 6. HasilLembarValidasiInstrumenPembelajaran ... 180

Lampiran 7. HasilLembarValidasiInstrumenPenelitian... 184

Lampiran 8. HasilValidasiSoalEvaluasi... 193

Lampiran 9. HasilPenelitian... 207

Lampiran 10. ContohPekerjaanSiswa ... 213

Lampiran 11. Pernyataan Guru ... 220

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Thomas dan Marshall (dalam Siswoyo, 2008:18) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pengembangan kemampuan dan perilaku manusia secara keseluruhan. Siswoyo (2008:18) juga menjelaskan bahwa proses dalam pendidikan tersebut terkandung pembinaan kepribadian siswa, pengembangan kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi siswa dan peningkatan diri siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu serta tujuan siswa yang mampu mengaktualisasikan dirinya. Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat dikatakan pendidikan dapat membentuk kepribadian siswa dan dapat memberikan pengetahuan kepada siswa.

Siswa akan mendapat pengetahuan melalui kegiatan belajar. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami (Hamalik, 2007:27). Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan pendidik atau guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran akan mencapai hasil yang diharapkan apabila direncanakan dengan baik, maka hasil pelajarannya akan baik pula.

(21)

(2001: 84) prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. Prestasi belajar dapat dicapai siswa apabila siswa sudah mengalami srangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dengan baik.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran di mana guru bertindak sebagai fasilitator dan bukan menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Sanjaya (2006:21) mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dapat terjadi dimanapun sehingga kelas bukanlah satu-satunya tempat untuk belajar. Siswa perlu menggali sumber-sumber belajar lain dengan cara berinteraksi dengan lingkungan agar tujuan belajar tercapai.

(22)

Kerjasama dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran agar prestasi belajar dapat tercapai. Salah satu pembelajaran yang butuh kerjasama adalah pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sapriya (2009: 20), mengatakan IPS di sekolah dasar adalah nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains, bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Disiplin-disiplin ilmu tersebut tentunya sangat luas dan membutuhkan banyak sumber belajar, maka dibutuhkan kerjasama untuk memperkaya sumber belajar sehingga prestasi belajar dapat tercapai.

Kenyataan di lapangan, berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2013 di SDK Kintelan Yogyakarta dalam pembelajaran IPS siswa kurang dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Berikut hasil observasi keterampilan kerjasama siswa kelas V SDK Kintelan pada saat pembelajaran IPS.

Tabel 1.1 Presentase Siswa yang Terampil Bekerjasama pada Kondisi Awal

No Indikator Keterampilan Kerjasama Presentase Siswa yang Terampil Bekerjasama

1 Interaksi antara anggota kelompok 36,84%

2 Berbagi tanggung jawab 42,10%

3 Fokus pada tujuan atau tugas 31,58 %

4 Berpartisipasi aktif 39,47%

5 Adanya komunikasi yang tinggi 34,21%

(23)

juga masih terlihat individualis dan kurang dapat menerima pendapat teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran IPS yang berlangsung masih terlihat komunikasi yang kurang menyebar. Komunikasi yang terbangun lebih dominan komunikasi guru ke siswa, guru lebih banyak berbicara menjelaskan materi dan siswa mendengarkan. Saat guru bertanya hanya satu siswa saja yang terlihat menjawab sedangkan siswa lain hanya diam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDK Kintelan, didapatkan hasil bahwa prestasi siswa pada mata pelajaran IPS masih di bawah KKM. Nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran IPS adalah 70. Berikut adalah presentase nilai IPS siswa yang di atas KKM dan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal.

Tabel 1.2 Presentase Prestasi Belajar IPS Siswa pada Kondisi Awal

No Kategori Prestasi Belajar IPS siswa Presentase 1 Siswa yang lulus KKM 31,58% 2 Rata-rata nilai kelas 62,8

(24)

Setelah melihat kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada permasalahan yang memang perlu diatasi dalam proses pembelajaran IPS di kelas V SDK Kintelan. Masalah tersebut adalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dikarenakan kurangnya kerjasama siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS, padahal kerjasama dibutuhkan untuk mencapai prestasi belajar, apabila permasalahan ini tidak diatasi maka siswa bisa kurang dapat berinteraksi dengan orang lain. Siswa menjadi individualis dan tidak dapat menerima pendapat orang lain, sehingga siswa kurang berhasil dalam hubungan sosial di masyarakat.

Mengingat hal tersebut, peneliti menganalisis bahwa guru di kelas V SDK Kintelan membutuhkan solusi berupa langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang terjadi. Langkah-langkah tersebut adalah melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kerjasama siswa dengan menerapkan pembelajaran yang inovatif di dalam proses pembelajaran IPS. Ada berbagai macam model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kerjasama siswa. Salah satunya adalah metode Teams Games Tournaments (TGT) yang merupakan salah satu metode yang ada pada model pembelajaran kooperatif.

(25)

pembelajaran kooperatif dimana siswa bermain games dengan anggota dari kelompok lain untuk menambah skor teams. Rusman (2010:224) juga mengungkapkan bahwa dalam TGT tugas guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing, kemudian tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya dan apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Siswa dapat belajar untuk bekerjasama, menghargai dan membantu teman. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka TGT dipilih sebagai solusi permasalahan karena dapat membuat siswa bekerjasama dengan teman yang berbeda prestasi di mana siswa akan saling menggali informasi dan dari kerjasama tersebut akan dihasilkan prestasi belajar yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan di atas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metodeTeams Games Tournaments(TGT)? 2. Apakah metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan

(26)

3. Apakah metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan prestasi IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014?

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, maka peneliti membatasi pada masalah-masalah yang dapat segera diatasi oleh guru dengan serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisisus Kintelan semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dan tindakan dibatasi pada model cooperative learning metode Teams Games Tournaments(TGT).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan upaya meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metodeTeams Games Tournaments (TGT).

(27)

3. Meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments(TGT).

E. Manfaat Penelitian

Adapun maksud diadakannya penelitian ini agar dapat berguna bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dengan diterapkannya metode Teams Games Tournaments (TGT) yang membantu dalam memahami materi IPS.

2. Bagi Guru

Guru dapat menjadikan metode Teams Games Tournaments (TGT) sebagai referensi dan alternatif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman yang baru dan bertambah pengetahuannya mengenai metode Teams Games Tournaments (TGT) yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa.

F. Definisi Operasional

(28)

1. Keterampilan kerjasama adalah keterampilan dalam kegiatan yang dilakukan oleh beberapa siswa untuk mencapai hasil tujuan bersama. 2. Prestasi belajar adalah hasil penguasaan pengetahuan atau keterampilan

dalam kegiatan pendidikan yang ditunjukkan dengan nilai tes.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang sekolah dasar yang mempelajari kehidupan manusia dari berbagai bidang kajian ilmu sosial dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari manusia.

(29)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Keterampilan Kerjasama

a. Pengertian Keterampilan Kerjasama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 681), kerjasama merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama. Pareek (1991:187) juga mengungkapkan bahwa kerjasama dapat didefinisikan dalam kaitan dengan seseorang yang bekerja dengan seorang lain atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap dapat dibagi. Dengan begitu kerjasama dapat dikatakan sebagai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan bersama.

(30)

tanggung jawab yang sama, sehingga tujuan yang diinginkan akan bisa dicapai oleh mereka, apabila mereka saling bekerjasama. Jadi kerjasama itu ada apabila setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama dalam rangka mencapai tujuan.

Dari pernyataan yang telah diungkapkan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sekelompok orang yang melakukan kerjasama dapat terdiri dari dua orang atau lebih yang disebut sebagai anggota kelompok dan yang saling membantu dan saling bergantung untuk mencapai tujuan.

b. Indikator Keterampilan Kerjasama

Apriono (2011:162) mengemukakan bahwa kerjasama terjadi apabila setiap anggota memiliki tanggungjawab yang sama. Seperti yang diungkapkan oleh Pareek (1991:188) bahwa kriteria pokok untuk perilaku kerjasama adalah persepsi tentang tujuan. Apabila tujuannya dianggap dapat dibagi, maka bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan itu merupakan perilaku kerjasama.

(31)

positif antara individu-individu dalam kelompok tersebut untuk mencapai tujuan, (2) adanya interaksi tatap muka yang dapat meningkatkan sukses satu sama lain antara anggota kelompok, (3) adanya akuntabilitas dan tanggung jawab personal individu, (4) adanya keterampilan komunikasi interpersonal dan kelompok kecil, dan (5) adanya keterampilan bekerja dalam kelompok. Dari komponen tersebut, maka dapat terlihat apakah suatu kelompok melakukan kerjasama.

(32)

individual sebagai sumbang sih dalam menyelesaikan tugas kelompok. Kedelapan, respon cepat yaitu dapat mengidentifikasi dan menjalankan peluang.

Berdasarkan indikator kerjasama dari para ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa indikator kerjasama yaitu, (1) adanya interaksi antar anggota kelompok, (2) berbagi tanggung jawab, (3) fokus pada tujuan atau tugas, (4) berpartisipasi aktif, dan (5) adanya komunikasi yang tinggi.

c. Peran Keterampilan Kerjasama

Pareek (1991:192) menjelaskan beberapa peran utama dari kerjasama. Peran yang pertama yaitu membangun kebersamaan. Kerjasama dapat membentuk pembinaan hubungan kebersamaan dan pengakuan atas kekuatan masing-masing.

Kedua, membangkitkan ide-ide dan alternatif. Dalam kerjasama orang-orang saling merangsang pembentukan ide-ide, pemikiran masalah dan ancang-ancangan serta pemecahan alternatif. Semua anggota memberikan sumbangan ide untuk pemecahan masalah.

(33)

balik kepada rekan-rekan tersebut. Dari proses tersebut, maka tujuan yang akan dicapai akan lebih berhasil serta akan membangun kelompok yang kuat.

Keempat yaitu mengembangkan sinergi. Karena adanya rangsangan terus menerus, ide-ide yang dihasilkan dalam kerjasama mungkin jauh lebih besar daripada jumlah ide yang masing-masing dapat disumbangkan secara perorangan. Jadi, sinergi dapat membangkitkan lebih banyak sumber daya yang kuat dalam kelompok, dan ini dapat mempengaruhi pelipatgandaan sumber daya suatu organisasi atau kelompok.

Kelima, mengembangkan tindakan bersama. Orang-orang yang bekerja dalam satu kelompok maka keterikatan mereka kepada tujuan akan meningkat, dan keberanian mereka untuk mempertahankan tujuan serta mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan jauh lebih tinggi lagi. Dengan kata lain, apabila semakin tinggi tingkat kerjasama maka semakin besar kekuatan suatu kelompok untuk bertindak bersama.

(34)

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kerjasama sangat penting bagi siswa untuk mencapai tujuan secara maksimal. dengan kerjasama maka persoalan-persoalan dapat diselesaikan melalui penyelesaian yang multidimensional. Selain itu kerjasama juga dapat membuat siswa membangun kebersamaan dengan bersinergi untuk saling memberi penguatan dan ide-ide yang akan menambah pengetahuannya sehingga dapat menentukan tindakan bersama demi tercapainya suatu tujuan.

2. Prestasi Belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:157) prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Menurut Chosiyah (2001:84), prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kegiatan pendidikan yang ditunjukkan dengan nilai tes.

(35)

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik belajar IPS. Prestasi belajar inilah yang dapat membedakan seseorang yang telah belajar IPS dan yang belum belajar IPS. Prestasi belajar ini dapat berupa pola-pola perbuatan, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Prestasi belajar menunjukkan perubahan peserta didik dari sebelum peserta didik belajar dengan sesudah peserta didik belajar.

Menurut Slameto (dalam Idham, 2012:93) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi faktor

jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan), danfaktorkelelahan dari diri seseorang.

(36)

metode belajar, dan tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi

dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

(37)

merinci suatu kesatuan hingga dapat dipahami bagian-bagian penyusun kesatuan tersebut secara lebih rinci dan atau susunannya. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang lebih kompleks dibanding dengan tipe hasil belajar sebelumnya. Bila seseoranag mempunyai kemampuan analisis yang baik maka orang tersebut akan dapat mengkreasikan sesuatu yang baru; (5) Mengevaluasi (C5), merupakan mengambil keputusan berdasarkan kriteria; (6) Mencipta (C6), merupakan kemampuan memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yangoriginal.

Jadi, dalam penelitian ini prestasi belajar merupakan kemampuan kognitif peserta didik yaitu siswa setelah menerima pembelajaran, khususnya pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Kemampuan kognitif tersebut diukur berdasarkan hasil nilai evaluasi atau ulangan IPS siswa.

3. Teams Games Tournaments(TGT)

a. PengertianTeams Games Tournaments(TGT)

(38)

anggota kelompok bersama-sama bersaing di babak final untuk menentukan pemenangnya.

Slavin (2010:163) mengemukakan bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Rusman (2012:224) Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan dua sampai lima orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

(39)

pembelajarannya menggunakan kuis-kuis dan sistem skor. Metode TGT dapat membuat siswa bekerjasama untuk saling menjelaskan agar dapat mengerjakan tugas yang disajikan.

b. Langkah-Langkah MetodeTeams Games Tournaments(TGT)

Slavin (2010:166) menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT di kelas sebagai berikut:

1) Presentasi Kelas

Materi dalam metode TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. 2) Kelompok/Tim

(40)

benar-benar belajar, lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan soal-soal dalam permainan dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk berdiskusi mempelajari lembar kegiatan/mengerjakan LKS-nya. Saat siswa berdiskusi dalam kelompok, guru memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan belajar. Pembagian siswa ke dalam tim dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pembagian Siswa ke dalam Tim (Slavin, 2010:168)

Kategori Peringkat Nama Tim

(41)

3) Games

Games dalam TGT terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Biasanya game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

4) Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Turnamen dilaksanakan dengan pengaturan sebagai berikut: (1)

Kategori Peringkat Nama Tim

(42)

Dibuat 4 meja turnamen, meja 1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2, dan meja 3 untuk siswa dengan kemanpuan sedang, meja 4 untuk siswa dengan kemampuan rendah; (2) Masing-masing kelompok mempunyai satu wakil dalam setiap meja turnamen, sehingga dalam setiap meja turnamen terdiri dari 3-4 pemain; (3) Siswa melakukan kegiatan permainan dengan 3-4 orang pemain. Saat kegiatan permainan berlangsung, guru memonitor jalanya permainan; (4) Guru bersama siswa menghitung skor yang diperoleh masing-masing pemain. (5) Guru bersama siswa menghitung rata-rata skor masing-masing kelompok.

Adapun pengaturan penempatan siswa dalam meja turnamen dapat dilihat pada gambar berikut:

Tim A

Tim B Tim C

Gambar 2.1 Pengaturan Meja-meja Turnamen (Slavin, 2010:168)

A1 A2 A3 A4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Tinggi

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C1 C2 C3 C4

(43)

Setelah kegiatan turnamen selesai, dilakukan penentuan skor tim dan persiapkan sertifikat tim untuk memberi penghargaan kepada tim peraih skor tertinggi. Dalam melakukan hal ini, pertama-tama memeriksa poin-poin turnamen yang ada pada lembar rangkuman dari timnya masing-masing, kemudian menambahkan seluruh skor anggota tim, dan membagi dengan jumlah anggota tim yang bersangkutan.

Tabel 2.2 Menghitung Poin-Poin Turnamen Untuk Pemain Dengan Empat Pemain (Slavin, 2010:175)

(44)

Tabel 2.3 Menghitung Poin-Poin Turnamen Untuk Pemain Dengan Tiga Pemain (Slavin, 2010:175)

Pemain Tidak ada yang seri

60 poin 50 poin 60 poin 40 poin Peraih skor

tengah

40 poin 50 poin 30 poin 40 poin Peraih skor

rendah

20 poin 20 poin 30 poin 40 poin

5) Penghargaan Kelompok

Kelompok akan mendapatkan penghargaan berdasarkan rata-rata skor kelompok yang diperoleh. Penghargaan yang diberikan dapat berupa sertifikat, atau bentuk penghargaan yang lain. Adapun kriteria pemberian penghargaan kepada kelompok berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.4 Kriteria Penghargaan Berdasarkan Skor Rata-Rata Tim (Slavin, 2010:175)

Kriteria Tim Sangat Baik Tim Super

c. Kelebihan dan KekuranganTeams Games Tournaments(TGT)

(45)

mengerjakan tugas, perilaku siswa dalam kelas akan membaik yaitu siswa akan memberikan perhatian penuh terhadap pelajaran. Kesukaan siswa terhadap kelas dan sekolah akan meningkat. Soal pertemanan atau sosialisasi siswa juga akan meningkat.

Selain itu, Sumardi (1982:3) juga menyatakan bahwa manfaat dari metode ini antara lain mengembangkan hasil belajar akademik dan pengembangan keterampilan sosial. TGT akan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Metode ini juga membuat siswa mengembangkan keterampilan sosial dalam hal kerjasama.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari TGT antara lain :

1) Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru, dan akan menambahkan rasa kepercayaan dengan kemampuan diri untuk berpikir mandiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar bersama siswa lainnya.

2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

3) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, dengan menyadari keterbatasannya dan bersedia menerima segala perbedaan. 4) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih

(46)

5) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

6) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa, serta menerima umpan balik.

7) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi riil.

8) Meningkatkan motivasi belajar dan melahirkan rangsangan untuk berpikir, yang akan sangat berguna bagi proses pembelajaran jangka panjang.

Selain itu TGT juga memiliki kekurangan seperti yang diungkapkan Taniredja (2011:73) bahwa dalam kegiatan pembelajaran TGT tidak semua siswa ikut serta menyumbang pendapat, kekurangan waktu untuk proses pembelajaran, dan kemungkinan terjadi kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola kelas.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian IPS

(47)

sosiologi, politik, psikologi, dan antropologi untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat (Sapriya, 2009: 45). Soemantri (dalam Sapriya, 2009:11) menjelaskan bahwa IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas maka Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat didefinisikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada jenjang sekolah dasar sampai menengah yang mempelajari kehidupan manusia dari berbagai bidang kajian ilmu sosial dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari manusia.

b. Tujuan IPS

Sapriya (2009:47) mengungkapkan bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam rangka memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Lebih lanjut, Fraenkel (dalam Susanti, 2013:62) membagi tujuan IPS ke dalam empat kategori, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.

(48)

dapat membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya, fisiknya dan dunia sosial. Siswa dapat dikenalkan tentang konsep lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, dll.

(49)

penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukan kepemimpinan yang tepat.

Sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan-keyakinan, ketertarikan, pandangan-pandangan, dan kecenderungan tertentu.

Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat.

Secara garis besar, tujuan IPS adalah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam bidang sosial untuk mempersiapkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Penelitian-Penelitian yang Relevan

(50)

kelas X Teknik Batu Beton tahun pelajaran 2007/2008 SMK Negeri 2 Manado yang terdiri 30 siswa. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui post tes setiap siklus, yang terdiri dari satu sub pokok bahasan. Sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui observasi, angket, dan catatan lapangan. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus dengan tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, yaitu pembelajaran kooperatif dan turnamen akademik. Prosedur penelitian yang ditempuh meliputi: observasi awal; persiapan pra-tindakan; implementasi tindakan berupa tindakan pembelajaran siklus I, II, dan III, di mana untuk masing-masing siklus terdiri atas pembelajaran kooperatif dan turnamen akademik; observasi dan evaluasi; dan analisis dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan yang tajam terutama pada C2 (pemahaman), kemampuan siswa yang teramati sampai 80% pada akhir siklus III. Kemampuan C1 (ingatan) pada akhir siklus III mencapai 83,33%, dan C3 (aplikasi) mencapai 66,67%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dalam pokok bahasan Gaya dan Hukum-hukum Newton tentang gerak ini ternyata mam-pu meningkatkan kemammam-puan kognitif siswa.

(51)
(52)

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas IV sehingga dapat meningkatakan pemahaman konsep Koperasi.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Prabandari (2011) dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Ketangi Purworejo dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) menyimpulkan sebagai berikut: (1) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments menyebabkan meningkatnya prestasi belajar IPS kelas IV pada SDN Ketangi Purworejo dengan nilai rata-rata kelas 66,54 pada tahap pra siklus meningkat menjadi 73,38 pada siklus I dan menjadi 81,17 pada siklus II. (2) Hasil ketuntasan belajar siswa meningkat dari 33,33% sebelum PTK, menjadi 62,50% pada siklus I, serta 81,17 pada siklus II. (3) Proses pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournameent(TGT) sangat menarik bagi siswa. Siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas.

(53)

perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan dan siklus II terdiri dari tiga pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V SD Negeri 2 Candiroto dengan siswa yang berjumlah 25 siswa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan kerjasama siswa dan ketuntasan belajar untuk mata pelajaran Matematika kelas V semester 2 tahun 2011/2012. Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan LKS adanya peningkatan kerjasama dan hasil belajar yang dapat dilihat pada kondisi awal dapat dilihat dengan kerjasama siswa prasiklus rata-rata 66.33, siklus I 75.22, siklus II 80.78. Hasil belajar siswa nilai prasiklus rata-rata 61.80, Siklus I 72, Siklus II 85. Peningkatan hasil belajar pada prasiklus 44%, siklus I 76% dan siklus II 100% siswa tuntas. Dengan demikian menunjukan bahwa melalui Pembelajaran Kooperarif Tipe NHT Berbantuan LKS dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Candiroto Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun 2011/2012.

(54)

kerjasama akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui proses belajar di sekolah. Seorang guru bisa melatih ketrampilan kerjasama ini dengan melalui pembelajaran kolaboratif. Metodecollaborative learning sejatinya merupakan metode belajar yang lebih menekankan pada tugas spesifik dan berbagi tugas dalam kerja kelompok, membandingkan kesimpulan dan prosedur kerja kelompok, dan memberikan keleluasaan yang lebih besar pada siswa dalam kerja kelompok. Oleh karena itu melalui pembelajaran kolaboratif, siswa akan terbiasa dalam bekerjasama dengan sesama siswa guna mencapai suatu tujuan dalam belajar.

Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Teams Games Tournaments (TGT) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu dengan penggunaan pembelajaran dengan metode Teams Games Tournaments (TGT) akan berpengaruh pada peningkatan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(55)

Gambar 2.2 Literaturmapdari penelitian terdahulu

MetodeTeams Games

Tournaments(TGT)

Keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS

Sugiartono (2011) Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

TipeTeams Games Tournaments (TGT)Bagi Siswa Kelas X SMK Negeri

2 Manado

Nurjanah (2012) Meningkatkan Pemahaman Konsep Koperasi Pada Mata

Pelajaran IPS dengan Tipe

Teams Games Tournaments (TGT)

Prabandari (2011) Meningkatan Prestasi Belajar

IPS dengan TipeTeams Games Tournaments (TGT)

Kartomo (2012) Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Matematika

dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Yang perlu diteliti Peningkatan keterampilan

kerjasama dan prestasi belajar IPS dengan metodeTeams Games

Tournaments (TGT)

Apriono (2011) Meningkatkan Keterampilan

Kerjasama Siswa dalam Belajar Melalui Pembelajaran

(56)

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar, guru sebagai seorang pendidik berperan sebagai fasilitator siswa untuk mendapatkan pengetahuannya. Dalam mendapatkan pengetahuannya, siswa harus mampu mencari sumber belajar lain selain guru sehingga harus mampu berinteraksi dengan lingkungan. Dalam berinteraksi dengan lingkungan yang bertujuan untuk mencari sumber belajar, siswa harus dapat bekerjasama. Kegiatan kerjasama yang dilakukan siswa akan membuat tujuan pembelajaran tercapai lebih maksimal, salah satu tujuan tujuan tersebut adalah prestasi belajar.

(57)

Agar permasalahan tersebut dapat di atasi, maka guru berupaya untuk melakukan perubahan metode pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournaments (TGT). Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metodeTeams

Games Tournaments (TGT)siswa diharapkan mampu bekerjasama dengan teman sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menentukan hipotesis tindakan pada penelitian ini. Hipotesis tindakan yang disusun oleh peneliti yaitu:

1. Upaya meningkatkan keterampilan kerjasama dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 melalui metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat dilaksanakan melalui langkah presentasi kelas, kemudian pembentukan kelompok, pelaksanaan games, pelaksanaan tournaments, dan penghargaan kelompok.

2. Metode Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas V SDK Kintelan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014.

(58)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kalaboratif dan partisiatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, 2010:9). Pengertian penelitian tindakan kelas tersebut menjelaskan bahwa arah dan tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

(59)

Gambar 3.1 T

Model pada hakekatn dengan satu perencanaan (reflect). Keem sebagai satu si terdiri dari dua (Kusumah & D

Tahapan pada siklus PTK menurut Kemmis &

(dalam Kusumah & Dwitagama, 2010:21)

Model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis atnya terdiri dari perangkat-perangkat atau tu perangkat yang terdiri dari empat kom

(plan), tindakan (act), pengamatan (observ eempat komponen yang berupa untaian terse u siklus. Pada gambar di atas, tampak bahw dua komponen yang dapat dikatakan seba

Dwitagama, 2010:21).

& Taggart (1990)

is dan Mc Taggart u untaian-untaian komponen, yaitu: observe), dan refleksi

(60)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Kintelan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 38 siswa.Siswa kelas V SDK Kintelan terdiri dari 16 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Siswa-siswi ini rata-rata berusia 11 tahun.

C. Waktudan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kanisius Kintelan Yogyakarta, yang beralamat di Jl. Brigjen Katamso 163 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April tahun 2014.

D. Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini terdiri dari persiapan dan rencana yang akan dilakukan pada setiap siklus.

1. Persiapan

(61)

peneliti dengan observasi serta wawancara dengan guru dan siswa kelas V SDK Kintelan. Peneliti melakukan 1 kali observasi pada proses pembelajaran IPS di kelas.

Setelah melakukan wawancara dan observasi selanjutnya dilakukan identifikasi dan analisis masalah dari hasil observasi dan wawancara dengan menentukan permasalahan yang akan diatasi melalui penelitian ini. Selain itu, dilakukan pengkajian silabus, RPP, LKS, dan buku-buku yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran IPS. Selanjutnya disusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam siklus-siklus. Selain itu, dilakukan penyusunan lembar observasi kerjasama siswa pada mata pelajaran IPS.

2. Rencana Setiap Siklus

Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990) (dalam Kusumah & Dwitagama, 2010:21) terdiri dari tiga tahap dalam setiap siklus. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam setiap tahap untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar IPS menggunakan Metode TGT adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan

(62)

mempersiapkan instumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengetahui keterampilan kerjasama siswa selama mengikuti pembelajaran IPS. Kemudian peneliti juga melakukan validasi instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang telah disiapkan kepada validator ahli yaitu guru kelas selain guru kelas V yang bersangkutan. Validator ahli ini dipilih karena telah berpengalaman mengampu kelas atas dan bawah dan dianggap memahami karakteristik siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Dalam tahap ini tindakan dan observasi dilakukan bersamaan. Tindakan penelitian dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP beserta perangkat-perangkat yang telah dirancang oleh peneliti. Pada penelitian ini yang melaksanakan tindakan adalah guru kelas karena sudah menguasai kelas dan karakteristik siswa di kelas tersebut sehingga hasil penelitian tidak bias. Peneliti mendampingi di bagian belakang kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung dan bertugas sebagai pengamat.

(63)

Peneliti juga memantau kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti. Hasil observasi tersebut yang berupa dampak dan tindakan yang dilakukan oleh peneliti akan digunakan sebagai pertimbangan dalam melaksanakan siklus II.

c. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis dan penyimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Beberapa hal yang terjadi seperti kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan dalam kegiatan pembelajaran dimaknai dan dievaluasi oleh peneliti. Apabila berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan maka perlu dilakukan siklus II sehingga dapat mencapai target dan meningkatkan kerjasama serta prestasi belajar siswa.

E. Indikator Keberhasilan dan Pengukurannya

(64)

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan

Indikator Kondisi Awal

Target

Capaian Deskriptor Instrumen

Kerjasama Interaksi

antara anggota

kelompok 36,84% 55%

Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal batas cukup dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100

aktif 39,47% 60%

Adanya

lulus KKM 31,58% 65%

Jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100

Tes pilihan ganda

Rata-rata nilai

kelas 62,8 70

Jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa

(65)

31,58% menjadi 65%, naik 33,4% dari kondisi awal, sehingga dapat terlihat secara jelas dan signifikan ketercapaian tindakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang prestasi belajar siswa. Data awal siswa diperoleh dari dokumentasi nilai Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan melihat hasil tes objektif.

2. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang aspek keterampilan kerjasama siswa. Observasi ini dilakukan oleh 3 mitra peneliti. Dalam observasi ini observer melakukan penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian keterampilan kerjasama.

G. Instrumen Penelitian

(66)

Tabel 3.2 Instrumen Pengumpulan Data

No. Variabel Kriteria Jenis

penilaian Instrumen

Teknik pengumpulan

data 1 Kerjasama Indikator

kerjasama:

c. Fokus pada tujuan atau

a. Siswa yang lulus KKM

(67)

Untuk mengetahui tingkat keterampilan kerjasama yang dilakukan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS, peneliti membuat lembar observasi yang penskorannya dengan memberikan tanda cheklist yang nantinya dikomulatifkan dengan skor angka. Peneliti mengamati dan mengukur keterampilan kerjasama siswa menggunakan lembar observasi dengan penjabaran indikator keterampilan kerjasama siswa sebagai berikut:

1) adanya interaksi antar anggota kelompok 2) berbagi tanggung jawab

3) fokus pada tujuan atau tugas 4) berpartisipasi aktif

5) adanya komunikasi yang tinggi

Adapun lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kerjasama Siswa

No Aspek yang dinilai SS S J SJ

A Adanya interaksi antar anggota kelompok

1 Siswa berbicara dengan teman satu kelompok ketika diskusi 2 Siswa memberikan pendapatnya kepada kelompok

3 Siswa menanggapi pendapat temannya dalam kelompok

B Berbagi tanggung jawab

4 Ketua kelompok membagikan tugas kepada setiap anggota 5 Siswa mendapat bagian tugas di kelompoknya

(68)

No Aspek yang dinilai SS S J SJ

C Fokus pada tujuan atau tugas

7 Siswa hanya membahas soal diskusi dari guru

8 Siswa melakukan aktivitas yang berhubungan dengan soal diskusi dari guru

9 Siswa memberikan pendapat hanya tentang soal diskusi dari guru

D Berpartisipasi aktif

10 Siswa ikut menjawab soal diskusi kelompok

11 Siswa ikut menanggapi jawaban teman satu kelompoknya 12 Siswa ikut dalam aktivitas kelompok

E Adanya komunikasi yang tinggi

13 Siswa saling memberikan pendapatnya

14 Siswa saling memberikan tanggapan atas pendapat yang dilontarkan teman satu kelompok

15 Siswa bersama-sama merangkum pendapat untuk menjawab soal diskusi kelompok

Jumlah

Skor total

Keterangan :

SS (Sangat Sering) = skor 4 (dilakukan lebih dari tiga (3) kali dalam satu pembelajaran)

S (Sering) = skor 3 (dilakukan tiga (3) kali dalam satu pembelajaran) J (Jarang) = skor 2 (dilakukan (2) kali dalam satu pembelajaran) SJ (Sangat Jarang) = skor 1 (dilakukan satu (1) kali atau tidak dilakukan sama

(69)

2. Tes Objektif

Tes objektif adalah suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih (Margono, 2007:170). Materi tes ini bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Materi tes diambil dari materi IPS sesuai yang diajarkan. Tes disusun dalam bentuk tes objektif. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda.

Pada tes objektif yang berupa pilihan ganda ini disediakan empat alternatif jawaban. Tiap soal mempunyai satu jawaban yang benar. Bila jawaban benar maka diberi skor 1 dan bila jawaban salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Materi tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan para peserta didik setelah diberi perlakuan. Kisi-kisi soal objektif dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda

No. Indikator Jumlah Nomor Soal Bobot

1.

Menyebutkan tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan 8

2, 3, 6, 12, 14, 16, 22, 24

26,7%

2.

Menjelaskan perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan perumusan dasar Negara 8

4, 7, 9, 11, 18, 27, 19, 28

26,7%

4.

Menyebutkan sikap menghargai usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

(70)

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2009:12). Dalam penelitian, keabsahan sering dikaitkan dengan instrumen atau alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai nilai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Anggoro, 2009:28; Masidjo, 2010:242).

Menurut Surapranata (2009: 51-55) validitas memiliki beberapa bentuk, yaitu :

a. Validitas Isi (content validity)

Validitas ini sering disebut validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Jadi, validitas kurikulum ini yang disebut juga validitas kurikuler sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan intruksional yang tersaji dalam suatu kurikulum sehingga akan menentukan taraf validitas isinya.

b. Validitas Konstruk (construct validity)

(71)

apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.

c. Validitas Prediktif (predictive validity)

Validitas ini menunjukkan hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

d. Validitas Konkuren (concurrent validity)

Validitas ini menunjuk pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang. Sebuah tes dikatakan memiliki concurrent validity apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman.

2. Reliabilitas

(72)

meramalkan hasil pengukuran selanjutnya). Reliabilitas instrumen dalam penelitian mempunyai makna penting karena menunjukkan ketepatan dan kemantapan suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan reliabilitas instrumen penelitian pada soal evaluasi. Reliabilitas mencerminkan ketepatan instrumen penelitian yang digunakan dalam mengukur dan menggali informasi yang dibutuhkan.

Menurut Masidjo (2010:209) terdapat beberapa konsep reliabilitas, yaitu : (a) test-retest, (b) bentuk parallel (c) split-half atau belah dua, (d)Kuder Richardson ke 20 ke 21, dan (e) KoefisienAlpha. Konsep reliabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah koefisien Alpha karena satu tes dipakai dalam satu pengukuran pada sekelompok siswa. Peneliti melakukan penghitungan reliabilitas dengan koefisien Alpha melalui SPSS 16. Peneliti menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan soal yang sudah valid. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Berikut ini adalah kualifikasi reliabilitas suatu soal dilihat dari interval koefisien reliabilitasnya.

Tabel 3.5 Kriteria Besar Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

(73)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang diuji validitas dan reabilitasnya diantaranya adalah instrumen pembelajaran, instrumen pengumpulan data, dan instrumen soal evaluasi.

a. Uji Validitas Instrumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini dilakukan validitas pada instrumen pembelajaran yaitu pada silabus, RPP, dan soal evaluasi untuk siswa. Untuk mengukur instrumen pembelajaran tersebut ada 2 jenis validitas yang digunakan oleh peneliti yaitu validitas isi (content validity) dan validitas kontruks (construct validity). Peneliti melakukan validitas isi pada instrumen pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana isi instrumen pembelajaran dan tes yang disusun oleh peneliti benar-benar sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Pada validitas isi peneliti melakukan validasi instrumen pembelajaran kepada ahli (expert judgment) dalam hal ini guru kelas V sesuai dengan kelas sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(74)

sehingga layak untuk digunakan untuk mengajar dalam proses penelitian. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti dengan mencari rata-rata (mean) dari setiap komponen pada instrumen pembelajaran berupa silabus dan RPP yang divalidasi guru. Berikut adalah tabel hasil penilaian silabus:

Tabel 3.6 Penilaian Silabus

No. KOMPONEN PENILAIAN Nilai

1. Kelengkapan komponen silabus 4

2. Kesesuaian antara SK, KD, dan Indikator 5

3. Kesistematisan langkah-langkah

pembelajaran 5

4. Kesesuaian alokasi waktu dengan materi ajar dan langkah-langkah pembelajaran 5

5. Kelengkapan sumber belajar yang

digunakan 4

6. Kesesuaian teknik penilaian dengan

indikator 5

7. Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis

baku 4

Total 32

Rerata 4,57

Tabel 3.7 Penilaian RPP

NO. KOMPONEN PENILAIAN

Nila i 1. Kelengkapan komponen RPP 5

2. Kesesuaian Indikator yang akan dicapai dengan SK dan KD 5

3. Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator 5

4. Kesesuaian materi ajar dengan SK dan KD 5

5. Ketepatan pemilihan model/metode pembelajaran 5

6. Tingkat kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan indikator, tujuan, dan model/metode 5

7. Kesesuaian penilaian dengan indikator yang akan dicapai 4

8. Kelengkapan sumber belajar yang digunakan 4

9. Kelengkapan instrumen penilaian 5

10. Penggunaan bahasa Indonesia & tata tulis baku 4

Total 47

(75)

Tabel 3.8 Penilaian Evaluasi

No. KOMPONEN PENILAIAN Nilai

1 Kesesuaian soal evaluasi dengan

indikator 5

2 Kejelasan instruksi dalam soal evaluasi 5 3 Kesesuaian tingkat kesukaran soal

dengan tahap perkembangan siswa 5 4 Pembobotan item soal dan

penyebarannya 5

5 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata

tulis baku 4

6 Ketepatan penggunaan opsi jawaban 5

Total 29

Rerata 4,8

b. Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, instrumen non tes diuji menggunakan validitas isi. Peneliti melakukan validasi kepada guru kelas. Peneliti memilih guru kelas sebagai validator karena guru kelas tersebut sudah pernah mengajar di kelas atas maupun bawah sehingga mampu memahami karakteristik siswa.

Dalam meneliti instrumen observasi untuk mengukur kerjasama siswa, guru memberi penilaian bahwa instrumen sudah layak. Guru memberikan saran agar pada kriteria penilaian untuk kuantitas siswa melakukan kerjasama lebih diperbanyak. Hasil tabulasi validasi instrumen non tes oleh guru kelas diperoleh rerata 3,7.

c. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal

(76)

soal inilah yang disebut validitas empiris, di mana peneliti mengujikan soal evaluasi kepada siswa lain yang bukan subjek penelitian. Peneliti melakukan uji coba soal kepada siswa yang mempunyai kemampuan setara dengan subjek penelitian, yaitu pada siswa kelas VI SD N Tukangan Yogyakarta yang berjumlah 31 siswa. Peneliti memilih melakukan uji coba soal pada siswa kelas VI SD N Tukangan Yogyakarta karena sekolah tersebut masih dalam satu wilayah kota madya dengan subjek penelitian dan memiliki akreditasi yang sama dengan SD Kanisius Kintelan Yogyakarta. Alasan pemilihan kelas VI karena siswa kelas VI pernah mengalami materi tersebut. Peneliti membuat soal evaluasi sebanyak 30 soal dengan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Evaluasi

No. Indikator Jumlah Nomor

Soal Bobot

Menjelaskan perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

Menyebutkan proses perumusan dasar Negara

Menyebutkan sikap menghargai usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan 7

8, 10, 17, 20, 21, 23, 30

23,3%

(77)

Setelah uji coba soal dilakukan, kemudian peneliti melakukan penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa per item. Peneliti melakukan validasi soal tersebut dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dengan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Selain itu, SPPS juga digunakan oleh peneliti untuk

menghitung reliabilitas soal tersebut. Hal ini karena ada beberapa pertimbangan, di antaranya adalah keakuratan hasil penghitungan dan waktu penghitungan yang cepat sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam menghitung. Adapun untuk hasil penghitungan validitas soal evaluasi yang sudah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VI SD N Tukangan Yogyakarta dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada lampiran.

(78)

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Pilihan Ganda No.

item Soal

r Hitung Keterangan

1 0,278 Valid 2 0,214 tidak valid 3 0,214 tidak valid 4 0,363 Valid 5 0,078 tidak valid 6 0,182 tidak valid 7 0,182 tidak valid 8 0,399 Valid 9 0,451 Valid 10 0,450 Valid 11 0,263 Valid 12 0,216 tidak valid 13 0,105 tidak valid 14 0,196 tidak valid 15 0,416 tidak valid 16 0,117 tidak valid 17 0,516 Valid 18 0,260 Valid 19 0,375 Valid 20 0,233 tidak valid 21 0,081 tidak valid 22 0,074 tidak valid 23 0,148 tidak valid 24 0,261 Valid 25 0,585 Valid 26 0,085 tidak valid 27 0,316 Valid 28 0,537 Valid 29 0,615 Valid 30 0,282 Valid

(79)

mengukur prestasi belajar siswa. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11 Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda Setelah Validitas

No. Indikator Item Nomor Soal

1 Menyebutkankemerdekaan tokoh-tokoh persiapan 1 24 2 Menjelaskandalam mempersiapkan kemerdekaanperjuangan para tokoh 3 1, 25, 29 3 Menyebutkan proses perumusan dasarNegara 7 4, 9, 11, 18,27, 19, 28

4

Menyebutkan sikap menghargai usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

4

8, 10, 17, 30

Total 15

Di samping menghitung validitas soal dengan menggunakan SPSS 16, peneliti juga menghitung reliabilitas soal tersebut. Adapun soal yang dihitung reliabilitasnya adalah soal yang telah valid yakni sebanyak 15 soal. Hasil perhitungan reliabilitas 15 soal tersebut, didapatcronbach’s alphasebesar 0,664. Hasil tersebut termasuk dalam kualifikasi reliabilitas cukup karena berada pada koefisien korelasi antara 0,41-0,70.

I. Teknik Analisis Data

(80)

(Asmani, 2011: 177-178). Untuk data kualitatif dapat diperoleh dari hasil pengamatan. Peneliti melakukan analisis data kualitatif dengan memaparkan atau mendeskripsikan situasi yang diteliti dan hasil data yang diperoleh. Data yang perlu dianalisis dari penelitian ini adalah data tentang keterampilan kerjasama siswa pada saat proses pembelajaran. Sedangkan untuk data kuantitatif di mana data yang berwujud angka atau numerik dapat dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil observasi yaitu kerjasama siswa pada lembar observasi dan prestasi belajar siswa yaitu data nilai siswa yang telah menjawab sol tes sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh guru. Teknik statistik untuk menganalisis data kuantitatif adalah statistik deskriptif.

1. Analisis Keterampilan Kerjasama Siswa

Berdasarkan indikator keterampilan kerjasama siswa yang telah dijabarkan dalam rubrik pengamatan maka analisis data mengenai keterampilan kerjasama siswa didapatkan dari skor hasil rubrik pengamatan tersebut. Peneliti melakukan analisis pada rubrik pengamatan keterampilan kerjasama dengan membandingkan keterampilan kerjasama siswa pada kondisi awal dan setelah dilakukan tindakan siklus 1.

(81)

terjabarkan yang mempunyai besar M =0,0 dan besar deviasi standar =1,0. Peneliti menggunakan cara penghitungan skor Z karena skor Z menunjukan adanya deviasi standar suatu skor menyimpang dari M suatu distribusi sehingga perolehan hasil yang negatif tidak digunakan sebagai patokan.

Dalam Masidjo (2010: 130) skor Z atau Z-skor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: Z = Z skor

X = Data skor yang diperoleh oleh setiap siswa M =Mean

S = Deviasi standar

Gambar

Tabel 4.12 PencapaianIndikatorPenelitian.......................................................
Gambar 2.1 PengaturanMeja-MejaTurnamen..................................................
Tabel 1.1 Presentase Siswa yang Terampil Bekerjasama pada Kondisi Awal
Tabel 2.1 Pembagian Siswa ke dalam Tim (Slavin, 2010:168)
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) Untuk Meningkatkan Hasil belajar Lompat Jauh Gaya jongkok Pada Siswa Kelas VII B SMP

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa diukur dari

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar

melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk

belajar siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) melalui pendekatan induktif

Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar matematika siswa memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT) melalui media Fun Thinkers pada Penelitian Tindakan Kelas ini, bertujuan: meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar kimia.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui peningkatan partisipasi belajar siswa melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) menggunakan media