• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

C. Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Program

1. Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar

Capaian kinerja kualitas pelayanan kesehatan dasar dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.1.2.3

Target Indikator Kinerja Kualitas Pelayanan Dasar 2006-2009

NO INDIKATOR TARGET

2006 2007 2008 2009

1 Kunjungan Bumil K4 95% 95% 95% 95%

2 Cakupan komplikasi kebidan-an

yang ditangani 90% 90% 90% 90%

3

Cakupan pertolongan persa-linan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

90% 90% 90% 90%

4 Neonatus dengan komplikasi

yang ditangani 80% 80% 80% 80%

5 Cakupan kunjungan bayi 90% 90% 90% 90%

6

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

80% 85% 89% 93%

7

Pemberian Makanan

pendamping ASI pada anak usia 6 -24 bulan keluarga miskin

100% 100% 100% 100%

8

Persentase cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan GAKIN dan masyarakat rentan (yang mendapat pelayanan)

100% 100% 100% 100%

9 Persentase cakupan rawat jalan

(jumlah dengan RS) 15% 15% 15% 15%

10 Persentase cakupan rawat inap

Tabel 4.1.2.4

Realisasi Indikator Kinerja Kualitas Pelayanan Dasar 2005-2009 NO INDIKATOR REALISASI 2005 2006 2007 2008 2009 1 Kunjungan Bumil K4 70.26% 81.96% 87.75% 87.83% 90,10% 2 Cakupan komplikasi kebidan-an yang ditangani (100%) 97.25% 46.31% 74.3% 100% 3 Cakupan pertolongan persa-linan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 71.25% 82.47% 95.78% 89.67% 93,1% 4 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 98.18% 81.84% 80.24% 95.11% 93,75% 5 Cakupan kunjungan bayi 94.73% 133.42% 131.81% 99.17% 97,96% 6 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 62.13% 75.32% 85.11% 90.21% 97,02% 7 Pemberian Makanan pen-damping ASI pada anak usia 6 -24 bulan keluarga miskin

52.47% 100% 65.75% 49.51% 15 %

8

Persentase cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan GAKIN dan masyarakat rentan (yang mendapat pelayanan) 24.25% 32.72% 21.79% 22% 30,82% 9 Persentase cakupan rawat jalan (jumlah dengan RS)

28.83% 32.06% 27.57% 31.1% 40%

10

Persentase cakupan rawat inap (jumlah dengan RS)

0.42% 0.52% 0.62% 3.06% 3%

Berdasarkan data capaian kinerja pelayanan dasar masyarakat, maka dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1.2.5

Capaian Indikator Kinerja Kualitas Pelayanan Dasar 2005-2009

NO

INDIKATOR

Dibandingkan dengan target

Rata-rata

Dibandingkan dgn Realisasi tahun

sebelumnya Rata-rata 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 1 Kunjungan Bumil K4 -13,04% -7,25% -7,17% -4,90% -8,09% 11,70% 5,79% 0,08% 2,27% 4,96% 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 7,25% -43,69% -15,70% 10,00% -10,54% -2,75% -50,94% 27,99% 25,70% 0,00% 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan -7,53% 5,78% -0,33% 3,10% 0,26% 11,22% 13,31% -6,11% 3,43% 5,46% 4 Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 1,84% 0,24% 15,11% 13,75% 7,73% -16,34% -1,60% 14,87% -1,36% -1,11% 5 Cakupan kunjungan bayi 43,42% 41,81% 9,17% 7,96% 25,59% 38,69% -1,61% -32,64% -1,21% 0,81% 6 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) -4,68% 0,11% 1,21% 4,02% 0,16% 13,19% 9,79% 5,10% 6,81% 8,72% 7 Pemberian Makanan pendamping ASI pada anak usia 6 -24 bulan keluarga miskin 0,00% -34,25% -50,49% -85,00% -42,44% 47,53% -34,25% -16,24% -34,51% -9,37% 8 Persentase cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan GAKIN dan masyarakat rentan (yang mendapat pelayanan) -67,28% -78,21% -78,00% -69,18% -73,17% 8,47% -10,93% 0,21% 8,82% 1,64% 9 Persentase cakupan rawat jalan 17,06% 12,57% 16,10% 25,00% 17,68% 3,23% -4,49% 3,53% 8,90% 2,79% 10 Persentase cakupan rawat inap -0,98% -0,88% 1,56% 1,50% 0,30% 0,10% 0,10% 2,44% -0,06% 0,65%

Kunjungan K4 ibu hamil sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, selalu meningkat, akan tetapi angka tersebut belum dapat mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 71 Tahun 2004 Tantang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah bahwa target K4 tahun 2005 adalah 78 % dan tahun 2010 adalah 95 %. Akan tetapi target yang ditetapkan Dinas kesehatan setiap tahun mulai tahun 2006 sampai 2010 adalah sama yaitu 95 %. Sedangkan kenyataan pada tahun 2005, K4 baru mencapai 70,26 %, sehingga terlihat bahwa target yang ditetapkan tersebut terlalu tinggi.Tetapi capaian realisasi dibanding tahun sebelumnya secara rata-rata meningkat sebesar 4,96% per tahun. Pada tahun 2006 kunjungan K4 ibu hamil meningkat dibandingkan tahun 2005, yaitu dari 70,26 % menjadi 81,96 %. Kemudian berturut turut naik menjadi 87,75 % pada tahun 2007, 87,83 % tahun 2008 dan 90,1 % pada tahun 2009. Sedangkan target yang ditetapkan adalah 95 %, sehingga masih harus lebih ditingkatkan lagi. Dengan semakin tercukupinya jumlah bidan di desa diharapkan target tersebut dapat tercapai, karena penyuluhan kepada ibu hamil dapat lebih diintensifkan.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani artinya semakin tinggi semakin bagus kinerjanya, pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan dari 100 % pada tahun 2005 menjadi 97,25 % pada tahun 2006 dan 46,31 % pada tahun 2007. Karena pada tahun tersebut belum ada kegiatan deteksi dini ibu hamil risiko tinggi, sehingga banyak ibu hamil terlambat ditangani. Hal ini berhubungan dengan peningkatan angka kematian ibu bersalin pada tahun 2006. Disamping hal tersebut target yang dibuat terlalu tinggi. Angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani kemudian meningkat pada tahun 2008 dan 2009, masing-masing menjadi 74,3 % dan 100 %, berarti pada tahun 2009 melebihi target yang ditetapkan sebesar 90 %. Hal ini dapat terjadi karena selain semakin tercukupinya bidan di desa, juga adanya pembinaan dari kabupaten, baik di kabupaten maupun di puskesmas.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan secara rata-rata meningkat dibandingkan dengan target dan realisasi sebelumnya sebesar rata-rata 0,26% dan 5,46% per tahun. Pada tahun 2006 dan 2007 mengalami peningkatan dibanding tahun 2005 yaitu dari 71,25 % menjadi 82,47 % pada tahun 2006 dan 95,78 % pada tahun 2007. Pada tahun 2008 menurun menjadi 89,67%, karena kegiatan deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi oleh bidan desa yang didanai APBD tidak mencukupi sehingga

masih banyak ibu bersalin ke dukun bayi. Disamping itu, program stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) belum berjalan dengan baik, masih ada ibu hamil yang tidak mau rumahnya ditempeli stiker P4K. Pada tahun 2009 meningkat kembali menjadi 93,1 %, sedangkan target yang ditetapkan adalah 90%, dengan demikian pada tahun 2009 telah mencapai target. Pada tahun 2009 ada kegiatan kunjungan rumah ibu hamil risko tinggi oleh bidan, sehingga hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan cakupan.

Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani meningkat dibandingkan dengan target sebesar rata-rata 7,73% per tahun, sementara dibandingkan dengan realisasi sebelumnya menurun sebesar rata-rata 1,11% per tahun. Realisasi Pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan, yaitu dari 98,18% pada tahun 2005 menjadi 81,84% tahun 2006 dan 80,24 % pada tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 95,11 %, kemudian sedikit menurun pada tahun 2009 menjadi 93,75 %. Bila dibandingkan dengan target sebesar 80 %, maka sejak tahun 2005 telah mencapai target yang ditetapkan. Untuk meningkatkan cakupan tersebut diperlukan adanya pertemuan-pertemuan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bidan.

Cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2005 telah memenuhi target yang ditatapkan yaitu 90 %, bahkan pada tahun 2006 dan 2007 cakupannya lebih dari 100% yaitu sebesar 133,42% dan 131,81%. Hal ini kemungkinan adanya kunjungan bayi dari luar daerah yang periksa di wilayah Kabupaten Semarang. Agar pencapaian tersebut dapat terus meningkat atau di atas target maka pertemuan dan pembinaan kepada bidan harus terus dilaksanakan.

Cakupan desa/kelurahan yang dilakukan imunisasi meningkat dibandingkan dengan target rata-rata 0,16% per tahun dan realisasi tahun sebelumnya sebesar rata-rata 8,72% per tahun. Pada tahun 2006, cakupan desa / kelurahan UCI yang tercapai adalah sebesar 75,32%. Hasil tersebut belum mencapai target yang ditentukan yakni sebesar 80% desa / kelurahan UCI. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan sweeping imunisasi belum maksimal, serta kesadaran masyarakat untuk imunisasi masih kurang, antara lain masih ada yang menolak. Sebagai solusinya adalah meningkatkan

kegiatan sweeping dan melaksanakan penyuluhan imunisasi melalui orang tua.

Pada tahun 2007, desa / kelurahan UCI yang tercapai adalah sebesar 85,11%. Hasil tersebut sudah mencapai target yang ditentukan yakni sebesar 85%. Walaupun sudah melebihi target namun desa / kelurahan UCI belum merata di semua wilayah. Artinya, ada desa / kelurahan yang cakupan imunisasinya tinggi dan ada desa / kelurahan yang cakupannya masih rendah, sehingga masih perlu diupayakan agar cakupannya tinggi dan merata di semua wilayah agar semua kasus penyakit menular dapat ditekan atau dieliminasi. Upaya yang dilakukan antara lain kegiatan sweeping imunisasi untuk menemukan anak-anak yang belum diimunisasi. Selain itu juga dilaksanakan bimbingan kepada petugas baik dalam kegiatan evaluasi maupun kunjungan ke daerah sekaligus dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan cakupan imunisasi.

Pada tahun 2008, desa / kelurahan UCI yang tercapai adalah sebesar 90,21%. Hasil tersebut sudah melebihi target yang telah ditentukan untuk tahun 2008 yakni sebesar 89%. Meskipun cakupannya sudah melebihi target yang ditetapkan, masih ada desa / kelurahan yang belum mencapai UCI. Untuk itu diperlukan upaya-upaya agar cakupan imunisasi tetap tinggi dan merata. Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan kegiatan sweeping imunisasi dan bimbingan kepada petugas imunisasi , bidan desa maupun masyarakat.

Pada tahun 2009 target jumlah desa yang balitanya sudah memenuhi imunisasi lengkap (UCI) sebesar 93% (219 desa/kelurahan) dari 235 desa/kelurahan di Kabupaten Semarang. Sedangkan hasil yang dicapai sebesar 97,02% atau 228 desa/kelurahan. Hal ini menunjukkan kinerja untuk pencapaian desa UCI pada tahun 2009 sudah melebihi target. Sedang target desa/kelurahan UCI tahun 2010 sebesar 100%. Berkaitan dengan hal tersebut telah diupayakan rapat koordinasi petugas imunisasi setiap 3 bulan sekali guna Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi puskesmas, desa, dan pelatihan kader serta bidan desa.

Dari uraian diatas terlihat bahwa cakupan imunisasi dari tahun ke tahun (sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009) selalu mengalami peningkatan.

Capaian kinerja pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 bulan keluarga miskin mengalami penurunan dibandingkan dengan target sebesar rata 42,44% dan dibandingkan realisasi tahun sebelumnya rata-rata sebesar 9,73% per tahun. Pada tahun 2006 mencapai 100 %, meningkat dibanding tahun 2005 yang hanya mencapai 52,47 %. Sedangkan pada tahun 2007 sebesar 65,75%, 2008 sebesar 49,51% dan 2009 sebesar 15%. Hal ini disebabkan program MP-ASI dari Kementerian Kesehatan sejak tahun 2007 tidak dianggarkan, sementara kemampuan kabupaten terbatas. Oleh karena itu MP-ASI diprioritaskan hanya untuk balita 6-24 bulan dari keluarga miskin yang menderita gizi buruk/gizi kurang.

Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin menjadi program nasional di seluruh Indonesia yang dilayani melalui Program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Sebenarnya mulai tahun 2005, pelayanan penduduk miskin sudah dicanangkan melalui program ASKESKIN kemudian tahun 2006 / 2007 Program JPKMM yang kemudian di tahun 2008 sampai dengan sekarang menjadi Program JAMKESMAS. Dari evaluasi pelaksanaan, jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerintah sebesar 20-35% dari total peserta jamkesmas.

Untuk cakupan rawat jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas) maupun di Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan (Rumah Sakit) Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan dari tahun 2005 sebesar 28.83% menjadi 32.06% di tahun 2006 walaupun terjadi penurunan di tahun 2007 menjadi 27.57%, namun demikian persentase cakupan rawat jalan di Kabupaten Semarang sudah di atas target nasional. Dan terjadi kenaikan lagi di tahun 2008 menjadi 31,1% demikian juga pada tahun 2009 cakupan rawat jalan menjadi 40%. Trend kenaikan cakupan rawat jalan disebabkan antara lain :

• Adanya program pengobatan gratis untuk rawat jalan di puskesmas bagi penduduk Kabupaten Semarang sesuai Perda No. 5 Tahun 2008

• Adanya program jamkesmas dan jamkesda.

Untuk cakupan rawat inap di Puskesmas rawat inap Kabupaten Semarang menunjukkan trend kenaikan walaupun sedikit dari tahun 2005 sebesar 0,42% menjadi 0,52% di tahun 2006 dan naik lagi menjadi 0,62% di

tahun 2007. Tahun 2008 angka cakupan rawat inap mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 2,44%. Kenaikan cakupan tersebut disebabkan jumlah puskesmas rawat inap bertambah, dan hemat biaya transportasi karena lokasinya lebih dekat dengan tempat tinggal.

2. Derajat Kesehatan

Dokumen terkait