• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber: DPPKD Kab.Semarang, tahun 2010

TAHUN ANGGARAN 2009

TARGET REALISASI % 1. Belanja Tidak Langsung 547.156.262.0 00 528.746.155.6 41 96,64 a. belanja pegawai 432.507.646.00 0 416.636.481.26 8 96,33 b. belanja bunga 20.052.000 15.936.378 79,48 c. belanja subsidi 117.000.000 57.748.000 49,36 d. belanja hibah 63.429.382.000 62.128.560.772 97,95 e. bantuan sosial 8.119.650.000 8.086.482.211 99,59 f. belanja bagi hasil 376.024.000 339.493.000 90,28 g. belanja bantuan keuangan 41.586.508.000 40.659.691.011 97,77 h. belanja tidak terduga 1.000.000.000 821.763.001 82,18 2. Belanja Langsung 279.530.188.0 00 261.048.859.8 33 93.39 a. belanja pegawai 35.573.381.000 32.873.637.209 92,41 b. belanja barang dan jasa 145.636.646.00 0 136.467.029.54 6 93,70 c. belanja modal 98.320.161.000 91.708.193.078 93,28 T O T A L 826.686.450.0 00 789.795.015.4 74 95,54

Sumber: DPPKD Kab. Semarang, 2010

Bila dikaitkan dengan program, kegiatan sesuai bidang kewenangan yang telah dianggarkan dalam belanja langsung tahun 2009 sebesar Rp279.530.188.000,00 terealisasi sebesar Rp261.048.859.833,00 yang teralokasi pada 25 urusan wajib dan 8 urusan pilihan yang mencakup 166 program dan 528 kegiatan yang berbeda (program dan kegiatan yang sama dihitung 1), sedangkan total jumlah kegiatan yang dilaksanakan seluruh SKPD termasuk UPTD sebanyak 2023 kegiatan sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa, dan Belanja Modal.

Pada tahun 2009 terjadi kenaikan realisasi pada belanja tidak langsung dibanding tahun 2008 sebesar 13,41%, hal ini disebabkan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Dinas Pendidikan yang semula termasuk belanja langsung menjadi belanja tidak langsung

(hibah) sesuai Juknis Departmen Pendidikan. Perbandingan belanja daerah pada tahun 2008 dan 2009 terlihat dalam tabel berikut:

Tabel III.5

Perbandingan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008 dan 2009 No Jenis Belanja 2008 2009 Perb. ( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % ) % 1. Belanja tidak langsung 466.232.703.896 58,69 528.746.155.641 66,95 113,41 2. Belanja langsung 328.163.676.945 41,31 261.048.859.833 33,05 79,55 Total 794.396.380.841 100,00 789.795.015.474 100,00 99,42

Sumber: DPPKD Kab. Semarang, 2009

B.3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Semarang terkait dengan belanja daerah tahun 2009 antara lain:

1) Adanya beban kenaikan gaji bagi PNSD yang tidak sebanding dengan jumlah kenaikan DAU tahun 2009. Adanya peraturan yang mengalihkan penempatan dana DAK bidang pendidikan dari belanja langsung ke belanja tidak langsung dalam bentuk hibah, hal ini menyebabkan adanya pengurangan alokasi dana pada beberapa kegiatan serta pengalihan proporsi belanja langsung ke belanja tidak langsung.

2) Masih kurangnya dukungan infrastruktur pedesaan dan masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di pedesaan.

3) Masih perlunya dukungan pada infrastruktur dasar pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana publik.

4) Masih sulitnya penggunaan analisis standar belanja, karena sampai saat ini belum ada pedoman khusus tentang analisis standar belanja, dan beberapa Departemen belum menerbitkan Standar Pelayanan Minimal, serta masih sulitnya peningkatan efektivitas pelaksaaan kegiatan dan mengukur hasil dari suatu kegiatan agar mencerminkan kinerja hasil dari suatu aktivitas.

5) Belum optimalnya sarana dan prasarana penunjang operasional kegiatan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam rangka menekan pemborosan belanja.

6) Perlunya pengendalian pelaksanaan kegiatan rapat-rapat yang diselenggarakan diluar kantor, peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia/pelatihan yang banyak ditawarkan oleh berbagai lembaga diluar yang direkomendasikan oleh departemen terkait.

7) Adanya tambahan alokasi bantuan keuangan Propinsi jawa Tengah dengan surat Gubernur Jawa Tengah nomor 903/16050 tanggal 21 Agustus 2009, tentang Alokasi Bantuan Keuangan Kepada kabupaten/kota dalam perubahan APBD Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009, yang diterima setelah penetapan perubahan APBD tahun 2009.

Dari berbagai permasalahan tersebut di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasinya antara lain:

1) Komponen pendapatan APBD Kabupaten Semarang didominasi dari dana perimbangan sehingga pada saat terjadi kenaikan gaji yang tidak seimbang dengan kenaikan DAU, maka solusi yang ditempuh adalah pengalihan alokasi belanja langsung ke belanja tidak langsung, serta terpaksa harus menunda beberapa penyelesaian beberapa kegiatan. Pengalihan belanja bidang pendidikan yang berasal dari DAK dari belanja langsung ke belanja tidak langsung mengakibatkan proporsi dana langsung mengalami penurunan yang cukup signifikan, maka secara berangsur dilakukan resetrukturisasi belanja tidak langsung non gaji menjadi program dan kegiatan SKPD.

2) Untuk mengatasi permasalahan masih kurangnya dukungan infrastruktur pedesaan dan masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di pedesaan ditempuh dengan mengalokasikan DAUD dan peningkatan sarana prasarana dan ekonomi pedesaan melalui berbagai program kegiatan baik yang bersumber dari dana APBD murni maupun PNPM Mandiri.

3) Dukungan alokasi pada kebutuhan dasar mendapatkan prioritas dalam belanja APBD tahun 2009, yaitu menempati urutan 1 (satu) sampai 3 (tiga) terbesar alokasi dana APBD, bidang pendidikan mencapai 38,13% dari total APBD atau alokasi belanja langsung mencapai 13,42% dari total belanja langsung, bidang kesehatan mencapai 13,68% dari total APBD atau alokasi belanja langsung mencapai 24,04% dari total belanja langsung APBD, Bidang pekerjaan umum mencapai 6,11% dari total APBD sedang alokasi belanja langsung mencapai sebesar 15,90% dari total belanja langsung APBD.

4) Solusi yang ditempuh sehubungan dengan tidak adanya perangkat tolok ukur ASB dilakukan pengamatan dan pencermatan melalui aspek kewajaran beban kegiatan dan penggunaan sumber dana, hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini walau diyakini tidak akan menghasilkan hasil yang memuaskan.

5) Mengoptimalkan sarana yang dimiliki SKPD sehingga bisa ditekan belanja pengadaan sarana prasarana seperti mobilitas, komputer, mebelair mapun peralatan lain.

6) Melakukan pengetatan alokasi belanja pada penyelenggaraan rapat-rapat yang dilaksanakan diluar kantor, untuk pengembangan sumber daya manusia hanya memberikan toleransi pada pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh instansi-instansi resmi maupun instansi yang bekerja sama dengan instansi resmi (Pemerintah).

7) Alokasi bantuan keuangan kepada Kabupaten Semarang sebesar Rp 3.740.000.000,00 sebagaimana Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 903/16050, tentang Alokasi Bantuan Keuangan Kepada kabupaten/kota dalam perubahan APBD Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009, dilaksanakan pada tahun 2009 dengan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20/Pim.DPRD/2009 tentang Persetujuan Alokasi Anggaran Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Perubahan APBD Kabupaten Semarang tahun 2009. tanggal 2 Nopember 2009, sehingga secara berimbang APBD tahun 2009 bertambah sebesar bantuan keuangan propinsi tersebut.

C. PEMBIAYAAN

C.1. Kebijakan Umum Pembiayaan

Prinsip pembiayaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah, sehingga defisit anggaran diupayakan untuk diminimalkan, pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, maka arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kebijakan umum pembiayaan ditetapkan sebagai berikut :

a. Penerimaan pembiayaan diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah.

b. Pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo.

C.2. Target dan Realisasi Pembiayaan

Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, maka pada tahun anggaran 2009 ditargetkan penerimaan pembiayaan sebesar Rp.64.439.178.000,00 yang bersumber dari sisa lebih anggaran tahun sebelumnya dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan serta penerimaan dana talangan. Dari target tersebut telah terealisir Rp 64.650.895.115.000,00 atau tercapai 100,33%.

Tabel III.6

Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2009

NO. URAIAN PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2009

Dokumen terkait